Anda di halaman 1dari 96

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PRINGSEWU LAMPUNG


TAHUN 2020

SKRIPSI

Disusun Oleh :
DEWI KARTIKA PUTRI
NIM. 142012016046

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2020
HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2020

Skripsi
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan
Pendidikan pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Disusun oleh :
DEWI KARTIKA PUTRI
NIM : 142012016046

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2020

ii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN 2020

Dewi Kartika Putri


90 Halaman + 6 Tabel + 2 Skema + 8 Lampiran

ABSTRAK

Latar Belakang : Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang
dapat mengakibatkan kematian akibat masalah serebrosvaskuler dan
kardiovaskuler. Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi yaitu umur, jenis
kelamin, genetic, merokok, konsumsi garam berlebih, dan sebagainya. Tujuan :
diketahui ada tidaknya hubungan antara jenis kelamin dengan derajat hipertensi.
Desain : cross sectional yang dilakukan kepada 62 responden penderita hipertensi
di wilayah kerja Puskesmas Pringsewu mengunakan teknik sampling : simple
random sampling dalam pemilihan responden.. Instrument : penelitian ini dalam
pengambilan data yaitu Sphygmomanometer, stetoskop dan lembar ceklis yang
digunakan sebagai alat ukur tekanan darah sistol maupun diastole responden.
Analisis data : menggunakan uji statistic chi square dengan hasil penelitian
diketahui bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan derajat hipertensi
di wilayah kerja Puskesmas Pringsewu dengan p-value 0,024 (<0,05). Diharapkan
penderita hipertensi khususnya dengan jenis kelamin perempuan dapat
menghindari faktor resiko pencetus hipertensi dan menambah kegiatan olahraga
yang sesuai dengan porsi penderita hipertensi agar penderita tetap pada derajat
kesehatan yang baik.

Kata Kunci : Jenis kelamin, derajat hipertensi.


Referensi : 44 (2010-2019)

iii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
THE RELATIONSHIP OF KELAMIN WITH THE DEGREE OF
HYPERTENSION IN THE PRINGSEWU LAMPUNG PUSKESMAS AREA
IN 2020

Dewi Kartika Putri


90 Pages + 6 Tables + 2 Schemes + 8 Attachments

ABSTRACT

Background: Hypertension is a non-communicable disease that can cause death


due to cerebrosvascular and cardiovascular problems. Factors that influence
hypertension are age, sex, genetics, smoking, excessive salt consumption, and so
on. Objective: to know whether there is a relationship between sex and the degree
of hypertension. Design: cross sectional which was conducted to 62 respondents
with hypertension in the working area of Pringsewu Public Health Center using
sampling technique: simple random sampling in the selection of respondents. and
respondent diastole. Data analysis: using the chi square statistical test with the
results of the study found that there is a relationship between sex and the degree
of hypertension in the working area of Pringsewu Health Center with a p-value of
0.024 (<0.05). It is expected that hypertension sufferers, especially with female
sex, can avoid the risk factors for triggering hypertension and increase sports
activities in accordance with the portion of hypertensive patients so that patients
remain in good health.

Keywords : Gender relationship, hypertension.


References : 44 (2010-2019)

iv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
HALAMAN PERSETUJUAN PENELITIAN

Skripsi
Telah diperiksa dan dipersetujui untuk diuji dihadapan TIM Penguji Skripsi

Judul Skripsi : Hubungan Jenis Kelamin Dengan Derajat Hipertensi di


Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu Lampung Tahun 2020
Nama Mahasiswa : Dewi Kartika Putri
Nim :142012016046

Telah Disetujui Tanggal 18 Juli 2020

MENYETUJUI
Oleh :

Pembimbing I

Ns. Apri Budianto, M.Kep


NBM : 1017460

Pembimbing II

Ns. Yeti Septiasari, S.Kep,M.Kes


NBM : 1194195

v
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
HALAMAN PENGASAHAN PENELITIAN

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN 2020

Skripsi: Dewi Kartika Putri telah diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim
Penguji Skripsi dan dinyatakan lulus pada tanggal 18 Juli 2020

MENGESAHKAN

Tim Penguji :
Ketua Moderator : Ns. Apri Budianto, M.Kep (.........…………….)
NBM : 1017460

Penguji 1 : Ns. Yeti Septiasari, S.Kep,M.Kes (.........…………….)


NBM : 1194195

Penguji 2 : Nur Fadhilah, M.Kes (.........…………….)


NBM : 1282502

Ketua Program Studi


S1 Ilmu Keperawatan

Ns. Desi Ari Madi Yati, M.Kep.Sp.Kep.Mat


NBM : 1017462

Mengetahui,
Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Elmi Nuryati, M.Epid


NBM : 927 024

vi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dewi Kartika Putri

NIM : 142012016046

Program Studi : S1 Keperawatan

Dengan ini menyatakan bahwa semua yang saya tulis dalam Skripsi ini sesuai

dengan sumber-sumber aslinya dan penulisanya sesuai dengan kaidah-kaidah

penulisan ilmiah. Skripsi ini merupakan hasil karya saya. Jika dikemudian hari

terbukti bahwa skripsi ini plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

Pringsewu, 24 Juli 2020


Penulis

Dewi Kartika Putri


NIM.142012016046

vii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai civitas akademik Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah


Pringsewu Lampung, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dewi Kartika Putri
NIM : 142012016046
Program Studi : SI Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Judul : Hubungan Jenis Kelamin Dengan Derajat Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu Lampung Tahun 2020

Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan


kepada Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu tanpa
menuntut ganti rugi berupa materi atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Hubungan Jenis Kelamin Dengan Derajat Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Pringsewu Lampung Tahun 2020

Dengan pernyataan ini Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah


Pringsewu berhak menyimpan, mengalihkan mediakan dalam bentuk format yang
lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak atas karya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya,

Pringsewu, 24 Juli 2020


Yang menyatakan

Dewi Kartika Putri


NIM. 142012016046

MOTTO

viii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
“Tetaplah Bersemangat Dalam Menjalani Hidup

Walaupun Banyak Cobaan Yang Datang Bertubi – Tubi”

(Dewi Kartika Putri)

ix
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT yang yang telah memberikan
rahmat-Nya hingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini
saya persembahkan kepada :
1. Orang tua (Alm) Ibu Esti Tritura dan Bapak Alek yang tak pernah henti
memberikan dukungan doa, semangat, motivasi, kasih sayang dan
menyediakan kebutuhan yang diperlukan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Ns. Apri Budianto, M.Kep selaku pembimbing 1 yang selalu sabar dalam
memberikan bimbingan serta arahan dan memberi motivasi dalam
penulisan skripsi ini
3. Ns. Yeti Septiasari, S.Kep,M.Kes selaku pembimbing II yang memberikan
bimbingan dengan sabar, dan selalu memberi suport serta memberi arahan
dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak/Ibu dosen serta seluruh staf Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung yang memberikan banyak ilmu serta
pelajaran yang sangat berharga bagi penulis.
5. Teman-teman seperjuangan S1 Keperawatan baik kelas A maupun kelas B
yang selalu memberikan semangat dan kerja sama kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

x
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Dilahirkan pada tanggal 28 Februari 1996 di Pringsewu, putri kedua 2 dari 2


bersaudara dari pasangan Bapak Alek dan Ibu Esti Tritura. Pendidikan dasar di
SDN 3 Pringsewu Kec. Pringsewu Kab. Pringsewu diselesaikan pada tahun 2009,
kemudian SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu diselesaikan pada tahun 2012 dan
selanjutnya SMK Yasmida Ambarawa Kabupaten Pringsewu diselesaikan pada
tahun 2015. Selanjutnya penulis pada tahun 2016 – 2017 melanjutkan kuliah di
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Prodi S1 Keperawatan sampai
dengan sekarang, namun sekarang sudah berubah menjadi Universitas
Muhammadiyah Pringsewu.

Semasa menjalani pendidikan dibangku sekolah dan perkuliahan penulis aktif


diberbagai kegiatan, antara lain mengikuti kegiatan Pramuka, dan bola voly dari
tahun 2007 – 2009. Kemudian di SMP saya aktif sebagai osis, kegiatan pada
tahun 2010-2012 drum band dan masih mengikuti lomba bola voly. Saat di
bangku sekolah menengah Kejuruan penulis aktif hanya di bidang Pramuka saja
dari tahun 2013 – 2015. Kemudian saat di perguruan tinggi penulis kurang begitu
aktif di kegiatan, hanya mengikuti kegiatan di english club dari semester 1 – 3
saja.

xi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah dan

karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan semua

kelemahan yang penulis miliki namun penulis berusaha semaksimal mungkin

dengan ilmu yang sangat sedikit ini mencoba menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Hubungan Jenis Kelamin dengan Derajat Hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Pringsewu tahun 2020 ” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

menyelesaikan pendidikan pada program studi S1 ilmu keperawatan.

Penulis mengalami banyak kesulitan dalam penyusunan skripsi penelitian ini,

namun peran serta dan dukungan dari berbagai pihak maka penulis dapat

menyelesaikan skripsi penelitian ini, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin

megucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. H. Wanawir Am, M.M, M.Pd, selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Pringsewu Lampung

2. Elmi Nuryati, M.Epid selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

3. Ns. Desi Ari madi yati, M.Kep.,Sp.Kep.Mat selaku Ketua Program Studi S1

keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Lampung.

4. Ns. Apri Budianto, M.Kep selaku pembimbing 1 yang telah memberikan

bimbingan serta masukan dalam penulisan skripsi ini.

