Anda di halaman 1dari 1

Hubungan konsumsi obat dengan gangguan tidur

Benzodiazepin tetap menjadi pilihan utama mengatasi masalah yang berhubungan dengan
gangguan tidur, baik primer maupun sekunder. Efeknya pada pola tidur adalah dengan
menurunkan masa laten mulainya tidur, peningkatan lamanya tidur NREM tahap 2, penurunan
lamanya tidur REM dan penurunan lamanya tidur gelombang lambat. Namun penggunaan jangka
panjang benzodiazepin tidak dianjurkan, karena akan menimbulkan masalah tidur itu sendiri.
Benzodiazepin dapat mengganggu ventilasi pada apnea tidur serta efek samping pada fungsi
kognitif dan gangguan koordinasi motoric.
Penggunaan jangka panjang ( >6 bulan) obat-obat hipnotik seperti benzodiazepin akan
mengakibatkan efektivitasnya berkurang sehingga dapat terjadi toleransi obat, adanya efek putus
zat yang menimbulkan rebound insomnia, dan memperburuk kualitas tidur dibandingkan awal
gangguan. Benzodiazepin bekerja pada empat dari 6 subtype dari reseptor GABA-A yaitu alpha
1, alpha 2, alpha 3, dan alpha 5. Untuk fungsi hypnosis-sedasi, benzodiazepin bekerja pada
reseptor GABA-A khususnya subtype alpha 1, yang merupakan 60% dari semua jenis reseptor
GABA-A yang ditemukan pada otak terutama di korteks serebral, korteks serebelum, dan
thalamus. Reseptor subtipe alpha 2 dan alpha 3 berhubungan pada ansiolitik, relaksasi otot, dan
aksi potensial alcohol pada bagian hipokampus dan amigdala. Untuk subtipe alpha 5 sebagian
besar di hipokampus yang berhubungan pada fungsi kognitif. Di otak, fungsi kesadaran/ bangun
dan tidur dilakukan pada formasi retikularis yang kita kenal dengan ARAS (Ascending Reticular
Activating System). Perjalanannya melalui nuclei dari thalamus hingga ke bagian neokorteks.
Aktivitas dari ARAS ini dapat dipengaruhi oleh obat-obatan seperti benzodiazepin yang bekerja
di korteks serebral, dan thalamus. Pada pemakaian benzodiazepin awal, aktivitas thalamus akan
menurun akibat ikatan dari reseptor GABA-A alpha1, sehingga mempengaruhi kerja dari locus
coeruleus (LC) sebagai neuron noradrenergik juga akan menurun, hal ini akhirnya akan
meningkatkan aktivitas dari ventrolateral preoptic nucleus (VLPO) sebagai pusat dari tidur-
bangun dan sel orexin/hypocretin pada region perifornical di hipotalamus untuk menghasilkan
tidur. Sebaliknya pada pemakaian jangka panjang, efektivitas dari reseptor GABA-A akan
menurun akibat proses adaptasi dimana locus coeruleus akan mengaktifkan neuron adrenergic
berlebihan dan mengalahkan kerja dari GABA, disini dapat terjadi toleransi dan akhirnya akan
menurunkan aktivitas dari ventrolateral preoptic nucleus (VLPO), sehingga akan mengganggu
kualitas dari tidur.

Anda mungkin juga menyukai