ANGGOTA KELOMPOK :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
Judul jurnal Konsep Pengembangan Wilayah Berbasis Agribisnis dalam Rangka Pemberdayaan Petani
Jumlah halaman 8 halaman
Reviewer Muhammad Zikri
Putra Caniago
Faizah Adinda Putri
Tanggal Review 05 Februari 2021
Penulis Nizwar Syafa’at, Pantjar Simatupang, Sudi Mardianto dan Tri Pranadji
Abstrak Program pengembangan wilayah agribisnis yang dilakukan pemerintah selama ini belum
sepenuhnya dapat membuat petanilebih berdaya. Salah satu penyebabnya adalah masih
terbatasnya pelibatan masyarakat dalam perancanaan maupun pelaksanaan program
pengembangan. Tulisan ini dibuat untuk memberikan sumbang saran terhadap konsep
pengembangan wilayah agribisnis yang lebih melibatkan masyarakat dalam pembangunan.
Salah satu bentuk operasionalisasi konsep agribisnis yang dapat dikembangkan adalah model
one village one product movement. Model ini merupakan kegiatan pengembangan wilayah yang
aktivitasnya diinisiasi oleh penduduk lokal dan difasilitasi oleh pemerintah daerah. Tiga prinsip
utama pengembangan model ini adalah
1. Pengembangan komoditas unggulan daerah yang mampu bersaing di pasar internasional.
2. Keputusan dan inisiatif dilakukan oleh penduduk lokal
3. Pengembangan sumberdaya manusia
Pendahuluan Proyek pengembangan wilayah agribsinis selama ini terkesan hanya sekadar untuk memenuhi
target pelaksanaan program pemerintah tanpa dilakukan pendalaman terhadap menfaat dan
kebutuhan masyarakat setempat. Dengan pemahaman yang dangkal tersebut , dapat terjadi
darana dan prasarana yang dibutuhkan masyarakat sebenarnya relatif lebih murah dan sederhana
dibandingkan dengan yang dibangun oleh pemerintah
Bahan dan -
Metode
Hasil dan KONSEP WILAYAH HOMOGEN DAN TERTINGGAL
Pembahasan
Menurut Dicken dan Lloyd (1992), wilayah dalam pengertian ruang mengandung
makna: Pertama, biophysical space yaitu tempat dimana struktur sumberdaya biofisik berada;
Kedua, socioeconomic space yaitu tempat dimana interaksi aktivitas social ekonomi; dan
Ketiga, policy space yaitu tempat dimana kebijaksanaan diberlakukan untuk memanfaatkan
sumber daya biofisik yang sesuai dengan kondisi sosial ekonomi.
KONSEP PEMBANGUNAN
Hasil tinjauan mengenai proyek-proyek konservasi di DAS Hulu yag dilakukan oleh
Prawiradiputra et al. (1995), menunjukkan bahwa beberapa upaya telah dilakukan untuk
memperbaiki kondisi DAS hulu sekaligus meningkatkan pendapatan petani melalui beberapa
proyek, antara lain: (a) Proyek DAS Solo sebagian hulu tahun 1970; (b) Program Reboisasi dan
Penghijauan tahun 1976; (c) Proyek Kali Konto tahun 1979; (d) Yogyakarta Rural Development
Project tahun 1979; (e) Proyek DAS Citanduy bagian hulu tahun 1982; (f) Proyek DAS
Jratunseluna dan Brantas tahun 1985; (g) Proyek Wonogiri tahun 1988; (h) Yogyakarta Upland
Area Development Project tahun 1990; serta (i) National Watershed Management and
Conservation Project tahun 1995.
Proyek-proyek tersebut telah menghabiskan dana miliaran rupiah, namun hasilnya tidak
memuaskan, karena banyak petani kembali ke pola teknologi semula. Beberapa alasan yang
dikemukakan sebagai penyebabnya adalah teknologi yang diintroduksi tidak tepat guna,
perencanaan tidak terkoordinasi, dan pengawasan yang kurang.
Berdasarkan risalah lokakarya dan laporan penelitian, ada beberapa hal yang kurang
mendapat perhatian dalam penyusunan paket teknologi tersebut, sehingga tidak diadopsi oleh
petani, seperti (a) paket teknologi lebih berorientasi pada bantuan teknis yang bertujuan pada
keberhasilan output, dan tidak pada pengembangan self help masyarakat yang lebih
mementingkan proses dari perubahan (pembangunan) itu sendiri; dan (b) paket teknologi tidak
mencerminkan conflict resolution. Seperti diketahui bahwa konservasi sumberdaya di hulu
mengandung konflik antara masyarakat hulu dan hilir, sehingga teknologi yang dibebankan
kepada petani hulu, sesungguhnya juga di nikmati oleh masyarakat hilir.
Konsep community development dapat ditinjau dari empat sudut pandang yaitu (1)
community development sebagai suatu proses; (2) community development sebagai suatu
metode; (3) community development sebagai suatu program, dan (4) community development
sebagai suatu gerakan. Keberhasilan penerapan konsep tersebut dapat diukur dalam empat
indikator, yaitu : (1) kesejahteraan masyarakat; (2) struktur kepemimpinan, pemecahan masalah,
ketentraman dan ke nyamanan masyarakat; (3) kesejahteraan individu; dan (4) keberlanjutan
lingkungan pendukung sistem kemasyarakatan. Untuk mendukung konsep community
development perlu diperhatikan kontrol masyarakat dan hak bagi setiap anggota masyarakat.