5. Ns. Yeti Septiasari, S.Kep,M.Kes selaku pembimbing II yang tidak bosan

memberikan bimbingan serta masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini

xii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
6. Bapak/Ibu dosen serta seluruh staf Fakultas Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

7. Orang tua tercinta (Alm) Ibu Esti Tritura dan Bapak Alek yang selalu

memberikan dukungan doa dan semangat sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman kelas seperjuangan S1 Keperawatan angkatan 08 yang selalu

memberikan semangat dan kerja sama kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Pringsewu, 28 Juli 2020


Penulis,

Dewi Kartika Putri

xiii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI....................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PENELITIAN.....................................................I
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN.....................................................II
HALAMAN ABSTRAK......................................................................................III
MOTTO..................................................................................................................V
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS.......................................................VI
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI.....................................................VII
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................VIII
RIWAYAT HIDUP PENULIS...........................................................................IX
KATA PENGANTAR...........................................................................................X
DAFTAR ISI.......................................................................................................XII
DAFTAR TABEL.............................................................................................XIV
DAFTAR SKEMA..............................................................................................XV
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................XVI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan penelitian...........................................................................................5
D. Ruang lingkup penelitian..............................................................................6
E. Manfaat penelitian.........................................................................................6

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Konsep Hipertensi..........................................................................................8
B. Konsep Jenis Kelamin..................................................................................16
C. KerangkaTeori..............................................................................................18
D. Kerangka Konsep.........................................................................................19
E. Hipotesis.......................................................................................................19

xiv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian.........................................................................................20
B. Variabel Penelitian......................................................................................20
C. Definisi Operasional....................................................................................21
D. Populasi dan Sampel...................................................................................22
E. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................24
F. Etika Penelitian...........................................................................................24
G. Instrumen Penelitian dan Metode Pengumpulan Data................................27
H. Metode Pengelohan Data............................................................................27
I. Analisa Data.................................................................................................28
J. Jalannya Penelitian......................................................................................29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran lokasi.........................................................................................32
B. Hasil Penelitian...........................................................................................33
C. Pembahasan................................................................................................37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan.................................................................................................45
B. Saran...........................................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah.......................................................................9
Tabel 3.2 Definisi Operasional..............................................................................21
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden Hipertensi.............................................33
Table 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin....................34
Table 4.3 Distribusi frekuensi derajat hipertensi...................................................35
Table 4.4 Hubungan jenis kelamin dengan derajat hipertensi...............................36

xvi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2,1 Kerangka Teori...................................................................................18
Gambar 2.2 Kerangka Konsep...............................................................................19

xvii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Penelitian (Informed Consent)


Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Lembar Ceklis
Lampiran 4 : Surat Pra Survey
Lampiran 5 : Surat Balasan Pra Survey
Lampiran 6 : Lembar Konsul
Lampiran 7 : Tekanan Darah Responden
Lampiran 8 : Ouput SPSS

xviii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
19

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang tidak menular yang dapat

menyebabkan kematian dengan mengatagorikan penyakit ini sebagai the silent

killer. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah

sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mHg

pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan

cukup istirahat/tenang (Putriastuti, 2016).

Hipertensi merupakan faktor pencetus kematian akibat penyakit

serebrovaskuler dan kardiovaskuler, faktor faktor yang mempengruhi

hipertensi diantaranya adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik,

kebiasaan merokok, konsusmsi garam, konsumsi lemak jenuh, konsumsi

minuman beralkuhol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stress dan pengunaan

estrogen. Jenis kelamin merupakan salah satu faktor risiko yang tidak dapat

diubah (K. Sari, Y & T. Susanti, E, 2016).

Tekanan darah tinggi (Hipertensi) merupakan salah satu masalah kesehatan

yang utama disetiap negara karna hipertensi itu sendiri dapat menimbulkan

penyakit jantung dan stroke otak yang mematikan, sampai saat ini hipertensi

merupakan tantangan yang besar di Indonesia, karena hipertensi merupakan

kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer (Suoth,

Bidjuri, & Malara, 2014).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


20

Hipertensi bisa terus bertambah parah tanpa disadari hingga mencapai tingkat

yang dapat mengancam nyawa seseorang yang mengalami hipertensi,

seseorang baru merasakan dampak gawatnya hipertensi ketika terjadi

komplikasi yang menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi

jantung koroner dan stroke (Manoppo, Masi, & Silolonga, 2018). Peningkatan

tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten), tidak

terdeteksi secara dini, dan mendapatkan pengobatan yang memadai dapat

menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), selain itu hipetensi juga

dapat menyebabkan kebutan dan gangguan kognitif (K. Sari, Y & T. Susanti,

E, 2016).

Penyakit hipertensi perlu untuk dideteksi secara dini dengan cara pemeriksaan

tekanan darah secara berkala, Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas

merupakan pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), promotif

(peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan

tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis

kelamin dan golongan umur. Adapun cara penanganan untuk menurunkan

hipertensi adalah dengan beraktifitas secara fisik dan olahraga cukup secara

teratur, kegiatan ini terbukti dapat membantu menurunkan hipertensi, oleh

karena itu penderita hipertensi dianjurkan untuk berolahraga cukup dan secara

teratur (Suoth et al., 2014).

Dari data World Health Organization (WHO, 2015), menunjukan sekitar 1,13

Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia

terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


21

tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang

terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal

akibat hipertensi dan komplikasinya (Kemenkes, 2019).

Berdasarkan (Riskesdas, 2018), prevalensi hipertensi berdasarkan hasil

pengukuran pada penduduk usia ≥ 18 pada tahun 2013 adalah sebesar 25,8%,

sedangkan pada tahun 2018 prevalensi penderita hipertensi meningkat sebesar

34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44,1%), sedangkan terendah di Papua

sebesar (22,2%). Sementara itu di provinisi Lampung penyakit hipertensi

menempati urutan ke 3 dalam 10 besar penyakit di Provinsi Lampung dengan

prevalensi sebesar 16,18% (Dinkes, 2016). Di Puskesmas Pringsewu angka

kejadian hipertensi satu tahun terakhir yaitu sebesar 2.771 penderita, yaitu

pada tahun 2018. Berdasarkan studi epidemiologi pada bulan Januari-Maret

2019 di wilayah kerja Puskesmas Pringsewu penderita hipertensi sebanyak

779 pasien menurut (Purdiyanti, 2019).

Penelitian yang dilakukan oleh (Everett & Zajacova, 2015) menunjukkan

bahwa laki laki memiliki tingkat hipertensi yang lebih tinggi dari pada wanita

namun memiliki tingkat kewaspadaan yang lebih rendah terhadap penyakit

hipertensi dari pada wanita. Akan tetapi penelitian lain yang dilakukan oleh

(Wahyuni & Eksanoto, 2013) menunjukkan bahwa wanita cenderung

menderita hipertensi daripada laki laki. Pada penelitian tersebut sebanyak

27,5% wanita mengalami hipertensi, sedangkan untuk laki laki hanya sebesar

5,8%. Wanita akan mengalami peningkatan resiko tekanan darah tinggi

setelah menopause yaitu usia di atas 45 tahun. Karena wanita yang belum

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


22

menopause dilindungi oleh hormone esterogen yang berperan dalam

meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar HDL yang

rendah dan LDL yang tinggi akan mempengaruhi terjadinya proses

aterosklerosis dan mengakibatkan tekanan darah tinggi.

Selain itu menurut penelitian Apidianti (2017), penyebab lain kejadian

hipertensi pada wanita ialah penggunaan KB hormonal, karena penggunaan

KB hormonal mengandung hormone esterogen dan progesterone yang dapat

mengakibatkan tromboemboli dan gangguan pembuluh darah otak sehingga

meningkatan tekanan darah. selain itu wanita yang memakai kontrasepsi

hormonal ≥ 2 tahun lebih beresiko mengalami peingkatan tekanan darah

sistolik dan diastolic sama atau lebi dari 140/90 mmHg. Frekuensi laki-laki

mengalami hipertensi ringan lebih besar dari wanita.

Berdasarkan hasil prasurvei penelitian di Puskesmas Pringsewu yang

dilakukan oleh peneliti di dapatkan data laporan pasien hipertensi tahun 2019

sebanyak 371 jiwa, dengan laki-laki sebanyak 169 dan perempuan 202.

Banyaknya angka kejadian hipertensi di Puskesmas Pringsewu, dipengaruhi

beberapa banyak faktor, salah satunya adalah jenis kelamin. Jenis kelamin

merupakan salah satu faktor risiko yang tidak dapat diubah, karena jenis

kelamin sudah ditakdirkan sejak dilahirkan. Dari uraian diatas maka peneliti

tertarik untuk meneliti “Hubungan Jenis Kelamin Dengan Derajat Hipertensi

Di Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu Tahun 2020”

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


23

B. Rumusan Masalah

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang tidak menular, tekanan darah

tinggi (Hipertensi) merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama,

karna hipertensi itu sendiri dapat menimbulkan penyakit jantung, kerusakan

ginjal, dapat menyebabkan kebutaan, gangguan kognitif dan stroke otak yang

mematikan. Penyakit hipertensi perlu untuk dideteksi secara dini dengan cara

pemeriksaan tekanan darah secara berkala. Penelitian yang dilakukan oleh

(Everett & Zajacova, 2015) menunjukkan bahwa laki laki memiliki tingkat

hipertensi yang lebih tinggi dari pada wanita. Akan tetapi penelitian lain yang

dilakukan oleh (Wahyuni & Eksanoto, 2013) menunjukkan bahwa wanita

cenderung menderita hipertensi daripada laki laki. Pada penelitian tersebut

sebanyak 27,5% wanita mengalami hipertensi, sedangkan untuk laki laki

hanya sebesar 5,8% Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik

untuk merumuskan penelitian, “ Adakah Hubungan Jenis Kelamin Dengan

Derajat Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu Tahun 2020”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui “Hubungan Jenis Kelamin Dengan Derajat Hipertensi Di

Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu Tahun 2020”.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya karakteristik responden yang meliputi usia dan tingkat

pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu

b. Diketahuinya distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

Di Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


24

c. Diketahuinya distribusi frekuensi responden berdasarkan derajat

hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu

d. Diketahuinya hubungan Jenis Kelamin Dengan Derajat Hipertensi Di

Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu Tahun 2020”.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

Dalam penelitian ini variabel independennya adalah jenis kelamin serta

variabel dependennya derajat hipertensi. Populasi pada penelitian ini yaitu

pasien hipertensi, selanjutnya lokasi penelitian sudah dilakukan di wilayah

kerja Puskesmas Pringsewu pada bulan April – Mei tahun 2020.

