Anda di halaman 1dari 12

ETIKA BISNIS

“MEMAHAMI KONSEP DASAR ETIKA DAN BISNIS

SERTA PENTINGNYA PENERAPAN ETIKA DALAM BISNIS"

Oleh:
Kelompok 2
1. Windy Kartika Sari (1902612010738)
2. I Dewa Ayu Mega Kartika Yasa Putri (1902612010739)
3. Ni Wayan Widiani (1902612010740)
4. Putu Linda Setia Dewi (1902612010741)
5. I Ngurah Santika (1902612010743)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya,

kami diberikan kesempatan dan kesehatan untuk menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun dengan tujuan utama menyelesaikan tugas mata kuliah Etika Bisnis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis

dalam menyelesaikan makalah ini dan kepada dosen mata kuliah Etika Bisnis, Bapak Putu Pradiva

Putra Salain,SE.,MM. Terima kasih juga kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pengalaman dan ilmu yang dimiliki masih terbatas

dan terdapat banyak kekurangan sehingga penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.

Namun penulis tetap bersyukur karena dengan bimbingan dan bantuan semua pihak, makalah ini

dapat diselesaikan. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna

mencapai hasil yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang

pembaca.

i
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar ............................................................................................i
Daftar Isi ......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................2
1.3 Tujuan ......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Relativitas moral dalam bisnis .................................................................3
2.2 Kendala-kendala pelaksanaan etika bisnis ...............................................4
2.3 Antara keuntungan dan etika ...................................................................5
2.4 Pro dan kontra etika dalam bisnis ............................................................6
2.5 Alasan meningkatnya perhatian dunia bisnis terhadap etika ...................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................8
3.2 Saran ........................................................................................................8
Daftar Pustaka ................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Di era persaingan global superketat dewasa ini menuntut setiap perusahaan untuk
senantiasa melakukan upaya-upaya yang pro-aktif agar tetap dapat eksis dan
meraih/mempertahankan pasar. Hal ini jelas membuat semua kegiatan saling berpacu satu
sama lain untuk mendapatkan kesempatan (opportunity) dan keuntungan (profit). Kadang
kala untuk mendapatkan kesempatan dan keuntungan tadi, memaksa orang untuk
menghalalkan segala cara mengindahkan ada pihak yang dirugikan atau tidak.
Kompetisi inilah yang harus memanas belakangan ini. Kata itu mengisyaratkan
sebuah konsep bahwa mereka yang berhasil adalah yang mahir menghancurkan musuh-
musuhnya. Banyak yang mengatakan kompetisi lambang ketamakan. Padahal,
perdagangan dunia yang lebih bebas dimasa mendatang justru mempromosikan kompetisi
yang juga lebih bebas.
Lewat ilmu kompetisi kita dapat merenungkan, membayangkan eksportir kita yang
ditantang untuk terjun ke arena baru yaitu pasar bebas dimasa mendatang. Kemampuan
berkompetisi seharusnya sama sekali tidak ditentukan oleh ukuran besar kecilnya sebuah
perusahaan. Inilah yang sering dikonsepkan berbeda oleh penguasa kita.
Perusahaan yang bermoral dan beretika yang akan mampu menarik simpati
konsumen. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial,
mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep
pembangunan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan
yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, menghindari sikap 5K
(Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang benar
itu benar, dll
Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran semua pihak
untuk melaksanakannya, kita optimis salah satu kendala dalam menghadapi era globalisasi
dapat diatasi. Etika bisnis juga merupakan cara unggul untuk dapat memperoleh simpati
msyarakat agar perusahaan mampu bertahan

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Relativitas Moral dalam bisnis?
2. Apa saja kendala-kendala pelaksanaan etika bisnis?
3. Bagaimana penerapan antara keuntungan dan etika?
4. Apa saja pro dan kontra etika dalam bisnis?
5. Apa alasan meningkatnya perhatian dunia bisnis terhadap etika?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui Relativitas Moral dalam bisnis
2. Mengetahui kendala-kendala pelaksanaan etika.
3. Mengetahui penerapan antara keuntungan dan etika.
4. Mengetahui pro dan kontra etika dalam bisnis.
5. Mengetahui alasan meningkatnya perhatian dunia bisnis terhadap etika

