Anda di halaman 1dari 11

JURNAL INTERAKSI, Vol. 4 No.

1, Januari 2015 : 62 – 72

PERAN PUBLIC RELATION DALAM PROGRAM LARASITA BADAN


PERTANAHAN KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA DI KELURAHAN KEFA
TENGAH

Servince Imelda Nubatonis


Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Komunikasi FISIP UNDIP Angkatan VI
Email : serviceimelda@rocketmail.com

Abstract:
Goal of the research to find out the role and planning models National Land Agency located
in TTU regency (BPN TTU). This research as an evaluating BPN TTU activities in the management
organization to goal the point of organization.
Research method is description cualitative with National Land Agency located in TTU
regency by the subject research. The theories to analisist the research result are four role by Cutlip,
Center & Broom and six models planing PR by Anggoro.
The result of research just find two role PR BPN apply those are expert prescriber and
communication fasilitator. Before activites the project of Larasita BPN TTU apply also like
Anggoro Theories.

Abstrak:
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran dan model perencanaan Public Relation BPN
Kabupaten TTU. Penelitian ini sebagai evaluasi kegiatan BPN Kabupaten TTU dalam manajemen
organisasi demi tercapainya tujuan utama organisasi.
Metode penelitian yang digunakan yaitu deskripsi kualitatif dengan subjek penelitian BPN
Kabupaten TTU. Teori yang digunakan yaitu teori empat Peran PR Cutlip, Center & Broom dan
enam langkah model perencanaan humas Anggoro.
Hasil penelitian dikaitkan dengan teori yang digunakan ditemukan bahwa hanya dua peran
PR yang diterapkan di BPN Kabupaten TTU. Sebelum kegiatan dilakukan BPN Kabupaten TTU
juga menerapkan perencanaan humas seperti yang dikemukakan Anggoro dalam teorinya guna
tercapainya tujuan organisasi.

Kata kunci: Peran, model perencanaan, Public Relation, BPN

Pendahuluan tentang dan kepada dunia, komunikasi


Komunikasi tidak bisa dilepaskan dari sebagai sarana manusia untuk
kehidupan manusia karena melalui mengekspreasikan diri dan memengaruhi
komunikasi, manusia dapat mengetahui orang lain. Karena itu, jika manusia
informasi yang diperlukan dari orang lain, tidak berkomunikasi maka dia tidak
menjadikan manusia yang tadinya tidak tahu dapat menciptakan dan memelihara
menjadi tahu, yang akhirnya akan mengerti relasi dengan sesama dalam kelompok,
dan memahami pesan yang sudah organisasi dan masyarakat; komunikasi
tersampaikan agar menghasilkan feedback, memungkinkan manusia mengkoor-
yaitu adanya interaksi. Menurut Ruben & dinasikan semua kebutuhannya dengan
Stewart dalam Liliweri; dan sesama orang lain (2011:35)”
“komunikasi merupakan suatu yang Adapun definisi komunikasi yang
sangat esensial bagi individu, relasi, menyatakan bahwa komunikasi adalah
kelompok, oragnisasi dan masyarakat, interaksi untuk menompang koneksi
dia merupakan garis yang antarmanusia sehingga dapat menolong
menghubungkan manusia dengan dunia, mereka memahami satu sama lain bagi
bagaimana manusia membuat kesan pengakuan terhadap kepentingan bersama