E. Manfaat penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Teoritis

a. Bagi Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Penelitian ini dapat memberikan wawasan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dibidang kesehatan. Dapat juga digunakan sebagai dasar

acuan untuk belajar serta untuk mengetahui informasi jenis kelamin

manakah yang lebih banyak dengan kejadian hipertensi, dan

perbandingan bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian yang

lebih luas.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


25

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan tambahan referensi bagi peneliti selanjutnya dan sebagai

bahan elaborasi untuk peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang

hipertensi.

2. Aplikatif

a. Bagi Puskesmas

Hasil ini diharapkan dengan adanya penelitian ini pihak puskesmas

terdekat dapat meningkatkan penyuluhan atau sosialisasi tentang

Hipertensi.

b. Bagi responden

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk

responden dengan mengetahui tentang Hipertensi dan lebih peduli

terhadap kesehatan dirinya.

c. Bagi Peneliti

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan peneliti terhadap Hipertensi.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Hipertensi

1. Definisi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah

secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan

tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor resiko yang tidak

berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah

secara normal. Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap

(sillent killer) karena termasuk penyakit yang mematikan, tanda disertai

gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya (Azizah

& Hartanti, 2016).

Hipertensi adalah salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular,

secara global merupakan penyebab utama peningkatan mortalitas

kardiovaskular, kematian mendadak, stroke, penyakit jantung koroner,

gagal jantung, fibrilasi atrium, penyakit arteri perifer, dan insufisiensi

ginjal. Hipertensi menimbulkan resiko mortilitas dan morbiditas dini, yang

meningkat saat tekanan sistolik lebih dar 140 mmHg dan tekanan diastolic

lebih dari 90 mmHg, berdasarkan dua kali pengukuran atau lebih (Sari,

Wiyono, & Adi, 2018).

Hipertensi merupakan tanda klinis ketidakseimbangan hemodinamika

suatu sistem kardiovaskular, di mana penyebab terjadinya disebabkan oleh

26
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
27

banyak faktor sehingga tidak bisa terdiagnosis dengan hanya satu faktor

tunggal (Setiati, Alwi, Sudoyo, Simadibrata, & Syam, 2014)

2. Klasifikasi

Klasifikasi tekanan darah menurut Indonesian Society Of Hypertension

(InaSH, 2019),

Tabel 2.1 klasifikasi tekanan darah

TDS TDD
KATEGORI
(mmHg) (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal 120-129 80-84
Hipertensi ringan 140-159 90-99
Hipertensi sedang 160-179 100-109
Hipertensi berat ≥ 180 ≥110

3. Etiologi

Menurut (Smeltzer & Bare, 2013), berdasarkan penyebab terjadinya

hipertensi, terbagi atas dua penyebab, yaitu :

a. Hipertensi Primer (Esensial)

Jenis hipertensi primer terjadi pada orang dewasa antara 90%-95%.

Hipertensi primer tidak memiliki penyebab klinis yang dapat

diidentifikasi, dan juga kemungkinan kondisi ini bersifat multifactor,

antara lain yaitu :

1) Faktor genetic

Hipertensi merupakan salah satu penyekit yang dapat diwariskan

kepada keturunannya atau keluarga yang mempunyai gaya hidup

dan pola makan yang sama. Gen-gen yang berperan dalam

mekanisme hipertensi yaitu gen yang mempengaruhi homeostasis

natrium di ginjal, termasuk polimorfisme I/D (insersi/delesi) gen

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


28

ACE (angiotensin converting enzyme), dan gen yang

mempengaruhi metabolisme steroid. Studi menyatakan

polimorfisme I/D gen ACE dapat menghasilkan 3 genotip : II

homozigot, ID heterozigot dan DD Homozigot. Individu dengan

DD homozigot mempunyai konsentrasi ACE yang lebih tinggi

dibandingkan dengan yang lain. Dengan konsentrasi ACE yang

lebih tinggi maka konsentrasi angiotensin II juga meningkat.

Angiotensin II yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan

tekanan darah secara progresif melalui 2 mekanisme:

vasokonstriksi di arteri perifer dan penurunan ekskresi garam dan

air oleh ginjal (Kalangi, Umboh, & Pateda, 2015).

2) Jenis Kelamin

Menurut (Wahyuni & Eksanoto, 2013), wanita cenderung

menderita hipertensi lebih tinggi dari pada laki laki. Wanita akan

mengalami peningkatan resiko tekanan darah tinggi setelah

menopause yaitu usia di atas 45 tahun. Karena wanita yang

belum menopause dilindungi oleh hormone esterogen yang

berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein

(HDL). Kadar HDL yang rendah dan LDL yang tinggi akan

mempengaruhi terjadinya proses aterosklerosis dan

mengakibatkan tekanan darah tinggi. Pada laki-laki gaya hidup

yang tidak sehat seperti merokok dan mengkonsumsi alcohol

menjadi salah satu faktor laki-laki terkena hipertensi.

3) Usia

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


29

Hipertensi merupakan salah satu penyakit degenerative. Dengan

bertambahnya usia, maka tekanan darah juga akan meningkat yang

disebabkan beberapa perubahan fisiologis. Setelah usia 45 tahun

terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik,

sedangkan beroreseptor pada usia lanjut sensitivitasnya berkurang,

akibat bertambahnya usia, serabut kolagen di pembuluh darah dan

dinding arteriol bertambah sehingga dinding pembuluh tersebut

mengeras. Dengan berkurangnya elastic ini, daerah yang

dipengaruhi tekanan sistolik akan menyempit sehingga tekanan

darah rata-rata meningka (Apriandi, 2010).

4) Gaya Hidup

Gaya hidup sering menjadi faktor resiko penting bagi timbulnya

hipertensi pada seseorang. Beberapa diantaranya adalah faktor

kebiasaan makan seperti konsumsi lemak dan garam tinggi,

kegemukan atau makan secara berlebihan. Gaya hidup yang tidak

sehat seperti minum – minuman mengandung alkohol, merokok,

stress emosional dan kurangnya aktivitas fisik yang dapat

meningkatkan resiko kelebihan berat badan menjadi penyebab

hipertensi (Putriastuti, 2016).

b. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan atau sebagai

akibat dari adanya penyakit lain dan biasanya penyebabnya sudah

diketahui, seperti Penyakit ginjal dan kelainan hormonal. Memiliki ciri

dengan peningkatan tekanan darah dan disertai penyebab yang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


30

spesifik, seperti penyempitan arteri renalis, kehamilan, medikasi

tertentu, dan penyebab lainnya. Hipertensi sekunder juga bisa bersifat

menjadi akut, yang menandakan bahwa adanya perdarahan pada curah

jantung (Saputra, Rahayu, & Indrawanto, 2013).

3. Manifestasi Klinis

Hipertensi sulit dideteksi oleh seseorang sebab hipertensi tidak memiliki

tanda/gejala khusus. Gejala-gejala yang mudah untuk diamati seperti

terjadi pada gejala ringan yaitu pusing sakit kepala, cemas, wajah tampak

kemerahan, tengkuk terasa pegal, cepat marah, telinga berdengung, sulit

tidur , sesak nafas, rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang-

kunang (Nugraha, 2013).

Selain itu, hipertensi memiliki tanda klinis yang dapat terjadi, diantaranya

adalah (Smeltzer & Bare, 2013) :

a. Pemeriksaan fisik dapat mendeteksi bahwa tidak ada abnormalitas

lain selain tekanan darah tinggi.

b. Perubahan yang terjadi pada retina disertai hemoragi, eksudat,

penyempitan arteriol dan bintik katun-wol dan papiledema bisa

terlihat pada penderita hipertensi berat.

c. Gejala biasanya mengindikasikan kerusakan vascular yang saling

berhubungan dengan sistem organ yang dialiri pembuluh darah yang

terganggu.

d. Dampak yang sering terjadi yaitu penyakit arteri koroner dengan

angina atau infark miokardium

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


31

e. Terjadi hipertrofi ventrikel kiri dan selanjutnya akan terjadi gagal

jantung

f. Perubahan patologis bisa terjadi di ginjal (nokturia, peningkatan

BUN, serta kadar kreatinin)

g. Terjadi gangguan serebrovaskular (stroke atau serangan iskemik

transien (TIA) (yaitu perubahan yang terjadi penglihatan atau

kemampuan bicara, pening, kelemahan, jatuh mendadak atau

hemiplegia transien atau permanen.

4. Komplikasi

Hipertensi dalam jangka panjang waktu lama akan merusak endothel arteri

dan mempercepat atherosclerosis. Komplikasi dari hipertensi termasuk

rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh

darah besar. Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk penyakit

serebrovaskuler yaitu stroke, transient ischemic attack, penyakit arteri

koroner yaitu infark miokard angina, penyakit gagal ginjal, dementia, dan

artrial fibrilasi. Bila penderita hipertensi memeliki faktor resiko

kardiovaskuler yang lain, maka akan meningkatkan mortalitas dan

mordibitas akibat gangguan kardiovaskulernya tersebut. Menurut studi

framigham, pasien dengan hipertensi mempunyai peningkatan risiko yang

bermakna untuk penyakit koroner, stroke, penyakit arteri perifer, dan gagal

jantung (Pramana, 2016).

5. Penatalaksanaan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


32

Setiap program terapi memiliki suatu tujuan yaitu untuk mencegah

kematian dan komplikasi, dengan mencapai dan mempertahankan tekanan

darah arteri pada atau kurang dari 140/90 mmHg (130/80) mmHg untuk

penderita diabetes mellitus atau penderita penyakit ginjal kronis kapan pun

jika memungkinkan (Smeltzer & Bare, 2013).

a. Pendekatan nonfarmakologis mencakup penurunan berat badan;

pembatasan alcohol dan natrium; olahraga teratur dan relaksasi. Diet

DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) tinggi buah,

sayuran dan produk susu rendah lemak telah terbukti menurunkan

tekanan darah tinggi

b. Pilihlah obat yang memiliki effektivitas terbesar, efek samping terkecil

dan peluang terbesar untuk diterima pasien. Dua kelas obat tersedia

sebagai terapi lini pertama : diuretic dan penyekat beta.

c. Tingkat kepatuhan dengan menghidari jadwal obat yang kompleks

Menurut (Irwan 2016), tujuan pengobatan hipertensi adalah

mengendalikan tekanan darah untuk mencegah terjadinya komplikasi,

adapun penatalaksanaanya sebagai berikut :

1) Non medikamentosa

Pengendalian faktor resiko. Promosi kesehatan dalam rangka

pengendalian faktor resiko yaitu :

a) Turunkan berat badan pada obesitas.

b) Pembatasan konsumsi garam dapur (kecuali mendapat HCT).

c) Hentikan konsumsi alcohol.

d) Hentikan merokok dan olahraga teratur.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


33

e) Pola makan sehat.

f) Istirahat cukup dan hindari stress.

g) Pemberian kalium dalam bentuk makanan (sayur dan buah)

diet hipertensi.

