Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

UUT, K3 DAN MANAJEMEN TAMBANG

OLEH :

MARIA ANGGARAENI MAUKARI

1806100029

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
1. APD yang digunakan pada berbagai bidang pekerjaan
pertambangan :
a. Safety Helmet

Fungsi helm pengaman yang paling utama adalah untuk


melindungi kepala dari jatuhan dan benturan benda secara
langsung. Perlengkapan ini sangat penting bagi para pekerja di
dunia pertambangan dan perminyakan. Safety helmet sangat
menolong para pekerja karena sifatnya yang melindungi kepala
dari bahaya terbentur benda keras seperti pipa besi ataupun batu
yang jatuh selema para pekerja berada di area kerja. Safety helmet
memiliki berbagai desain yang memiliki bentuk yang berbeda-
beda sesuai dengan fungsinya masing-masing. Selain itu warna
helmet yang digunakan menunjukkan jenis pekerjaannya.

b. Safety Vest
Rompi ini dilengkapi dengan illuminator, yaitu sebuah bahan
yang dapat berpendar jika terkena cahaya. Bahan berpendar ini
akan memudahkan dalam mengenali posisi pekerja ketika berada
di kegelapan. Umumnya di dunia pertambangan, operasional
berlangsung selama 24 jam dimana kecendrungan kecelakaan
kerja terjadi di malam hari. Hal ini biasanya disebabkan
penerangan di area tambang tidak begitu baik, sehingga seringkali
pekerja yang berada di area tambang tidak terlihat. Rompi
reflector ini menjadi penting untuk mencegah hal yang tidak
diinginkan seperti tertabrak/terlindasoleh kendaraan alat berat.

c. Safety Shoes (Sepatu Pengaman) 

Safety Shoes bentuknya seperti sepatu biasa, tetapi terbuat dari


bahan kulit yang dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan
kuat. Safety Shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal
yang menimpa kaki seperti tertimpa benda tajam atau benda
berat, benda panas, dan cairan kimia.

d. Safety Goggles/Glasses (Kacamata Pengaman) 


Kacamata pengaman ini berbeda dari kacamata pada umumnya.
Perbedaanya terletak pada lensa/kaca yang menutupi mata secara
menyeluruh, termasuk bagian samping yang tidak terlindungi
oleh kacamata biasa. Dengan menggunakan safety
Goggles/Glasses ini, pekerja terhindar dari terpaan debu diarea
Pertambangan ataupun cipratan dari minyak saat proses drilling.
Kacamata ini memiliki bermacam jenis tergantung keperluan dan
jenis pekerjaannya. Untuk orang berkacamata minus atau plus,
disediakan lensa khusus sesuai dengan kebutuhan yang
bersangkutan. Yang pasti, lensa ini tidak boleh terbuat dari kaca,
karena jika terjadi benturan dan lensa pecah, serpihan kaca malah
akan membahayakan penggunanya.

e. Safety Masker/masker respirator (Penyaring Udara) 

Safety Masker berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup


saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal
berdebu, beracun, dsb). Di berbagai area pertambangan banyak
bertaburan debu, yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan
pada pernafasan dalam jangka waktu yang panjang. Ada berbagai
jenis masker yang tersedia, mulai dari masker debu hingga masker
khusus dalam menghadapi bahan kimia yang mudah menguap.
f. Safety Gloves (Sarung Tangan Pengaman) 

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di


tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan.
Penggunaan Safety Gloves menjadi hal yang wajib digunakan
didunia pertambangan. Hal ini dikarenakan para pekerja banyak
berinteraksi (menyentuh) benda2 yang panas, tajam, ataupun yang
beresiko terluka tergores saat melakukan pekerjaannya.
Penggunaan safety gloves pun beragam sesuai dengan jenis
pekerjaannya. Ada safety gloves khusus pekerjaan seperti
mekanik/montir, ada yang khusus untuk pekerjaan yang
berhubungan dengan bahan kimia, ataupun pekerjaan seperti
pengelasan.

g. Ear Plugs (Pengaman Telinga) 