62
Servince Imelda Nubatonis, Peran Public Relation Dalam Program Larasita.....

(Zareksky, 1999). Dari dua definisi bergerak yang berbasis Teknologi Informasi,
komunikasi menurut ahli komunikasi ini dalam bentuk mobil dan motor, merupakan
menyatakan pentingnya komunikasi dalam layanan menjemput bola yang dapat
kehidupan dan relasi antara manusia. menjangkau seluruh pelosok Indonesia.
Bagi kehidupan sebuah organisasi Tujuan program ini adalah untuk membantu
komunikasi sangat penting karena tanpa masyarakat dalam pengurusan sertifikat tanpa
komunikasi organisasi tidak pernah ada atau harus datang ke kantor pertanahan.
mati. Dalam organisasi peran penting Public BPN Kabupaten Timor Tengah Utara
Relation disingkat (PR) sebagai alat (BPN Kabupaten TTU) telah menjalankan
manajemen modern, maka secara struktural program LARASITA sejak tahun 2009. Awal
merupakan bagian integral dari suatu Juni 2011 program LARASITA telah
kelembagaan atau organisasi. Sejalan dengan disosialisasikan di kelurahan Kefa Tengah.
konsep PR yang berkembang kini adalah Dari data terlihat peningkatan sebelum dan
konsep yang menekankan pentingnya sesudah program LARASITA. sebelum
komunikasi dua arah, menurut Howard Childs disosialisasikan di Kelurahan Kefa Tengah
(Ngurah, 1999:5), fungsi dasar PR bukan jumlah tanah yang tersertifikasi sebanyak 45
untuk menampilkan pandangan organisasi atau persen dari 19 hektar luas wilayah kemudian
seni sikap publik, tetapi untuk melakukan meningkat menjadi 70 persen . Mengingat
rekonsiliasi atau penyesuaian terhadap tanah merupakan salah satu elemen yang
kepentingan publik setiap aspek pribadi sifatnya mendasar dan esensial, oleh karena itu
organisasi maupun perilaku perusahaan yang tanah termasuk dalam kebutuhan primer yang
punya signifikan sosial. Jadi di sini PR harus dimiliki oleh semua orang. Maka
berfungsi membantu organisasi melakukan kepemilikan tanah akan diakui secara hukum
penyesuaian terhadap lingkungan tempat diatas lembaran sertifikat tanah.
organisasi tersebut beroperasi. Public Relation memegang peranan
PR sebagai fungsi komunikasi, perlu penting dalam sebuah instansi. Menurut
dipahami bahwa kegiatan utama PR adalah Dozier dan Broom, peranan Hubungan
melakukan komunikasi. PR sebagai fungsi Masyarakat ada empat kategori antara lain :
staff khusus yang melayanani para pemimpin sebagai penasehat ahli (expert prescriber),
organisasi, khususnya dalam membantu fasilitator komunikasi (communication
organisasi berkomunikasi dengan publik- fasilitator), fasilitator proses pemecahan
publiknya. Onong (1998:36) mengemukakan masalah (problem solving process fasilitator),
bahwa fungsi PR meliputi hal-hal sebagai dan teknisi komunikasi (communication
berikut: Menunjang kegiatan manajemen technician). Peranan-peranan tersebut bisa
dalam mencapai tujuan organisasi, dijadikan sebagai pedoman untuk menilai
menciptakan komunikasi dua arah secara keberhasilan program-program yang sedang
timbal balik dengan menyebarkan informasi dilakukan Public Relation. Public Relation
dari perusahaan kepada publik dan dituntut untuk menciptakan kerjasama dengan
menyalurkan opini publik pada perusahaan dasar hubungan baik dengan publiknya.
dan melayani publik dan memberikan nasihat Berdasarkan uraian pada latar belakang
kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan yang telah dipaparkan, maka masalah pokok
umum, dan membina hubungan secara dapat dirumuskan sebagai berikut :
harmonis antara organisasi dengan publik, baik “Bagaimanakah Peranan Public Relation
internal maupun eksternal. dalam Program LARASITA BPN Kabupaten
Badan Petanahan Nasional Republik TTU di Kelurahan Kefa Tengah?”
Indonesia disingkat (BPN RI) merupakan Dari rumusan masalah tersebut di atas,
salah satu lembaga pemerintahan yang maka tujuan penelitian ini adalah: untuk
bergerak dalam bidang agraria atau pertanahan mengetahui Peran Humas BPN Kabupaten
dan menangani hal-hal yang berurusan dengan TTU dalam program LARASITA di
sertifikat tanah. BPN RI meluncurkan Program Kelurahan Kefa Tengah dan untuk mengetahui
LARASITA (Layanan Rakyat Untuk Sertifikat model perencanaan Humas BPN Kabupaten
Tanah), adalah suatu Kantor Pertanahan

63
JURNAL INTERAKSI, Vol. 4 No. 1, Januari 2015 : 62 – 72

TTU dalam pelaksanaan program LARASITA sedangkan ke luar dengan mengadakan


di Kelurahan Kefa Tengah. pernyataan-pertanyataan” (Soemirat,
Kajian empirik hasil penelitian 2008:12)
sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan
oleh Tirajoh dengan judul “Analisis Strategi Rex Harlow juga berpendapat :
Humas dalam Menyosialisasikan program Public relations adalah fungsi
Layanan Masyarakat untuk Sertifikat Tanah manajemen yang khas dan mendukung
(Studi Deskriptif pada Badan Pertanahan pembinaan jalur bersama antara
Nasional Kota Bandung)”. Peneliti membahas organisasi dengan publiknya,
masalah mengenai analisis strategi public menyangkut aktivitas komunikasi,
relations yang dilakukan Badan Pertanahan pengertian, penerimaan dan kerja sama
Nasional (BPN) Kota Bandung dalam melibatkan manajemen dalam
menyosialisasikan program LARASITA. menghadapi permasalahan, membantu
Beragam konflik pertanahan yang muncul dan manajemen untuk mampu menanggapi
tanggapan apatis masyarakat menyebabkan opini publik; mendukung manajemen
BPN perlu mengupayakan program yang tepat dalam mengikuti dan memanfaatkan
untuk mendekatkan diri kepada masyarakat. perubahan secara efektif; bertindak
Tujuan penelitian tersebut yaitu untuk sebagai sistem peringatan dini dalam
mengetahui strategi pulic relations yang mengantisipasi kecendrungan
dijalankan BPN, kendala yang muncul dan penggunaan penelitian serta teknik
upaya dalam mengatasi kendala. Metode komunikasi yang sehat dan etis sebagai
penelitian yang digunakan adalah penelitian sarana utama (Ruslan,2005:16)
kualitatif dengan studi deskriptif. Teknik
pengumpulan data primer yang digunakan Fungsi Public Relation menurut Cutlip,
melalui wawancara mendalam dengan Center & Broom dalam bukunya, Effective
narasumber internal BPN Kota Bandung dan Public Relations (2002:10) adalah:
BPN pusat RI serta narasumber eksternal yaitu memudahkan dan menjamin arus opini yang
Kepala Kelurahan dan para masyarakat lokal bersifat mewakili public suatu organisasi,
di Bandung. Peneliti melakukan observasi sehingga kebijakan serta operasionalisasi
dengan mengamati kegiatan sosialisasi organisasi dapat dipelihara keserasiannya
program LARASITA langsung ke lapangan. dengan ragam kebutuhan dan pandangan
Perbedaan antara penelitian ini dengan publik tersebut; memberi nasehat pada unsur
penelitian sebelumnya yaitu penelitian manajemen mengenai jalan dan cara
sebelumnya untuk mengetahui strategi PR menyusun kebijaksanaan dan operasionalisasi
yang dijalankan BPN Kota Bandung, kendala organisasi untuk dapat diterima dan disetujui
yang muncul dan upaya dalam mengatasi oleh publik; merencanakan dan melaksanakan
kendala tersebut, sedangkan penelitian ini program-program yang dapat menimbulkan
untuk mengetahui Peran PR BPN Kabupaten kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi.
TTU dan model perencanaan yang digunakan Sementara Edwars L Bernays dalam
dalam melaksanakan Program LARASITA. bukunya Public relations, yang dikutip oleh
Teori-teori yang dipakai untuk Ruslan (2003:19) menjelaskan bahwa
menganalisis Peran PR dalam Program hubungan masyarakat (humas) mempunyai
Larasita BPN Kabupaten TTU dikelurahan tiga fungsi, yaitu: memberikan penerangan
Kefa Tengah antara lain kepada masyarakat; melakukan persuasi untuk
Teori PR mengubah sikap dan perbuatan masyarakat
Menurut C. Seidel, PR adalah : secara langsung dan berupaya untuk
“proses yang terus menerus dari usaha- mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu
usaha manajemen untuk memperoleh badan atau lembaga sesuai dengan sikap dan
goodwill dan pengertian dari para perbuatan masyarakat atau sebaliknya.
pelanggannya, pegawai dan publik yang Suatu program Humas baik berjangka
lebih luas ke dalam mengadakan analisis panjang atau pendek harus direncanakan
dan perbaikan terhadap diri sendiri, dengan baik sehingga mencapai tujuan yang