Penderita atau mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi diharapkan

lebih hati-hati terhadap makanan yang dapat memicu timbulnya hipertensi,

antara lain :

1) Semua makanan termasuk buah dan sayur yang diolah dengan

menggunakan garam dapur/soda, biscuit, daging asap, ham, bacon,

dendeng, abon, ikan asin, telur pindang, sawi asin, asinan, acar dan

lainnya.

2) Otak, ginjal, lidah, keju, margarine, mentega biasa dan lainnya.

3) Bumbu-bumbu; garam dapur, baking powder, soda kue, vestin,

kecap, terasi, magi, tomat kecap, petis, taoco, dan lain-lain.

2) Medikamentosa meliputi :

Hipertensi ringan sampai sedang, dicoba dulu diatasai dengan non

medikamentosa selama 2-4 minggu. Medikamentosa hipertensi stage 1

mulai salah satu ibat berikut :

1) Hdroklorotiazid (HCT) 12,5-25 mg/hari dosis tunggal pagi hari

2) Propanolol 2 × 20-40 mg sehari

3) Methyldopa

4) MgSO4

5) KAPTOPRIL 2-3 × 12,5 mg sehari

6) Nifedipin long acting (short acting tidak dianjurkan)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


34

1 × 20-60 mg

7) Tensigard 3 × 1 tablet

8) Amlodipine 1 × 5-10 mg

9) Diltiazem (3 × 30-60 mg sehari) kerja panjang 90 mg/hari.

B. Konsep Jenis Kelamin

1. Definisi

Jenis kelamin merupakan pensifatan atau pembagian jenis kelamin

manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin

tertentu. Jenis kelamin manusia pada umumnya ada dua macam, yaitu laki

laki dan perempuan. Perbedaan ini menyangkut persoalan biologis,

anatomis, dan komposisi kimiawi. Misalnya, perempuan dilengkapi

dengan rahim, ovum, vagina, payudara dan kelengkapan lain untuk

mengemban sebagian besar proses reproduksi manusia. Secara biologis,

laki-laki dan perempuan tidak saja dibedakan dengan identitas jenis

kelamin, bentuk dan anatomi lainnya, melainkan juga komposisi kimia

dalam tubuh yang menimbulkan akibat fisik biologis seperti laki laki yang

mempunyai suara besar, berkumis, berjenggot, pinggul lebih ramping dan

dada yang datar. Sedangkan perempuan mempunyai suara yang lebih

bening, dada menonjol, pinggul yang lebih lebar dan organ reproduksi

yang amat berbeda dengan laki laki (Handayani, 2013).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


35

2. Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kejadian Hipertensi

a. Kejadian hipertensi pada pria

Kejadian hipertensi pada pria biasanya disebabkan oleh kebiasaan

hidup yang bisa menimbulkan hipertensi seperti merokok, sering

emosi, mengkonsumsi minuman beralkohol dan lainnya. Sehingga

dengan kondisi demikian, laki-laki sedikit lebih banyak berpotensi

mengidap penyakit hipertensi ketimbang wanita. Dari

perbandingan data statistik DKK Padang Panjang ada sekitar 51%

laki-laki dan 49 perempuan berpotensi mengidap penyakit

hipertensi (Zuraya, 2014).

b. Kejadian hipertensi pada wanita

Wanita akan mengalami peningkatan resiko tekanan darah tinggi

setelah menopause yaitu usia di atas 45 tahun. Karena wanita

yang belum menopause dilindungi oleh hormone esterogen yang

berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein

(HDL). Kadar HDL yang rendah dan LDL yang tinggi akan

mempengaruhi terjadinya proses aterosklerosis dan

mengakibatkan tekanan darah tinggi (Wahyuni & Eksanoto, 2013).

Pemakaian kontrasepsi hormonal meningkatkan tromboemboli dan

gangguan pembuluh darah otak. Wanita yang memakai kontrasepsi

hormonal akan berakibat pada meningkatnya tekanan darah sistolik

dan diastolic terutama pada 2 tahun pertama pengunaannya, hal ini

dikarenakan efek dari esterogen terhadap terhadap pembuluh darah

sehingga terjadi hipertropi arteri dan vasokontriksi. Esterogen

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


36

mempengaruhi sistem rennin Aldosteron Angiotensin sehingga terjadi

perubahan keseimbangan cairan elektrolit (Apidianti, 2017).

Pada dasarnya wanita memiliki estrogen yang membantu wanita lebih

kecil beresiko mengalami hipertensi, namun faktor gaya hidup dan

jenis makanan, dan stress membuat wanita beresiko mengalami

hipertensi. Resiko hipertensi akan semakin besar pada perempuan

yang memasuki masa menopause dimana estrogen mengalamin

penurunan dan andogen mengalami kenaikan, dimana andogen akan

akan mempengaruhi resistensi vascular ginjal yang akan

menyebabkan hipertensi (Riyadina, 2019).

C. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka yang di gunakan untuk

mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti, yang berkaitan dengan

konteks ilmu pengetahuan yang di gunakan untuk mengembangkan kerangka

konsep penelitian (Notoatmodjo, 2012).

Kerangka teori dapat dilihat pada Gambar 2.2

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


37

Gambar 2.2
Kerangka Teori

Faktor Mempengaruhi
1. Faktor genetic
2. Jenis kelamin
Hipertensi
3. Usia
4. Gaya Hidup

Sumber : (Wahyuni & Eksanoto, 2013), (Smeltzer & Bare, 2013),


(Saputra et al., 2013).

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah uraian, kaitan atau visualisasi hubungan

antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya atau antara variabel yang

satu dengan yang lain sesuai variabel yang di teliti (Notoatmodjo, 2012).

Dalam kerangka konsep yang dilakukan variabel independen adalah jenis

kelamin dan variabel dependennya derajat hipertensi. Kerangka konsep dapat

dilihat pada Gambar 2.3

Gambar 2.3
Kerangka konsep

Jenis Kelamin Hipertensi

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


38

E. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan awal peneliti mengenai hubungan antara variabel

yang merupakan jawaban peneliti tentang kemungkinan hasil penelitia

(Dharma 2013). Hipetesis dari penelitian ini adalah :

Ha : ada hubungan jenis kelamin dengan derajat hipertensi di wilayah kerja

puskesmas Pringsewu tahun 2020.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan

metode korelasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan

cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/

observasi data variabel independen dan dipenden hanya satu k

ali pada satu saat (Nursalam, 2013). Tujuan menggunakan penelitian ini

untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan derajat hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Pringsewu 2020.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan karakteristik yang melekat pada populasi,

memiliki variasi antara satu orang dengan yang lainnya dan diteliti dalam satu

penelitian (Dharma 2013). Dalam penelitian ini peneliti memiliki dua

variabel, yaitu variabel independen dan dependen.

1. Variabel independen

Merupakan variabel yang menjadi sebab berubahnya variabel dependen

variabel independen dalam penelitian ini adalah jenis kelamin

2. Variabel dependen atau bebas

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya

variabel dependen.Pada penelitian ini variabel dependen adalah derajat

hipertensi.

39
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
40

C. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

dari sesuatu yang didefinisikan tersebut memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek

atau fenomena (Nursalam, 2013). Difinisi Operasional dapat dilihat pada

tabel 3.1

Tabel 3.1
Definisi Operasional

DEFINISI ALAT CARA Hasil Skala


NO VARIABEL
OPERSIONAL UKUR UKUR Ukur Ukur
VARIABEL INDEPENDEN
1 Jenis Merupakan Lembar Wawan 0 = laki-laki Nominal
kelamin pensifatan atau Ceklis cara
pembagian jenis 1 = perempuan
kelamin manusia
yang ditentukan
secara biologis
yang melekat pada
jenis kelamin
tertentu, yaitu
laki-laki dan
perempuan.

VARIABEL DEPENDEN
2 Derajat Derajat hipertensi Alat ukur Peneliti 0 = hipertensi Ordinal
hipertensi adalah suatu mengguna mengu ringan jika
tingkatan kan kur tekanan darah
keparahan tekanan spigmoma tekanan sistolik <140-
darah pada nometer darah 159, diastolik,
penderita respon 90-99 mmHg)
hipertensi den 1 = hipertensi
sedang jika
tekanan darah
sistolik 160-
179, diastolik
100-109
mmHg)

2=
hipertensi
berat jika
tekanan darah
sistolik ≥ 180,
diastolik ≥110
mmhg

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


41

D. Populasi dan Sample

1. Populasi

Populasi dalam penelitian merupakan subjek yang memenuhi kriteria

yang sudah ditetapkan (Nursalam, 2015). Pada penelitian ini populasi

yang digunakan adalah responden yang menderita hipertensi yang

berjumlah 371 di wilayah kerja Pusekesmas Pringsewu.

