Anda di halaman 1dari 6

Naskah Asli

Aktivitas Antidermatofitik Ekstrak Daun Urang-aring


(Eclipta alba (L.) Hassk) terhadap Trichophyton mentagrophytes

Hartanti Dian Ikawati


Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes, Kemenkes RI
email : dianeira_88@yahoo.com

Diterima: 19 Oktober 2013 Direvisi: 8 November 2013 Disetujui: 3 Desember 2013

Abstract
Emergence of drug resistance in a fungal infection therapy had driven the need for a search
of a new therapeutic agent. Traditional approach is now being marked by most people to
combat this resistance problem. Plants can acts as a source of antimicrobial agents. Eclipta
alba,L. Hassk leaves has been traditionally used to cure skin illnesses caused by fungal
infection. The aim of this study is to analyze the antidermatophytic activity of Eclipta alba, L.
Hassk leaves extract against Trichophyton mentagrophytes. Eclipta alba (L.) Hassk leaves
were extracted gradually with hexane, ethyl acetate, ethanol and water. A serial
concentration 0 mg/ml, 12,5 mg/ml, 25 mg/ml, 50 mg/ml and 100 mg/ml of those four fraction
was made subsequently. The antidermatophytic activity was done by gel diffusion method.
Zone of inhibition was measured and analyzed with ANOVA continued with DMRT (Duncan
Multiple Range Test). The antifungal test showed that hexane, ethyl acetate and ethanolic
extract of Eclipta alba, L. Hassk leaves were effective to inhibit the growth of Trichophyton
mentagrophytes EXW QRW VLJQLILFDQWO\ GLIIHUHQW S• :DWHU H[WUDFW VKRZHG QR LQKLELWLRQ
on Trichophyton mentagrophytes.
Keywords : Eclipta alba, Antidermatophytic, Trichophyton mentagrophytes

Abstrak
Resistensi jamur kulit terhadap obat antijamur yang tersedia saat ini memunculkan tantangan
untuk mengembangkan terobosan baru dalam upaya pengobatan infeksi jamur. Tumbuhan
telah lama digunakan oleh manusia sebagai sumber obat, dimana sebagian manfaatnya
diambil dari metabolit sekunder tanaman. Daun urang-aring (Eclipta alba L.Hassk) secara
tradisional digunakan untuk mengobati penyakit kulit khususnya dermatitis. Tujuan penelitian
ini adalah menganalisis aktivitas antidermatofitik ekstrak daun urang-aring terhadap
Trichophyton mentagrophytes. Daun urang-aring diekstrak secara bertahap dengan pelarut
heksana, etil asetat, etanol dan air kemudian dibuat seri konsentrasi 0 mg/ml, 12,5 mg/ml, 25
mg/ml, 50 mg/ml dan 100 mg/ml. Uji aktivitas antidermatofitik terhadap Trichophyton
mentagrophytes dilakukan dengan metode difusi pada media Potato Dextrose Agar. Luas
zona hambat yang terbentuk dihitung dan dianalisis statistik dengan ANOVA dan Duncan
Multiple Range Test (DMRT). Uji antijamur menunjukkan bahwa ekstrak heksana, etil asetat
dan etanol daun Urang-aring mampu menghambat pertumbuhan Trichophyton
mentagrophytes QDPXQ SHQJKDPEDWDQQ\D WLGDN EHUEHGD Q\DWD S• (NVWUDN DLU WLGDN
menunjukkan penghambatan terhadap Trichophyton mentagrophytes.
Kata kunci : Eclipta alba, Antidermatofitik, Trichophyton mentagrophytes