64
Servince Imelda Nubatonis, Peran Public Relation Dalam Program Larasita.....

memuaskan. Salah satu model perencanaan informasi sesuai dengan permasalahan yang
humas adalah apa yang disebut sebagai model diteliti; Studi dokumen, yaitu mengkaji
enam langkah yaitu sebagai berikut : dokumen-dokumen pada BPN Kabupaten
(Anggoro, 2005:76-97) : Pengenalan situasi; TTU, yang berhubungan dengan topik
Penetapan tujuan; Definisi khalayak; penelitian seperti laporan tahunan dan laporan
Pemilihan media dan teknik-teknik Humas; pelaksanaan Program LARASITA.
Pengaturan/ perencanaan anggaran; Analisis data merupakan hal yang perlu
Pengukuran hasil kegiatan dilakukan untuk menguji kevaliditasan sebuah
data. Analisis yang digunakan adalah analisis
Metode data kualitatif model Miles dan Huberman.
Penelitian ini merupakan penelitian Iskandar (2008:222) menambahkan bahwa
kualitatif yang dipandang sebagai bentuk kritik analisis data model Miles dan Huberman
kepada positivisme dan para ahli menyebutkan dilakukan dalam empat (4) langkah yaitu :
sebagai postpositivisme. Hal ini dikarenakan Reduksi data, Kategorisasi data, Penyajian
adanya pandangan bahwa hanya penelitian data dan pengambilan kesimpulan (serong
kuantitatif yang pemikirannya didasari oleh disebut tahap verifikasi).
empirisme, idealisme, kritismem dan
rasionalisme. (Bugin, 2007:4) Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Peran PR BPN Kabupaten TTU dalam
penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. program LARASITA di Kelurahan Kefa
Menurut Nazir (2003:54) metode deskriptif Tengah
adalah suatu metode dalam meneliti status Menurut Dozier dan Broom peran PR
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set yaitu sebagai penasihat ahli, fasilitator
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu komunikasi, fasilitator proses pemecah
kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan masalah, dan teknisi komunikasi. Berdasarkan
dari studi deskriptif adalah mempelajari aspek hasil wawancara yang dilakukan peneliti
siapa, apa bilamana, dan bagaimana dari suatu dengan narasumber yang memiliki hubungan
topik. (Spillane, 2008:98) terhadap objek penelitian, hasil penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di BPN peran PR BPN Kabupaten TTU dalam
Kabupaten TTU Basuki Rahmat – program LARASITA di kelurahan Kefa
Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara. Tengah adalah sebagai berikut :
Teknik pengambilan informan dalam
penelitian ini dilakukan dengan metode Peran Humas BPN Kabupaten TTU sebagai
purposive, yaitu pengambilan informan Penasihat Ahli
dengan pertimbangan-pertimbangan Peran BPN Kabupaten TTU sebagai
(Sugiyono. 2005: 112). Peneliti memilih penasihat ahli dalam program LARASITA di
informan internal karena informan tersebut Kelurahan Kefa Tengah yaitu BPN
yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan mempunyai kewenangan penuh dan ahli dalam
program LARASITA BPN kabupaten TTU. pengurusan pertanahan. BPN Kabupaten TTU
Yang menjadi informan dalam penelitian dalam kinerjanya juga sebagai penasihat ahli
ini adalah informan internal adalah: Kepala atau sebagai ahli dan wewenang di bidang
Kantor BPN Kabupaten TTU, Kepala Seksi pertanahan, maka BPN Kabupaten TTU
Hak dan Pendaftaran Tanah BPN Kabupaten membantu masyarakat untuk memberikan
TTU dan Petugas Lapangan yang Menangani solusi dalam masalah pertanahan. Menurut
Program Larasita BPN Kabupaten TTU Bapak Arnold Taimenas :
Data dikumpulkan dengan menggunakan “Misalnya masyarakat yang belum
metode : Field research (penelitian lapangan), mengerti persyaratan dalam pengurusan
yaitu metode penelitian yang bertujuan sertifikat, maka disini BPN membantu
mengumpulkan data primer dengan cara : masyarakat menjelaskan bagaimana
Melakukan observasi terlibat dan melakukan prosedur pengurusan sertifikat.”
wawancara langsung dengan beberapa disimpukan peran BPN Kabupaten TTU
informan yang dianggap dapat memberikan dalam program LARASITA adalah sebuah