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 RELATIVITAS MORAL DALAM BISNIS
Menurut De George, ada tiga pandangan umum yang dianut yaitu:
1) Pandangan pertama adalah norma etis berbeda antara satu tempat dengan tempat
lainnya. Artinya perusahaan harus mengikuti norma dan aturan moral yang berlaku
di negara tempat perusahaan tersebut beroperasi. Yang menjadi persoalan
a da l a h a ngga pa n ba hwa t i da k a da ni l a i da n norma m oral ya n g be rsi fa t
universal yang berlaku di semua negara dan masyarakat, bahwa nilai dan
norma moral yang berlaku di suatu negara berbeda dengan yang berlaku di
negara lain. Oleh karena itu, menurut pandangan ini norma dan nilai moral
bersifat relatif. Ini tidak benar, karena bagaimanapun mencuri, merampas,dan
menipu dimanapun juga akan dikecam dan dianggap tidak etis.
2) Pandangan kedua adalah bahwa nilai dan norma moral sendiri paling benar
dalam arti tertentu mewakili kubu moralisme universal, yaitu bahwa pada
dasarnya norma dan nilai moral berlaku universal, dan karena itu apa yang
dianggap benar di negara sendiri harus diberlakukan juga di negara lain
(karena anggapan bahwa di negara lain prinsip itu pun pasti berlaku dengan
sendirinya). Pandangan ini didasarkan pada anggapan bahwa moralitas
menyangkut baik buruknya perilaku manusia sebagai manusia, oleh karenaitu
sejauh manusia adalah manusia, dimanapun dia berada prinsip, nilai, dan norma
moral itu akan tetap berlaku.
3) Pandangan ketiga adalah immoralis naif. Pandangan ini menyebutkan bahwa tidak
ada norma moral yang perlu diikuti sama sekali.

3
2.2 KENDALA-KENDALA PELAKSANAAN ETIKA BISNIS
Pencapaian tujuan etika bisnis di Indonesia masih berhadapan dengan beberapa masalah
dan kendala. Keraf (1993:81-83) menyebut beberapa kendala tersebut yaitu:
1) Standar moral para pelaku bisnis pada umumnya masih lemah.
Banyak di antara pelaku bisnis yang lebih suka menempuh jalan pintas, bahkan
menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan dengan mengabaikan etika
bisnis, seperti memalsukan campuran, timbangan, ukuran, menjual barang yang
kadaluwarsa, dan memanipulasi laporan keuangan.
2) Banyak perusahaan yang mengalami konflik kepentingan.
Konflik kepentingan ini muncul karena adanya ketidaksesuaian antara nilai pribadi yang
dianutnya atau antara peraturan yang berlaku dengan tujuan yang hendak dicapainya, atau
konflik antara nilai pribadi yang dianutnya dengan praktik bisnis yang dilakukan oleh
sebagian besar perusahaan lainnya, atau antara kepentingan perusahaan dengan
kepentingan masyarakat. Orang-orang yang kurang teguh standar moralnya bisa jadi akan
gagal karena mereka mengejar tujuan dengan mengabaikan peraturan.
3) Situasi politik dan ekonomi yang belum stabil.
Hal ini diperkeruh oleh banyaknya sandiwara politik yang dimainkan oleh para elit politik,
yang di satu sisi membingungkan masyarakat luas dan di sisi lainnya memberi kesempatan
bagi pihak yang mencari dukungan elit politik guna keberhasilan usaha bisnisnya. Situasi
ekonomi yang buruk tidak jarang menimbulkan spekulasi untuk memanfaatkan peluang
guna memperoleh keuntungan tanpa menghiraukan akibatnya.
4) Lemahnya penegakan hukum.
Banyak orang yang sudah divonis bersalah di pengadilan bisa bebas berkeliaran dan tetap
memangku jabatannya di pemerintahan. Kondisi ini mempersulit upaya untuk memotivasi
pelaku bisnis menegakkan norma-norma etika.
5) Belum ada organisasi profesi bisnis dan manajemen untuk menegakkan kode etik
bisnis dan manajemen.
Organisasi seperti KADIN beserta asosiasi perusahaan di bawahnya belum secara khusus
menangani penyusunan dan penegakkan kode etik bisnis dan manajemen. Di Amerika
Serikat terdapat sebuah badan independen yang berfungsi sebagai badan register akreditasi
perusahaan, yaitu American Society for Quality Control (ASQC)