27
Pendahuluan Bagian tanaman urang-aring yang di-
Penduduk di daerah tropis sangat ren- gunakan dalam penelitian ini adalah ba-
tan terkena infeksi jamur (mikosis) pada gian daun tua dan muda. Daun urang-aring
kulit dikarenakan suhu yang hangat dan telah sering dianalisis dalam banyak
kelembabannya yang tinggi. Kondisi ini studi5,6,7,8 dan bagian daun terbukti
merupakan lingkungan yang sesuai untuk mempunyai daya antimikrobia yang lebih
pertumbuhan jamur.1 Sebagian besar in- besar dibanding bagian akar.9 Faktor ling-
feksi jamur pada kulit disebabkan oleh ja- kungan seperti kondisi iklim di lokasi tum-
mur dari golongan Trichophyton dan Mi- buhnya tanaman juga mempengaruhi kan-
crosporum dengan bentuk infeksinya be- dungan senyawa yang bersifat anti-
rupa tinea pedis, tinea unguium, tinea mikrobia.9 Penelitian Fatchurrozak (2013)
cruris, tinea capitis dan tinea corporis.2 menyatakan bahwa ketinggian suatu tem-
pat berpengaruh terhadap pertumbuhan,
Tantangan dalam upaya pengobatan karakter morfologi, maupun kandungan
untuk infeksi jamur kulit saat ini adalah senyawa aktif pada suatu tanaman. Selain
munculnya jamur yang resisten terhadap itu, suhu, cahaya, kelembapan, dan lain-
obat antijamur yang tersedia. Hal ini me- lain dapat mempengaruhi produksi meta-
ngakibatkan turunnya khasiat dari obat bolit sekunder tanaman. Ketika mengalami
tersebut. Untuk mengatasi hal ini perlu di- stress, tanaman akan meningkatkan pro-
kembangkan terobosan baru dalam peng- duksi metabolit sekunder sebagai upaya
obatan infeksi jamur dengan kembali pada pertahanan diri melawan stress lingkungan
pengobatan tradisional.3 Menurut World tersebut.
Health Organization (WHO), sekitar 65-
80% populasi dunia bergantung pada obat Penelitian ini bertujuan untuk men-
tradisional untuk memenuhi kebutuhan dapatkan data aktivitas antidermatofitik-
kesehatan primernya.4 Berbagai negara ter- ekstrak urang-aring (Eclipta alba (L.)-
Hassk) terhadap Trichophyton mentagro-
masuk Indonesia telah bertahun-tahun
menggunakan tanaman sebagai obat tradi- phytes.
sional untuk mengatasi berbagai macam Metode
penyakit termasuk infeksi jamur.4
Penelitian ini merupakan penelitian
Beberapa dekade terakhir telah banyak eksperimen laboratorium dengan desain
penelitian mengenai potensi tanaman kasus kontrol, yang dilakukan di Labora-
urang-aring (Eclipta alba (L.) Hassk). torium Biokimia dan Laboratorium Mikro-
Borkataky (2013) menemukan bahwa eks- biologi Fakultas Biologi Universitas Gad-
trak etil asetat tanaman urang-aring mem- jah Mada Yogyakarta.
punyai aktivitas antimikrobia yang tinggi
Bahan yang digunakan adalah ekstrak
terhadap bakteri S. Epidermidis dan B-
heksana, etil asetat, etanol dan air daun
.cereus. Tanaman ini juga terbukti mem-
urang-aring. Organisme uji yang diguna-
punyai aktivitas antifungi terhadap Can-
kan adalah jamur Trichophyton menta-
dida albicans.13 Ekstrak alkohol tanaman
grophytes yang didapatkan dari Labo-
ini dilaporkan mempunyai aktivitas anti-
ratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokte-
virus terhadap virus Ranikhet disease.11
ran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Tanaman ini terbukti mempunyai aktivitas
Variabel yang diuji adalah kadar ekstrak
antiseptik, analgesik, antipiretik, antispas-
urang-aring dan luas zona hambat yang
modik, antimikrobia, antiviral dan anti-
terbentuk.Ekstraksi daun urang-aring
fungi.4
(Eclipta alba (L.) Hassk)