65
JURNAL INTERAKSI, Vol. 4 No. 1, Januari 2015 : 62 – 72

lembaga pemerintahan tingkat kabupaten yang lingkungan tempat bekerja meyakini bahwa
dimana semua keputusan ditetapkan oleh individu tersebut dapat melaksanakan tugasnya
Kepala BPN RI, dan kemudian dijalankan di dengan baik sebagaimana yang diterapkan atau
BPN Provinsi, BPN Kota dan BPN Kabupaten diinginkan. kepercayaan yang diimplementasi-
yang menjalankan Program LARASITA yang kan oleh BPN Kabupaten TTU dalam
bersifat menjangkau masyarakat hingga ke mensosialisasikan program LARASITA di
pelosok. Kelurahan Kefa Tengah agar masyarakat dapat
Program LARASITA telah diatur sesuai melegalisasi aset tanah mereka, dan
Peraturan Kepala BPN RI Nomor: 18 Tahun masyarakat dapat memperoleh Informasi
2009. Dalam penerapannya peran BPN mengenai pertanahan.
Kabupaten TTU sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Dozier (Ruslan, 2005:20) Peran PR BPN Kabupaten TTU sebagai
bahwa peran sebagai penasihat ahli ialah Fasilitator Komunikasi
seorang praktisi yang memiliki kemampuan Peran BPN Kabupaten TTU sebagai
tinggi untuk mencarikan solusi penyelesaian fasilitator komunikasi dinyatakan oleh kepala
masalah dengan publiknya. Teori ini didukung Kantor Pertanahan Kabupaten TTU, Bapak
pula dengan teori yang dikemukakan oleh Drs. Martono, M.Si :
Cutlip (2006:46) bahwa ketika praktisi PR “Dengan meningkatnya volume
mengambil peran sebagai penasihat ahli, orang sengketa, masyarakat semakin sandar
lain akan mengganggap mereka sebagai pentingnya tanah itu. Tanah itu
otoritas dalam persoalan. merupakan penyumbang status sosial
Berikut hasil wawancara dengan staf bagi seseorang, atau dikatakan tuan
lapangan Bapak Marcel Kaful yang tanah. Meningkatnya kesadaran
memperkuat penjelasan sebelumnya : masyarakat akan nilai tanah, maka dari
“ketika kami turun dan memberikan itu sengketa tanah yang semakin
penyuluhan kepada masyarakat, meningkat, satu meter tanah di geser
masyarakat sangat antusias sekali dapat menimbulkan konflik, disinilah
mendengar pengarahan dari petugas, hal BPN TTU membantu masyarakat dalam
tersebut dapat dilihat dari pertanyaan memediasi permasalahan tersebut”
yang diberikan masyarakat kepada kami
dan kami menjelaskan dengan seksama Sehubungan dengan Peraturan peraturan
pertanyaan dari mereka” (wawancara Kepala BPN RI Nomor : 18 Tahun 2009
dilakukan tanggal 10 september 2012) tentang LARASITA BPN RI, bahwa larasita
menjalankan tugas dan fungsinya berdasarkan
Peran BPN Kabupaten TTU sebagai pada peraturan perundang-undangan yang
penasihat ahli juga didukung oleh teori berlaku pada kantor pertanahan, salah satunya
kredibilitas komunikator menurut Hovland dan LARASITA melakukan jenis kegiatan yaitu
Weiss (Hamidi, 2007:71) bahwa Expertise diantara lain, memfasilitasi dan mendekatkan
(keahlian) dapat diartikan sebagai kemahiran akses-akses untuk menciptakan sumber-
suatu ilmu dan bidang pekerjaan. Setiap sumber ekonomi baru dalam rangka
individu harus memiliki modal dasar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
menjalani pekerjaannya berupa ilmu, melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan
informasi, kemampuan kerja, penguasaan identifikasi masalah, sengketa atau perkara
terhadap bidangnya sehingga dia dapat pertanahan secara dini, serta memfasilitasi
melaksanakan tugas dengan baik dan dianggap upaya penanganannya. Ketentuan umum dari
cakap oleh atasan dan masyarakat. Anggapan peraturan Kepala BPN RI Nomor : 18 Tahun
tersebut merupakan ukuran suatu klien. 2009 tentang LARASITA ini dilaksanakan di
Dapat dipercaya diartikan sebagai rasa BPN kabupaten TTU.
percaya yang diberikan orang lain yang timbul Keterangan nara sumber dan data dari
dari adanya keahlian, ketekunan, kejujuran, tempat penelitian dapat dikatakan bahwa peran
loyalitas dan kapasitas yang tinggi dari BPN Kabupaten TTU dalam program
individu dalam bekerja sebagai atasan atau LARASITA di Kelurahan Kefa Tengah yang

