Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN KEUANGAN

PENILAIAN SAHAM

DOSEN PEMBIMBING :
AGUS TAUFIK H,S.E,MM

Disusun oleh :

CINDY LEO RENSHA 1962194

PRODI AKUNTANSI KS-2 2019

STIE PGRI DEWANTARA JOMBANG


Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya tugas pembuatan makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada
pihak-pihak terkait yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak
Agus Taufik H,S.E, MM selaku dosen manajemen keuangan.

Harapan kami adalah semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat dan
dapat menambah wawasan pembaca. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
dalam penyusunan tugas ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
dari pembaca demi tercapainya perbaikan dalam tugas-tugas maupun makalah
berikutnya.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang investasi saham sekarang ini sudah menjadi hal yang
lumrah. Investasi saham bukan lagi monopoli orang kaya atau para pejabat eksekutif.
Dengan berbagai kemudahan sebagai berkah perkembangan teknologi, investasi
saham kini dapat dilakukan oleh siapa saja termasuk pelajar, mahasiswa, petani, PNS,
karyawan, sampai ibu rumah tangga.
Dewasa ini, penanaman investasi dalam bentuk saham juga menunjukkan
perkembangan yang cukup positif. Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berkembang
seiring bertambahnya usia, dan keadaan pun semakin menunjukkan bahwa saham
semakin banyak peminatnya, dilihat dari kapitalisasinya yang terus bertambah dari
tahun-tahun sebelumnya.
Dengan menjual saham kepada publik, perusahaan dapat memperoleh dana
yang bertujuan untuk mebiayai keputusan-keputusan manajerial seperti ekspansi,
melakukan riset dan pengembangan terhadap produk perusahaan, meluncurkan
varian ataupun produk baru dan lain-lainnya.
Penanaman saham memungkinkan para shareholder mempunyai berbagai
pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Di samping itu,
investasi saham mempunyai daya tarik lain yaitu pada likuiditasnya yang
mengharuskan perusahaan untuk melakukan alokasi dana yang efisien.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa, salah satu ciri negara maju dilihat
dari tingkat partisipasi masyarakat dalam investasi saham. Keikutsertaan masyarakat
dalam investasi saham menunjukkan peran masyarakat untuk mendanai perusahaan
(terutama perusahaan lokal) sehingga tidak perlu menggantungkan nasib terhadap
investasi atau pinjaman asing.
Investasi saham merupakan salah satu instrumen investasi yang berpotensi
memberikan keuntungan yang lebih tinggi investasi lain. Bahkan, mereka yang aktif
melakukan jual beli saham (trader) dalam jangka pendek bisa mencatat keuntungan
yang lebih tinggi, tentu dengan memperhitungkan segala risiko yang ada. Sehingga,
patut diingat bahwa dalam semua jenis investasi, high risk, high return, dibalik risiko
yang tinggi terdapat potensi keuntungan atau tingkat pengembalian yang tinggi,
begitu pula sebaliknya.
Kendala utama masyarakat dalam berinvestasi saham adalah kurangnya
pengetahuan serta pemahaman akan risiko iventasi berbentuk saham. Padahal,
penanaman saham harus dilakukan dengan pertimbangan yang cermat dalam
pengambilan keputusan.
Dengan memiliki saham, berarti kita telah ikut memiliki suatu perusahaan.
Dengan kata lain, kita ikut memiliki perusahaan tambang, perusahaan penerbangan,
atau perusahaan farmasi yang terkenal dan mendapatkan keuntungan berupa
deviden, dan keuntungan kenaikan harga saham (capital gain) yang sangat mungkin
terjadi dalam jangka panjang.
Pada makalah ini kami ingin menjelaskan lebih jauh mengenai berbagai
macam jenis saham serta bagaimana cara melakukan penilaiannya agar masyarakat
dapat lebih mengetahui lebih dalam seputar saham. Selain itu, makalah ini bertujuan
agar para shareholder dapat lebih waspada dalam memilih perusahaan yang akan
mereka tanamkan sahamnya serta dapat menilai risiko dari saham tersebut sehingga
bisa mengambil keputusan yang tepat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu saham ?
2. Apa saja karakteristik saham ?
3. Apa saja jenis-jenis saham ?
4. Apa saja perbedaan antar jenis saham ?
5. Bagaimana perhitungan penilaian saham ?