28 Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol.4.1.2014:27-32


$NWL¿WDV $QWLGHUPDWR¿WLN +DUWDQWL

Sebanyak 200 gr daun urang-aring Uji statistik


yang berasal dari daerah Sleman Yog-
Perbedaan perlakuan kadar ekstrak
yakarta diambil secara random baik yang
dianalisis menggunakan ANOVA dan di-
muda maupun tua dikeringkan dengan
lanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Mul-
menggunakan oven pada suhu 70oC
tiple Range Test) untuk mengetahui letak
selama 4 hari dan dibuat serbuk dengan ca-
perbedaan. Uji faktorial digunakan untuk
ra diblender. Untuk mendapatkan eks-
mengetahui perbedaan perlakuan antar
traknya, serbuk daun diekstraksi secara
ekstrakX
bertahap dimulai dari pelarut non polar
yaitu heksana dilanjutkan dengan etil Hasil dan Pembahasan
asetat, etanol dan air. Kemudian dibuat Keberhasilan mengisolasi senyawa an-
variasi konsentrasi ekstrak urang-aring timikrobia dari tanaman sangat ditentu-
0mg/ml; 12,5 mg/ml; 25 mg/ml; 50 mg/ml kan oleh tipe pelarut dan metode yang di-
dan 100 mg/ml menggunakan Dimetil Sul- gunakan dalam proses ekstraksi.11 Dalam
foksida (DMSO) 50% sebagai pelarut. penelitian ini ekstraksi dilakukan secara
Larutan DMSO ini juga digunakan sebagai bertahap dimulai dengan heksana, etil ase-
kontrol negatif perlakuan. tat dan etanol (non polar) dan dilanjutkan
Pembuatan media Potato Dextrose Agar dengan air (polar) sehingga dihasilkan eks-
(PDA) trak heksana, ekstrak etil asetat, ekstak
etanol dan ekstrak air. Dengan strategi ini
Media PDA dibuat dengan merebus
diharapkan didapat ekstrak senyawa aktif
300 gr Kentang selama 30 menit dalam
baik yang terlarut dalam pelarut polar
500 ml akuades. Air rebusan kemudian di-
maupun non polar. Dari hasil ekstraksi de-
saring menggunakan kertas saring dan di-
ngan keempat pelarut tersebut didapatkan
tambahkan 15 gr agar, 20 gr glukosa (E
hasil seperti dalam Tabel 1.
Merck, Germany) dan 50 mg kloram feni-
kol. Kemudian ditambahkan akuades sam- Hasil uji aktivitas antidermatofitik-
pai volume larutan menjadi 1 liter dan di- ekstrak heksana, etil asetat dan etanol tana-
masak hingga larut. man urang-aring terhadap Trichophyton
mentagrophytes menunjuk kan bahwa ke-
Uji aktivitas antidermatofitik ekstrak daun
tiga ekstrak tersebut dapat menghambat
urang-aring (Eclipta alba (L.) Hassk)
partumbuhan jamur tersebut (Tabel 2), na-
Uji anti aktivitas antidermatofitik dila- mun dari hasil uji DMRT tidak menun-
kukan dengan metode difusi. Sebanyak 0,1 jukkan perbedaan yang nyata S• . Se-
ml suspensi jamur pengenceran 10-1 di- makin tinggi kadar ekstrak yang diujikan
inokulasikan secara surface plate pada zona hambat yang terbentuk semakin luas.
media PDA. Kemudian sebanyak 20 ul la- Pada kadar ekstrak 100 mg/ml, ekstrak
rutan ekstrak ditotolkan pada paper disc, etanol menunjukkan daya hambat yang pa-
dibiarkan selama 2 menit dan kemudian di- ling besar diikuti ekstrak etil asetat dan
letakkan diatas media yang telah diino- ekstrak heksana. Hal ini sejalan dengan
kulasi jamur, dan diinkubasi selama 7 hari suatu penelitian yang menyatakan bahwa
pada suhu kamar. Zona hambat yang ter- ekstrak etanol tanaman urang-aring lebih
bentuk diukur dengan rumus : efektif dalam menghambat aktivitas jamur
Lz= ¼ µd2 Trichophyton rubrum dibanding ekstrak
heksana dan etil asetat.12 Ekstrak air tidak
Lz : Luas sona hambat menunjukkan daya penghambatan terha-
µ : 3,14 dap Trichophyton mentagrophytes.
d : diameter zona hambat

29
Penelitian lain mengenai potensi anti- larut, disamping praktis pelarut air ini le-
mikrobia tanaman urang-aring mene- bih murah dibanding pelarut yang lain.11
mukan bahwa ekstrak air tidak menun- Namun begitu dalam penelitian ini hasil
jukkan penghambatan pada jamur Candi- ekstraksi menggunakan pelarut organik le-
da albicans.13 Para praktisi obat tradisional bih menunjukkan aktivitas penghambatan
umumnya menggunakan air sebagai pe- dibandingkan ekstraksi menggunakan air.

