Anda di halaman 1dari 6

Batu Marmer Termasuk Jenis Batuan Malihan

Pada kalangan umum (secara komersial) nama lain batu marmer adalah batu pualam. Batu
marmer termasuk jenis batuan hasil proses metamorfosa (batuan malihan) dari batuan asalnya
yaitu batu kapur (batu gamping). Akibat pengaruh temperatur maupun tekanan yang
dihasilkan oleh gaya endogen, batu gamping akan mengalami kristalisasi kembali
(rekristalisasi) sehingga menghasilkan berbagai struktur foliasi mapun non foliasi dan pada
akhirnya terbentuklah batu marmer.

Berdasarkan distribusi warnanya, batuan ini terbagi atas 2 jenis yaitu marmer putih dan
marmer berwarna. Marmer putih dihasilkan dari metamorfosa batu kapur murni atau batu
kapur dolomitan. Sedangkan marmer berwarna berasal dari metamorfosa batu kapur tidak
murni. Distribusi warnanya tergantung pada alam serta impuritasnya.

Marmer adalah bahan galian yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas, bahkan cukup
gencar pula muncul ke permukaan karena sensasi perburuan jenis marmer tembus cahaya
atau biasa disebut dengan batu mulia. Selain dapat digunakan sebagai batu perhiasan, manfaat
marmer yang lainnya yaitu dapat digunakan untuk membuat tegel, toilet, dinding, serta
oramen-ornamen keramik lainnya.

Gambar batu marmer.

Ciri-Ciri Marmer
Marmer mempunyai sruktur yang kompak, gugusan kristalnya relatif sama dengan tekstur
halus sampai agak kasar. Marmer di dominasi oleh mineral kalsit dengan kandungan mineral
minor lainya adalah kuarsa, mika, chlorit, tremolit, serta silikat lainnya seperti graphit,
hematit, juga limonit. Nilai komersil marmer bergantung kepada warna maupun teksturnya.

Marmer berkualitas tinggi adalah berwarna putih sangat jernih, karena kandungan kalsitnya >
90 %. Sedangkan marmer berwarna abu-abu dihasilkan karena kandungan grafit pada batuan
tersebut, pink-merah akibat adanya kandungan hematit, kuning-krem sebagai pengaruh dari
kandungan limonit.

Marmer juga dicirikan oleh gores arah jurus lapisan grapit atau silikat gelapnya. Berdasarkan
besar butirnya, tekstur batuan ini berkisar halus hingga kasar. Sifat sifat lainnya yang
berpengaruh terhadap kualitas marmer adalah porositas, kekuatan regangan serta kekuatan
terhadap perubahan cuaca ekstrim.

Jenis-Jenis Marmer
Jenis-jenis batu marmer pada umumnya dibedakan berdasarkan warna, teksur, serta
komposisi mineralnya. Jenis marmer yang terkenal yaitu "Statuary Marble" (fine texture)
bersih putih; "Architectural Marble", warna tekstur, mutu juga kekuatannya sangat bagus;
"Ornamental Marble" yang warnanya indah; "Onix Marble" jernih yang terdiri atas material
organik dan kalsit; "Cipolin Marble" banyak mengandung mika-talk; "Ruin Marble"
teksturnya halus dengan bentuk kristal tidak teratur; "Breccia Marble" teksturnya kasar dan
persegi; "Shell Marble" terdiri atas fosil-fosil.

Secara komersial marmer dikenal juga dengan 2 tipe, yaitu tipe marmer lokal dan tipe
marmer impor. Batu marmer lokal pada umumnya berwarna terang, sedangkan marmer impor
warnanya agak gelap, seperti warna coklat. Tetapi, tidak berarti seluruh marmer impor
berwarna gelap. Karena ada juga marmer asal Cina memiliki warna hampir sama dengan
marmer lokal, seperti warna krem.

Secara fisik akan nampak jelas aspek pori-porinya, dimana marmer impor memiliki pori-pori
lebih rapat sedangkan marmer lokal kurang rapat. Untuk mengetahui pori-pori marmer
tersebut rapat atau tidaknya, cukup dengan menyiramkan air pada bagian atas marmer, jika
meninggalkan bekas basah walau telah dilap dengan kain kering, berarti pori-pori marmer
tersebut besar (Mega Sari, Kompas, 2002).

Selain tipe marmer lokal maupun non lokal, marmer atau batu pualam biasa juga
dikategorikan kepada dua penampilan yaitu tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario
biasanya digunakan untuk pembuatan tempat mandi, meja-meja, toilet, lantai, dinding dan
sebagainya, sedangka tipe staturio sering dipakai untuk seni pahat patung (Asril, 1994).

Proses Terbentuknya Batu Marmer


Batu marmer atau dikenal juga dengan sebutan batu pualam merupakan batuan metamorf atau
malihan dari batuan asalnya yaitu batu kapur. Proses terjadinya marmer sangat dipengaruhi
oleh temperatur mapun tekanan sehingga menyebabkan terjadinya kristalisasi kembali
(rekristalisasi) pada batuan tersebut sehingga membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi.