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Adapun
pengertian lain dari saham yaitu satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai
instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan.
Saham dijual melalui Pasar Primer (Primary Market) atau Pasar Sekunder (Secondary
Market).

2. Jenis perusahaan yang menerbitkan saham

Saham diterbitkan oleh suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas (PT) yang terdiri
dari dua jenis, yaitu :

 PT. Tertutup

Perseroan terbatas tertutup adalah perseroan terbatas yang pemilik


sahamnya berasal dari kalangan tertentu saja seperti kerabat dan keluarga
dan tidak dijual kepada umum. Contoh PT. Tertutup antara lain PT. Grup
Bakrie dengan pemilik perusahaan Aburizal Bakrie, PT. Grup Sinar Mas
dengan pemilik perusahaan Eka Djipta Widjaya, dan PT. Grup Lippo dengan
pemilik perusahaan Mochtar Riady.

 PT. Terbuka

Perseroan terbuka adalah perseroan terbatas yang menjual sahamnya


kepada masyarakat melalui pasar modal (go public) sehingga saham yang
dikeluarkan perusahaan jenis ini ditawarkan kepada umum dan
diperjualbelikan melalui bursa saham. Go Public adalah kegiatan penawaran
saham atau Efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan
go public) untuk menjual saham atau Efek kepada masyarakat berdasarkan
tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.
 Salah satu ciri perusahaan go public adalah penambahan singkatan
Tbk (terbuka) pada nama perusahaan tersebut. Contoh-contoh PT. Terbuka
adalah PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, dan lain-lain.

3. Manfaat dan risiko yang diperoleh dari kepemilikan saham

Dengan memiliki saham suatu perusahaan, beberapa keuntungan yang diperoleh


investor antara lain :

 Hak kepemilikan (control of the firm), investor mempunyai hak suara dalam
menentukan arah dan kebijakan peerusahaan. Makin besar kepemilikan maka
makin besar pula hak pemegang saham untuk mengontrol perusahaan.

 Deviden, yaitu bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada


pemilik saham.

 Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual dengan harga
belinya. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham
di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per
saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham
yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500
untuk setiap saham yang dijualnya.

Di sisi lain, sebagai instrumen investasi, saham memiliki risiko sebagai berikut :

 Capital Loss

Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor
menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli
dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus
mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga
saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut
sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.

 Risiko Likuidasi

Hal ini terjadi apabila perusahaan yang sahamnya kita miliki, dinyatakan
bangkrut oleh pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak
klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban
seperti hutang perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan
perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan
tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang
saham.

Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham
tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko
yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut
untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.

Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga


saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan
harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut.
Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh penawaran (supply) dan permintaan
(demand) atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya
banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan
dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya
makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi
seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.

4. Jenis – jenis saham


I. Jenis saham berdasarkan cara peralihan hak

 Saham atas unjuk (bearer stock)

Saham yang diterbitkan tanpa disertai pencantuman nama pemegangnya,


sehingga pemilik sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya
pada orang lain karena sifatnya mirip dengan uang.

Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui
sebagai pemilik yang mempunyai hak atas pembagian dividen dan dapat
menghadiri serta memberikan suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang
Saham).

 Saham atas nama (registered stocks)

Saham jenis ini merupakan kebalikan dari saham atas unjuk. Saham ini
memuat nama pemiliknya dan nama ini akan tercantum dalam buku
perseroan sehingga apabila terjadi pemindahan saham atas nama maka harus
menempuh prosedur tertentu yang harus dipenuhi.

Saham ini mempunyai tingkat keamanan yang lebih tinggi sebab sudah
tercantum dalam buku perseroan sehingga apabila saham ini hilang maka
cukup memberitahukan kepada perusahaan untuk meminta penggantian.

II. Ditinjau dari kinerja perdagangan 

 Blue Chip Stock

Saham dapat diklasifikasikan sebagai blue chip stock bila perusahaan


penerbitnya memiliki reputasi baik. Juga dalam sejarah yang paling emiten
mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi dan konsisten dalam membayar
dividen tunai. Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,
sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten
dalam membayar dividen.

 Income Stock

Yaitu saham yang memiliki kemampuan untuk membagi dividennya lebih tinggi
dari rata-rata dividen yang dibayarkan tahun-tahun sebelumnya. Emiten yang
mampu melakukan hal ini adalah yang mampu menghasilkan pendapatan yang
tinggi dengan teratur memberikan pendapatan tunai.

Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih
tinggi dari rata – rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten
seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan
secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba
dan tidak mementingkan potensi.

 Growth stock (well known)

Jika emiten merupakan pimpinan di dalam industrinya dan selama beberapa


tahun terakhir berturut-turut mampu mendapatkan hasil di atas rata-rata emiten
saham ini biasanya mempunyai reputasi tinggi dan gaya publisitas yang tampak
glamour dalam memperbaiki peningkatan atau penurunan harga sahamnya.

 Growth stock (lesser-known)

Yaitu saham yang umumnya pemiliknya tidak menjadi pemimpin dalam


individunya. Namun selama ini tetap memiliki ciri-ciri seperti growth stock
(well-known) yaitu mampu mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari
penghasilan rata-rata tahun terakhir.
 Speculative stock (saham spekulatif

Yaitu saham yang emitennya tidak bisa secara konsisten mendapatkan


penghasilan dari tahun ke tahun, namun memiliki potensi untuk
mendapatkan penghasilan yang baik dimasa yang datang.

 Cylical stock (saham bersiklus)

Merupakan perkembangan saham yang mengikuti situasi ekonomi makro


atau kondisi bisnis secara umum selain ekonomi makro sedang mengalami
ekspansi. Emiten saham ini akan mampu mendapatkan penghasilan yang
tinggi pula demikian pula sebaliknya

 Defensive atau Counter Cyclical Stock (saham bertahan)

Merupakan jenis yang tidak mungkin terpengaruh oleh kondisi ekonomi


makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi, harga saham
tetap mengisi sebab mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat
dari kemampuan emitennya mendapatkan penghasilan yang tinggi pada
kondisi resesi.

Jenis saham terbaru yang diperdagangkan di BEI , yaitu ETF (Exchange Trade Fund)
adalah gabungan reksadana terbuka dengan saham dan pembelian di bursa seperti
halnya saham di pasar modal bukan di Manajer Investasi (MI)

ETF dibagi 2, yaitu:

1. ETF index : menginvestasikan dana kelolanya dalam sekumpulan portofolio efek


yang terdapat pada satu indeks tertentu dengan proporsi yang sama.
2. Close and ETFs : Fund yang diperdagangkan dibursa efek yang berbentuk
perusahaan investasi tertutup dan dikelola secara aktif.

III. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim

Saham dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah surat berharga dalam bentuk piagam atau sertifikat yang


memberikan pemegangnya bukti atas hak-hak dan kewajiban menyangkut
andil kepemilikan dalam suatu perusahaan.  Saham biasa mewakili
kepemilikan dalam perusahaan.

 Karakteristik Saham Biasa

 Klaim Pendapatan

Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa


mempunyai hak laba setelah memperhitungkan pembayaran hak
kepada pemegang obligasi dan saham preferen. Pembayaran tersebut
dapat dilakukan dalam bentuk dividen atau laba ditahan yang
diinvestasikan kembali ke perusahaan. Dengan memasukkan kembali
pendapatan ke perusahaan akan mengakibatkan suatu pertambahan
nilai dari perusahaan, baik kemampuan untuk menghasilkan
pendapatan maupun pada keuntungan saham di masa depan.

Tindakan ini pada gilirannya nanti akan mengakibatkan naiknya


nilai saham. Hak terhadap sisa pendapatan memiliki keuntungan dan
kerugian bagi pemegang saham. Keuntungannya adalah tidak
terbatasnya pengembalian potensial. Surat-surat berharga senior
(obligasi dan saham preferen) telah dipenuhi, pendapatan residu
didistribusikan secara langsung pada pemegang saham dalam bentuk
deviden atau secara tidak langsung dalam bentuk keuntungan modal
(kenaikan harga saham) pada saham biasa mereka.

Kerugiannya adalah apabila klaim obligasi dan saham preferen


menghabiskan seluruh keuntungan yang diperoleh, pemegang saham
biasa tidak menerima apa-apa.

 Klaim terhadap aktiva

Selain memiliki klaim terhadap sisa penghasilan, saham biasa juga


memiliki klaim terhadap sisa aktiva dalam kasus likuiditas.