66
Servince Imelda Nubatonis, Peran Public Relation Dalam Program Larasita.....

diimplementasikan oleh BPN Kabupaten TTU Dengan adanya program LARASITA


sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh yang dilaksanakan di kelurahan kefa
Dozier (Ruslan, 2005:20) bahwa peran PR tengah, antusiasme masyarakat untuk
sebagai fasilitator komunikasi adalah mendaftarkan tanah mereka semakin
bagaimana seorang praktisi humas mampu tinggi. Kepala Seksi Hak dan Pendaftaran
bertindak sebagai komunikator yang Tanah kabupaten TTU Bapak Arnolus
membantu pihak manajemen dalam Taimenas Mengatakan
mendengar apa yang diinginkan dan “antusiasme masyarakat kelurahan kefa
diharapkan oleh masyarakat. Peran ini maka tengah sangat tinggi, bahkan kegiatan
BPN Kabupaten TTU dapat menjalin LARASITA di laksanakan sampai dua
komunikasi dua arah dan menfasilitasi kali di kelurahan kefa tengah. Hal tersebut
percakapan sehingga hubungan yang lebih erat dilakukan karena permintaan masyarakat
dapat terjalin antara BPN dengan masyarakat. yang ingin melegalisasi tanah mereka
terus meningkat”
Model Perencanaan PR BPN Kabupaten
TTU dalam Program LARASITA di Penetapan Tujuan
kelurahan Kefa Tengah Pelaksanaan program LARASITA
Pengenalan Situasi memiliki tujuan untuk meningkatkan
Menurut Anggoro kunci awal pelayanan dan pelaksanaan pendaftaran tanah
membentuk suatu perencanaan yang logis secara menyeluruh terutama masyarakat
adalah pemahaman terhadap situasi yang ada. perdesaan. BPN berupaya untuk meningkatkan
1. Posisi Badan Pertanahan Nasional mutu pelayanan publik di bidang pertanahan
Badan Pertanahan Nasional (BPN) agar lebih berkualitas, cepat, akurat, tepat,
merupakan satu-satunya lembaga transparan dan akuntabel dengan tetap
pemerintah non departemen yang menjaga kepastian hukum. sesuai dengan
memiliki wewenang dalam membuat dan pernyataan bapak Drs. Martono, M.Si bahwa :
melegalisasi asset pertanahan masyarakat. “tujuan dari program LARASITA yaitu
Sesuai peraturan perundang-undangan mendekatkan diri dengan masyarakat,
Kepala BPN RI Nomor : 18 Tahun 2009 untuk meningkatkan kesadaran
tentang LARASITA BPN RI, Bab I masyarakat pentingnya melegalisasi
pendahuluan berisi : tanah, meminimalisir maraknya
LARASITA menjalankan tugas pokok dan penggunaan calo dalam pengurusan
fungsi yang ada pada kantor pertanahan. sertifikat tanah dan membantu
Namun sesuai dengan sifat yang bergerak, mensejahterahkan rakyat dengan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi disertifikasinya tanah mereka, sehingga
tersebut diperlukan pemberian atau mereka bisa menggunakannya sebagai
pendelegasian kewenangan yang jaminan untuk modal usaha.”
diperlukan guna kelancaran pelaksanaan
di lapangan. Definisi Khalayak
2. Tingkat kesadaran masyarakat akan Menurut Anggoro (2002:81) suatu
pentingnya legalisasi asset pertanahan organisasi tidak mungkin menjangkau seluruh
Masyarakat kelurahan Kefa Tengah sadar masyarakat, karena itu pemilihan dan
untuk melegalisasi aset tanah mereka. Hal pembatasan khalayak diperlukan agar
ini dikatakan oleh bapak Martono, organisasi tersebut mudah untuk
menurutnya : mengikutsertakan mereka dalam kegiatan
“masyarakat semakin hari tingkat humas. Teori angoro berbeda dengan realisasi
kesadaran untuk melegalisasi tanah kegiatan penyosialisasian program
mereka itu semakin tinggi, hal ini LARASITA. Khalayak yang menjadi target
dibuktikan dengan volume sengketa yang dalam sosialisasi program LARASITA
semakin tinggi dan jumlah pendaftaran ditujukan kepada masyarakat luas. Tidak
sertifikat yang semakin meningkat” terdapat pengelompokan atau segmentasi yang
terdiri tingkat sosial maupun pendidikan.