4
2.3 ANTARA KEUNTUNGAN DAN ETIKA
Tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan. Keuntungan adalah hal yang pokok bagi
kelangsungan bisnis, walaupun bukan merupakan tujuan satu-satunya, sebagaimana dianut
pandangan bisnis yang ideal. Dari sudut pandang etika, keuntungan bukanlah hal yang buruk.
Bahkan secara moral keuntungan merupakan hal yang baik dan diterima karena:
1) Keuntungan memungkinkan perusahaan bertahan dalam usaha bisnisnya.
Tanpa memeperoleh keuntungan tidak ada pemilik modal yang bersedia menanamkan
modalnya, dan karena itu berarti tidak akan terjadi aktivitas ekonomi yang produktif demi
memacu pertumbuhan ekonomi yang menjamin kemakmuran nasional.
2) Keuntungan memungkinkan perusahaan tidak hanya bertahan melainkan juga dapat
menghidupi karyawan-karyawannya bahkan pada tingkat dan taraf hidup yang lebih baik.
Ada beberapa argumen yang dapat diajukan disini untuk menunjukkan bahwa justru demi
memperoleh keuntungan etika sangat dibutuhkan, sangat relevan, dan mempunyai tempat
yang sangat strategis dalam bisnis`dewasa ini.
 Pertama, dalam bisnis modern dewasa ini, para pelaku bisnis dituntut menjadi orang-orang
profesional di bidangnya.
 Kedua dalam persaingan bisnis yang ketat para pelaku bisnis modern sangat sadar bahwa
konsumen adalah benar-benar raja. Karena itu hal yang paling pokok untuk bisa untung
dan bertahan dalam pasar penuh persaingan adalah sejauh mana suatu perusahaan bisa
merebut dan mempertahankan kepercayaan konsumen.
 Ketiga, dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang bersifat netral tak
berpihak tetapi efektif menjaga agar kepentingan dan hak semua pemerintah dijamin, para
pelaku bisnis berusaha sebisa mungkin untuk menghindari campur tangan pemerintah,
yang baginya akan sangat merugikan kelangsungan bisnisnya. Slaah satu cara yang paling
efektif adalah dengan menjalankan bisnisnya bisnisnya secara secara baik dan etis yaitu
dengan menjalankan bisnis sedemikian rupa tanpa secara sengaja merugikan hak dan
kepentinga semua pihak yang terkait dengan bisnisnya.
 Keempat, perusahaan-perusahaan modern juga semakin menyadari bahwa karyawan
bukanlah tenaga yang siap untuk eksploitasi demi mengeruk keuntunga yang sebesar-
besarnya. Justru sebaliknya, karyawan semakin dianggap sebagai subjek utama dari bisnis
suatu perusahaan yang sangat menentukan berhasil tidaknya, bertahan tidaknya perusahaan
tersebut.
5
Bisnis sangat berkaitan dengan etika bahkan sangat mengandalkan etika. Dengan kata lain, bisnis
memang punya etika dan karena itu etika bisnis memang relevan untuk dibicarakan. Argumen
mengenai keterkaitan antara tujuan bisnis dan mencari keuntungan dan etika memperlihatkan
bahwa dalam iklim bisnis yang terbuka dan bebas, perusahaan yang menjalankan bisnisnya secara
baik dan etis, yaitu perusahaan yang memperhatikan hak dan kepentingan semua pihak yang terkait
dengan bisnisnya, akan berhasil dan bertahan dalam kegiatan bisnisnya.

