Istilah “ Pancasila” pertama kali dapat ditemukan dalam buku “ Sutasoma” karya Mpu
Tantular yang ditulis pada zaman Majapahit (abad ke 14). Dalam buku itu istilah Pancasila
diartikan sebagai perintah kesusilaan yang jumlahnya lima (Pancasila karma) dan berisi lima
larangan untuk :
Perisai
Perisai merupakan lambang pertahanan negara Indonesia, gambar perisai tersebut dibagi
menjadi lima bagian, bagian latar belakang dibagi menjadi empat dengan warna merah putih
yang melambangkan warna bendera nasional Indonesia (merah berarti berani dan putih
berarti suci), dan sebuah perisai kecil miniatur dari perisai yang besar berwarna hitam berada
tepat di tengah-tengah. Garis lurus horizontal yang membagi perisai tersebut menggambarkan
garis khatulistiwa yang tepat melintasi Indonesia di tengah-tengah. Setiap gambar yang
terdapat pada perisai tersebut berhubungan dengan simbol-simbol dari sila Pancasila, yaitu.
Bintang Lima
Sila ke-1: Ketuhanan Yang Maha Esa.
Perisai hitam dengan sebuah bintang emas berkepala lima menggambarkan lima agama di
Indonesia, yaitu Islam, Kristen Katholik, Kristen Protestan, Hindu dan Buddha.
Rantai Emas
Sila ke-2: Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab.
Rantai yang tersusun atas gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan manusia antara satu
dengan yang lain yang saling berhubungan.
Pohon Beringin
Sila ke-3: Persatuan Indonesia.
Pohon beringin adalah sebuah pohon yang memiliki banyak akar yang menggelantung dari
ranting-rantingnya. Hal ini menggambarkan Indonesia sebagai negara kesatuan yang
memiliki berbagai budaya yang berbeda-beda.
Kepala Banteng
Sila ke-4: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan /
Perwakilan.
Banteng adalah binatang sosial, sama halnya dengan manusia. Cetusan Presiden Soekarno
dimana pengambilan keputusan yang dilakukan bersama (musyawarah), gotong-royong, dan
kekeluargaan merupakan nilai-nilai khas bangsa Indonesia.
Padi dan Kapas
Sila ke-5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Padi dan kapas yang menggambarkan sandang dan pangan merupakan kebutuhan pokok
setiap masyarakat Indonesia tanpa melihat status maupun kedudukannya. Hal ini
menggambarkan persamaan sosial dimana tidak adanya kesenjangan sosial antara yang satu
dengan yang lainnya, namun hal ini bukan berarti bahwa negara Indonesia menggunakan
ideologi komunisme.
Pita
Pita yang dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu
“Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti “Walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu” yang
menggambarkan keadaan bangsa Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam suku, budaya,
adat-istiadat dan kepercayaan, namun tetap satu bangsa, bahasa, dan tanah air.
Pengertian Ideologi
Secara Etimologis, ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu eidos dan logos. Eidos berarti
gagasan dan logos berarti berbicara (ilmu). Makna secara etimologis ideologi adalah
berbicara tentang gagasan/ilmu yang mempelajari tentang gagasan. Gagasan yang dimaksud
adalah gagasan yang murni ada dan menjadi landasan atau pedoman dalam kehidupan
masyarakat yang ada atau berdomisili dalam wilayah negara dimana mereka berada.
Definisi Ideologi
Dalam beberapa kamus atau referensi, dapat terlihat bahwa definisi ideologi ada beberapa
macam. Keanekaragaman definisi ini sangat di pengaruhi oleh latar belakang keahlian dan
fungsi lembaga yang memberi definisi tersebut. Keanekaragaman yang dimaksud antara lain
terlihat pada definisi berikut :
a. Definisi Ideologi menurut BP-7 Pusat (kini telah dilikuidasi). Ideologi adalah ajaran,
doktrin, teori yang diyakini kebenarannya yang disusun secara sistematis dan diberi petunjuk
pelaksanaan dalam menanggapidan menyeleseikan masalah yang dihadapi oleh masyarakat,
berbangsa dan bernegara.
b. Definisi yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Maswadi Rauf, ahli Politik Universitas Indonesia.
Ideologi adalah rangkaian (kumpulan) nilai yang disepakati bersama untuk menjadi landasan
atau pedoman dalam mencapai tujuan atau kesejahteraan bersama.
Ada banyak pengertian ideologi. Soesanto Darmo Soegondo (1983:42) mengumpulkan
beberapa pengertian ideologi sebagai berikut:
Dalam hidup bernegara kita membutuhkan dasar negara agar suatu negara bisa berjalan
dengan baik . Oleh karena itu sebagai warga negara Indonesia kita harus mengatahui bahwa
dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Pancasila tidak hanya dihafal dalam lisan saja tetapi
perlu implementasi di dalam suatu masyarakat agar nilai-nilai yang terkandung di dalam
Pancasila tidak akan hilang dan bisa memajukan Bangsa Indonesia. Implementasi nilai-nilai
Pancasila dalam masyarakat dilaksanakan seperti di bawah ini.
Dalam sila pertama ini kita sebagai manusia yang sudah diciptakan oleh Tuhan harus
meyakini bahwa Tuhan itu Esa.
