Aktivitas Antidermatofitik Ekstrak Daun Urang-Aring (Eclipta Alba (L.) Hassk) Terhadap Trichophyton Mentagrophytes
Aktivitas Antidermatofitik Ekstrak Daun Urang-Aring (Eclipta Alba (L.) Hassk) Terhadap Trichophyton Mentagrophytes
Abstract
Emergence of drug resistance in a fungal infection therapy had driven the need for a search
of a new therapeutic agent. Traditional approach is now being marked by most people to
combat this resistance problem. Plants can acts as a source of antimicrobial agents. Eclipta
alba,L. Hassk leaves has been traditionally used to cure skin illnesses caused by fungal
infection. The aim of this study is to analyze the antidermatophytic activity of Eclipta alba, L.
Hassk leaves extract against Trichophyton mentagrophytes. Eclipta alba (L.) Hassk leaves
were extracted gradually with hexane, ethyl acetate, ethanol and water. A serial
concentration 0 mg/ml, 12,5 mg/ml, 25 mg/ml, 50 mg/ml and 100 mg/ml of those four fraction
was made subsequently. The antidermatophytic activity was done by gel diffusion method.
Zone of inhibition was measured and analyzed with ANOVA continued with DMRT (Duncan
Multiple Range Test). The antifungal test showed that hexane, ethyl acetate and ethanolic
extract of Eclipta alba, L. Hassk leaves were effective to inhibit the growth of Trichophyton
mentagrophytes EXW QRW VLJQLILFDQWO\ GLIIHUHQW S• :DWHU H[WUDFW VKRZHG QR LQKLELWLRQ
on Trichophyton mentagrophytes.
Keywords : Eclipta alba, Antidermatophytic, Trichophyton mentagrophytes
Abstrak
Resistensi jamur kulit terhadap obat antijamur yang tersedia saat ini memunculkan tantangan
untuk mengembangkan terobosan baru dalam upaya pengobatan infeksi jamur. Tumbuhan
telah lama digunakan oleh manusia sebagai sumber obat, dimana sebagian manfaatnya
diambil dari metabolit sekunder tanaman. Daun urang-aring (Eclipta alba L.Hassk) secara
tradisional digunakan untuk mengobati penyakit kulit khususnya dermatitis. Tujuan penelitian
ini adalah menganalisis aktivitas antidermatofitik ekstrak daun urang-aring terhadap
Trichophyton mentagrophytes. Daun urang-aring diekstrak secara bertahap dengan pelarut
heksana, etil asetat, etanol dan air kemudian dibuat seri konsentrasi 0 mg/ml, 12,5 mg/ml, 25
mg/ml, 50 mg/ml dan 100 mg/ml. Uji aktivitas antidermatofitik terhadap Trichophyton
mentagrophytes dilakukan dengan metode difusi pada media Potato Dextrose Agar. Luas
zona hambat yang terbentuk dihitung dan dianalisis statistik dengan ANOVA dan Duncan
Multiple Range Test (DMRT). Uji antijamur menunjukkan bahwa ekstrak heksana, etil asetat
dan etanol daun Urang-aring mampu menghambat pertumbuhan Trichophyton
mentagrophytes QDPXQ SHQJKDPEDWDQQ\D WLGDN EHUEHGD Q\DWD S• (NVWUDN DLU WLGDN
menunjukkan penghambatan terhadap Trichophyton mentagrophytes.
Kata kunci : Eclipta alba, Antidermatofitik, Trichophyton mentagrophytes
27
Pendahuluan Bagian tanaman urang-aring yang di-
Penduduk di daerah tropis sangat ren- gunakan dalam penelitian ini adalah ba-
tan terkena infeksi jamur (mikosis) pada gian daun tua dan muda. Daun urang-aring
kulit dikarenakan suhu yang hangat dan telah sering dianalisis dalam banyak
kelembabannya yang tinggi. Kondisi ini studi5,6,7,8 dan bagian daun terbukti
merupakan lingkungan yang sesuai untuk mempunyai daya antimikrobia yang lebih
pertumbuhan jamur.1 Sebagian besar in- besar dibanding bagian akar.9 Faktor ling-
feksi jamur pada kulit disebabkan oleh ja- kungan seperti kondisi iklim di lokasi tum-
mur dari golongan Trichophyton dan Mi- buhnya tanaman juga mempengaruhi kan-
crosporum dengan bentuk infeksinya be- dungan senyawa yang bersifat anti-
rupa tinea pedis, tinea unguium, tinea mikrobia.9 Penelitian Fatchurrozak (2013)
cruris, tinea capitis dan tinea corporis.2 menyatakan bahwa ketinggian suatu tem-
pat berpengaruh terhadap pertumbuhan,
Tantangan dalam upaya pengobatan karakter morfologi, maupun kandungan
untuk infeksi jamur kulit saat ini adalah senyawa aktif pada suatu tanaman. Selain
munculnya jamur yang resisten terhadap itu, suhu, cahaya, kelembapan, dan lain-
obat antijamur yang tersedia. Hal ini me- lain dapat mempengaruhi produksi meta-
ngakibatkan turunnya khasiat dari obat bolit sekunder tanaman. Ketika mengalami
tersebut. Untuk mengatasi hal ini perlu di- stress, tanaman akan meningkatkan pro-
kembangkan terobosan baru dalam peng- duksi metabolit sekunder sebagai upaya
obatan infeksi jamur dengan kembali pada pertahanan diri melawan stress lingkungan
pengobatan tradisional.3 Menurut World tersebut.