Tabel 1. Hasil ekstraksi daun urang-aring dengan pelarut heksana, etil asetat, etanol dan air

Kadar air/ Berat kering ekstrak/gr berat kering daun


Simplisia Warna gr berat pH* (mg)
basah Heksana Etil asetat etanol air
Daun
urang kecoklatan 80,97% 7 14,44 29,45 17,82 59,84
aring

Keterangan : *setelah dikeringkan dalam oven dengan pemanasan 70 oC

Tabel 2. Luas zona hambat (mm2) ekstrak air, heksana, etil asetat, etanol

Kadar Luas zona hambat (mm2)

(mg/ml) Air Heksana Etil asetat Etanol

0 0±0a 0±0 a 0±0 a 0±0 a

12,5 0±0 a 33,493±29,006ab 52,33±45,322 a 37,942±33,529 ab

25 0±0 a 46,315±6,798b 64,1083±14,137 a 80,593±31,452 ab

50 0±0 a 59,66±16,316b 68,033±78,458 a 98,648±48,393 ab

100 0±0 a 71,17±36,258b 155,953±43,997 b 157,0±135,967 b

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap kolom tidak berbeda nyata

30 Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol.4.1.2014:27-32


$NWL¿WDV $QWLGHUPDWR¿WLN +DUWDQWL

Dalam uji aktivitas anti-dermatofitik Aktivitas terbesar dimiliki oleh ekstrak


ekstrak heksana, etil asetat maupun etanol etanol. Sedangkan ekstrak airnya tidak
terhadap Trichophyton mentagrophytes menunjukkan adanya penghambatan. Eks-
tampak zona penghambatan yang tidak trak daun urang-aring ini hanya bersifat
jernih, jamur masih tumbuh namun terlihat fungistatik bukan fungisidal. Bila ekstrak
lebih jarang. Hal ini berarti ketiga ekstrak air akan digunakan untuk pengobatan, do-
tersebut lebih bersifat menghambat (fungi- sisnya harus dinaikkan untuk menunjuk-
statik) dibanding membunuh (fungisidal). kan penghambatan yang nyata. Dari hasil
Sedangkan pada ekstrak air, sampai kon- penelitian terbukti bahwa tanaman urang-
sentrasi 100mg/ml jamur masih tumbuh di aring mempunyai potensi untuk dikem-
seluruh permukaan akar bahkan tumbuh bangkan menjadi obat untuk mengatasi
menutupi paper disk. Ini berarti bahwa penyakit akibat dermatofit khususnya
untuk memunculkan penghambatan yang Trichophyton mentagrophytes.
nyata, konsentrasi ekstrak air harus dinaik-
Ucapan terima kasih
kan hingga lebih dari 100 mg/ml.
Ucapan terima kasih penulis sampai-
Dinding sel jamur mengandung lipid
kan kepada Prof. Dr. Sukarti Moeljop-
berupa sterol yang bersifat hidrofobik dan
rawiro, M.App.Sc dan Prof. Dr. Endang S.
fosfolipid yang bersifat hidrofilik. Pem-
Soetarto, M.Sc sebagai pembimbing dalam
batas fisik ini berperan dalam komunikasi
penelitian ini.
dengan lingkungan yang merupakan proses
kunci metabolisme. Kemampuan suatu Daftar Rujukan
substansi untuk menembus dinding sel 1. Bramono, K. Chronic recurrent derma-
mikrobia ditentukan oleh derajat kela- tophytosis in the tropics : Studies on tinea
rutannya dalam lipid.14,15 Senyawa yang imbricata in Indonesia. Korean Journal of
terdapat dalam ekstrak heksana, etil asetat Medical Mycology. 2012;17(1): 1-7
2. Nagabhushan, Raveesha KA, Shrisha DL.
dan etanol mempunyai kelarutan dalam Antidermatophytic activity of Eclipta pro-
lipid yang lebih besar dibanding senyawa strata L. against human infective Trichophy-
yang terdapat dalam ekstrak air. Hal ini ton and Microsporum spp. International Jour-
menyebabkan zat aktif didalamnya mampu nal of Chemical and Analytical Science.
menembus dinding sel jamur dengan lebih 2013.136-138
3. Girish HV, Satish S. Antibacterial activity of
mudah dan mengganggu komunikasi sel important medicinal plants of human patho-
dengan lingkungannya. genic bacteria a comparative analysis. world
Studi tentang potensi dan efektifitas Applied Sciences Journal. 2008; 5 (3): 267-
271
tanaman untuk digunakan dalam meng- 4. Borkataky M, Kakoty BB, Saikia LR.
hambat pertumbuhan mikrobia dapat me- Proximate analysis and antimicrobial activity
macu terobosan penemuan obat baru yang of Eclipta Alba (L.) Hassk. - A traditionally
bersumber dari senyawa aktif tanaman used herb. International Journal of Pharmacy
obat. Penemuan obat baru untuk mengatasi and Pharmaceutical Sciences. 2013: 149-154
5. Ray A, Bharali P, Konwar B.K. Mode of
infeksi mikrobia dirasa sangat penting antibacterial activity of eclalbasaponin i-
untuk diwujudkan terkait angka resistensi solated from Eclipta alba. Applied Bio-
mikrobia yang semakin tinggi terhadap chemistry and Biotechnology. 2013 : 2003-
obat-obat kimia yang selama ini digu- 2019
nakan.3 6. Rajamurugan R et. al. Phytochemistry,
Antioxidant and antibacterial activities of
Kesimpulan medicinal plants - a comparative study.
International Journal of Current Research and
Ekstrak heksana, etil asetat dan etanol Review. 2013: 8-19
daun Urang-Aring (Eclipta alba,L.Hassk) 7. Lunavath V, Mamidala E. Preliminary
mempunyai aktivitas antidermatofitik phytochemical screening and antibacterial
studies of the leaves of Eclipta alba (L).
terhadap Trichophyton mentagrophytes.