KONSEPSI AGRIBISNIS
Pengertian tentang agribisnis pertanian dalam arti luas. Pertama, jenis kegiatan
usaha yaitu yang berkaitandengan pertanian.Kedua, agribisnis mengacu pada sifatatau
orientasi usaha pertanian sebagai usahakomersial yang mengejar laba.Ketiga, usaha
agribisnis bersifat otonom. Keempat, masalah usahatani bersifatistemik, tidak hanya
terletak pada usahatani(onfarm) melainkan juga bahkan kerap lebihbanyak di luar
usahatani (off-farm).Kelima, agribisnis sebagai paradigma pembangunan.
Ada dua kelompok teknologi yang dapat digunakan untuk menurunkan biaya pokok
produksi, yaitu : (a) teknologi yang dapat meningkatkan kapasitas produksi
(capacitydevelopment), dan (b) teknologi yang dapat menurunkan jumlah biaya(cost
reduction).
Kualitas produk dapat diperbaiki atau dipertahankan dengan menggunakan teknologi tertentu.
Selera konsumen terus berubah karena membaiknya tingkat pendidikan dan makin
cangggihnya teknologi informasi.
Tiga prinsip utama pengembangan One Village One Product movement yaitu:
merupakan pengembangan komoditas unggulan daerah tetapi mampu bersaing di pasar
dunia, merupakan keputusan dan inisiatif penduduk lokal, dan merupakan pengembangan
sumberdaya manusia. Lima konsep One Village One Product movement yaitu: (1)
mengidentifikasi kemampuan sumberdaya lokal yang berpotensi tinggi dalam
mengaktualisasikan pengembangan wilayah; (2) nilai tambah berada pada keunikan
produk daerah; (3) meningkatkan daya saing produk tersebut melalui perbaikan kualitas dan
keunikannya, kreativitas dan inovasi oleh penduduk lokal; (4) membuat satu atau dua
produk; dan (5) kepemimpinan yang baik.
2. KONSEP PEMBANGUNAN
Konsep Pembangunan yaitu melakukan perubahan sosial (social change) yang dilakukan
secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan tujuan demi eksistensi dan peningkatan mutu
kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, hendaknya pemerintah menggalakkan program
pembangunan pada wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) yang diikuti dengan
pengembangan potensi yang dimiliki oleh wilayah tersebut.
Kasus proyek yang dilaksanakan banyak gagal dan negara mengalami kerugian miliaran
rupiah karena teknologi yang diintroduksi tidak tepat guna, perencanaan tidak terkoordinasi, dan
pengawasan yang kurang. Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan teknologi dan sasaran
yang akan menjadi target serta diiringi dengan koordinasi dan pengawasan yang intensif agar
tidak terjadi kegagalan dalam proyek yang bisa merugikan negara.
Penyebab kemiskinan yaitu disebabkan oleh market failure, dan political failure,
diperlukan pengembangan masyarakat (community development) untuk menekan angka
kemiskinan. Hendaknya pemerintah melakukan pengembangan masyarakat melalui empat sudut
pandang yaitu (1) community development sebagai suatu proses; (2) community development
sebagai suatu metode; (3) community development sebagai suatu program, dan (4) community
development sebagai suatu gerakan. Selanjutnya melihat keberhasilan penerapan konsep
tersebut dengan memperhatikan (1) kesejahteraan masyarakat; (2) struktur kepemimpinan,
pemecahan masalah, ketentraman dan ke nyamanan masyarakat; (3) kesejahteraan individu; dan
(4) keberlanjutan lingkungan pendukung sistem kemasyarakatan.
5. KONSEPSI AGRIBISNIS
Konsep agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari huu hingga hilir,dimana selama
rentang sistem hulu dan hilir banyak stakeholders yang terlibat baik secara vertikal maupun
horizontal.Konsep agribisnis akan berjalan dengan baik dan berkelanjutan jika semua
stakeholders yang berada dalam sistem agribisnis tersebut saling mengikat dan berhubungan
satu sama lain.
Peran inovasi teknologi dalam perkembangan agribisnis sangat penting dimana dengan adanya
inovasi teknologi akan membantu permasalahan yang sering terjadi dalam sistem agribisnis
seperti kapasitas produksi,biaya produksi,kualitas serta efisiensi sehingga sangat dibutukan
peningkatan teknologi dari sistem hulu dan hilir agribisnis untuk mempercepat dan
mempermudah pengembangan agribisnis.
Dalam sistem agribisnis terdapat banyak stakeholders yang terlibat dimulai dari secara vertikal
maupun horizontal.Karena berbeda tingkatan inilah dibutuhkan integrasi dan komunikasi baik
itu dalam operasional maupun kebijakan lainnya yang dikeluarkan perusahaan
agribisnis.Sehingga nantinya dapat membantu pada pemilik perusahaan yang memegang
keputusan dengan mudah dalam menetapkan kebijakan terhadap rencana maupun masalah
dalam sistem agribisnis tersebut.
Kesimpulan Strategi pengembangan wilayah, dengan mengutamakan agribisnis sebagai penggeraknya, bisa
dijadikan pilihan pendekatan pembangunan pedesaan yang tujuannya memberdayakan petani.
Dengan strategi ini bukan saja akan menempatkan sistem agribisnis sebagai integrator sektor riil
antar wilayah melainkan juga akan memberikan harapan lebih besar terjadinya transformasi
struktur sosial ekonomi di pedesaan