PENILAIAN SAHAM
DOSEN PEMBIMBING :
AGUS TAUFIK H,S.E,MM
Disusun oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya tugas pembuatan makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada
pihak-pihak terkait yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak
Agus Taufik H,S.E, MM selaku dosen manajemen keuangan.
Harapan kami adalah semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat dan
dapat menambah wawasan pembaca. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
dalam penyusunan tugas ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
dari pembaca demi tercapainya perbaikan dalam tugas-tugas maupun makalah
berikutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang investasi saham sekarang ini sudah menjadi hal yang
lumrah. Investasi saham bukan lagi monopoli orang kaya atau para pejabat eksekutif.
Dengan berbagai kemudahan sebagai berkah perkembangan teknologi, investasi
saham kini dapat dilakukan oleh siapa saja termasuk pelajar, mahasiswa, petani, PNS,
karyawan, sampai ibu rumah tangga.
Dewasa ini, penanaman investasi dalam bentuk saham juga menunjukkan
perkembangan yang cukup positif. Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berkembang
seiring bertambahnya usia, dan keadaan pun semakin menunjukkan bahwa saham
semakin banyak peminatnya, dilihat dari kapitalisasinya yang terus bertambah dari
tahun-tahun sebelumnya.
Dengan menjual saham kepada publik, perusahaan dapat memperoleh dana
yang bertujuan untuk mebiayai keputusan-keputusan manajerial seperti ekspansi,
melakukan riset dan pengembangan terhadap produk perusahaan, meluncurkan
varian ataupun produk baru dan lain-lainnya.
Penanaman saham memungkinkan para shareholder mempunyai berbagai
pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Di samping itu,
investasi saham mempunyai daya tarik lain yaitu pada likuiditasnya yang
mengharuskan perusahaan untuk melakukan alokasi dana yang efisien.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa, salah satu ciri negara maju dilihat
dari tingkat partisipasi masyarakat dalam investasi saham. Keikutsertaan masyarakat
dalam investasi saham menunjukkan peran masyarakat untuk mendanai perusahaan
(terutama perusahaan lokal) sehingga tidak perlu menggantungkan nasib terhadap
investasi atau pinjaman asing.
Investasi saham merupakan salah satu instrumen investasi yang berpotensi
memberikan keuntungan yang lebih tinggi investasi lain. Bahkan, mereka yang aktif
melakukan jual beli saham (trader) dalam jangka pendek bisa mencatat keuntungan
yang lebih tinggi, tentu dengan memperhitungkan segala risiko yang ada. Sehingga,
patut diingat bahwa dalam semua jenis investasi, high risk, high return, dibalik risiko
yang tinggi terdapat potensi keuntungan atau tingkat pengembalian yang tinggi,
begitu pula sebaliknya.
Kendala utama masyarakat dalam berinvestasi saham adalah kurangnya
pengetahuan serta pemahaman akan risiko iventasi berbentuk saham. Padahal,
penanaman saham harus dilakukan dengan pertimbangan yang cermat dalam
pengambilan keputusan.
Dengan memiliki saham, berarti kita telah ikut memiliki suatu perusahaan.
Dengan kata lain, kita ikut memiliki perusahaan tambang, perusahaan penerbangan,
atau perusahaan farmasi yang terkenal dan mendapatkan keuntungan berupa
deviden, dan keuntungan kenaikan harga saham (capital gain) yang sangat mungkin
terjadi dalam jangka panjang.
Pada makalah ini kami ingin menjelaskan lebih jauh mengenai berbagai
macam jenis saham serta bagaimana cara melakukan penilaiannya agar masyarakat
dapat lebih mengetahui lebih dalam seputar saham. Selain itu, makalah ini bertujuan
agar para shareholder dapat lebih waspada dalam memilih perusahaan yang akan
mereka tanamkan sahamnya serta dapat menilai risiko dari saham tersebut sehingga
bisa mengambil keputusan yang tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu saham ?
2. Apa saja karakteristik saham ?
3. Apa saja jenis-jenis saham ?
4. Apa saja perbedaan antar jenis saham ?
5. Bagaimana perhitungan penilaian saham ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Adapun
pengertian lain dari saham yaitu satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai
instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan.
Saham dijual melalui Pasar Primer (Primary Market) atau Pasar Sekunder (Secondary
Market).