67
JURNAL INTERAKSI, Vol. 4 No. 1, Januari 2015 : 62 – 72

Sesuai dengan kutipan hasil wawancara mensosialisasikan pentingnya sertifikat


dengan bapak Martono, beliau menjelaskan sebagai bukti kepemilikan yang kuat dan
“dalam sosialisasi program LARASITA, tidak sebagai sumber ekonomi. Dengan
ada pengelompokan, semua masyarakat sertifikat masyarakat dapat berhubungan
menjadi target utama, jadi BPN ingin semua dengan Bank atau lembaga yang
masyarakat yang memiliki tanah atau tidak memberikan pinjaman sehingga mereka
tanpa kecuali semua masyarakat dapat dapat menggunakan sebagai modal
mengerti dan tahu pentingnya melegalisasi usaha.”
tanah” Peningkatan volume permohonan
sertifikasi dari masyarakat menjadi indikator
Pemilihan Media dan Teknik-teknik humas bahwa masyarakat telah menangkap arti
Menurut Anggoro (2002:81) dalam pentingnya sertifikat atas tanah sebagai bukti
dunia kehumasan ada media khusus seperti kepemilikan dan sumber permodalan.
jurnal internal, buletin atau majalah dinding
yang bisa dimanfaatkan untuk memberikan Pembahasan
informasi kepada publik ekternal mengenai Peran Humas BPN Kabupaten TTU
program humas. dalam layanan Program LARASITA di
Dijelaskan oleh bapak Arnold Taimenas, kelurahan kefa tengah dikaitkan dengan empat
menurutnya : teori Cutlip, Center & Broom
“selama ini program LARASITA baru
berbentuk sosialisasi saja, dalam Peran PR BPN Kabupaten TTU sebagai
perencanaan kedepan media yang akan penasehat ahli
digunakan adalah media pameran yang PR dipercaya oleh pemimpin organisasi
biasa dilaksanakan setiap peringatan 17 sebagai pakar atau orang yang berkompeten
Agustus” dibidang ini. Praktisi PR dianggap memiliki
otoritas dalam persoalan dan solusinya.
Perencanaan Anggaran Pemimpin manajemen atau organisasi
Perencanaan anggaran mengandung arti menyerahkan tanggung jawab atas program
penting karena kita dapat mengetahui besarnya Larasita ke tangan praktisi PR untuk
dana yang diperlukan untuk memperoleh mendefinisikan Problem, mengembangkan
tujuan dari kegiatan humas. disampaikan oleh program, dan bertanggung jawab penuh untuk
Bapak Arnold Taimenas “anggaran untuk menjalankan program Larasita di lapangan.
program LARASITA diadakan setiap periode Para pelaku peran ini menempatkan
anggaran.” dirinya sebagai sumber informasi dan sebagai
kontak antara organisasi dan publiknya.
Pengukuran Hasil Kegiatan Sebagai wasit dari interaksi, memantapkan
Menurut Anggoro (2002:96) : agenda yang akan didiskusikan antara dua
“pengukuran hasil berkenaan dengan teknik- belah pihak, menyimpulkan pandangan,
teknik yang digunakan untuk mengenali situasi bereaksi terhadap kasus, membantu partisipan
seringkali juga dimanfaatkan guna mendiagnosa masalah, membantu
mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai menyelesaikan masalah yang berhubungan
dari segenap kegiatan humas yang telah dengan komunikasi.
dilaksanakan.”
Peran PR BPN Kabupaten TTU sebagai
Menurut bapak Martono : fasilitator pemecahan masalah
“keberhasilan program LARASITA di Mereka berkolaborasi dengan manajer
ukur dari meningkatnya kesadaran lain untuk mendefinisikan dan memecahkan
masyarakat untuk melegalisasi tanah masalah. Bergabung dengan konsultan mulai
mereka. Tingkat kepuasan masyarakat dari awal direncanakan program hingga
dan animo masyarakat untuk evaluasinya. Membantu manajemen
melegalisasi tanah semakin hari semakin menerapkan PR sebagai tahapan fungsi
tinggi, melalui LARASITA BPN

68
Servince Imelda Nubatonis, Peran Public Relation Dalam Program Larasita.....

manajemen yang sama dengan kegiatan Struktur Humas dalam BPN Pusat
manajemen yang lain. (Jakarta) dijalankan oleh bidang hukum
Melalui peran ini mereka menjadi paham dan Hubungan Masyarakat. Sedangkan
spirit setiap program baik motivasi maupun BPN kabupaten TTU dalam menjalankan
tujuan mengapa program harus dilaksanakan, Program LARASITA fungsi PR
mereka mensupport perubahan strategis dijalankan oleh Kepala kantor yang
organisasi, keputusan yang sifatnya taktis dan kemudian menunjuk Seksi Hak
memiliki komitmen pada perubahan dan Pendaftaran Tanah sebagai penanggung
mampu menyediakan segala sesuatu yang jawab dalam sosialisasi program
dibutuhkan dalam rangka pencapaian tujuan LARASITA.
program. Sebelum melakukan sosialiasi, seksi
Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah BPN
Peran PR BPN Kabupaten TTU sebagai Kabupaten TTU terlebih dahulu
teknisi komunikasi menyusun model perencanaan yang tepat
PR diarahkan untuk berperan menulis, agar dalam melakukan sosialisasi di
menulis news letter, menulis in house journal, kelurahan kefa tengah.
menulis news release, menulis featur dan 2. Penetapan Tujuan
sebagainya. Biasanya praktisi dalam peran ini James Gruning mengatakan lima
tidak hadir pada saat manajemen menemui objektif dimana tiga diantaranya
kesulitan. Mereka tidak dilibatkan dalam merupakan tujuan komunikasi dari
manajemen sebagai pengambil keputusan. sosialisasi yang dilakukan BPN yaitu
Peran mereka lebih ke arah penulisan tools dan acceptance of the message (penerimaan
mengimplementasikan program. pesan), attitude change (perubahan sikap),
change in overt behavior (perubahan
Model perencanaan PR BPN Kabupaten perilaku terbuka).
TTU dalam layanan program LARASITA Acceptance of the message
di kelurahan kefa tengah (penerimaan pesan), berdasarkan
Model perencanaan PR BPN Kabupaten pandangannya tentang realitas, target
TTU dalam layanan program LARASITA di publik tidak hanya mempertahankan pesan
kelurahan kefa tengah jika dikaitkan dengan tetapi menerimanya secara valid. Target
enam model perencanaan humas oleh Anggoro pesan dapat memahami dengan baik inti
yaitu : pesan yang terkandung dalam sosialisasi
1. Pengenalan Situasi LARASITA, yaitu pentingnya legalisasi
Suatu organisasi terdapat struktur asset pertanahan untuk meningkatkan
Humas untuk menjalankan fungsinya kehidupan perekonomian masyarakat.
sebagai penghubung antara organisasi atau Attitude change (perubahan sikap),
lembaga yang diwakili dengan publiknya. target publik tidak hanya mempercayai isi
Cutlip, Center dan Broom merumuskan pesan tetapi membuat komitmen verbal
dua fungsi PR (Prayudi, 2007:4) yaitu atau mental untuk perubahan perilaku dari
untuk mengidentifikasi opini, persepsi, hasil pesan. Target publik diharapkan
dan tanggapan publik terhadap organisasi mampu mengubah perilaku sesuai isi
yang diwakilinya atau sebaliknya dan pesan. Proses komunikasi yang dilakukan
untuk melayani keinginan publik BPN dapat mempengaruhi target publik
organisasi dan memberikan saran kepada dalam berperilaku. Masyarakat yang
pihak manajemen demi tercapainya tujuan sebelumnya ragu untuk mengurus
dan manfaat bersama. Seperti BPN sertifikat tanah karena prosedur yang
menilai pandangan masyarakat mengenai berbelit dapat diyakinkan kembali untuk
pelayanan publik yang dijalankan melegalisasi asset pertanahan melalui
organisasinya perlu menjadi perhatian program LARASITA dan tidak lagi
bagi kalangan internal dalam menentukan memanfaatkan jasa calo untuk
pendekatan yang akan dilakukan melalui mempermudah pengurusan sertifikat.
sosialisasi program LARASITA.