Ear Plugs berfungsi sebagai alat pelindung yang dilekatkan di
telinga pada saat bekerja di tempat yang bising. Ear plugs
merupakan alat pelindung pendengaran dari kebisingan.
Penggunaan earplug ini mencegah pekerja mengalami gangguan
pendengaran seperti penurunan pendengaran akibat terpapar
kebisingan sewaktu bekerja di area kerja yang memiliki tingkat
kebisingan yang tinggi atau bekerja dengan peralatan yang
mengeluarkan kebisingan tinggi. Umumnya alat pendengaran kita
hanya mampu menahan besaran kebisingan sampai dengan 80-85
dB. Ear plugs pun memiliki berbagai ragam bentuk dan jenis
sesuai dengan peruntukkannya dalam pekerjaan.

h.  Lampu Kepala 

Alat keselamatan ini biasanya khusus digunakan pada


penambangan bawah tanah (underground). Malam dan siang hari
di terowongan tak ada bedanya, sama-sama gelap. Itulah
sebabnya, lampu kepala wajib dikenakan. Lampu ini bisa
bertenaga aki (elemen basah) atau baterai (elemen kering) yang
digantung di pinggang. Dibandingkan dengan baterai, aki
memiliki beberapa kelemahan, selain ukuran dan bobot aki yang
lebih berat, cairan asam sulfat yang bocor dapat merusak pakaian.

i. Self Rescuer 

Dalam kondisi darurat akibat kebakaran atau ditemukannya gas


beracun, alat inilah yang dapat mennjadi penyelamat bagi para
pekerja. Alat ini dirancang dapat memasok oksigen secara mandiri
kepada pekerja. Tidak lama memang, tapi ini diharapkan
memberikan cukup waktu bagi pekerja untuk mencari jalan keluar
atau mencapai tempat pengungsian yang lebih permanen.

j.  Safety Boot (Sepatu Boot) 


Pada kondisi area pertambangan yang umumnya licin dan
berlumpur, sepatu boot menjadi kebutuhan pokok. Sepatu pendek
hanya akan menyebabkan kaki terbenam dalam lumpur. Sepatu
boot juga harus dilengkapi dengan sol berlapis logam untuk
melindungi jari kaki.

k.  Safety Harness (Tali Pengaman) 

Alat ini berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian.


Alat ini wajib digunakan apabila bekerja pada ketinggian lebih
dari 1,8 meter.

l.  Safety Belt (Sabuk Pengaman) 


Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat
transportasi ataupun peralatan lainnya yang serupa (mobil, alat
berat, pesawat, helikopter, dsb).

m.  Raincoat (Jas Hujan) 

Berfungsi untuk melindungi pekerja dari percikan air saat bekerja


(misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).
Terpapar air secara langsung dan terus menerus dapat
mengakibatkan timbulnya penyakit seperti infulensa dan demam,
yang pada akhirnya akan mengganggu optimalisasi pekerjaan dari
pekerja tersebut.

n.  Face Shield (Pelindung Wajah) 


Alat ini berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda
asing saat bekerja (misal pekerjaan menggurinda dan las). Di
dunia tambang, alat ini biasanya banyak digunakan oleh para
mekanik dan welder.

o.  Lifevest (Pelampung) 

Alat ini wajib digunakan saat kita beraktivitas di wilayah


perairan/di atas air. Biasanya untuk menjangkau suatu lokasi
tambang harus melewati perairan dengan menggunakan alat
transportasi. Alat ini harus selalu dikenakan untuk mengantisipasi
hal-hal yang tidak diinginkan selama perjalanan (alat

transportasinya karam/terbalik). Lifevest harus selalu rutin di


periksa untuk mengecek daya ambang atau daya apungnya.
2. Penyelesaian :
Diketahui :
Jumlah pekerja = 150 orang
Jumlah jam kerja dalam sehari = 18 jam
Jumlah hari kerja dalam setahun = 341 hari
Jumlah kecelakaan kerja kumulatif pada tahun 2016 = 8,
Dan per tahun menurun sebesar 2
Ditanya :
Mengitung dan menyimpulkan jumlah FR untuk 3 tahun yaitu
2016-2018!
Jawaban :
Jumlah jam kerja per tahun dari tahun 2016-2018 =
18jam/hari x 341 hari x 150 orang = 920.700
Nilai Frequency Rate (FR) menunjukkan kekerapan kecelakaan
yaitu pada setiap 1.000.000 jam kerja terdapat jumlah korban
kecelakaan sebesar nilai FR. Maka angka kekerapan
kecelakaan/Frequency Rate (FR) pada tahun 2016-2018 yaitu :
- 2016 :
jumlah kecelakaan kerja 8
FR = jumlah jam kerja
x 1.000.000 = 920.700
x 1.000.000 = 8,68