2. Sampel

Sample adalah sebagian yang diambil darikeseluruhan objek yang

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Sample yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah orang yang menderita

hipertensi yang dengan besar sampel 62 yang berada di wilayah kerja

puskesmas Pringsewu. Adapun penelitian ini menggunakan sampel

minimum dengan rumus Uji Beda Proporsi sebagai berikut :

n : ( Z1 α/2 √2P(1-P) + Z1 β √P1(1-P1) + P2(1-P2) )2

(P1-P2)2

Keterangan :

n = Besar sampel

P1 = Proporsi pajaan katagori perempuan (0,61) dari (Manoppo, 2018)

P2 = Proporsi pajanan katagori laki-laki (0,36) dari (Manoppo, 2018)

P = Rata-rata P1 dan P2 (P1+P2 : 2) = 0,48

Z1 α/2 = Nilai Z pada derajat (1,96)

Z2 β = Nilai Z pada kekuatan uji power 0,84

n : (1,96 √2(0,48) (1-0,48) + 0,84 √0,61(1-0,61) + 0,36(1-0,36) ) 2


(0,61 - 0,36)2

n : (1,96 √0,96 (0,52) + 0,84 √0,23 + 0,23)2

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


42

(0,61 – 0,36)2
n : (1,96 x 0,7) + (0,84 x 0,67)2
(0,61 - 0,36)2
n : (1,37 + 0,56)2
(0,61 – 0,36)2
n : 3,72
0,06
n : 62
Berdasarkan perhitungan di atas maka besar sampel yang digunakan dalam

penelitian ini dibulatkan menjadi 62 responden.

a. Kriteria sampel

1) Kriteria inklusi

Kriteria ini merupakan ciri yang perlu dipenuhi dari setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

a) Bersedia menjadi responden

b) Responden yang mengalami hipertensi

c) Responden tidak memiliki penyakit penyerta

2) Kriteria eklusi

Kriteria ini merupakan ciri anggota populasi yang tidak dapat

diambil sebagai sampel

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :

a) Responden yang tidak kooperatif

b) Responden yang sudah komplikasi stroke berat

c) Pasien yang tiba – tiba lemas dan sakit

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


43

b. Teknik Sampling

Cara pengambilan sampel menggunakan probability sampling dalam

pengambilan sampel memberikan kesempatan/peluang yang sama

kepada setiap individu dalam populasi tersebut untuk menjadi sampel

penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan simple random sampling yaitu metode pengambilan

sampel secara acak sederhana dengan asumsi bahwa karakteristik

tertentu yang dimiliki oleh populasi tidak dipertimbangkan dalam

penelitian, setiap individu dapat dijadikan sampel tanpa

mempertimbangkan karakteristik atau stratifikasi yang dimiliki individu

tersebut (Dharma 2013). Peneliti melakukan pengundian dengan cara

mengundi dari data responden hipertensi dimana menggunakan metode

nomor ganjil dan genap pada suatu wajah, dan saat melakukan undian

nomor yang muncul ialah nomor genap, sehingga peneliti memilih

daftar responden dengan nomor genap.

E. Waktu dan tempat penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April - Mei tahun 2020.

2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pringsewu tahun

2020.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


44

F. Etika Penelitian

Penelitian kesehatan yang dilakukan mengguanakan manusia menjadi objek

yang diteliti pada satu sisi. Hal ini merupakan adanya timbale balik antara

peneliti dan orang yang diteliti. Maka sebab itu sesuai dengan prinsip etika,

maka dalam pelaksanaan penelitian harus diperhatikan terhadap kedua pihak

secara etika. Status hubungan antara penelitian dan diteliti masing-masing

memiliki hak dan kewajibannya dan harus diakui oleh pihak tersebut (Dharma

2013).

Seorang responden, memiliki hak penuh terhadap apapun informasi yang

dibutuhkan oleh peneliti, oleh karena itu responden memiliki hak sepenuhnya

yang harus didahulukan. Sebagai perwujudannya maka sebelum proses

wawancara peneliti diperlukan untuk meminta persetujuannya (inform

concent)

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for humandinity)

Setelah mendapatkan penjelasan yang lengkap subjek penelitian

kemudian menentukan apakah akanikut serta atau menolak sebagai

subjek penelitian prinsip ini tertuangdalam pelaksanaan informed

concent yaitu persetujuan untuk berpartisipasi sebagai subjek

penelitian setelah mendapatka penjelasan yang lengkap dan terbuka

dari penelitian tentang keseluruhan pelaksanaan penelitian.

2. Menjaga kerahasiaan (The Right to Privacy)

Kerahasiaan identitas subjek dalam penelitian ini sangat diutamakan

sehingga peneliti tidak mencantumkan nama hanya memberikan kode

pada setiap lembar persetujuan dan menuliskan nama inisial.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


45

3. Keadilan dan keterbukaan (respect for justice on inclusiveness)

Saat proses penelitian penelitian, peneliti memperlakukan semua

responden dengan cara yang sama dan bersifat objektif, baik dalam

sikap maupun penghargaan.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugianya (balancing harms and

benefits)

Selain meminta data kepada responden, peneliti juga memberikan

beberapa pendidikan kesehatan terkait hal-hal terkait penyakit

hipertensi. Sehingga responden mendapat manfaat dari waktu yang

telah dikorbankan untuk menjadi responden.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk

mengobservasi, mengukur atau menilai suatu fenomena. Data yang diperoleh

dari suatu pengukuran kemudian dianalisis dan dijadikan sebagi bukti

(evidence) dari suatu penelitian (Dharma 2013). Instrumen yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah lembar Ceklis , Lembar ceklis adalah

metode pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pernyataan secara

tertulis dengan beberapa pilihan jawaban kepada responden.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


46

H. Pengumpulan Data

1. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara pengajuan surat

permohonan menjadi responden terlebih dahulu penelitian menjelaskan

maksud dan tujuan dilakukan nya penelitian. Setelah responden setuju

untuk menjadi responden dalam penelitian dan menandatangani lembar

informen consent kemudian responden dibagi lembar kuesioner dan

dipersilahkan mengisi lembar kuesioner.

2. Alat pengumpulan data

Pada penelitian ini peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa

kuesioner dan alat stetoskop, tensimeter untuk mengukur tekanan darah.

3. Tenaga pengumpulan data

Tenaga pengumpulan data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.

4. Pelaksanaan pengumpulan data

Pelaksanaan pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data primer yang diperoleh langsung dari responden dengan

mengisi lembar kuesioner yang berisikan butir pertanyaan yang harus

dijawab oleh responden , dan beberapa wawancara, serta data sekunder

digunakan untuk melengkapi data, mendukung data primer, diperoleh dari

puskesmas Pringsewu. Data sekunder dalam penelitian adalah sampel

jumlah jenis kelamin dengan kejadian hipertensi.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


47

I. Metode Pengolahan Data

Setelah semua data terkumpul, maka pengolahan data tersebut mengguanakan

langka-langka:

1. Editing

Peneliti sebelumnya melakukan kegiatan pengecekan dan perbaikan pada

kuesioner yang sudah dibagikan, apakah lengkap, relevan, jelas dan

konsisten.

2. Coding

Untuk memudahkan dalam pengolahan data dan pengisisan dilakukan

berdasarkan kode yang dibuat, pada variabel independen yaitu variabel

jenis kelamin, pada variabel stres, kode 0 : laki-laki, kode 1 : wanita. Pada

variabel dependen yaitu derajat hipertensi kode 0 = hipertensi ringan jika

tekanan darah ( <140-195/90-99 mmHg), 1 = hipertensi sedang jika

tekanan darah (160-179/100-109mmHg) dan 2 = hipertensi berat jika

tekanan darah ≥ 180/ >110 mmhg.

3. Procesing

Setelah semua isian kuesioner terisi dengan benar dan juga telah melewati

pengkodingan serta pemberian skor terhadap item-item yang perlu diberi

skor, selanjutnya adalah memproses data yang sudah dientri dapat

dianalisis, pemprosesan dapat dilakukan dengan mengentri data dari

kuesioner kepaket program komputer. Kemudian menghitung atau

mencatat data yang telah terkumpul, selanjutnya diolah dengan

menggunakan tabel frekuensi.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


48

3. Cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan

pembetulan atau koreksi.

J. Analisis data

1. Analisis univariat

Analisi univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). Analisis ini

digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dan

presentase dari semua variabel penelitian yang meliputi variabel jenis

kelamin (variabel independen) serta derajat hipertensi (variabel dependen),

karakteristik reponden meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan dan lama menderita hipertensi.

2. Analisis bivariat

Analisi bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua variabel

yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2012). Analisis

bivariat penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan antara jenis kelamin dengan derajat hipertensi, dalam penelitian

ini data berbentuk katagorik >< katagorik, menggunakan table 2x3, maka

untuk nilai p-value digunakan uji Person Chi Square. Keputusan tentang

hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dapat dilihat dari nilai P

value dengan ketentuan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


49

a. Bila P value lebih < dari 0,05 maka ada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen

b. Bila P value lebih > dari 0,05 maka tidak ada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen

K. Jalannya penelitian

Langkah pelaksanaan

Peneliti memilih responden sesuai dengan kriteria inklusi penelitian,

kemuadian karena adanya pandemi Covid-19 peneliti datang ke rumah

masing-masing setiap responden dengan dibantu rekan saya Indri Yanti

Azizah. Selanjutnya peneliti menjelaskan tujuan penelitian, serta memberikan

lembar persetujuan menjadi responden, lalu memberikan lembar ceklis kepada

masing-masing responden, namun sebelum mengisi lembar ceklis responden

di tensi terlebih dahulu. Peneliti meneliti kembali apakah sudah memenuhi

persyaratan pengisisan, setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan

pengolahan data dan analisis data, hasil pengolahan dan analisis data

dirumuskan kesimpulan penelitian, kemudian data disajikan dalam bentuk

variable, dan terakhir merumuskan kesimpulan dan saran penelitian.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah UPT Puskesmas Pringsewu yang berada di

Kabupaten Pringsewu Lampung. Puskesmas Pringsewu Kabupaten

Pringsewu merupakan salah satu dari 8 puskesmas yang ada dibawah

Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu. Puskesmas Pringsewu berada

dijalan johor II Pringombo, Pringsewu Timur Kecamatan Pringsewu

dengan luas 42,29 km. Wilayah kerja Puskesmas Pringsewu terdiri dari

delapan pekon yaitu Pringsewu Timur, Pringsewu Selatan, Fajarisuk, Fajar

Agung, Fajar Agung Barat, Sidoharjo, Margakaya dan Waluyo jati.

Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Pringsewu antara lain :

a. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah kerja UPT Puskesmas

Rejosari

b. Sebelah barat berbatasan dengan wilayah kerja UPT Puskesmas Wates

c. Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah kerja UPT Puskesmas

Ambarawa

d. Sebelah timur berbatasan dengan wilayah kerja UPT Puskesmas

Pagelaran

Sektor perhubungan seluruh pekon/kelurahan di wilayah Puskesmas

Pringsewu telah terjangkau lewat darat baik roda dua maupun roda

empat. Akses terhadap pelayanan kesehatan cukup baik dengan

tersebarnya sarana pelayanan kesehatan baik Puskesmas pembantu

50
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
51

maupun Puskesdes/Puskeskel yang dapat dijangkau dengan kendaraan

roda dua atau roda empat.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah semua yang menderita hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Pingsewu Pringsewu Lampung Tahun 2020 yang

berjumlah 62 responden. Adapun hasil karakteristik berdasarkan usia,

pekerjaan dan pendidikaan sebagai berikut :

Tabel 4.1
Distribusi frekuensi responden hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Pringsewu Tahun 2020

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

Usia
- Remaja Akhir (17-25 tahun) 1 1,6
- Dewasa Awal (26-35 tahun) 2 3,2
- Dewasa Akhir (36-45 tahun) 19 30,5
- Lansia Awal (46-55 tahun) 28 45,2
- lansia Akhir (56-65 tahun) 12 19,4
Pekerjaan
- IRT 7 11,3
- Buruh 12 19,4
- Tani 19 30,6
- PNS/Polri/TNI 10 16,1
- Wiraswasta 14 22,6
Pendidikan
- Dasar 18 29,0
- Menengah (SMP-SMA) 18 29,0
- Perguruan Tingi 26 41,9
Jumlah 62 100
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa responden terbanyak dengan

rentang usia lansia (46-55 tahun) yaitu sebanyak 28 (45,2%),

responden terbanyak berkerja sebagai petani yaitu sebanyak 19

(30,6%) responden terbanyak dengan latar belakang pendidikan

perguruan tinggi yaitu sebanyak 26 (49,1%).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


52

2. Analisa Univariat

Analisis dilakukan pada setiap variabel dari hasil penelitian, baik variabel

independen maupun dependen. Hasil dari variabel ini ditampilkan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi.

a. Jenis kelamin

Tabel 4.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di
wilayah kerja Puskesmas Pringsewu Tahun 2020

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-Laki 26 41.9
Perempuan 36 58.1
Jumlah 62 100%

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari 62 responden didapatkan

sebanyak 24 (41,9%) responden berjenis kelamin laki-laki dan

sebanyak 36 (58,1%) dengan jenis kelamin perempuan.

b. Derajat Hipertensi

Tabel 4.3

Distribusi frekuensi derajat hipertensi

di wilayah kerja Puskesmas Pringsewu Tahun 2020

Hipertensi Frekuensi Persentase (%)

Hipertensi Ringan 12 19.4


Hipertensi Sedang 16 25.8
Hipertensi Berat 34 54.8
Jumlah 62 100%

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa dari 62 responden didapatkan

sebanyak 12 (19,4%) responden menderita hipertensi ringan, kemudian

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


53

sebanyak 16 (25,8%) responden menderita hipertensi sedang dan sebanyak

34 (54,8%) responden menderita hipertensi berat.

2. Analisis Bivariat

Dalam analisis bivariat ini dijelaskan hasil penelitian hubungan jenis

kelamin dengan derajat hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pringsewu

tahun 2020. Uji statistic menggunakan uji Chi Square, di jelaskan pada

tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4
Hubungan jenis kelamin dengan derajat hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Pringsewu tahun 2020

Derajat Hipertensi Total

Jenis Hipertensi Hipertensi Hipertensi P


Kelamin Ringan Sedang Berat N % Value

N % N % N %

Laki-Laki 7 26,9 10 38,5 9 34,6 26 100


Perempuan 5 13,9 6 16,7 25 69,4 36 100 0,024
Jumlah 12 19,4 16 25,8 34 54,8 62 100

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui responden dengan dengan jenis kelamin

laki-laki yang mengalami hipertensi ringan sebanyak 7 orang (11,3%),

hipertensi sedang sebanyak 10 (16,1%) orang, dan hipertensi berat

sebanyak 9 (14,5%) orang. Kemudian responden dengan jenis kelamin

perempuan yang mengalami hipertensi ringan sebanyak 5 (8,1%) orang,

hipertensi sedang 6 (9,7%), dan hipertensi berat sebanyak 25 (40,3%)

orang.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


54

Berdasarkan uji Chi Square didapatkan hasil bahwa terjadi hubungan jenis

kelamin dengan derajat hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pringsewu

tahun 2020 dengan p-value (0,024) yang berarti< 5% (0,05) dan

menunjukan bahwa Ho tidak diterima.

C. Pembahasan

1. Univariat

a. Distribusi Frekuensi Usia

Hasil penelitian diketahui bahwa berdasarkan karakeristik usia

didapatkan responden terbanyak dengan rentang usia lansia (46-55

tahun) yaitu sebanyak 28 (45,2%) responden.

Hipertensi merupakan salah satu penyakit degenerative. Dengan

bertambahnya usia, maka tekanan darah juga akan meningkat yang

disebabkan beberapa perubahan fisiologis. Setelah usia 45 tahun terjadi

peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik, sedangkan

beroreseptor pada usia lanjut sensitivitasnya berkurang, akibat

bertambahnya usia, serabut kolagen di pembuluh darah dan dinding

arteriol bertambah sehingga dinding pembuluh tersebut mengeras.

Dengan berkurangnya elastic ini, daerah yang dipengaruhi tekanan

sistolik akan menyempit sehingga tekanan darah rata-rata meningka

(Apriandi, 2010).

Menurut penelitian (Kurniasih & Setiawan, 2013), dengan judul

Berdasarkan hasil pengolahan univariat, didapatkan usia penderita

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


55

hipertensi lebih banyak pada usia ≥ 55 tahun (53,3%), selanjutnya

dianalis dengan uji multivariat dan didapatkan nilai signifikansi

(p=0,010), yang berarti terdapat hubungan yang bermakna secara

statistik antara umur dengan derajat hipertensi pada pasien yang

berobat di Puskesmas Srondol Semarang.

Menurut pendapat peneliti hipertensi merupakan salah satu penyakit

degeneratif, dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah juga

akan meningkat yang disebabkan beberapa perubahan fisiologis.

Seperti dinding arteri akan mengalami penebalan karena adanya

penumpukan zat kolagen pada lapisan otot sehingga pembuluh darah

akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku.

b. Distribusi Frekuensi Pekerjaan

Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan didapatkan

responden terbanyak berkerja sebagai petani yaitu sebanyak 19 (30,6%)

responden.

Pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan orang untuk memenuhi

kebutuhannya setiap hari manusia mempunyai kebutuhan pokok yang

harus dipenuhi (Damayanti, 2014). Pekerjaan berpengaruh kepada

aktifitas fisik seseorang. Orang yang tidak bekerja aktifitasnya tidak

banyak sehingga dapat meningkatkan kejadian hipertensi (Kristansti,

2010). Semua orang mengalami stres berhubungan dengan pekerjaan

mereka. Hal ini dapat dipengaruhi karena pekerjaan mereka di sawah

bekerja dari pagi sampai sore. Petani bekerja keras setiap harinya.

Pekerjaan yang membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan petani

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


56

kadang mempunyai status ekonomi yang rendah sehingga memicu

terjadinya hipertensi. Hal tersebut tidak sesuai dengan pernyataan

menurut Waspadji (2011) dalam (Ikhwan, Livana, & Hermanto, 2017 )

Menurut penelitian (Sinubu, Rondonuwu, & Onibala, 2015), dengan

judul Hubungan Beban Kerja Dengan Derajat Hipertensi Pada Tenaga

Pengajar Di Sma N 1 Amurang Kabupaten Minahasa Selatan. Hasil

penelitian menggunakan uji statistik chi square didapatkan nilai p

= 0.023 < α = 0.05. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan

adanya hubungan beban kerja dengan derajat hipertensi pada tenaga

pengajar di SMA N 1 Amurang Kabupaten Minahasa Selatan. Hasil

penelitian distribusi responden berdasarkan beban kerja didapat

responden terbanyak memiliki beban kerja berat yaitu 29 responden

(87.9%).

Menurut asumsi peneliti yang menyatakan bahwa Pekerjaan lebih

banyak di lihat dari kemungkinan keterpaparan khusus dan tingkat

atau derajat keterpaparan tersebut serta besarnya risiko menurut

sifat pekerjaan, lingkungan kerja, dan sifat sosioekonomi pada

pekerjaan tertentu. pekerjaan juga mempunyai hubungan yang erat

dengan status social ekonomi, sedangkan berbagai jenis penyakit

yang timbul dalam keluarga sering berkaitan dengan jenis pekerjaan

yang mempengaruhi pendapatan keluarga bahwa beban pekerjaan

mempengaruhi fisiologis diri

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


57

c. Distribusi Frekuensi Pendidikan

Diketahui hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan

pendidikan didapatkan responden terbanyak dengan latar belakang

pendidikan perguruan tinggi yaitu sebanyak 26 (49,1%).

Menurut Notoatmodjo (2010) dalam (Wahyuni & Eksanoto, 2013),

mengatakan bahwa tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi

kemampuan seseorang dalam menerima informasi dan mengolahnya

sebelum menjadi perilaku yang baik atau buruk sehingga berdapak

terhadap status kesehatannya. Pengetahuan individu mempengaruhi

kesadaran terhadap perilaku pencegahan hipertensi, dengan kata lain

makin tinggi pengetahuan individu mengenai penyebab hipertensi,

faktor pemicu, tanda gejala, dan tekanan darah normal dan tidak normal

maka individu akan cenderung menghindari hal hal yang dapat memicu

terjadinya hipertensi, seperti perilaku merokok, minum kopi, dan

obesitas.