Akibat rekristalisasi akan menghilangkan struktur asal batuan, tetapi juga akan membentuk
sebuah tekstur baru serta keteraturan butir. Pembentukan batu marmer di Indonesia terjadi
sekitar 30-60 juta tahun lalu atau berumur Kuarter hingga Tersier.

Manfaat Marmer
Sebagai bahan galian yang mempunyai nilai jual tinggi karena ronanya sangat indah, artistik,
serta aspek kuat tekan dan geser yang tinggi menjadikan bahan galian ini mempunyai pangsa
pasar relatif tinggi hingga menengah. Penggunaan marmer biasanya untuk meja, tegel, hiasan
dinding, perlengkapan rumah tangga sepeti guci, lampu hias dan lain sebagainya.

Untuk tegel, dinding, meja memerlukan diameter besar serta kualitas sangat baik, dalam
artian sedikit sekali adanya retakan dan kandungan mineral bijihnya, sehingga akan
menimbulkan kesan dingin walaupun terpapar sinar matahari sekalipun.

Sejak zaman dahulu, marmer sudah memiliki pangsa pasar yang baik, sehingga perburuan ke
lokasi-lokasi penghasil marmerpun cukup tinggi. Italia merupakan negara pengahsil marmer
sangat terkenal di dunia, walaupun pada kenyataannya bahan baku marmer itu sendiri bukan
asli Italia tetapi dari negara-negara lainnya yang dimasukan terlebih dahulu ke Italia (lihat
disini Peta Italia). Marmer dari luar tersebut diproses terlebih dahulu di Italia, kemudian
dikemas sedemikian rupa, lalu dipasarkan dengan merek Italia.

Pasar marmer atau batu pualam yang sempat kandas saat krisis melanda kini mulai membaik.
Meski kualitas pengolahan marmer indonesia (lokal) masih kalah dengan polesan produk
impor, namun dari sisi penjualan marmer lokal lebih baik.

Produk lokal dengan impor memang tidak beda jauh seperti, namun, harga marmer lokal
lebih murah dibanding dengan marmer impor. Oleh karena itu rata-rata konsumen menyukai
produk lokal karena selain lebih murah, ornamen yang disuguhkan juga hampir sama. Jika
belum cukup jeli, sulit untuk membedakan antara marmer lokal maupun impor.
Apa itu Feldspar?
Kata feldspar berasal dari dua kata dalam bahasa Swedia yaitu "feldt atau falt" yang berarti
medan dan "spath" yang bermakna pecahan batuan dalam batuan granit (Deer dkk, 1966).
Pengertian "spar" lebih diperjelas lagi oleh Castle dan Gilson (1960) yang mengutip istilah
"spat" dalam bahasa Jerman dan mengacu kepada setiap mineral transparan atau translusen
berkarakter bidang belah.

Pada awalnya istilah "spar" digunakan untuk menamakan setiap mineral selain dari feldspar
itu sendiri, seperti kepada barit, kalsit dan fluorit (Rogers dan Neal, 1975), sebagai contoh
istilah barium feldspar. Dalam hal ini pengertian feldspar untuk keperluan komersial hanya
mengacu kepada 3 mineral silikat yang mempunyai formula K3AlSi3O8 (ortoklas atau
mikroklin), NaAlSi3O8 (albit) dan CaAl2Si2O8 (anortit). Dua yang terahir adalah mineral-
mineral yang termasuk ke dalam kelompok plagioklas. Di alam ketiganya hampir tidak
ditemukan dalam bentuk murni tetapi terdapat bersamaan secara melimpah.

Gambar mineral feldspar (K-feldspar).

Bagaimana Feldspar Terbentuk?


Mineral pembentuk batuan dibedakan atas mineral mafik dan felsik; yang pertama mengacu
kepada mineral-mineral feromagnesian berupa mineral-mineral silikat mengandung unsur
besi (Fe) dan atau magnesium (Mg) sebagai unsur dominan. Mineral mafik dikelompokkan
menjadi olivin, hipersten, augit, hornblende, dan biotit. Warna mineral-mineral tersebut
umumnya gelap (hijau gelap, coklat atau hitam).

Felsik (akronim dari feldspar - silika) digunakan untuk mineral-mineral silikat berwarna lebih
terang seperti kuarsa, feldspar dan felspatoid. Batuan yang mempunyai komposisi mineral
mafik lebih dominan disebut batuan basa sebaliknya bila komposisi mineral felsik lebih
abnyak di sebut batuan asam, sedangkan batuan dengan komposisi mineral mafik dan felsik
seimbang digolongkan ke dalam batuan intermediet.