Saham diterbitkan oleh suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas (PT) yang terdiri
dari dua jenis, yaitu :
PT. Tertutup
PT. Terbuka
Hak kepemilikan (control of the firm), investor mempunyai hak suara dalam
menentukan arah dan kebijakan peerusahaan. Makin besar kepemilikan maka
makin besar pula hak pemegang saham untuk mengontrol perusahaan.
Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual dengan harga
belinya. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham
di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per
saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham
yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500
untuk setiap saham yang dijualnya.
Di sisi lain, sebagai instrumen investasi, saham memiliki risiko sebagai berikut :
Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor
menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli
dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus
mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga
saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut
sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
Risiko Likuidasi
Hal ini terjadi apabila perusahaan yang sahamnya kita miliki, dinyatakan
bangkrut oleh pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak
klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban
seperti hutang perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan
perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan
tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang
saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham
tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko
yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut
untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui
sebagai pemilik yang mempunyai hak atas pembagian dividen dan dapat
menghadiri serta memberikan suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang
Saham).
Saham jenis ini merupakan kebalikan dari saham atas unjuk. Saham ini
memuat nama pemiliknya dan nama ini akan tercantum dalam buku
perseroan sehingga apabila terjadi pemindahan saham atas nama maka harus
menempuh prosedur tertentu yang harus dipenuhi.
Saham ini mempunyai tingkat keamanan yang lebih tinggi sebab sudah
tercantum dalam buku perseroan sehingga apabila saham ini hilang maka
cukup memberitahukan kepada perusahaan untuk meminta penggantian.
Income Stock
Yaitu saham yang memiliki kemampuan untuk membagi dividennya lebih tinggi
dari rata-rata dividen yang dibayarkan tahun-tahun sebelumnya. Emiten yang
mampu melakukan hal ini adalah yang mampu menghasilkan pendapatan yang
tinggi dengan teratur memberikan pendapatan tunai.
Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih
tinggi dari rata – rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten
seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan
secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba
dan tidak mementingkan potensi.
Jenis saham terbaru yang diperdagangkan di BEI , yaitu ETF (Exchange Trade Fund)
adalah gabungan reksadana terbuka dengan saham dan pembelian di bursa seperti
halnya saham di pasar modal bukan di Manajer Investasi (MI)
III. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim
Klaim Pendapatan
Hak Suara
3. Deviden yang didapat sifatnya kolektif, artinya saham jenis ini bisa
mendapatkan deviden yang terakumulasi jika sebelumnya tidak
mendapatkan deviden sama sekali.
4. Saham Preferen Umumnya bisa dijadikan menjadi saham biasa
kembali dengan persyaratan dan persetujuan dari pihak penerbit
saham serta pemegang saham itu sendiri.
Penilaian Saham
2. Nilai Pasar
3. Nilai Intrinsik
Bagi investor yang memegang saham biasa hanya untuk satu tahun, nilai saham
harus sama dengan nilai sekarang dari deviden yang diharapkan yang akan diterima
selama satu tahun.
D1 P1
Vcs= +
( 1+ Kcs ) (1+ Kcs)
Karena saham biasa tidak mempunyai tanggal jatuh tempo dan sering dipegang
selama bertahun tahun maka multiple holding period dieprlukan. Model ini
merupakan persamaan yang digunakan untuk nilai saham yang tidak memiliki
tanggal jatuh tempo, tetapi berlanjut pada anuitas abadi (selama perusahaan masih
berdiri)
D1
V cs=
Kcs−g
devidentahun ke 1
K cs=
^ + tingkat pertumbuhan
Harga Pasar
D
Vps=
Kps
D = Deviden Tahunan
KESIMPULAN
Saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan atau Perseroan
Terbatas (PT) saham juga di identifikasikan sebagai surat bukti kepemilikan dalam
suatu PT yang diperoleh melalui pembelian atau cara lain yang kemudian
memberikan hak atas deviden dan lain-lain sesuai dengan besar kecilnya investasi
modal pada perusahaan tersebut. Penilaian saham baik untuk saham biasa maupun
saham preferen berguna bagi para investor dalam mengukur tingkat pengembalian
saham yang mereka tanamkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasi/bagiinvestor/saham.aspx
https://www.academia.edu/5883798/Pengertian_Saham_dan_Jenis
http://www.kajianpustaka.com/2012/12/pengertian-dan-jenis-jenis-saham.html
Keown, Arthur J., John D. Martin, J. William Perry, David F. Scott, Jr. Manajemen
Keuangan : Prinsip dan Aplikasi. Edisi Sepuluh. Prentice Hall, Inc. 2005.1