Menurut penelitian (Waas, Ratag, & Umboh, 2014), dengan judul

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Derajat Hipertensi Pada

Pasien Rawat Jalan Puskesmas Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara

Periode Desember 2013- Mei 2014. Hasil penelitian menunjukkan

terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan derajat hipertensi

dengan nilai p = 0,010 OR = 2,867 CI 95% = 1,272-6,462 maka

dapat dikatakan bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


58

rendah dan menengah memiliki risiko 2,9 kali menderita hipertensi

dibandingkan dengan responden yang berpendidikan tinggi.

Menurut asumsi peneliti maka dapat dikatakan responden yang

memiliki tingkat pendidikan rendah memiliki risiko menderita

hipertensi dibandingkan dengan respoden yang berpendidikan tinggi.

d. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin

Hasil penelitian diketahui bahwa dari 62 responden didapatkan

sebanyak 24 (41,9%) responden berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak

36 (58,1%) dengan jenis kelamin perempuan.

Perempuan cenderung menderita penyakit hipertensi daripada laki-laki.

Perempuan akan mengalami peningkatan resiko tekanan darah tinggi

(hipertensi) setelah menopouse yaitu usia diatas 45 tahun. Perempuan

yang belum menopouse dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan

dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar

kolesterol HDL rendah dan tingginya kolesterol LDL (Low Density

Lipoprotein) mempengaruhi terjadinya proses aterosklerosis dan

mengakibatkan tekanan darah tinggi (Tyas, 2014).

Menurut penelitian oleh (Sari & Susanti, 2016), dengan judul

Hubungan Jenis Kelamin Dengan Derajat Hipertensi Pada Lansia Di

Puskesmas Nglegok Kabupaten Blitar. Berdasarkan hasil penelitian

setelah data dianalisis menggunakan Spearman Rank tampak bahwa

tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan derajat hipertensi pada

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


59

lansia di Puskesmas Nglegok Kabupaten Blitar bulan Agustus 2016.

Dengan nilai Sig. 0.130. Jenis kelamin memng merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi tekanan darah namun hal ini kemungkinan

disebabkan karena banyak sekali faktor yang mempengaruhi tekanan

darah terutama lansia, selain jenis kelamin, seperti umur dan aktifitas

fisik.

e. Distribusi Frekuensi Derajat Hipertensi

Hasil penelitian diketahui bahwa dari 62 responden didapatkan

sebanyak 12 (19,4%) responden menderita hipertensi ringan, kemudian

sebanyak 16 (25,8%) responden menderita hipertensi sedang dan

sebanyak 34 (54,8%) responden menderita hipertensi berat.

Hipertensi adalah salah satu faktor risiko utama penyakit

kardiovaskular, secara global merupakan penyebab utama peningkatan

mortalitas kardiovaskular, kematian mendadak, stroke, penyakit jantung

koroner, gagal jantung, fibrilasi atrium, penyakit arteri perifer, dan

insufisiensi ginjal. Hipertensi menimbulkan resiko mortilitas dan

morbiditas dini, yang meningkat saat tekanan sistolik lebih dar 140

mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg, berdasarkan dua kali

pengukuran atau lebih (Sari et al., 2018).

Menurut penelitian (Kaimmudin, Pangemanan, & Bidjuni, 2018),

dengan judul Hubungan Usia Ibu Saat Hamil Dengan Kejadian

Hipertensi Di Rsu Gmim Pancaran Kasih Manado. Sebagian besar

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


60

responden menderita hipertensi derajat 1 (140-150/90- 99 mmHg)

sebanyak 20 responden (62,5%). Hipertensi adalah kenaikan tekanan

darah melebihi batas normal yaitu tekanan darah sistolik >140

mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg. Hipertensi dalam

kehamilan adalah salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas

pada ibu hamil selaian perdarahan dan infeksi.

Peneliti berasumsi bahwa hipertensi pada wanita hamil dapat

mempengaruhi beberapa hal seperti aliran darah ke plasenta

berkurang, pertumbuhan janin terhambat, kelahiran premature, bayi

meninggal dalam kandungan dan meningkatnya resiko terkena

penyakit kardiovaskuler.

2. Bivariat

Bagian pembahasan akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah

dilaksanakan dengan membandingkan teori atau pendapat dan penelitian

sebelumnya. Hasil penelitian ini mengenai hubungan jenis kelamin dengan

derajat hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pringsewu Lampung Tahun

2020.

Hubungan jenis kelamin dengan derajat hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Pringsewu

Hasil penelitian uji statistik Chi Square jenis kelamain diketahui bahwa p-

value yaitu 0.024 lebih kecil dari 0.05 (p-value< 0.05). Hal ini menyatakan

bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, yang artinya ada hubungan yang sangat

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


61

signifikan antara jenis kelamin dengan derajat hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Pringsewu Lampung Tahun 2020.

Menurut penelitian oleh (Azhari, 2017), dengan judul Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Makrayu Ke

Barat Ii Palembang Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Di

Puskesmas Makrayu Kecamatan Ilir Barat Ii. Berdasarkan hasil analisis

bivariat didapatkan didapatkan p value = 0,026 dengan nilai α =

0,05, p<α (H0 ditolak) berarti menunjukkan bahwa ada hubungan

antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi dengan nilai Odds

ratio (OR) = 2,708, ini artinya responden yang berjenis kelamin

perempuan mempunyai peluang sebanyak 2,7 kali untuk terkena

penyakit hipertensi dibandingkan dengan responden yang berjenis

kelamin laki-laki dengan tingkat kepercayaan (95% CI) = 1.197 -

6.126.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh (Noeralim, Laenggeng, &

Yusuf, 2018), dengan judul Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Jenis

Kelamin Dengan Kejadian Hipertensi Di Kelurahan Jagalan Di Wilayah

Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakarta. Berdasarkan hasil analisa data

dengan uji Chi Square didapatkan hasil bahwa jenis kelamin dengan

kejadian hipertensi terdapat hubungan signifikan karena P value lebih

kecil dari tingkat signifikansi tabel 0.05 (CI = 95%).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


62

Menurut penelitian yang serupa (Kusumawaty, Hidayat, & Ginanjar,

2016), dengan judul Hubungan Jenis Kelamin dengan Intensitas Hipertensi

pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Lakbok Kabupaten Ciamis. Jenis

penelitian observasional analitik kuantitatif dengan menggunakan desain

Cross Sectional, data dianilisis menggunakan Chi Square. Hasil penelitian

menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin

dengan kejadian hipertensi pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

Lakbok Kabupaten Ciamis karena nilai X2hitung > X2 tabel

(11,445>7,185) dan nilai α > p value (0,05 > 0,01).

Wanita akan mengalami peningkatan resiko tekanan darah tinggi setelah

menopause yaitu usia di atas 45 tahun. Karena wanita yang belum

menopause dilindungi oleh hormone esterogen yang berperan dalam

meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar HDL yang

rendah dan LDL yang tinggi akan mempengaruhi terjadinya proses

aterosklerosis dan mengakibatkan tekanan darah tinggi (Wahyuni &

Eksanoto, 2013)

Jenis kelamin merupakan tanda-tanda seks sekunder yang diperlihatkan oleh

seseorang. Faktor jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya hipertensi,

dimana pada usia muda dibawah 60 tahun, pria lebih banyak yang menderita

hipertensi dibandingkan wanita. Pria diduga memiliki gaya hidup yang

cenderung dapat meningkatkan tekanan darah dibanding wanita. Namun

setelah memasuki menepouse, prevalensi hipertensi pada wanita meningkat.

Perempuan yang menderita hipertensi setelah usia 65 tahun, terjadinya

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


63

hipertensi pada wanita lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang diduga

diakibatkan oleh faktor hormonal. Hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh

hormon estrogen yang dapat melindungi wanita dari penyakit kardiovaskuler.

Kadar hormon ini akan menurun setelah menepouse. Efek perlindungan

estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia

premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi

sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari

kerusakan (Ikhwan et al., 2017 ).

Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan

darah yang tidak dapat diubah. Penelitian yang dilakukan oleh Everett dan

Zajacova tahun 2015 menunjukkan bahwa laki laki memiliki tingkat

hipertensi yang lebih tinggi daripada wanita namun memiliki tingkat

kewaspadaan yang lebih rendah terhadap penyakit hipertensi daripada

wanita. Akan tetapi penelitian lain yang dilakukan oleh Wahyuni dan

Eksanoto (2013) menunjukkan bahwa wanita cenderung menderita

hipertensi daripada laki laki. Pada penelitian tersebut sebanyak 27,5%

wanita mengalami hipertensi, sedangkan untuk laki laki hanya sebesar

58%. Wanita akan mengalami peningkatan resiko tekanan darah tinggi

setelah menopause yaitu usia di atas 45 tahun. Karena wanita yang belum

menopause dilindungi oleh hormone esterogen yang berperan dalam

meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL).

Menurut penelitian (Tyas, 2014), hipertensi adalah penyakit yang terjadi

akibat peningkatan tekanan darah. Hipertensi seringkali tidak

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


64

menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus-menerus tinggi

dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu,

hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah

secara berkala. Terjadinya hipertensi tersebut berawal dari riwayat

penyakit hipertensi yang bersamaan dengan pola hidup tidak sehat seperti

kebiasaan merokok, konsumsi tinggi lemak, kurang serat, konsumsi garam

berlebih, alkoholis, obesitas, gula darah tinggi, lemak darah tinggi dan

stress, akan memperberat risiko komplikasi seperti: mengakibatkan infark

miokardium, stroke, gagal ginjal, komplikasi kehamilan bahkan tidak

jarang dapat menyebabkan kematian mendadak.

Berdasarkan uraian di atas peneliti berpendapat bahwa jenis kelamin

sangat erat kaitanya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada masa

paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada wanita ketika seorang

wanita mengalami menopause. Menopause berhubungan dengan

peningkatan tekanan darah hal ini terjadi karena wanita yang menopause

mengalami penurunan hormon estrogen, yang selama ini melindungi

pembuluh darah dari kerusakan.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian yang berjudul

Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Pringsewu Tahun 2020.

Dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Karakteristik penderita terbanyak dengan rentang usia lansia (46-55

tahun) yaitu sebanyak 28 responden. erbanyak dengan latar belakang

pendidikan perguruan tinggi yaitu 26 responden

2. Sebagian besar responden yaitu 36 dengan jenis kelamin perempuan

3. Sebagian besar responden dengan hipertensi berat yaitu 34 responden

4. Berdasarkan uji Chi Square didapatkan hasil bahwa ada hubungan jenis

kelamin dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas

Pringsewu tahun 2020 dengan p-value (0,024). dan menunjukan bahwa

Ho berhasil ditolak.

B. Saran

1. Saran Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber dan informasi untuk

pembelajaran tentang penyakit hipertensi.

65
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
66

2. Saran Aplikatif

a. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi baru dalam proses belajar

terkait hal yang faktor – faktor resiko hipertensi

b. Bagi Puskesmas Pringsewu

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan

asuhan keperawatan terkait keperawatan medical bedah dan

memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit hipertensi secara

kontinu.

c. Bagi Responden

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penderita

hipertensi untuk menjaga kesehatan agar tidak terjadi komplikasi

penyakit lainnya.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat mencari faktor – faktor resiko hipertensi lainnya seperti

merokok, stress, pola makan, pola olahraga dan lain lain.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


LAMPIRAN

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


INFORMED CONSENT

Pringsewu,
01 April 2020

Kepada Yth,

Calon Responden

Di Tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dewi Kartika Putri

NIM : 142012016046

Akan melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Jenis Kelamin


dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu tahun
2020”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jenis kelamin
dengan kejadian hipertensi. Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian
bagi saudara, kerahasian informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. jika saudara tidak bersedia
menjadi responden, maka tidak menjadi ancaman bagi saudara. Apa bila
saudara menyetujui, maka kami mohon kesedianaan saudara untuk
menandatangani lembar yang kami sertakan ini.

Atas perhatian dan kesediaan saudara, saya ucapkan terima kasih.

(Dewi Kartika Putri)

(............................)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
KELOMPOK RESPONDEN
TEKANAN
DARAH
JENIS (mmHg)
RES USIA KELAMIN PEKERJAAN PENDIDIKAN
120/70
P1 20 LAKI - LAKI TANI SD
150/110
P2 46 PEREMPUAN IRT SD
160/100
P3 48 PEREMPUAN IRT D3
120/80
P4 48 LAKI - LAKI BURUH SD
170/100
P5 47 PEREMPUAN IRT D3
120/90
P6 27 PEREMPUAN TANI SD
170/100
P7 55 LAKI - LAKI TANI SD
130/80
P8 28 PEREMPUAN IRT D3
160/90
P9 49 PEREMPUAN WIRASWASTA D3
180/90
P10 51 LAKI - LAKI PNS S1
120/70
P11 36 PEREMPUAN WIRASWASTA D3
170/100
P12 53 PEREMPUAN IRT SD
160/100
P13 53 LAKI - LAKI POLRI S1
150/90
P14 52 PEREMPUAN PNS S1
120/100
P15 37 PEREMPUAN WIRASWASTA S1
160/100
P16 49 LAKI - LAKI TNI S1
160/90
P17 50 PEREMPUAN WIRASWASTA S1
180/100
P18 40 PEREMPUAN PNS S1
160/100
P19 51 LAKI - LAKI WIRASWASTA S1
150/100
P20 52 PEREMPUAN IRT SD
170/90
P21 41 LAKI - LAKI BURUH S1
150/100
P22 55 PEREMPUAN IRT SD
150/90
P23 43 PEREMPUAN PNS S1
160/100
P24 47 LAKI - LAKI BURUH SD

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


160/90
P25 48 PEREMPUAN PNS S1
120/90
P26 36 PEREMPUAN PNS S1
120/70
P27 48 LAKI - LAKI BURUH SD
170/100
P28 60 PEREMPUAN PNS S1
150/90
P29 38 PEREMPUAN WIRASWASTA S1
170/100
P30 59 LAKI - LAKI BURUH SD
160/100
P31 53 PEREMPUAN WIRASWASTA SMP
150/90
P32 39 PEREMPUAN WIRASWASTA SMP
150/90
P33 65 LAKI - LAKI BURUH SD
160/90
P34 40 PEREMPUAN WIRASWASTA SMA
140/100
P35 54 LAKI - LAKI BURUH SD
150/100
P36 62 PEREMPUAN WIRASWASTA SMA
140/90
P37 45 LAKI - LAKI BURUH SD
160/90
P38 55 PEREMPUAN WIRASWASTA SMA
150/80
P39 41 LAKI - LAKI BURUH SD
140/80
P40 61 PEREMPUAN WIRASWASTA SMP
160/90
P41 53 PEREMPUAN WIRASWASTA SMA
150/80
P42 42 LAKI - LAKI BURUH SD
140/90
P43 50 PEREMPUAN WIRASWASTA SMA
160/90
P44 60 PEREMPUAN PNS S1
140/90
P45 43 LAKI - LAKI BURUH SD
150/100
P46 51 PEREMPUAN PNS S1
140/90
P47 47 LAKI - LAKI BURUH SD
160/90
P48 44 PEREMPUAN TANI SMA
150/90
P49 45 LAKI - LAKI TANI SMP
160/90
P50 56 PEREMPUAN TANI SMP
140/100
P51 48 LAKI - LAKI TANI SMA
P52 57 PEREMPUAN TANI SMA 170/90

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


130/90
P53 38 LAKI - LAKI TANI SMP
160/90
P54 60 PEREMPUAN TANI SMA
120/90
P55 39 LAKI - LAKI TANI SMP
120/90
P56 55 LAKI - LAKI TANI SMA
150/90
P57 54 PEREMPUAN TANI SMA
140/80
P58 59 PEREMPUAN TANI D3
130/90
P59 61 LAKI - LAKI TANI D3
130/100
P60 45 PEREMPUAN TANI D3
130/80
P61 65 LAKI - LAKI TANI S1
130/80
P62 60 LAKI - LAKI TANI S1

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


FREQUENCIES VARIABLES=jk usia pke pend kejad

/STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE

/HISTOGRAM NORMAL

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Notes

Output Created 03-JUN-2020 15:58:02

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data


62
File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with


valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=jk usia


pke pend kejad

/STATISTICS=STDDEV MINIMUM
MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE

/HISTOGRAM NORMAL

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:01.36

Elapsed Time 00:00:01.20

Statistics

Kejadian
Jenis Kelamin Usia Pekerjaan Pendidikan Hipertensi

N Valid 62 62 62 62 62

Missing 0 0 0 0 0

Mean .58 2.77 2.19 1.13 1.35

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Median 1.00 3.00 2.00 1.00 2.00

Mode 1 3 2 2 2

Std. Deviation .497 .857 1.304 .839 .791

Minimum 0 0 0 0 0

Maximum 1 4 4 2 2

Frequency Table

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid// Laki-Laki 26 41.9 41.9 41.9

Perempuan 36 58.1 58.1 100.0

Total 62 100.0 100.0

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Remaja Akhir (17-25 tahun) 1 1.6 1.6 1.6

Dewasa Awal (26-35 tahun) 2 3.2 3.2 4.8

Dewasa Akhir (36-45 tahun) 19 30.6 30.6 35.5

Lansia Awal (46-55 tahun) 28 45.2 45.2 80.6

4 lansia Akhir (56-65 tahun) 12 19.4 19.4 100.0

Total 62 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IRT 7 11.3 11.3 11.3

Buruh 12 19.4 19.4 30.6

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Tani 19 30.6 30.6 61.3

PNS/POLRI/TNI 10 16.1 16.1 77.4

wiraswasta 14 22.6 22.6 100.0

Total 62 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Dasar 18 29.0 29.0 29.0

Menengah (SMP-SMA) 18 29.0 29.0 58.1

Peguruan Tinggi 26 41.9 41.9 100.0

Total 62 100.0 100.0

Kejadian Hipertensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Hipertensi Ringan 12 19.4 19.4 19.4

Hipertensi Sedang 16 25.8 25.8 45.2

Hipertensi Berat 34 54.8 54.8 100.0

Total 62 100.0 100.0

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Histogram

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
CROSSTABS

/TABLES=jk BY kejad

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT ROW COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

Notes

Output Created 03-JUN-2020 15:58:26

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


N of Rows in Working Data
62
File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all


the cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=jk BY kejad

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT ROW COLUMN


TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.02

Elapsed Time 00:00:00.02

Dimensions Requested 2

Cells Available 349496

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jenis Kelamin * Kejadian


62 100.0% 0 0.0% 62 100.0%
Hipertensi

Jenis Kelamin * Kejadian Hipertensi Crosstabulation

Kejadian Hipertensi

Hipertensi Hipertensi
Ringan Sedang

Jenis Laki-Laki Count 7 10


Kelamin
% within Jenis 26.9% 38.5%
Kelamin

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


% within Kejadian
58.3% 62.5%
Hipertensi

% of Total 11.3% 16.1%

Perempua Count 5 6
n
% within Jenis
13.9% 16.7%
Kelamin

% within Kejadian
41.7% 37.5%
Hipertensi

% of Total 8.1% 9.7%

Total Count 12 16

% within Jenis
19.4% 25.8%
Kelamin

% within Kejadian
100.0% 100.0%
Hipertensi

% of Total 19.4% 25.8%

Jenis Kelamin * Kejadian Hipertensi Crosstabulation

Kejadian Hipertensi

Hipertensi Berat Total

Jenis Kelamin Laki-Laki Count 9 26

% within Jenis Kelamin 34.6% 100.0%

% within Kejadian Hipertensi 26.5% 41.9%

% of Total 14.5% 41.9%

Perempuan Count 25 36

% within Jenis Kelamin 69.4% 100.0%

% within Kejadian Hipertensi 73.5% 58.1%

% of Total 40.3% 58.1%

Total Count 34 62

% within Jenis Kelamin 54.8% 100.0%

% within Kejadian Hipertensi 100.0% 100.0%

% of Total 54.8% 100.0%

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)

Pearson Chi-Square 7.443a 2 .024

Likelihood Ratio 7.561 2 .023

Linear-by-Linear Association 5.524 1 .019

N of Valid Cases 62

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 5.03.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Anda mungkin juga menyukai