- 2017 :
jumlah kecelakaan kerja 6
FR = x 1.000.000 = x 1.000.000 = 6,51
jumlah jam kerja 920.700

- 2018 :
jumlah kecelakaan kerja 4
FR = jumlah jam kerja
x 1.000.000 = 920.700 x 1.000.000 = 4,34

Kesimpulan dari hasil yang diperoleh yaitu :


Data di atas menunjukkan bahwa dari tahun 2016-2018 telah terjadi
penurunan frekuensi kecelakaan kerja yaitu dari nilai 8,68 ke 6,51
dan akhirnya 4,34 sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan Pa
Zo tersebut telah melengkapi para pekerja dengan perlengkapan K3
yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga jumlah resiko
terjadinya kecelakaan pada saat bekerja selalu berkurang dari tahun
ke tahun.
3. Penyelesaian :
Diketahui : Jumlah Pekerja = 92 orang
Jumlah jam kerja = 20 jam/hari
Jumlah hari kerja dalam satu tahun = 355 hari/tahun
Kecelakaan kerja kumulatif = 3/2010
Ditanya :
a. Jumlah FR untuk 3 tahun (2010-2012)
b. Jumlah SR untuk 3 tahun (2010-2012)
Jawaban :
Berdasarkan data yang ada maka dapat dihitung kecelakaan kerja
kumulatif per tahun menurun sebesar 1 menjadi :
2010=3, 2011=3-2=1, 2012=2-1=1

Dan dapat dihitung selisih hari hilang kerja kumulatif per tahun
sebesar 5 menjadi :
2010=7, 2011=12, 2012=17

a. Jumlah Frequency Rate untuk 3 tahun (2010-2012)


Jumlah kecelakaan x 1.000 .000
FR = Jumlah jam kerja
Jumlah jam kerja = jumlah pekerja x jumlah jam kerja x jumlah
hari kerja
= 92 x 20 x 355 = 653.200
Jumlah kecelakaan x 1.000 .000 3 x 1.000.000
FR 2010 = = = 4,59
Jumlah jam kerja 653.200
Jumlah kecelakaan x 1.000 .000 2 x 1.000.000
FR 2011 = Jumlah jam kerja
= 653.200
= 3,06

Jumlah kecelakaan x 1.000 .000 1 x 1.000.000


FR 2012 = = 653.200 = 1,53
Jumlah jam kerja

b. Jumlah SR untuk 3 tahun (2010-2012)


Jumlah hari hilang 7
SR 2010 = Jumlah jam kerja x 1.000.000 = 653.200 x 1.000.000 = 10,71

Jumlah hari hilang 12


SR 2011 = Jumlah jam kerja x 1.000.000 = 653.200 x 1.000.000 = 18,37

Jumlah hari hilang 17


SR 2012 = Jumlah jam kerja x 1.000.000 = 653.200 x 1.000.000 = 26,02

4. 5 tanda larangan yang ketika berada di lokasi tambang bawah


tanah :
5. Tata cara untuk memperole izin usaha pertambangan (IUP) sesuai
dengan peraturan yang berlaku :
Pemberian IUP terdiri dari 2 bagian yaitu :

a. IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi


b. Persyaratan IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi meliputi
persyaratan: administratif, teknis, lingkungan dan finansial

 Pemberian IUP Eksplorasi

1. IUP Eksplorasi diberikan oleh : 


a. Menteri, untuk WIUP yang berada dalam lintas wilayah provinsi
atau wilayah laut lebih dari 12 mil dari garis pantai.
b. Gubernur, untuk WIUP yang berada dalam lintas kabupaten/kota
dalam 1 provinsi atau wilayah laut 4-12 mil dari garis pantai.
c. Bupati/Walikota, untuk WIUP yang berada dalam 1 wilayah
kabupaten/kota atau wilayah laut sampai dengan 4 mil dari garis
pantai.
2. IUP Eksplorasi diberikan berdasarkan permohonan dari badan
usaha, koperasi, dan perseorangan yang telah mendapatkan WIUP
dan memenuhi persyaratan.
3. Menteri atau Guberrnur menyampaikan penerbitan peta WIUP
yang diajukan oleh badan usaha, koperasi, atau perseorangan
kepada Gubernur atau Bupati/Walikota untuk mendapatkan
rekomendasi dalam rangka penerbitan IUP Eksplorasi. Gubernur
atau Bupati/Walikota memberikan rekomendasi paling lama 5 hari
kerja sejak diterimanya tanda bukti penyampaian peta WIUP
mineral batuan
4. Badan usaha, koperasi, atau perseorangan yang telah mendapatkan
peta WIUP beserta batas dan koordinat dalam waktu paling lambat
5 hari kerja setelah penerbitan peta WIUP mineral batuan harus
menyampaikan permohonan IUP Eksplorasi kepada Menteri,
Gubernur atau Bupati/Walikota dan wajib memenuhi persyaratan
5. Bila badan usaha, koperasi, atau perseorangan dalam waktu 5 hari
kerja tidak menyampaikan permohonan IUP, dianggap
mengundurkan diri dan uang pencadangan wilayah menjadi milik
Pemerintah atau pemerintah daerah dan WIUP menjadi wilayah
terbuka

 Pemberian IUP Operasi Produksi

1. IUP Operasi Produksi diberikan oleh: 

a. Bupati/Walikota, apabila lokasi penambangan, lokasi pengolahan


dan pemurnian, serta pelabuhan berada di dalam 1 wilayah
kabupaten/kota atau wilayah laut sampai dengan 4 mil dari garis
pantai.
b. Gubernur, apabila lokasi penambangan, lokasi pengolahan dan
pemurnian, serta pelabuhan berada di dalam wilayah
kabupaten/kota yang berbeda dalam 1 provinsi atau wilayah laut
sampai dengan 12 mil dari garis pantai setelah mendapat
rekomendasi dari Bupati/Walikota.
c. Menteri, apabila lokasi penambangan, lokasi pengolahan dan
pemurnian, serta pelabuhan berada di dalam wilayah provinsi
yang berbeda atau wilayah laut lebih dari 12 mil dari garis pantai
setelah mendapat rekomendasi dari Gubernur dan
Bupati/Walikota setempat
2. IUP Operasi Produksi diberikan kepada badan usaha, koperasi,
dan perseorangan sebagai peningkatan dari kegiatan eksplorasi
yang memenuhi persyaratan dimana pemegang IUP Eksplorasi
dijamin untuk memperoleh IUP Operasi Produksi sebagai
peningkatan dengan mengajukan permohonan dan memenuhi
persyaratan peningkatan operasi produksi
3. Pemegang IUP Operasi Produksi dapat mengajukan permohonan
wilayah di luar WIUP kepada Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota untuk menunjang usaha pertambangannya
4. Dalam jangka waktu 6 bulan sejak diperolehnya IUP Operasi
Produksi, pemegang IUP Operasi Produksi wajib memberikan
tanda batas wilayah pada WIUP
5. Bila pada lokasi WIUP ditemukan komoditas tambang lainnya
yang bukan asosiasi mineral yang diberikan dalam IUP, pemegang
IUP Operasi Produksi memperoleh keutamaan mengusahakannya
dengan membentuk badan usaha baru
6. Permohonan perpanjangan IUP Operasi Produksi diajukan kepada
Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota paling cepat 2 tahun
dan paling lambat 6 bulan sebelum berakhirnya IUP
7. Pemegang IUP Operasi Produksi hanya dapat diberikan
perpanjangan 2 kali dan harus mengembalikan WIUP Operasi
Produksi dan menyampaikan keberadaan potensi dan cadangan
mineral batuan kepada Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota
8. Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota dapat menolak
permohonan perpanjangan IUP Operasi Produksi apabila
pemegang IUP Operasi Produksi berdasarkan hasil evaluasi tidak
menunjukkan kinerja operasi produksi yang baik

Anda mungkin juga menyukai