Anda di halaman 1dari 5

1.

Andesit
Andesit adalah nama salah satu jenis batuan beku luar (ekstrusif) yang
tersusun atas butiran mineral yang halus (fine-grained). Selain teksturnya
yang halus, ciri ciri batuan andesit yang lainnya adalah ringan dan berwarna
abu-abu, putih, hingga agak gelap. Pada kondisi cuaca tertentu, Andesit
sering terlihat berwarna coklat sehingga untuk mengidentifikasinya perlu
dilakukan pemeriksaan yang lebih detail. Andesit kaya akan mineral
plagioklas, feldspar, dan biasanya mengandung biotit, piroksen atau
amphibole.

Andesit umumnya terbentuk setelah "melting" (pelelehan/pencairan) lempeng


samudera akibat subduksi. Subduksi yang menyebabkan "melting" pada zona
ini merupakan sumber magma yang apabila naik ke permukaan akan
membentuk Andesit. Kadang-kadang andesit terlihat mengandung kristal
plagioklas, amphibole, atau piroksen yang berukuran besar. Ketika magma
meletus atau keluar ke permukaan bumi sisa lelehan magma yang belum
sempat terkristal tadi akan mengkristal dengan cepat akibat suhu
dipermukaan yang lebih dingin. Hasil akhirnya ini akan menghasilkan batuan
dengan dua ukuran kristal yang berbeda.
Salah satu contoh batuan andesit yang terdapat di Alor dalam bentuk satuan batuan
pada sumur bor landaian suhu TAD terdiri dari selang-seling breksi tufa terubah,
dengan andesit terubah, setempat ditemukan sisipan-sisipan andesit basaltis, tufa
dasitik dan tufa terubah. Keseluruhan batuan/litologi berasal dari produk yang tidak
diketahui sumber asalnya, diperkirakan berasal dari batuan vulkanik Tersier yang
tergabung dalam Formasi Alor.

Mineral ubahan umumnya terbentuk sebagai hasil replacement dari mineral Mineral
ubahan umumnya terbentuk sebagai hasil replacement dari mineral plagioklas,
mineral hitam dan masa dasar pada semua batuan / litologi. Kondisi lingkungan
pembentukannya adalah pada fluida yang bersifat netral dengan temperatur
pembentukan relatif rendah hingga sedang. plagioklas, mineral hitam dan masa dasar
pada semua batuan / litologi. Kondisi lingkungan pembentukannya adalah pada fluida
yang bersifat netral dengan temperatur pembentukan relatif rendah hingga sedang.
Secara keseluruhan batuan dari permukaan hingga kedalaman 8 m tidak mengalami
ubahan hidrotermal, berfungsi sebagai tanah/lapisan penutup (OVERBURDEN).
Sedangkan dari kedalaman 8m hingga 250 m batuan terubah hidrotermal dengan
intensitas ubahan lemah hingga kuat (SM/TM = 10%-65%), dicirikan oleh proses
argilitisasi, karbonatisasi, piritisasi, oksidasi, silisifikasi/ devitrifikasi dengan/tanpa
anhidritisasi dan kloritisasi. Tipe ubahan termasuk tipe ARGILIK berfungsi sebagai
batuan penudung panas (CAP ROCK / CLAY CAP).
2. Gamping
Batu gamping merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang tersusun oleh
kalsium karbonat dalam bentuk mineral kalsit. Di Indonesia sendiri, batu
gamping juga sering disebut sebagai batu kapur atau limestone. Sebagian
besar batu gamping terbentuk dari akumulasi karang, cangkang, alga dan juga
pecahan sisa organisme. Namun tidak menutup kemungkinan batu gamping
terbentuk karena pengendapan kalsium karbonat dari air laut maupun air
danau.

Setidaknya batu gamping memiliki kalsium karbonat sebesar 50% dalam


bentuk mineral kalsit. Sisanya, batu gamping mengandung beberapa macam
mineral seperti feldspar, kuarsa, pirit, mineral lempung, siderite dan berbagai
mineral lainnya. Tidak menutup kemungkinan batu gamping mengandung
nodul siderite, nodul pirit dan nodul besar rijang. Karena mengandung
kalsium karbonat, untuk mengidentifikasi batu gamping tinggal meneteskan
5% asam klorida, apabila bereaksi positif maka batu tersebut adalah batu
gamping.
Kebanyakan batugamping terbentuk di laut dangkal, tenang, dan pada
perairan yang hangat. Lingkungan ini merupakan lingkungan ideal di mana
organisme mampu membentuk cangkang kalsium karbonat dan skeleton
sebagai sumber bahan pembentuk batugamping. Ketika organisme tersebut
mati, cangkang dan skeleton mereka akan menumpuk membentuk sedimen
yang selanjutnya akan terlitifikasi menjadi batugamping.
3. Marmer
Marmer adalah batuan kristalin kasar yang berasal dari Batu kapur atau
dolomit. Marmer yang murni berwarna putih dan terutama disusun oleh
mineral kalsit. Marmer umumnya tersusun oleh mineral kalsit dengan
kandungan mineral lainnya seperti graphit, hematite, dan limonit. Nilai
komersil marmer bergantung pada warna dan tekstur. Marmer yang
berkualitas sangat tinggi adalah berwarna putih, sangat jernih, sebab
kandungan kalsitnya lebih besar dari 90%.

Marmer atau dikenal pula dengan sebutan batu pualam merupakan batuan
hasil proses metamorfosa atau malihan dari batuan asalnya yaitu batu kapur.
Pengaruh temperature dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen akan
menyebabkan terjadinya kristalisasi kembali pada batuan tersebut membentuk
berbagai foliasi maupun non foliasi. Akibat rekristalisasi tersebut akan
menghilangkan struktur asal batuan tersebut tetapi akan membentuk tekstur
baru keteraturan butir.

Anda mungkin juga menyukai