2.4 PRO DAN KONTRA ETIKA DALAM BISNIS


Mitos bisnis dan amoral
Bisnis adalah bisnis. Bisnis jangan dicampur dengan etika. Para pelaku bisnis adalah orang-
orang yang bermoral, tetapi moralitas tersebut hanya berlaku dalam dunia pribadi mereka, begitu
mereka terjun dalam dunia bisnis mereka akan masuk dalam permainan yang mempunyai kode
etik tersendiri. Jika suatu permainan judi mempunyai aturan yang sah yang diterima, maka aturan
itu juga diterima secara etis. Jika suatu praktik bisnis berlaku begitu umum di mana-mana, lama-
lama praktik itu dianggap semacam norma dan banyak orang yang akan merasa harus
menyesuaikan diri dengan norma itu. Dengan demikian, norma bisnis berbeda dari norma moral
masyarakat pada umumnya, sehingga pertimbangan moral tidak tepat diberlakukan untuk bisnis
dimana “sikap rakus adalah baik” (Ketut Rindjin, 2004:65).
Belakangan pandangan diatas mendapat kritik yang tajam, terutama dari tokoh etika Amerika
Serikat, Richard T.de George. Ia mengemukakan alasan alasan tentang keniscayaan etika bisnis
sebagai berikut.
 Pertama, bisnis tidak dapat disamakan dengan permainan judi. Dalam bisnis memang dituntut
keberanian mengambil risiko dan spekulasi, namun yang dipertaruhkan bukan hanya uang,
melainkan juga dimensi kemanusiaan seperti nama baik pengusaha, nasib karyawan, termasuk
nasib-nasib orang lain pada umumnya.
 Kedua, bisnis adalah bagian yang sangat penting dari masyarakat dan menyangkut
kepentingan semua orang. Oleh karena itu, praktik bisnis mensyaratkan etika, disamping
hukum positif sebagai acuan standar dlaam pengambilan keputusan dan kegiatan bisnis.
 Ketiga, dilihat dari sudut pandang bisnis itu sendiri, praktik bisnis yang berhasil adalah
memperhatikan norma-norma moral masyarakat, sehingga ia memperoleh kepercayaan dari
masyarakat atas produ atau jasa yang dibuatnya.

6
2.5 ALASAN MENINGKATNYA PERHATIAN DUNIA BISNIS TERHADAP ETIKA
Menjadi pelaku bisnis yang lebih bermoral berarti memperhatikan dan menilai hubungan
pihak berkepentingan, baik yang ada di dalam maupun di luar perusahaan. Jadi perubahan nilai-
nilai masyrakat dan tuntutan terhadap dunia bisnis mengakibatkan adanya kebutuhan yang semakin
meningkat terhadap standar etika sebagian dan kebijakan bisnis.
Leonard Brooks menyebutkan 6 alasan mengapa dunia bisnis semakin meningkatkan
perhatian terhadap etika bisnis yaitu:
1) Krisis publik tentang kepercayaan
2) Kepedulian terhadap kualitas kehidupan kerja
3) Hukuman terhadap tindakan yang tidak etis
4) Kekuatan kelompok pemerhati khusus
5) Peran media dan publisitas
6) Perubahan format organisasi dan etika perusahaan

7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Etika Bisnis dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan
pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan
secara ekonomi/social, dan penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan
kegiatan bisnis (Muslich, 1998:4).
Etika bisnis perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu
perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan
menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, dimana diperlukan suatu landasan yang kokoh
untuk mencapai itu semua. Dan biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik,
sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika
perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen

3.2 SARAN
Setiap perusahaan wajib meningkatnya persaingan antara kelompok bisnis menjadikan
masing-masing pelaku bisnis meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan keunggulan
bersaing agar tetap bertahan dan meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Pengelolaan perusahaan dibatasi oleh ketersediaan sumber daya menuntut perilaku
perusahaan yang dapat membangun etika dalam berbisnis. Contoh dalam meningkatkan penjualan,
perilaku perusahaan terhadap pelanggan atau konsumen tampak pada upaya-upaya yang dilakukan
untuk mempertinggi nilai guna yang dipersepsi konsumen dan memperendah harga yang
dipersepsi terhadap produk yang ditawarkan, seperti pada aktivitas pemasaran terutama periklanan
dan promosi.
Jadi, pengelolaan perusahaan harus dilakukan seefektif mungkin dengan memanfaatkan
ketersediaan sumber daya dan dengan menggunakan perilaku yang beretika dalam berbisnis agar
perusahaan tersebut bertambah maju.

8
DAFTAR PUSTAKA
https://faridsetiawan021.wordpress.com/2015/05/13/penerapan-etika-dan-kendala-
kendalanya/
http://artikaamanda.blogspot.com/2012/10/keuntungan-dan-etika-bisnis.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/09/teori-etika-bisnis-dan-pengertian/
http://rainyviolet.blogspot.com/2011/10/teori-etika-dan-prinsip-etis-dalam.html
http://susianty.wordpress.com/2010/11/21/bisnis-dan-etika/
http://artantoetikabisnis.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai