Functional Urology
Oleh:
Eldha Savitri, S. Ked
NIM 1830912320035
Farizan Hasyim Hari Prathama, S.Ked
NIM.1830912310066
Fina Sulistiawati, S. Ked
NIM.183092320020
Pembimbing:
dr. Deddy R. Yulizar, Sp.U
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................ I
DAFTAR ISI……………................................................................ II
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
hidup seseorang, dan kondisi ini ditangani dengan berbagai cara bedah dan
non-bedah / medis.1
dan lainnya diperoleh di awal atau di kemudian hari dalam kehidupan dewasa.
Prostatik Jinak dan Gejala Saluran Kemih Bagian Bawah Pria, Cedera dan
trauma saluran kemih bagian bawah (fistula vesikovaginal, cedera ureter, dll),
Hampir di 78% pria lanjut usia, gejala saluran kemih bagian bawah
nokturia pada pria lanjut usia sekitar 78%. Pria yang lebih tua memiliki insiden
1
LUTS yang lebih tinggi dibandingkan wanita yang lebih tua. LUTS yang
umum adalah frekuensi kencing, urgensi, keraguan dan aliran lemah serta
nokturia. Awalnya semua gejala obstruktif dan iritasi yang diamati pada pria
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara anatomis, vesica urinaria terdiri atas tiga permukaan, yaitu (1)
merupakan lokus minoris (daerah terlemah) dari vesika urinaria. Pada bagian
dasar vesica urinaria terdapat trigonum. Sudut sudutnya terbentuk dari tiga
kemih. Pada bagian apeks trigonum, terdapat meauts uretra interna yang keluar
(segmen thoracal XI-Lumbal II) dari plexus prostaticus dan pelxus vesicalis
3
yang menginisiasi miksi. Reseptor adrenergik, a1 dan a2 berfungsi untuk
Vesica urinaria adalah organ yang penting untuk menyimpan urine sampai
dari mucosa, dilapisi oleh transitional epithelium yang tipis saat vesica urinaria
penuh namun menebal saat kontraksi. Vesica urinaria memiliki dinding muscular
yang kuat. Urine dikeluarkan dari vesica urinaria melalui urethra. Pada saat
kosong, vesical urinaria berada pada lesser pelvis dan pada saat penuh dapat
setinggi umbilicus. Vesica urinaria memiliki 5 bagian yaitu apex, body, fundus,
neck, dan uvula. Vesica urinaria dipisahkan dengan pubic bones oleh retropubic
space dan ada di sebelah inferior peritoneum, di pelvic floor. Vesica urinaria
apex, dibentuk oleh dinding posterior yang konveks. Body of the bladder adalah
Pada laki-laki, bagian fundus berbatasan dengan rectum. Collum vesica urinaria
(neck of the bladder) adalah bagian di mana fundus dan permukaan inferolateral
memusat di inferior.4
kecuali di bagian collum, yang dipegang dengan kuat oleh lateral ligaments
bladder dan tendinous arch of pelvic fascia, terutama puboprostatic ligament pada
4
laki-laki dan pubovesical ligament pada wanita. Ketika vesica urinaria terisi, akan
abdomen dan memasuki greater pelvis. Vesica urinaria yang terisi penuh akan
Bladder bed dibentuk oleh pubic bones serta yang menutupi obturator internus
and levator ani muscles dan di sebelah posteriorly oleh rectum atau vagina. Vesica
urinaria ditutupi oleh jaringan ikat longgar dan vesical fascia. Hanya permukaan
superior yang ditutupi oleh peritoneum. Dinding Vesica urinaria terdiri dari
musculus detrusor. Dekat collum vesica urinaria pria ada otot yang membentuk
Serabut saraf eferen simpatis ke kandung kemih dan uretra berasal dari the
reseptor alfa dan beta adrenergik pada kandung kemih dan uretra. Neurotransmiter
relaksasi otot polos sehingga dinding kandung kemih berelaksasi. Reseptor alfa
reseptor ini menyebabkan kontraksi otot polos pada sfingter interna dan uretra
posterior, meningkatkan resistensi saluran keluar dari kandung kemih dan uretra
5
posterior. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kebocoran selama fase pengisian
urin.5
kontraksi otot detrusor kandung kemih. Serabut saraf somatik berasal dari nukleus
Onuf yang berada di kornu anterior medulla spinalis S2-S4 yang dibawa oleh
nervus pudendus dan menginervasi otot skeletal sfingter uretra eksterna dan otot-
sfingter uretra eksterna pada saat berkemih. Sistem aferen (sensoris) berasal dari
otot detrusor, sfingter uretra dan anal eksterna, perineum dan genitalia, melalui
medula spinalis thoracolumbal. Aferen ini terdiri atas dua tipe: A-delta (small
berespon pada distensi kandung kemih dan esensial untuk berkemih normal.
Serabut C atau silent C-fibers tidak berespon terhadap distensi kandung kemih
dan tidak penting untuk berkemih normal. The silent C fibers memperlihatkan
firing spontan ketika diaktifkan secara kimia atau iritasi temperatur dingin pada
6
Fasilitasi dan inhibisi berkemih berada di bawah 3 pusat utama yaitu pusat
berkemih sakral (the sacral micturition center), pusat berkemih pons (the pontine
micturition center), dan korteks serebral. Pusat berkemih sacral pada S2-S4
center menyediakan umpan balik terhadap penuhnya kandung kemih. The pontine
Karena CMS suprasakral juga mengganggu impuls inhibisi dari korteks serebral,
II.1.2. Uretra
Uretra merupakan tabung kecil dari collum vesicae ke luar. Muara uretra
A. Uretra Masculina
Panjang uretra masculina kurang lebih 8 inci (20 cm) dan terbentang dari
collum vesicae ke meatus externus di glans penis. Uretra terbagi atas tiga bagian:
Uretra pars prostatica panjangnya kurang lebih 7,25 inci (3 cm) dan
mulai dari collum vesicae. Uretra pars prostatica berjalan melalui prostat
dari basis sampai ke apex. Uretra pars prostatica merupakan bagian yang
7
paling lebar dan berdiameter paling lebar dari seluruh urethra. Pada
urethralis. Pada setiap sisi crista urethralis terdapat alur yang disebut sinus
Uretra pars membranacea panjangnya kurang lebih 0,5 inci (1,25 cm),
Uretra pars spongiosa panjangnya kurang lebih 6 inci (15,75 cm) dan
urogenitale. 13
Mukosa uretra yang melalui glans penis terbentuk dari epitel skuamosa. Pada
submukosa yang berisi jaringan ikat dan elastis serta otot polos. Pada submukosa
terdapat banyak kelenjar Littre, yang duktusnya terhubung dengan lumen uretra.
8
Penis dan uretra disuplai oleh arteri pudenda internal. Setiap arteri membelah
menjadi arteri dalam penis (yang memasok corpora cavernosa), arteri dorsal penis,
kelenjar penis, dan uretra. Vena dorsal superfisial terletak di luar fasia Buck. Vena
punggung dalam ditempatkan di bawah fasia Buck dan terletak di antara arteri
dorsal. Vena ini terhubung dengan pleksus pudenda yang mengalir ke vena
pudenda interna. Drainase limfatik dari kulit penis menuju ke kelenjar getah
bening inguinalis dan subinguinal superfisial. Limfatik dari kelenjar penis masuk
ke kelenjar iliaka subinguinal dan eksternal. Limfatik dari uretra dalam mengalir
B. Uretra Feminina
Uretra feminina panjangnya sekitar 1,5 inci (3,8 cm). Uretra terbentang
dari collum vesicae urinariae sampai meafus urethrae externus, yang bermuara ke
dalam vestibulum sekitar 1 inci (2,5 cm) distal dari clitoris. Uretra menembus
meatus urethrae externus terdapat muara kecil dari ductus glandula paraurethralis.
Submukosa terdiri dari jaringan ikat dan elastis serta ruang vena spons. Di
dalamnya terdapat banyak kelenjar periuretra, yang paling banyak di bagian distal;
yang terbesar adalah kelenjar periuretra Skene yang terbuka di dasar uretra tepat
di dalam meatus.6
9
Aliran arteri ke uretra wanita berasal dari arteri pudenda vesikalis inferior,
vagina, dan internal. Darah dari uretra mengalir ke vena pudenda internal.
Drainase limfatik dari bagian luar uretra menuju ke kelenjar getah bening inguinal
dan subinguinal. Drainase dari uretra dalam masuk ke kelenjar getah bening iliaka
internal (hipogastrik). 6
prostatika dibentuk dari dua sumber. Pars proximalis, sampai sejauh muara duktus
dibentuk dari sinus urogenitalis. Uretra pars membranasea dan sebagian besar
uretra pars spongiosa juga dibentuk dari sinus urogenitalis. Ujung distal urethra
pars spongiosa berasal dari perkembangan sel-sel ektoderm ke dalam glans penis.
Pada perempuan, dua pertiga bagian atas uretra berasal dari duktus mesonephros.
10
Gambar. Anatomi Uretra Pria (a) dan Wanita (b)
II.1.3. Prostat
Prostat adalah organ genitalia pria yang terletak di bawah dari bulibuli, di
depan rectum dan membungkus uretra posterior. Bentuknya seperti buah kemiri
Prostat memiliki kapsula fibrosa yang padat dan dilapisi oleh jaringan ikat
prostat sebagai bagian fascia pelvis visceralis. Pada bagian superior dari prostat
diafragma urogenital. Permukaan ventral prostat terpisah dari simpisis pubis oleh
11
lemak retroperitoneal dalam spatium retropubicum dan permukaan dorsal berbatas
Kelenjar prostat terdiri atas jaringan kelenjar dinding uretra yang mulai
menonjol pada masa pubertas. Biasanya kelenjar prostat dapat tumbuh seumur
hidup. Secara anatomi, prostat berhubungan erat dengan kandung kemih, uretra,
vas deferens, dan vesikula seminalis. Prostat terletak di atas diafragma panggul
diafragma bila terjadi cedera. Prostat dapat diraba pada pemeriksaan colok dubur.
jaringan fibrosa dan jaringan otot polos. Kelenjar ini ditembus oleh uretra dan
kedua duktus ejakulatorius, dan dikelilingi oleh suatu pleksus vena. Kelenjar limfe
eksterna.1,7
prostat. Plexus venosus prostaticus yang terletak antara kapsula fibrosa dan
12
Secara histologi, prostat terdiri dari kelenjar yang dilapisi dua lapis sel,
bagian basal adalah epitel kuboid yang ditutupi oleh lapisan sel sekretori
sel-sel prostat.1,7
prostat. Kelenjar prostat terbagi dalam beberapa zona, antara lain: zona perifer,
periurethra. Zona perifer adalah zona yang paling besar, yang terdiri dari 70%
jaringan kelenjar sedangkan zona sentral terdiri dari 25% jaringan kelenjar dan
zona transisional hanya terdiri dari 5% jaringan kelenjar. Sebagian besar kejadian
dikelilingi suatu simpai fibroelastis dengan otot polos. Septa dari simpai ini
menembus kelenjar dan membaginya dalam lobus-lobus yang tidak berbatas tegas
13
pada orang dewasa. Seperti halnya vesikula seminalis, struktur dan fungsi prostat
kalsium, ion sitrat, ion fosfat, enzim pembekuan, dan profibrinolisin. Selama
deferens sehingga cairan encer seperti susu yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat
menambah jumlah semen lebih banyak lagi. Sifat cairan prostat yang sedikit basa
mungkin penting untuk keberhasilan fertilisasi ovum, karena cairan vas deferens
relatif asam akibat adanya asam sitrat dan hasil akhir metabolisme sperma, dan
sebagai akibatnya, akan menghambat fertilisasi sperma. Selain itu, sekret vagina
bersifat asam (pH 3,5−4). Sperma tidak dapat bergerak optimal sampai pH
sekitarnya meningkat menjadi 6−6,5. Akibatnya, cairan prostat yang sedikit basa
14
Distensi kandung kemih oleh urin dengan jumlah kurang lebih 250 cc akan
Akibatnya akan terjadi refleks kontraksi dinding kandung kemih oleh otot
detrusor, pada saat yang sama terjadi relaksasi sfingter internus, diikuti oleh
atau menghentikan miksi. Kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf-saraf
yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh. Bila
terjadi kerusakan pada saraf-saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin
(kencing keluar terus-menerus tanpa disadari) dan retensi urin (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan
kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi
Dinding ureter terdiri dari otot polos yang tersusun spiral, memanjang dan
melingkar, tetapi batas lapisan yang jelas tidak ditemukan. Kontraksi peristaltik
yang teratur timbul 1-5 kali tiap menit akan mendorong urine dari pelvis renal
menuju kandung kemih, dan akan masuk secara periodic sesuai dengan
dan meskipun tidak ada sfingter ureter, kemiringan ureter ini cenderung menjepit
15
ureter sehingga ureter tertutup kecuali selama adanya gelombang peristaltik, dan
Otot polos kandung kemih, seperti pada ureter, tersusun secara spiral,
memanjang, melingkar dan karena sifat dari kontraksinya otot ini disebut
berkemih. Susunan otot berada di samping kiri dan kanan uretra, dan serat ini
sepenuhnya. Lebih distal, terdapat spingter pada uretra yang terdiri dari otot
Sistem saraf perifer dari saluran kemih bawah terutama terdiri dari sistem
nervus pelvikus dan muncul dari S2-S4. Transmisi simpatis muncul dari T10-T12
dindingnya sangat kaya akan reseptor kolinergik. Otot detrusor akan berkontraksi
kemih dan uretra. Reseptor adrenergik di kandung kemih terdiri dari reseptor alfa
dan beta. Bagian trigonum kandung kemih tidak mempunyai reseptor kolinergik
karena bagian ini terbentuk dari mesodermis, tetapi kaya akan reseptor adrenergic
alfa dan sedikit reseptor beta. Sementara uretra memiliki ketiga reseptor. 8
16
Berkemih pada dasarnya merupakan reflex spinal yang akan difasilitasi
dan dihambat oleh pusat susunan saraf yang lebih tinggi, dimana fasilitasi dan
inhibisi dapat bersifat volunteer. Urine yang memasuki kandung kemih tidak
berkemih. Keinginan pertama untuk berkemih timbul bila volume kandung kemih
sekitar 150cc, dan rasa penuh timbul pada pengisian sekitar 400cc. Pada kandung
kemih, ketegangan akan meningkat dengan meningkatnya isi organ tersebut, tetapi
jari-jarinya pun bertambah. Oleh karena itu, peningkatan tekanan hanya akan
sedikit saja sampai organ tersebut relatif penuh. Selama proses berkemih, otot
perineum dan spingter uretra eksterna relaksasi, otot detrusor berkontraksi dan
urine akan mengalir melalui uretra. Mekanisme awal yang menimbulkan proses
berkemih volunter belum diketahui secara pasti. Salah satu peristiwa awal adalah
relaksasi otot-otot dasar panggul, dan hal ini mungkin menimbulkan tarikan ke
bawah yang cukup besar pada otot detrusor untuk merangsang kontraksi.
Kontraksi otot perineum dan spingter eksterna dapat dilakukan secara volunter,
sehingga dapat menghentikan aliran urine saat sedang berkemih. Melalui proses
17
Gambar. Refleks dan kontrol volunter berkemih
ini mengacu kepada definisi yang dibuat oleh International Continence Society
(ICS). Secara klinis, IU dapat dibedakan menjadi akut dan persisten. IU akut
adalah IU yang onsetnya tiba-tiba, biasanya berkaitan dengan penyakit akut atau
masalah iatrogenis dan bersifat sementara, sehingga dapat sembuh bila masalah
18
penyakit atau obat-obatan telah diatasi. IU persisten adalah IU yang tidak terkait
dengan desakan berkemih dan juga berkaitan dengan bersin, batuk, atau
urin di luar kehendak yang disebabkan karena luapan urin yang berkaitan
Inkontinensi urine stress (SUI) adalah keluarnya urine dari uretra pada saat
intrabdominal dapat dipacu oleh batuk, bersin, tertawa, berjalan, berdiri, atau
mengangkat benda berat. Inkontinensia stress banyak dijumpai pada wanita, dan
19
Faktor resiko pada wanita adalah kehamilan dan persalinan per vaginam,
(Stroke, trauma tulang belakang, Parkinson, dll). Faktor risiko IU pada pria
berdasarkan pada penurunan letak leher buli-buli dan uretra setelah pasien diminta
urodinamik.7,9
Tipe II: jika penurunan >2cm dan seringkali disertai dengan adanya
sitokel; dalam hal ini sistokel mungkin berada di dalam vagina (tipe
Tipe III: leher buli-buli dan uretra tetap terbuka meskipun tanpa
20
selalu keluar karena faktor gravitasi atau penambahan tekanan
setelah timbul sensasi ingin kencing. Keadaan ini disebabkan otot derusor sudah
Frekuensi miksi menjadi lebih sering dan disertai dengan perasaan urgensi.
Inkontinensia urge meliputi 22% dari semua inkontinensi pada wanita. Penyebab
inkontinensia urine urge adalah kelainan yang berasal dari buli-buli, di antaranya
detrusor dapat disebabkan oleh kelainan neurologik, kelainan non neurologis, atau
kelainan lain yang belum diketahui. Jika disebabkan oleh kelainan neurologis,
adalah: stroke, penyakit Parkinson, cedera korda spinalis, sklerosis multipel, spina
obstruksi infravesika, pasca bedah intravesika, batu buli-buli, tumor buli-buli, dan
sistitis.7,9
21
kandungan kolagen terdapat pada sistitis tuberkulosa, sistitis pasca radiasi,
pemakaian kateter menetap dalam jangka waktu lama, atau obstruksi infravesika
kualitas hidup, dan keinginan untuk mendapatkan terapi. Untuk skrining diagnosis
Pengumpulan riwayat penyakit pasien laki laki harus difokuskan pada saluran
kemih, riwayat operasi sebelumnya, kondisi medis pasien (yang terkait faktor
risiko/ pencetus, saat terjadi IU, frekuensi berkemih/ IU, fungsi usus), kelainan
kandung kemih atau poliuria, riwayat keluarga menderita penyakit prostat (kanker
dan PPJ) dan tentang riwayat seksual serta konsumsi makanan (terdapat beberapa
macam nutrien seperti serat yang terlarutkan dan asam lemak tak jenuh Omega-6
terjadi pada pria tanpa riwayat trauma atau operasi prostat atau pelvis sebelumnya,
oleh karena itu disfungsi neurogenik kandung kemih harus dipikirkan pada pria
22
tanpa riwayat trauma atau operasi. Penilaian yang kritis terhadap obat yang
Evaluasi diagnosis pria dengan LUTS tergantung pada keluhan pasien dan
data objektif pengosongan kandung kemih. Modalitas yang dapat dipakai untuk
data objektif ini antara lain catatan harian berkemih. Catatan harian berkemih diisi
oleh pasien, antara lain memberikan estimasi kapasitas kandung kemih, frekuensi
Pemeriksaan fisik umum meliputi status generalis yaitu tekanan darah, indeks
panggul, genitalia, dan colok dubur. Pemeriksaan fisik wanita meliputi: • Stress
test • Bonney test • Q-tip test • Pemeriksaan status estrogen (genitalia eksterna) •
Methylene blue test (bila dicurigai terdapat fistula) • Pessarium test (untuk occult
Pemeriksaan khusus pada wanita meliputi: • Urinalisis ± kultur urine bila ada
infeksi diobati dan dinilai ulang • Fungsi ginjal • Gula darah • Pemeriksaan PVR •
Pemeriksaan fisik pada pria yaitu kandung kemih (distensi atau tidak),
ekskoriasi genital sekunder akibat IU, bukti urethral discharge dan fokus pada
algoritme fokus pada pemeriksaan abdomen, colok dubur, dan tes neurologis pada
23
persarafan kandung kemih (neurogenic bladder), evaluasi sensasi perineal dan
juga harus fokus pada status mental dan kesadaran pasien. Pemeriksaan juga
bukti malformasi kongenital. Pemeriksaan colok dubur meliputi tonus sfingter ani,
tekanan juga dapat dinilai dengan pemeriksaan tes batuk. Pengukuran Indeks
Massa Tubuh (IMT) digunakan untuk mengukur obesitas, dan pada laki-laki yang
menurunkan berat badan. Namun terdapat sedikit bukti bahwa penurunan berat
badan dapat memberikan hasil positif terkait laki-laki dengan inkontinensia urin
tipe tekanan. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang lainnya pada laki laki
darah, Urinalisis dan sitologi urine, Pemeriksaan serum PSA, Pemeriksaan residu
meliputi anjuran untuk memperbaiki gaya hidup, terapi fisik, pengaturan jadwal
1. Antimuskarinik
24
detrusor kandung kemih. Efek samping yang umum adalah mulut kering,
3. Estrogen
mengurangi jumlah air yang keluar pada urin. • Dosis yang direkomendasikan
25
tekanan adalah rendah serta dapat memberikan efek samping yang signifikan,
seperti mual, muntah, mulut kering, konstipasi, sakit kepala, insomnia, somnolen
dan kelelahan.
26
27
II.2.4. Overactive Bladder
gangguan proses berkemih. OAB ditandai dengan ciri khas berupa gejala desakan
untuk berkemih. OAB bukan kondisi yang mengancam nyawa, namun dampak
OAB cukup besar dalam aktivitas harian dan kualitas hidup. OAB diasosiasikan
dengan penurunan kualitas hidup yang setara dengan penyakit kronis lain. OAB
28
merupakan kondisi jangka panjang sehingga berpotensi mengganggu kualitas
hidup penderita.15
adanya gejala urgensi dengan atau tanpa inkontinensia urgensi yang biasanya
diikuti dengan frekuensi dan nocturia. OAB sebagai suatu sindrom dengan
beberapa gejala dari lower urinary tract symptoms yang berkaitan dengan
merupakan sindrom klinis yang ditandai dengan desakan kuat untuk berkemih
Terapi lini pertama untuk OAB meliputi terapi farmakologi dan non
farmakologi. Terapi non farmakologi lini pertama untuk OAB meliputi perubahan
gaya hidup serta terapi fisik dan/atau terapi perilaku (meliputi latihan kandung
otot dasar panggul). Sedangkan terapi farmakologis lini pertama untuk OAB
meliputi obat golongan antimuskarinik. Ada beberapa kasus OAB yang memiliki
respon kurang baik terhadap lini pertama. Pasien yang tidak menunjukan respon
positif setelah menjalani terapi lini pertama selama tiga bulan harus menjalani
penggunaan terapi lini kedua yang bersifat lebih invasif. Hingga saat ini terapi lini
kedua untuk OAB dan/atau inkontinensia urin desakan meliputi injeksi botulinum
29
Sindroma nyeri buli buli (SNB) atau bladder pain syndrome (BPS) adlaah
sindroma berupa nyeri pelvis kronik (>6 bulan) yang berhubungan dengan
pengisian buli buli (filling), dan diikuti dengan gejala frekuensi dan nokturia,
tanpa didapatkan adanya infeksi saluran kemih dan kelainan patalogi pada buli.10,11
Patofisiologi BPS belum ada kesepakatan, namun ada banyak teori. Teori
Meskipun banyak teori tentang etiologi BPS / IC, yang paling populer
Biasanya permukaan epitel sembuh setelah cedera tetapi pada beberapa pasien
kelainan pada lapisan GAG. Lapisan GAG yang rusak memungkinkan kalium dan
jaringan lokal dan penyempitan pembuluh darah. Serangkaian peristiwa diatur dan
menyebabkan lebih banyak kerusakan kandung kemih, cedera pada otot polos
berkapasitas kecil. Ada juga regulasi saraf dan perkembangan perubahan saraf di
presentasi yang paling umum dari BPS / IC. Nyeri merupakan penyebab penting
30
dari ketidaknyamanan panggul tetapi pasien juga mengeluhkan sensasi tekanan
yang tidak biasa, rasa terbakar, berdenyut atau, nyeri saat melahirkan atau
kemih dan berkurang saat buang air kecil. Dalam kasus yang parah
ketidaknyamanan panggul terus menerus (18% dari pasien dalam seri kami, 17
atau colok dubur pada laki laki. Pemeriksaan kultur urine, USG didapatkan hasil
normal. Sistoskopi diprlukan untuk mencari lesi yang ada di urethra maupun di
buli buli, dan untuk evaluasi sebelum dan sesudah dilakukan hidrodistensi buli
air pada tekanan 80 cm H2O. prosedur ini dilakukan untuk melihat apakah
hialuronaat, antagonis reseptor histamine H2, dan analgesic. Untuk contoh obat
31
GAG, kapsaisin, resiniferotoksin. Pembedahan diindikasikan jika dengan terapi
penyakit pada sistem saraf pusat atau pada sistem saraf perifer dan otonom.
sistem saraf yang terlibat dalam pengendalian berkemih. Keadaan ini bisa berupa
kandung kemih tidak mampu berkontraksi dengan baik untuk miksi (underactive
kandung kemih berdasar refleks yang tak terkendali (overactive bladder). Dengan
kata lain, Neurogenic bladder adalah kelainan fungsi kandung kemih akibat
infeksius yang akut seperti mielitis transversal, kelainan serebral (stroke, tumor
penyakit kolagen seperti SLE, keracunan logam berat, herpes zoster, gangguan
metabolik, penyakit atau trauma pada medulla spinalis dan penyakit vaskuler. 10,12
32
Gambar klasifikasi neurogenic bladder dysfunction
batu ginjal, inkontinensia urin, volume urine kecil selama berkemih, frekuensi dan
urgensi kemih, dribblingurin yang merupakan suatu keadaan dimana urin menetes
akibat kerusakan jaras dari suprapons maupun suprasakral. Retensi urine dapat
timbul sebagai akibat berbagai keadaan patologis. Pada pria adalah penting untuk
striktur.10,12
33
Diagnosis meliputi dengan melakukan anamnesis tujuannya yaitu untuk
mengetahui bagaimana pola buang air kecilnya atau ada tidak gangguan saat
pada bladder ataupun kelainan lainnya. Selain itu, pemeriksaan neurologis juga
serta MRI.10,12
fungsi ginjal. Kateterisasi atau teknik untuk memicu buang air kecil dapat
dilakukan untuk membuat jalan lain untuk mengeluarkan urin, memasang alat
34
II.2.5. Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)
hiperplasia sel stroma dan sel epitel kelenjar prostat. Banyak faktor yang diduga
BPH tumbuh pada pria yang menginjak usia tua dan memiliki testis yang masih
prolaktin), pola diet, mikrotrauma, inflamasi, obesitas, dan aktivitas fisik diduga
berhubungan dengan proliferasi sel kelenjar prostat secara tidak langsung. Faktor-
faktor tersebut mampu memengaruhi sel prostat untuk menyintesis growth factor,
prostat. BPH terjadi pada sekitar 70% pria di atas usia 60 tahun. Angka ini akan
Faktor risiko yang paling berperan dalam BPH adalah usia, selain adanya
testis yang fungsional sejak pubertas (faktor hormonal). Dari berbagai studi
terakhir ditemukan hubungan positif antara BPH dengan riwayat BPH dalam
35
Keluhan yang disampaikan oleh pasien BPH seringkali berupa lower urinary
tract symptoms (LUTS), yang terdiri atas gejala obstruksi (voiding symptoms),
gejala iritasi (storage symptoms), dan gejala pasca berkemih. Gejala obstruksi
(dribbling); hingga gejala yang paling berat adalah retensi urine. Hubungan
antara BPH dengan LUTS sangat kompleks. Tidak semua pasien BPH
wawancara yang cermat guna mendapatkan data tentang riwayat penyakit yang
dideritanya. Anamnesis itu meliputi: • Keluhan yang dirasakan dan berapa lama
keluhan itu telah mengganggu; • Riwayat penyakit lain dan penyakit pada saluran
kencing batu, atau pembedahan pada saluran kemih); • Riwayat kesehatan secara
umum dan keadaan fungsi seksual; • Riwayat konsumsi obat yang dapat
akibat pembesaran prostat adalah sistem skoring keluhan. Salah satu sistem
36
keluhan pasien BPH dapat digolongkan berdasarkan skor yang diperoleh, yaitu:
skor 0-7: ringan, skor 8-19: sedang, dan skor 20-35: berat.10
yang penting pada pasien BPH. Dari pemeriksaan colok dubur ini dapat
yang merupakan salah satu tanda dari keganasan prostat. Mengukur volume
prostat dengan DRE cenderung lebih kecil daripada ukuran yang sebenarnya. Pada
pemeriksaan colok dubur juga perlu menilai tonus sfingter ani dan refleks
di daerah sakral. Kelebihan colok dubur adalah dapat menilai konsistensi prostat,
dan adanya nodul yang merupakan salah satu tanda dari keganasan prostat.10
fungsi ginjal, pemeriksaan prostate specific antigen (Apabila kadar PSA >4 ng/ml,
retrograde.10
Terapi konservatif pada BPH dapat berupa watchful waiting yaitu pasien
oleh dokter. Pilihan tanpa terapi ini ditujukan untuk pasien BPH dengan skor IPSS
Pada watchful waiting ini, pasien diberi penjelasan mengenai segala sesuatu hal
minum dan mengkonsumsi kopi atau alkohol setelah makan malam, (2) kurangi
37
konsumsi makanan atau minuman yang menyebabkan iritasi pada kandung kemih
(kopi atau cokelat), (3) batasi penggunaan obat-obat influenza yang mengandung
konstipasi.10
Terapi medikamentosa diberikan pada pasien dengan skor IPSS >7. Jenis
obat yang digunakan adalah: alpha 1 blocker, antagonis reseptor muskarinik, atau
komplikasi, seperti: (1) retensi urine akut; (2) gagal Trial Without Catheter
berulang; (5) batu kandung kemih; (6) penurunan fungsi ginjal yang disebabkan
oleh obstruksi akibat BPH; (7) dan perubahan patologis pada kandung kemih dan
saluran kemih bagian atas. Indikasi relatif lain untuk terapi pembedahan adalah
38
keluhan sedang hingga berat, tidak menunjukkan perbaikan setelah pemberian
terapi non bedah, dan pasien yang menolak pemberian terapi medikamentosa.10
Cedera kandung kemih paling sering terjadi karena tekanan eksternal dan
sering dikaitkan dengan patah tulang panggul. (Sekitar 15% dari semua fraktur
pelvis berhubungan dengan cedera kandung kemih atau uretra bersamaan.) Cedera
iatrogenik dapat terjadi akibat prosedur ginekologi dan pelvis ekstensif lainnya
Tulang pelvis melindungi kandung kemih dengan sangat baik. Jika pelvis
retak karena trauma tumpul, fragmen dari lokasi fraktur dapat melubangi kandung
pelvis dalam dan peradangan panggul yang parah. Saat kandung kemih terisi
atau kubah kandung kemih, laserasi linier akan memungkinkan urin mengalir ke
rongga perut. Jika diagnosis tidak segera ditegakkan dan jika urin steril, tidak ada
gejala yang dapat dicatat selama beberapa hari. Jika urin terinfeksi, peritonitis
2) Temuan Klinis
39
Fraktur panggul menyertai ruptur kandung kemih pada 90% kasus.
Diagnosis fraktur pelvis awalnya dapat ditegakkan di ruang gawat darurat dengan
kompresi lateral pada tulang panggul, karena lokasi fraktur akan menunjukkan
a. Gejala
adalah cedera tumpul. Pasien tidak begitu dapat buang air kecil, tetapi ketika
b. Tanda
panggul. Bukti luka luar dari luka tembak atau tusukan di perut bagian bawah
dimanifestasikan dengan nyeri tekan yang nyata pada daerah suprapubik dan perut
bagian bawah. Perut akut dapat terjadi dengan ruptur kandung kemih
3) Penunjang
40
Urine yang diambil dari kandung kemih pada kateterisasi awal harus dibiakkan
a. Temuan X-Ray
kekaburan pada perut bagian bawah akibat keluarnya darah dan urin. CT scan
harus dilakukan untuk menentukan apakah ada cedera ginjal dan ureter. Gangguan
yang sangat baik untuk mendeteksi ruptur kandung kemih; Namun, pengisian
4) Komplikasi
pecah; jika urin terinfeksi, hematoma panggul menjadi terinfeksi juga. Ruptur
kandung kemih saat laserasi meluas ke leher kandung kemih. Perbaikan yang teliti
5) Tatalaksana6
a. Tindakan darurat
b. Tindakan bedah
41
Ruptur kandung kemih ekstraperitoneal: ruptur kandung kemih
6) Prognosis
sistostomi suprapubik dapat diangkat dalam 10 hari, dan pasien biasanya dapat
buang air secara normal. Pasien dengan laserasi yang meluas ke area leher
penuh biasanya dapat dilakukan kembali. Pada saat keluar, kultur urin harus
I. Posterior Uretra
1) Etiologi
dan merupakan bagian dari uretra posterior yang paling mungkin mengalami
cedera. Ketika fraktur pelvis terjadi karena trauma tumpul, uretra membranosa
ditranseksi dengan mekanisme yang sama pada permukaan bagian dalam uretra
membranosa. 6
2) Temuan Klinis
42
a. Gejala
ketidakmampuan buang air kecil. Biasanya adanya riwayat cedera parah atau
b. Tanda
Darah pada meatus uretra adalah tanda paling penting dari cedera uretra.
Pentingnya temuan ini tidak dapat terlalu ditekankan, karena upaya untuk
periprostatik dan perivesikal dan konversi laserasi yang tidak lengkap menjadi
laserasi lengkap. Adanya darah pada meatus uretra eksterna menunjukkan bahwa
Nyeri suprapubik dan adanya fraktur pelvis dicatat pada pemeriksaan fisik.
Hematoma pelvis yang berkembang besar dapat teraba. Kontusio perineum atau
pelvis yang besar dengan prostat bergeser ke arah superior. Pemeriksaan rektal
bisa menyesatkan, karena hematoma pelvis yang tegang bisa menyerupai prostat
pada palpasi. Perpindahan prostat yang superior tidak terjadi jika ligamen
puboprostatik tetap utuh. Gangguan parsial pada membranous urethra (saat ini
3) Pemeriksaan Instrumental
43
meningkatkan risiko hematoma, infeksi, dan kerusakan lebih lanjut pada
4) Komplikasi
melemahkan akibat trauma pada sistem kemih. Striktur setelah perbaikan primer
5) Tatalaksana6
a. Tindakan darurat
b. Tindakan bedah
Manajemen langsung
1) Etiologi
a. Luka memar
44
b. Laserasi
tidak dikenali, ekstravasasi dapat meluas ke skrotum, sepanjang batang penis, dan
hingga ke dinding perut. Ini hanya dibatasi oleh fasia Colles dan sering
3) Temuan Klinis
a. Gejala
Biasanya ada riwayat jatuh. Adanya pendarahan dari uretra. Ada nyeri
akan muncul. Jika diagnosis ditunda, sepsis dan infeksi parah mungkin ada. 6
b. Tanda
memiliki keinginan untuk buang air kecil, tetapi buang air kecil tidak boleh
dilakukan sampai pemeriksaan uretra selesai. Tidak boleh ada upaya untuk
memasukkan kateter uretra, tetapi jika kandung kemih pasien mengalami tekanan
sementara. Jika presentasi cedera tersebut tertunda, terjadi ekstravasasi urin masif
dan infeksi pada perineum dan skrotum. Mungkin juga dinding perut bagian
4) Tatalaksana
45
a. Tindakan umum
straddle. Jika terjadi perdarahan hebat, diperlukan tekanan lokal untuk kontrol,
b. Tindakan khusus6
Kontusio Uretra
Laserasi Uretra
Perbaikan segera
a. Definisi
parut, yang secara fungsional memiliki efek menghalangi saluran kemih bagian
bawah. Konsekuensi dari obstruksi ini dapat sangat mengganggu kualitas hidup
seluruh saluran kemih, yang mengakibatkan hilangnya fungsi ginjal. Oleh karena
itu, penting bahwa striktur uretra, yang dapat terjadi pada semua usia dan baik
pada pria maupun wanita (meskipun lebih jarang pada wanita), dikenali secara
dini dan ditangani dengan tepat. Prevalensi di negara industri diperkirakan sekitar
0,9%.14
parut. Pada pria, korpus spongiosum tempat uretra tertanam juga terlibat dalam
46
ekstrinsik dan dapat menyebabkan penggantian total jaringan spons dengan
jaringan parut. 14
b. Etiologi
Kelompok terbesar (45%) adalah iatrogenik dan hasil dari manipulasi uretra
setelah reseksi prostat transurethral (intervensi prostat yang paling umum) adalah
3% sampai 5%. Penyebab lain dari striktur uretra adalah ruptur uretra traumatis
menyebabkan penyempitan (sekitar 20% kasus); klasik, ini adalah kasus gonore
yang tidak diobati. Penyakit inflamasi lain yang terkait dengan striktur uretra
Sekitar 30% striktur uretra bersifat idiopatik. Dalam kasus ini, pemicu
yang paling mungkin dianggap sebagai trauma kecil yang terlupakan yang terjadi
c. Gejala Klinis
Gejala utama striktur uretra adalah gejala kencing yang terhambat dan
teriritasi, dengan peningkatan waktu buang air kecil dan perasaan pengosongan
dan urgensi miksi. Terutama pada pasien yang sebelumnya telah menjalani
intervensi transurethral atau memiliki kateter yang menetap dalam jangka waktu
47
lama selama pengobatan untuk penyakit lain, gejala ini harus menunjukkan
kemungkinan striktur. 14
Gejala yang muncul mungkin juga gejala sisa yang khas seperti prostatitis
atau epididimitis. Beberapa pasien tidak datang sampai mereka mengalami retensi
urin akut, karena sejak awal pembentukan striktur, kandung kemih dapat
ini menyebabkan peningkatan tekanan intravesika selama buang air kecil, dan
Kemudian, dekompensasi fungsi buang air kecil dan buang air kecil yang tidak
lengkap akan terjadi, yang dapat berkembang menjadi retensi urin lengkap. Pada
atau refluks tekanan tinggi, yang salah satunya dapat menyebabkan hilangnya
fungsi ginjal. 14
d. Diagnosis
profil khasnya pada uroflowmetri. Investigasi ini mencatat aliran urin (diukur
sebagai volume per unit waktu) dan waktu buang air kecil secara keseluruhan.
Grafik dari pasien dengan striktur uretra akan menunjukkan waktu buang air kecil
yang lama dengan dataran tinggi tingkat rendah. Bentuk kurva ini adalah
apa tentang panjang striktur atau di mana lokasinya. Kedua hal ini perlu diketahui
48
pilihan adalah cystourethrography retrograde, dikombinasikan, jika sesuai, dengan
voiding cystourethrography. 14
tidak dapat dilewati oleh cystoscope, tidak ada informasi yang dapat diperoleh
tentang panjang lesi atau tentang striktur tambahan yang lebih proksimal yang
mungkin ada. Untuk alasan ini, uretroskopi tidak memiliki peran utama dalam
e. Terapi
ada retensi urin atau obstruksi saluran atas, yang akan memerlukan pengalihan
Pada pasien dengan retensi urin atau sisa urin dalam jumlah besar,
bougienage transurethral buta uretra dengan kateter yang menetap harus dihindari,
karena trauma jaringan akan memperburuk kondisi uretra. Pasien ini harus
diberikan fistula kandung kemih suprapubik. Setiap infeksi saluran kemih yang
dan bedah terbuka. Prinsip dasar dalam pengobatan penyempitan uretra adalah
49
bahwa uretrotomi internal menjanjikan keberhasilan hanya dalam penyempitan
yang singkat dan pertama kali. Pada striktur berulang, pengobatan harus diubah
uretrotomi berulang. 14
a. Endourological procedures
jaringan parut lebih lanjut. Untuk alasan ini, bougienage hanya dapat memiliki
efek sementara pada obstruksi, dan sebagai aturan striktur dapat terjadi kembali
setelah 4 hingga 6 minggu. Oleh karena itu, prosedur ini harus digunakan hanya
pada pasien yang menolak perawatan bedah atau yang tidak cocok untuk operasi
a. Definisi
tidak memadai atau masalah dengan emisi, ejakulasi, atau orgasme. Ejakulasi dini
rangsangan seksual minimal sebelum, pada, atau segera setelah penetrasi dan
50
kandung kemih selama ejakulasi karena mekanisme leher kandung kemih yang
b. Epidemiologi
Lebih dari 70% pria di atas 65 tahun melaporkan bahwa mereka aktif
secara seksual; namun, 40% tidak puas dengan fungsi seksual nya. Di antara
dengan merokok, dan dapat terjadi dengan cara yang tergantung dosis. 6
psikogenik. 6
I. Psikogenik6
a. Generalized type
- Generalized unresponsiveness
- Generalized inhibition
b. Situational type
- Partner related
51
Lack of arousability in specific relationship
- Performance related
Associated with negative mood state (eg, depres- sion) or major life stress (eg,
death of partner)
II. Organik
1. Neurogenic
2. Hormonal
3. Arterial
4. Cavernosal (venogenic)
5. Drug induced
52
BAB III
PENUTUP
Dalam hal ini saluran kencing bagian bawah terdiri dari vesical urinaria dan
uretra. Contoh angguan fungsional yang menjadi bagian dari urologi fungsional
terdiri Inkontinesia urin (pria dan wanita), Overactive bladder (OAB) dan Urgensi
(Interstitial Cystitis), Pembesaran prostatic jinak dan Gejala saluran kemih bagian
bawah pria, Cedera dan trauma saluran kemih bagian bawah, Komplikasi pasca
53
DAFTAR PUSTAKA
3. Guyton AC, Hall JE. Guyton dan Hall buku ajar fisiologi kedokteran. edisi
4. Drake RL, Vogl AW, Adam WM. Gray's Anatomy for Students. Third
EGC; 2012.
10. Purnomo BB. Dasar Dasar Urologi. Edisi Ketiga. Sagung Seto. 2016. 163-6
54
11. Malde S, Palmisani S, Al-Kaisy A, Sahai A. Guideline of Bladder Pain
12. Dorsher PT, Mcintosh PM. Neurogenic Bladder. Hindawi. 2012; 1: 1-16
13. Snell, Richard S., M.D, PhD. Anatomi Klinis: Berdasarkan Sistem. Jakarta:
EGC.2012; 765-770.
14. Tritschler Stefan, Roosen Alexander, Fullhase Claudius, Stief. G Christian,
Rubben Herbert. Urethral Stricture: Etiology, Investigation and Treatments.
Deutsches Arzteblatt International. 2013;110(13): 220-226.
15. Hariwibowo, Rinto dan Harrina E. Rahardjo. Pilihan terapi pada overactive
bladder refrakter. eJKI. 2014. 2(2); 194-202.
55