31
International Journal of Pharmaceutical And 11. Pandey MK et.al. Antibacterial activity of
Biology Sciences. 2013: 380 - 384 Eclipta alba (L.) Hassk. Journal of Applied
8. Kumar GS et. al. Antimicrobial effects of Pharmaceutical Science. 2011; (07): 104-107
Indian medicinal plants against acne-inducing 12. Lenza VA et.al Antimicrobial activities of
bacteria. Tropical Journal of Pharmaceutical ethanol extract and coumestans from Eclipta
Research. 2007: 717-723 alba (L.) Hassk (Asteraceae). Latin American
9. Chitravadivu C, Anian SM, Kalaichelvi K. Journal of Pharmacy. 2009: 863-868
Antimicrobial studies on selected medicinal 13. Bakht J, Islam A, Shafi M. Antimicrobial
plants, Erode Region, Tamilnadu, India. potentials of Eclipta Alba By Well Diffusion
Middle-East Journal of Scientific Research. Method. Pak. J. Bot. 2011; 43: 169-174
2009; 4 (3): 147-152 14. Lopez G et.al. Antifungal activity of
10. Fatchurrozak, Suranto, Sugiyarto. Pengaruh phlorotannins against dermatophytes and
ketinggian tempat terhadap kandungan yeasts: Approaches to the mechanism of
vitamin c dan zat antioksidan pada buah action and influence on Candida albicans
Carica pubescens di dataran tinggi Dieng. Virulence Factor. PlosOne. 2013: 1-10
Jurnal Pasca Sarjana Universitas Sebelas 15. Perea S, Patterson TF. Antifungal resistance
Maret. 2013:15-22 in pathogenic fungi. antimicrobial resistance.
(diakses tanggal 10 Desember 2013). Cid
2002:1073-1080 http://cid.oxfordjournals.org/

32 Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol.4.1.2014:27-32

Anda mungkin juga menyukai