 Hak Suara

Pemegang saham biasa memilih dewan direksi dan secara umum


merupakan satu-satunya pemegang surat-surat yang memiliki hak
suara. Pemegang saham biasa tidak hanya memiliki hak untuk
memilih dewan direksi, tetapi mereka juga berwenang memberikan
persetujuan terhadap anggaran dasar perusahaan.

Pemegang saham dapat menggunakan haknya secara pribadi,


ataupun yang secara umum dilakukan adalah melalui perwakilan
(proxy). Perwakilan memberi hak kepada pihak yang ditunjuk untuk
memberikan suara pada rapat tahunan perusahaan. Pada masa
kesulitan keuangan atau ketika terjadi usaha pengambilan
manajemen, Perang para wakil (perang proxy) yakni perang di antara
kelompok-kelompok yang bersaing untuk memilih wakil dalam
rangka mengendalikan keputusan yang dibuat dalam parlemen
pemegang saham kerap terjadi.

Terdapat perbedaan prosedur pemungutan suara antara satu


perusahaan dengan perusahaan lain walaupun masing-masing
bagian saham mempunyai jumlah suara yang sama. Jenis prosedur
pertama adalah melalui pemberian suara mayoritas dimana setiap
lembar saham memberikan pemegang saham satu suara, dan
pengambilan suara untuk setiap posisi pada dewan sirektur
dilakukan secara terpisah. Akibatnya, suara mayoritas saham
memiliki keuasaan untuk memilih seluruh dewan direksi.

Jenis prosedur pemungutan suara yang kedua adalah melalui


pemberian suara kumulatif. Setiap lembar saham memberi
pemiliknya sejumlah hak suara yang sama dengan banyaknya
direktur yang dipilih. Pemilik saham kemudian dapat menentukan
seluruh suaranya untuk satu kandidat atau membaginya di antara
beberapa kandidat.

 Hak Didahulukan (Preemptive Right)


Hak investor saham didahulukan dalam pembelian ‘saham baru’
yang diterbitkan perusahaan untuk melindungi hak kontrol investor.

 Tanggung jawab terbatas


Walaupun pemegang saham biasa merupakan pemilik perusahaan
sesungguhnya, tanggung jawab mereka dalam kasus kebangkrutan
hanya terbatas pada besarnya investasi mereka.

2. Saham Preferen (Prefererred Stock)

Saham ini mempunyai karakteristik gabungan antara obligasi dan


saham biasa, karena dapat menghasilkan pendapatan tetap, tetapi dapat pula
mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham Preferen ini
merupakan saham yang memiliki banyak keutamaan dibandingkan saham
biasa. Pada prinsipnya saham preferen hampir sama dengan saham biasa
dimana saham preferen dianggap sebagai instrumen finansial dari sebuah
kepemilikan saham perusahaan yang menerbitkan sahamnya.
Saham preferen adalah sebuah surat berharga hybrid dengan karakteristik
saham biasa dan obligasi. Saham preferen serupa dengan saham biasa
dikarenakan tidak memiliki tanggal jatuh tempo, deviden tidak dibayarkan
tidak akan menyebabkan kebangkrutan, dan tidak dapat mengurangi
pembayaran pajak. Disamping itu, saham preferen juga serupa dengan
obligasi yang memberikan deviden pada jumlah tetap.

 Ciri-ciri Saham Preferen

1. Mempunyai tingkatan atau level, Saham Preferen bisa diterbitkan


dengan ciri khas tertentu.

2. Memiliki tunggakkan dari penghasilan dan aktiva, untuk


pendapatan deviden saham preferen memilki prioritasnya sendiri.

3. Deviden yang didapat sifatnya kolektif, artinya saham jenis ini bisa
mendapatkan deviden yang terakumulasi jika sebelumnya tidak
mendapatkan deviden sama sekali.
4. Saham Preferen Umumnya bisa dijadikan menjadi saham biasa
kembali dengan persyaratan dan persetujuan dari pihak penerbit
saham serta pemegang saham itu sendiri.

 Karakteristik Saham Preferen

a. Preferen Terhadap Deviden


1. Pemegang Saham Preferen mempunyai hak untuk menerima
deviden terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang
saham biasa.