1) Sebagai seorang manusia, kita harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
meyakininya
3) Melaksanakan ajaran agama dan beribadah sesuai dengan agama yang dianut olaeh
masyarakat
4) Setiap masyarakat saling menghormati pemeluk agama lain,dengan cara tidak mengejek
agama lain atau pun mengganggu saat ibadah
Dalam sila kedua ini kita sebagai masyarakat yang hidup bersma dengan masyarakat lain
diharuskan berlaku adil dan sopan santun.
Dalam masyarakat dilaksanakan dengan :
1) Jika ada kegiatan bakti sosial masyarakat membantu untuk menyumbangkan sesuatu
6) Tidak semena-mena terhadap orang yang belum dikenal ataupun tetangga
Dalam sila ke tiga ini masyarakat berperilaku sesuai Bhineka tunggal ika. Jadi kepentingan
bangsa dan negara lebih penting dari kepentingan pribadi. Dalam masyarakat di wujudkan
dengan :
1) Dalam daerah setempat, masyarakatnya terdiri dari berbagai suku dan asal daerah.
Namun dari perbedaan itu, masyarakat tetap bisa bersatu tanpa adannya pertengkaran
2) Mementingkan kepentingan negara dan bangsa daripada kepentingan pribadi saat ada
rapat di kelurahan
Dalam sila ke empat ini, jika dalam suatu masyarakat ada masalah maka harus diselesaikan
dengan cara mufakat atau musyawarah.
3) Apabila terjadi suatu masalah maka dipecahkan melalui musyawarah mufakat
4) Menghargai pendapat,ide, kritik, dan sran dari orang lain saat sedang musyawarah
7) Menaati apa yang telah disepakati dalam musyawarah dan tidak menentangnya
Nilai yang terkandung dalam sila kelima adalah kita harus berbuat adil kepada setiap
masyarakat di Indonesia. Implementasinya dalam kehidupan sehari-hari ialah :
8) Bersama – sama dengan masyarakat lain memajukan daerahnya dan berusaha untuk
adil dalam setiap hal
Etika adalah kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas bagaimana manusia bersikap
terhadap apa yang ada) dan dibagi menjadi dua kelompok. Etika merupakan suatu pemikiran
kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah ilmu
yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran tertentu atau
bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab dengan berbagai ajaran moral. Kedua
kelompok etika yaitu, [4] Etika Umum dan Etika Khusus
Etika termasuk suatu kelompok filsafat praktis, yaitu suatu pemikiran kritis dan
mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral, merupakan ilmu
yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral
tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab
berhadapan dengan berbagai ajaran moral.
Etika berkaitan dengan pelbagai masalah nilai karena etika pada pokoknya
membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan predikat nilai “ susila” dan
“tidak susila”, “baik dan buruk”.
Sebagai bahasan khusus etika membicarakan sifat-sifat yang menyebabkan
orang dapat disebut susila atau bijak. Kualitas-kualitas ini dinamakan kebajikan yang
dilawankan dengan kejahatan yang berarti sifat-sifat yang menunjukkan bahwa
orang yang memilikinya dikatakan orang yang tidak susila. Etika lebih banyak
bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran/dasar-dasar filosofis dalam
hubungan dengan tingkah laku manusia
Sebagai mana dipahami bahwa sila-sila Pancasila adalah merupakan suatu sistem
nilai, artinya setiap sila memang mempunyai nilai akan tetapi sila saling berhubungan, saling
ketergantungan secara sistematik dan diantara nilai satu sila dengan sila lainnya memiliki
tingkatan. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan nilai-nilai etika yang terkandung dalam
pancasila merupakan sekumpulan nilai yang diangkat dari prinsip nilai yang hidup dan
berkembang dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut berupa nilai religious, nilai adat istiadat,
kebudayaan dan setelah disahkan menjadi dasar Negara terkandung di dalamnya nilai
kenegaraan.
Dalam kedudukannya sebagai dasar filsafat Negara, maka nilai-nilai pancasila harus
di jabarkan dalam suatu norma yang merupakan pedoman pelaksanaan dalam
penyelenggaraan kenegaraan, bahkan kebangsaan dan kemasyarakatan. Terdapat dua macam
norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu norma hukum dan norma moral atau
etika. Sebagaimana diketahui sebagai suatu norma hukum positif, maka pancasila dijabarkan
dalam suatu peraturan perundang-undangan yang ekplisit, hal itu secara kongkrit dijabarkan
dalam tertib hukum Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya memerlukan suatu norma
moral yang merupakan dasar pijak pelaksanaan tertib hukum di Indonesia. Bagaimanapun
baiknya suatu peraturan perundang-undangan kalau tidak dilandasi oleh moral yang luhur
dalam pelaksanaannya dan penyelenggaraan Negara, maka niscahaya hukum tidak akan
mencapai suatu keadilan bagi kehidupan kemanusiaan.
Selain itu secara kausalitas bahwa nilai-nilai pancasila adalah berifat objektif dan
subjektif. Artinya esensi nilai-nilai pancasila adalah universal yaitu ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Sehingga memungkinkan dapat diterapkan pada Negara
lain barangkali namanya bukan pancasila. Artinya jika suatu Negara menggunakan prinsip
filosofi bahwa Negara berketuhana, berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan, dan
berkeadilan, maka Negara tersebut pada hakikatnya menggunakan dasar filsafat dari nilai
sila-sila pancasila.