Terbentuk dari proses kristalisasi magma, feldspar biasanya berasosiasi dengan batuan
granitis dan metamorfis, paling umum dijumpai pada batuan beku korok pegmatis (lihat
disini contoh batuan beku). Pegmatit yang mempunyai nilai komersial umumnya mempunyai
bentuk seperti lensa dengan panjang bervariasi dari 0,3 sampai 1500 m. Karena terbentuk
langsung dari proses kristalisasi magma, jenis feldspar ini disebut feldspar primer, berukuran
kasar dan terdapat berasosiasi dengan kuarsa. Kehadiran kuarsa ini bersifat pengotor yang
harus dipisahkan pada saat pengolahan. Untuk keperluan komersial, feldspar primer harus
mempunyai kadar alkali total (K2O + Na2O) lebih dari 10%.
Selain feldspar primer, terdapat pula jenis lain yang digolongkan ke dalam feldspar diagenetis
dan aluvial. Kedua jenis feldspar di atas adalah feldspar sekunder. Yang pertama terbentuk
karena proses diagenesis sedimen piroklastik halus asam yang terendapkan dalam lingkungan
air lakustrin, yang berasosiasi dengan cekungan sedimen tersier, umumnya endapan bentonit
atau zeolit, feldspar diagenetis mempunyai kadar alkali total (K2O + Na2O) relatif rendah
(5%). feldspar aluvial terjadi sebagai akibat rombakan batuan granit dan batuan asam lainnya.
Kadar alkali total berkisar antara 5- 10%. Kedua jenis feldspar banyak terkandung mineral
ikutan, seperti mika, hematit, tourmalin, garnet dan kuarsa (Hardjatmo dkk, 1992).

Deskripsi Mineralogi Feldspar


Sebagai mineral silikat pembentuk batuan, feldspar mempunyai kerangka struktur tektosilikat
yang menunjukkan 4 (empat) atom oksigen dalam struktur tetrahedra SiO2 yang dipakai juga
oleh struktur tetrahedra lainnya. Kondisi ini menghasilkan kisi-kisi kristal seimbang terutama
bila ada kation-kation lain yang masuk ke dalam struktur tersebut seperti penggantian silikon
oleh aluminium (lihat proses pembuatan aluminium).

Terlepas dari bentuk strukturnya, apakah triklin atau monoklin, feldspar secara kimiawi
dibagi menjadi empat kelompok mineral yaitu kalium feldspar (rumus kimia: KAlSi3O8),
natrium feldspar (Rumus Kimia: NaAlSi3O8), kalsium feldspar (Rumu kimia: CaAl2Si2O8)
dan barium feldspar (Rumus Kimia: Ba Al2Si2O8). Sedangkan secara mineralogi feldspar
dikelompokkan menjadi Plagioklas dan K-Feldspar. Plagioklas merupakan seri yang menerus
suatu larutan padat tersusun dari variasi komposisi natrium feldspar dan kalsium feldspar.
Kelompok feldspar mempunyai struktur kristal triklin, terdiri dari Na-plagioklas murni (albit,
disingkat Ab) sampai Ca-plagioklas murni (anortit, disingkat An).

Mineral yang termasuk kelompok K-feldspar diklasifikasikan berdasarkan suhu


kristalisasinya, mulai dari sanidin (suhu tinggi), ortoklas, mikroklin sampai adu-laria (suhu
rendah). Keempat mineral mempunyai rumus kimia sama yaitu KAlSi3O8 dan (terutama)
ditemukan pada batuan beku asam seperti granit dan sienit, selain itu ditemukan pula pada
batuan metamorfosis dan hasil rework pada batuan sedimen.

Kegunaan Feldspar dan Spesifikasinya


Keberadaan feldspar dalam kerak bumi cukup melimpah. Walaupun demikian untuk
keperluan komersial dibutuhkan feldspar yang memiliki kandungan (K2O + Na2O) lebih dari
10%. Selain itu, material pengotor oksida besi, kuarsa, oksida titanium dan pengotor lain
yang berasosiasi dengan feldspar diusahakan sesedikit mungkin.

feldspar dari alam setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk batu gurinda dan feldspar olahan
untuk keperluan industri tertentu. Mineral ikutannya dapat dimanfaatkan untuk keperluan
industri lain sesuai spesifikasi yang ditentukan. Industri keramik halus dan kaca/gelas
merupakan dua industri yang paling banyak mengkonsumsi feldspar olahan, terutama yang
memiliki kandungan K2O tinggi dan CaO rendah.

Sebagai industri yang banyak mengkonsumsi feldspar, industri keramik mensyaratkan


beberapa hal untuk feldspar olahan agar bisa digunakan. Untuk pembuatan glasir dengan
bahan feldspar, tergantung kelasnya yang mengharuskan memiliki kandungan oksida natrium
dan besi dalam jumlah tertentu. Industri kaca/gelas, gelas amber dan kaca lembaran
mempunyai spesifikasi tertentu pula yang harus dipenuhi agar produk yang dihasilkan sesuai
dengan keinginan pasar.

Sebagai komponen batuan granit bersama kuarsa, mika dan mineral aksesori, keindahan
mineral feldspar dimanfaatkan untuk batu hias (ornament stone). Keindahan ini akan terlihat
bila batuan granit (lihat perusahaan tambang granit) tersebut telah dipotong dalam bentuk
lembaran (slab) dan dipoles. Istilah bahwa feldspar adalah batuan adalah sesuatu yang salah
kaprah. feldspar berdiri sendiri dan material lain penyusun granit tetap berperan sebagai
mineral, bukannya batuan. Masyarakat awam banyak yang tidak mengerti tentang ini.

Anda mungkin juga menyukai