2. Saham Preferen umumnya memberikan hak deviden kumulatif,


yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima
deviden pada tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan,
dan dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima
devidennya.

b. Preferen Pada Waktu Likuidasi


Saham Preferen memiliki hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan
dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat
terjadi likuidasi. Saham preferen lebih aman dibandingkan dengan
saham biasa karena memiliki klaim Terhadap Kekayaan perusahaan
dan pembagian deviden terlebih dahulu. Dan pemiliknya akan
memiliki hak lebih dibanding hak pemegang saham biasa.

Penilaian Saham

Penilaian saham merupakan suatu proses pekerjaan seorang penilai dalam


memberikan opininya secara tertulis menegenai nilai ekonomi atau bisnis atau
ekuitas pada saat tertentu.
 Tujuan Penilaian Saham
Tujuan Penilaian Saham adalah memberi gambaran pada manajemen
atas estimasi nilai saham suatu perusahaan yang akan digunakan
sebagai rujukan manejemen sebagai bahan pertimbangan kebijakan
atas saham perusahaan tersebut.

 Jenis- jenis Penilaian Saham


1. Nilai Buku

Nilai Buku adalah Nilai Asset yang tersisa setelah dikurangi


kewajiban perusahaan yang telah dibagikan. Nila Buku hanya
mencerminkan berapa besar jaminan atau seberapa besar aktiva
bersih untuk saham yang dimiliki investor.

2. Nilai Pasar

Nilai Pasar merupakan harga yang terbentuk dari permintaan dan


penawaran saham dipasar modal atau disebut juga dengan harga
pasar sekunder.

3. Nilai Intrinsik

Nilai Intrinsik adalah Nilai saham yang menentukan harga wajar


suatu saham agar saham tersebut mencerminkan nilai saham yang
sebenarmya.

Penilaian Saham Biasa


Penilaian Saham Biasa, Perode Pemegang Tunggal

Bagi investor yang memegang saham biasa hanya untuk satu tahun, nilai saham
harus sama dengan nilai sekarang dari deviden yang diharapkan yang akan diterima
selama satu tahun.
D1 P1
Vcs= +
( 1+ Kcs ) (1+ Kcs)

Nilai Sekarang dari Nilai sekarang dari


Vcs=
[ deviden
][
+ harga Pasar yang
yang diterima pada 1tahun (D 1) diterima pada satu tahun( P1 ) ]
Penilain Saham Biasa, Periode Kepemilikan Berganda

Karena saham biasa tidak mempunyai tanggal jatuh tempo dan sering dipegang
selama bertahun tahun maka multiple holding period dieprlukan. Model ini
merupakan persamaan yang digunakan untuk nilai saham yang tidak memiliki
tanggal jatuh tempo, tetapi berlanjut pada anuitas abadi (selama perusahaan masih
berdiri)

D1
V cs=
Kcs−g

deviden pada tahun 1


Vcs=
Tingkat pengembalian yang diinginkan−tingkat pertumbuhan

Penilaian Saham Preferen

Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan Oleh Pemegang Saham

Dalam menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan pemegang saham, dapat


digunakan persamaan penilaian untuk saham preferen.
D1
^
K cs= +g
P0

devidentahun ke 1
K cs=
^ + tingkat pertumbuhan
Harga Pasar

Tingkat Pengembalian Saham Preferen

D
Vps=
Kps

Keterangan : Vps = Nilai Sebuah saham preferen

D = Deviden Tahunan

Kps = Tingkat Pengembalian yang diinginkan


BAB III

KESIMPULAN

Saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan atau Perseroan
Terbatas (PT) saham juga di identifikasikan sebagai surat bukti kepemilikan dalam
suatu PT yang diperoleh melalui pembelian atau cara lain yang kemudian
memberikan hak atas deviden dan lain-lain sesuai dengan besar kecilnya investasi
modal pada perusahaan tersebut. Penilaian saham baik untuk saham biasa maupun
saham preferen berguna bagi para investor dalam mengukur tingkat pengembalian
saham yang mereka tanamkan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasi/bagiinvestor/saham.aspx

https://www.academia.edu/5883798/Pengertian_Saham_dan_Jenis

http://www.kajianpustaka.com/2012/12/pengertian-dan-jenis-jenis-saham.html

Keown, Arthur J., John D. Martin, J. William Perry, David F. Scott, Jr. Manajemen
Keuangan : Prinsip dan Aplikasi. Edisi Sepuluh. Prentice Hall, Inc. 2005.1

Anda mungkin juga menyukai