Health Organization (WHO), sekitar 65-
80% populasi dunia bergantung pada obat Penelitian ini bertujuan untuk men-
tradisional untuk memenuhi kebutuhan dapatkan data aktivitas antidermatofitik-
kesehatan primernya.4 Berbagai negara ter- ekstrak urang-aring (Eclipta alba (L.)-
Hassk) terhadap Trichophyton mentagro-
masuk Indonesia telah bertahun-tahun
menggunakan tanaman sebagai obat tradi- phytes.
sional untuk mengatasi berbagai macam Metode
penyakit termasuk infeksi jamur.4
Penelitian ini merupakan penelitian
Beberapa dekade terakhir telah banyak eksperimen laboratorium dengan desain
penelitian mengenai potensi tanaman kasus kontrol, yang dilakukan di Labora-
urang-aring (Eclipta alba (L.) Hassk). torium Biokimia dan Laboratorium Mikro-
Borkataky (2013) menemukan bahwa eks- biologi Fakultas Biologi Universitas Gad-
trak etil asetat tanaman urang-aring mem- jah Mada Yogyakarta.
punyai aktivitas antimikrobia yang tinggi
Bahan yang digunakan adalah ekstrak
terhadap bakteri S. Epidermidis dan B-
heksana, etil asetat, etanol dan air daun
.cereus. Tanaman ini juga terbukti mem-
urang-aring. Organisme uji yang diguna-
punyai aktivitas antifungi terhadap Can-
kan adalah jamur Trichophyton menta-
dida albicans.13 Ekstrak alkohol tanaman
grophytes yang didapatkan dari Labo-
ini dilaporkan mempunyai aktivitas anti-
ratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokte-
virus terhadap virus Ranikhet disease.11
ran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Tanaman ini terbukti mempunyai aktivitas
Variabel yang diuji adalah kadar ekstrak
antiseptik, analgesik, antipiretik, antispas-
urang-aring dan luas zona hambat yang
modik, antimikrobia, antiviral dan anti-
terbentuk.Ekstraksi daun urang-aring
fungi.4
(Eclipta alba (L.) Hassk)
29
Penelitian lain mengenai potensi anti- larut, disamping praktis pelarut air ini le-
mikrobia tanaman urang-aring mene- bih murah dibanding pelarut yang lain.11
mukan bahwa ekstrak air tidak menun- Namun begitu dalam penelitian ini hasil
jukkan penghambatan pada jamur Candi- ekstraksi menggunakan pelarut organik le-
da albicans.13 Para praktisi obat tradisional bih menunjukkan aktivitas penghambatan
umumnya menggunakan air sebagai pe- dibandingkan ekstraksi menggunakan air.
Tabel 1. Hasil ekstraksi daun urang-aring dengan pelarut heksana, etil asetat, etanol dan air
Tabel 2. Luas zona hambat (mm2) ekstrak air, heksana, etil asetat, etanol
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap kolom tidak berbeda nyata
31
International Journal of Pharmaceutical And 11. Pandey MK et.al. Antibacterial activity of
Biology Sciences. 2013: 380 - 384 Eclipta alba (L.) Hassk. Journal of Applied
8. Kumar GS et. al. Antimicrobial effects of Pharmaceutical Science. 2011; (07): 104-107
Indian medicinal plants against acne-inducing 12. Lenza VA et.al Antimicrobial activities of
bacteria. Tropical Journal of Pharmaceutical ethanol extract and coumestans from Eclipta
Research. 2007: 717-723 alba (L.) Hassk (Asteraceae). Latin American
9. Chitravadivu C, Anian SM, Kalaichelvi K. Journal of Pharmacy. 2009: 863-868
Antimicrobial studies on selected medicinal 13. Bakht J, Islam A, Shafi M. Antimicrobial
plants, Erode Region, Tamilnadu, India. potentials of Eclipta Alba By Well Diffusion
Middle-East Journal of Scientific Research. Method. Pak. J. Bot. 2011; 43: 169-174
2009; 4 (3): 147-152 14. Lopez G et.al. Antifungal activity of
10. Fatchurrozak, Suranto, Sugiyarto. Pengaruh phlorotannins against dermatophytes and
ketinggian tempat terhadap kandungan yeasts: Approaches to the mechanism of
vitamin c dan zat antioksidan pada buah action and influence on Candida albicans
Carica pubescens di dataran tinggi Dieng. Virulence Factor. PlosOne. 2013: 1-10
Jurnal Pasca Sarjana Universitas Sebelas 15. Perea S, Patterson TF. Antifungal resistance
Maret. 2013:15-22 in pathogenic fungi. antimicrobial resistance.
(diakses tanggal 10 Desember 2013). Cid
2002:1073-1080 http://cid.oxfordjournals.org/