69
JURNAL INTERAKSI, Vol. 4 No. 1, Januari 2015 : 62 – 72

Change in overt behavior BPN kabupaten TTU menyelenggarakan


(perubahan perilaku terbuka), anggota penyuluhan langgsung yang biasanya
publik dapat merubah perilakunya dengan berlangsung saat pelaksanaan program
melakukan tindakan membeli dan LARASITA.
menggunakan produk atau jasa dalam Komunikasi publik (public
pesan. Unsur ini dapat terlihat dari communication) adalah komunikasi antar
masyarakat yang turut mengikuti program seorang pembicara dengan sejumlah besar
LARASITA untuk mendapatkan sertifikat orang atau khalayak yang tidak bisa
tanah yang belum legal. dikenal satu persatu. Komunikasi publik
3. Definisi khalayak berlangsung lebih normal dan lebih sulit
Khalayak adalah kelompok orang daripada komunikasi antar pribadi atau
atau orang-orang yang berkomunikasi komunikasi kelompok karena komunikasi
dengan suatu organisasi, baik secara publik menuntut persiapan yang cermat,
internal maupun eksternal (Anggoro, keberanian dan kemampuan menghadapi
2001:18). Istilah khalayak disebut juga sejumlah besar orang. Contohnya adalah
sebagai publik. Setiap organisasi memiliki pidato yang disampaikan Presiden Susilo
publiknya masing-masing. Publik Bambang Yudhoyono pada hari Agraria
dikelompokan menjadi publik eksternal ke 50. Pada pidato beliau mengajak
dan publik internal. Publik internal adalah seluruh kalangan warga Negara Indonesia
para pegawai BPN dan publik eksternal untuk turut mengambil bagian dalam
adalah masyarakat lokal maupun opinion menyukseskan program LARASITA dan
maker seperti LSM, akademisi dan lainya. BPN sebagai penyelenggara program
Pemahaman dan sosialisasi internal harus harus konsisten dalam meningkatkan
dilakukan dalam mengembangkan pelayanan publik.
keselarasan antara pemahaman internal Komunikasi media massa (mass
dengan komunikasi eksternal LARASITA. communication) adalah komunikasi yang
Menurut James Grunig (Gregory, menggunakan media massa, baik cetak
2004:88) salah satu tipe publik yaitu (surat kabar, majalah) atau elektronik
publik yang sadar (aware publics) yakni (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu
kelompok yang mengenali adanya lembaga atau orang yang dilembagakan,
masalah. BPN melakukan upaya yang ditunjukan kepada sejumlah besar
sosialisasi hingga pada akhirnya mampu orang yang tersebar di banyak tempat,
membentuk suatu kelompok publik yang anonim dan heterogen. BPN kabupaten
sadar akan pentingnya legalisasi asset TTU belum menggunakan media masa
pertanahan. untuk membantu mensosialisasikan
4. Pemilihan media dan teknik-teknik humas program LARASITA, karena program ini
BPN Kabupaten TTU harus melalui baru dijalankan dua tahun terakhir.
tahapan pemilihan media dan teknik- Namun harapan kedepannya, media massa
teknik humas, dimana BPN melakukan akan dipergunakan sebagai media
tiga konteks komunikasi (Mulyana, komunikasi, agar program ini dapat
2007:72) yang dimaksud terdiri dari berjalan lebih efektif.
komunikasi kelompok (group 5. Perencanaan anggaran
communication), komunikasi publik Pada prakteknya, BPN kabupaten
(public communication), dan komunikasi TTU dalam menjalankan program
massa (mass communication). LARASITA, dalam merencanakan
Komunikasi kelompok (group anggaran dengan cara mengajukan ke
communication) adalah komunikasi yang kantor BPN Pusat di Jakarta.
mempunyai tujuan bersama, yang 6. Pengukuran hasil
berinteraksi satu sama lain untuk Peningkatan kesadaran masnyarakat
mencapai tujuan bersama, mengenal satu dalam melegalisasi asset tanahnya,
sama lainya dan memandang mereka menunjukan BPN Kabupaten TTU
sebagai bagian dari kelompok tersebut. berhasil mencapai salah satu fungsi

70
Servince Imelda Nubatonis, Peran Public Relation Dalam Program Larasita.....

komunikasi yang diungkapkan Mulyana membahas pengukuran hasil, dari hasil


(2007:33), “komunikasi yang berfungsi penelitian menunjukan bahwa BPN kabupaten
untuk memberitahukan atau menerangkan TTU berhasil menjalankan program
(to inform) mengandung muatan persuasif LARASITA dikelurahan kefa tengah, hal ini
dalam arti bahwa pembicara dibuktikan dengan meningkatnya kesadaran
menginginkan pendengarnya memper- masyarakat untuk melegalisasi tanah mereka
cayai fakta atau informasi yang sehingga program LARASITA dilaksanakan
disampaikan akurat dan layak diketahui.” sebanyak dua kali di kelurahan ini.

Kesimpulan Daftar Pustaka


Peran PR BPN Kabupaten TTU dalam Buku
Program LARASITA di Kelurahan Kefa Afifudin. H et al.2009. Metodologi Penelitian
Tengah Kualitatif. Bandung : CV Pustaka Setia
Dari keempat peran PR Cutlip, Center & Burgin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif.
Broom, BPN Kabupaten TTU hanya Jakarta: Prenada Media Group
menjalankan dua peran yaitu sebagai penasihat Badudu J dan Sutan Moh Zain. 2002. Kamus
ahli yaitu BPN mempunyai kewenangan penuh Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PT.
dalam pengurusan pertanahan, BPN membantu Pustaka Sinar Harapan
masyarakat untuk memberikan solusi dalam Cangara, Hafid.2005. Pengantar Ilmu
permasalahan pertanahan, dan kedua berperan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja
sebagai fasilitator komunikasi atau mediator Grafindo Persada
untuk membantu mendengarkan apa yang Cutlip, Center.2000. Effective Public
dibutuhkan masyarakat dan membantu Relations. Bandung:Kecana Permada
memediasi permasalahan yang dialami Media Group
masyarakat. Dwiyanto, Agus.2010. Manajemen Pelayanan
Publik: Peduli Inklusif dan
Model perencanaan Humas BPN kabupaten Kolaboratif. Gajah Mada University
TTU dalam program LARASITA di Wordpress.
kelurahan Kefa Tengah Effendy, Onong Uchjana.2000. Ilmu
Enam model perencanaan humas yang Komunikasi Teori dan Praktek.
diterapkan BPN Kabupaten TTU dapat Bandung : PT. Remaja Rosadakarya
disimpulkan sebagai berikut yaitu : ____________________. 2003. Ilmu Teori
Langkah pertama melalui pengenalan dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
situasi tentang posisi BPN, tingkat kesadaran PT. Citra Aditya Bakti
masyarakat masyarakat akan pentingnya ____________________. 2004. Human
legalisasi asset pertanahan; langkah kedua Relations & Public Relations.
yakni penetapan tujuan diantaranya Jakarta:Mandar Maju
mendekatkan BPN dengan masyarakat, Hasan, Erliana. Komunikasi Pemerintahan. PT
meningkatkan kesadaran akan pentingnya Refika Aditama. 2005
melegalisasi asset tanah, dan meminimalisir Imam, Indra el al.2009. Aplikasi Manajemen
maraknya jasa calo dan membantu Perusahaan. Jakarta. Mitra Wacana
mensejahterakan masyarakat: langkah ketiga Media
adalah penentuan khalayak, sasaran sosialisasi Iriantara, Yosal. 2003.Managemen Strategi
yang luas, sehingga tidak ada segmentasi PR. Bandung:GHALIA INDONESIA
secara spesifik; langkah keempat adalah Iskandar. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif
pemilihan media atau teknik-teknik humas dan Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada
yang digunakan BPN adalah penyuluhan Press
langsung di lapangan (sosialisasi); langkah Liliweri, Allo. 2011. Komunikasi Serba Ada
kelima adalah perencanaan anggaran, dalam Serba Makna. Jakarta, Kencana
sosialisasi program LARASITA telah Moore, Frazier. H.2005. Humas Membangun
dianggarkan setiap tahunya; langkah yang Citra dengan Komunikasi. Bandung.
terakhir adalah pengukuran hasil yang PT. Remaja Rosdakarya.

71
JURNAL INTERAKSI, Vol. 4 No. 1, Januari 2015 : 62 – 72

Morrisan. 2008. Manajemen Public Relations : Website


Strategi Menjadi Humas Profesional. http://www.bpn.go.id/Beranda/Berita---
Jakarta: Kencana Prenada Media Artikel/Artikel/LARASITA,-
Group MENJANGKAU-YANG-TIDAK-
Mulyana, Deddy.2008. Ilmu Komunikasi Suatu TERJANGKAU.aspx
Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Nazir, Mohammad.2003. Metode Penelitian.
Ghalia Indonesia
Oemi, Abdurahman.1995. Dasar-dasar Public
Relations. Bandung:Citra Aditya Bakti
Perangin Angin, Loina.2001. Membina
Hubungan Baik dengan Publik.
Bandung: CV. Palolo
Rita, F. Silia et al.2009. Panduan Praktisi
Public Relations. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo
Rurmanti, Maria Asumta.2002. Dasar-Dasar
Public Relations Teori dan Praktik.
Jakarta: PT. Gramedia Widiarsana
Indonesia
Ruslan, Rosadi.2003. Metode Penelitian
Public Relations & Komunikasi.
Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
____________. 2003. Kiat & Strategi
Kampanye Public Relations. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Pustaka
____________. 2005. Manajemen Pubic
Relations dan Media Komunikasi Ed.
Rev. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
Simanjutak, P.J. 2005. Manajemen & Evaluasi
Kerja, Jakarta : Lembaga Penelitian FE
UI
Soemirat, Soleh et al.2008. Dasar-Dasar
Public Relations. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya
Soekarno, Sahab. 1997. Teknik Manajemen
Kerja, Jakarta : Bima Sumber Daya
Manusia.
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu komunikasi.
Jakarta: PT.Gramedia Widiarsana
Indonesia
Wilcox, Dennis L., et al. 2005. Public
Relations Strategies and Tactics
Seventh Edition. Pearson Education
Wright. 1999. How To Pass Public Relations.
Jakarta:Salemba Humanika.

72

Anda mungkin juga menyukai