Anda di halaman 1dari 3

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Bagian A point 1

Bapak Purwanto kemudian disebut sebagai si A menyewa di rumah milik Ibu

Nizmayavira Nur kemudian disebut sebagai si B dengan pembayaran pertahun. A

telah membayar lunas harga sewa menyewa rumah sesuai yang diperjanjikan untuk

jangka waktu 1 tahun. Kemudian, dibulan kesembilan, ternyata B selaku pemilik

rumah telah melakukan jual beli rumahnya tersebut kepada Bapak Abdul Jalil

kemudian disebut sebagai si C. Kemudian, si B sebagai pihak yang terikat dalam

perjanjian sewa menyewa rumah dengan si A dan si C sebagai pemilik rumah baru,

meminta A untuk pindah rumahcyang disewanya tersebut dengan alasan bahwa rumah

tersebut telah ada pemilik baru atas telah terjadinya jual beli antara si B kepada si C.

Namun A keberatan karena telah membayar sewa kamar tersebut untuk jangka aktu 1

tahun kepada si B, sehingga masih tersisa 3 bulan masa sewanya. Namun C tidak

mengindahkan hal tersebut dengan alasan, perjanjian sewa menyewanya tersebut

dibuat oleh A dengan B. Namun A tidak diwajibkan mengosongkan kamar yang telah

disewanya tersebut karena tidak ada perjanjian sebelumnya atara A dan B mengenai

akibat dari penjualan rumah yang dilakukan si B.

Menurut Pasal 1457 KUHPer (tentang jual-beli) yang berbunyi :” jual beli

adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu megikatkan dirinya untuk

menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah

dijanjikan”. Maka perjanjian antara pemilik rumah Ibu Nizmayavira Nur dan kepada

Bapak Abdul Jalil merupakan perjanjian jual-beli yang sah sehingga memenuhi unsur-

unsur yang ada pada Pasal 1457 KUHper ini.


Menurut Pasal 1576 KUHPer menetapkan bahwa:” dengan dijualnya barang

yang disewa, suatu persewaan yang dibuat sebelumnya, tidaklah putuskan kecuali

apabila ini telah diperjanjikan pada waktu menyewakan barang. Jika ada suatu

perjanjian yang demikian, si penyewa tidak berhak menuntut suatu ganti rugi apabila

tidak ada suatu janji seperti tersebut blakangan ini, ia tidak diwajibkan mengosongkan

barang barang yang disewa, selama ganti rugi terutama belum dilunasi”. Dalam Pasal

ini menjelaskan bahwa, barang yang disewa, dalam kasus ini sebuah rumah, yang

merupakan satu kesatuan dari rumah yang dijual oleh ibu Nizmayavira Nur, maka

perjanjian sewa yang dibuat sebelumnya tidaklah dapat diputus apabila tidak

diperjanjkan sebelumnyasehingga apabila antara Bapak Purwanto tidak diwajibkan

mengosongkan kamar kosnya apabila ganti rugi belum dilunasi. Ganti kerugian ini

bisa diartikan sebagai jangka waktu sewa rumah tersebut atau pula ganti rugi yang

akan diberikan oleh Ibu Nizmayavira Nur kepada bapak Purwanto.

Kemudian menurut Pasal 1356 KUHPer menetapkan bahwa:” tiap perbuatan

melangga hukum yang membawa kerugian kepada seseorang lain, mewajibkan orang

yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”. Dalam

kasus ini perbuatan ibu Nizmayavira Nur selaku pihak yang terikat dalam perjanjian

sewa menyewa rumah dengan bapak Purwanto dapat dikategorikan perbuatan

melawan hukum karena seperti yang diatur dalam Pasal 1576 KUHPer bahwa

penyewa tidak diwajibkan mengosongkan rumah yang disewa selama ganti kerugian

yang terutama belum dilunasi. Perbuatan yang dilakukan ibu Nizmayavira Nur

dengan memaksa Bapak Purwanto untuk mengosongkan kamar sewa tersebut

menyebabkan bapak Purwanto mengalami kerugian baik secara materiil maupun

immateriil. Materiil berupa uang sewa yang telah dibayarnya dan immateriil berupa

tempat tinggal untuknya tidak ada sehngga dia harus mencari tempat tinggal baru.
B. Point 3

Maka dalam hal ini bepak purwanto melakukan upaya hukum engan cara bernegosiasi

atau menempuh salah satu upaya hukum diluar pengadilan (Non Litigasi) upaya yang

bertujuan untuk melindungi haknya sebagai pihak penyewa rumah terhadap Ibu

Nizmayavira Nur selaku pihak yang menyewakan yang telah melakukan jual beli

rumah yang disewakan dan meminta untuk mengosongkan rumah tersebut tetapi

masih tersisa 3 bulan masa sewanya. Maka dalam hal ini bapak Purwanto menuntut

ganti rugi atas kerugian yang dialami secara materiil maupun immateriil. Nateriil

berupa uang yang telah dibayarnya dan inmateriil berupa tempat tinggal untuknya

tidak ada sehingga dia harus mencari tempat tinggal baru. Dengan sejumlah uang

selisih masa sewa yang terhitung tersisa 3 bulan dan perbulan senilai

Rp.3.350.000,00.- (Tiga Juta Tiga Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah), terhitung masa

sewa tersisa 3 bulaln maka menjadi Rp.10.050.000,00.- (Sepuluh Juta Lima Puluh

Ribu Rupiah), ditambahkan dengan uang jaminan yang diperjanjikan diawal agar

dapat dikembalikan oleh pihak yang menyewakan sebesar Rp.5.000.000,00.- (Lima

Juta Rupiah) maka total ganti rugi yang ituntut oleh pihak penyewa rumah aitu senilai

Rp.15.050.000,00.- ( Lima Belas Juta Lima Puluh Ribu Rupiah).

Kemudian setelah terjadinya negoasiasi antar para pihak maka ibu

Nizmayavira Nur selaku pihak yang menyewakan atau pihak yang dituntut untuk

ganti rugi atas tindakan wanprestasi terhadap Bapak Purwanto selaku penyewa rumah,

menyetujui dan bersedia untuk melakukan ganti rugi dengan nominal yang telah

disepakati bersama melalui proses negosiasi yang dilakukan antar para pihak. Maka

disini Ibu Nizmayavira Nur selaku pihak yang menyewakan memberikan ganti rugi

kepada Bapak Purwanti sesuai yang dimintanya ialah dengan total senilai

Rp.15.000.000,00.- (Lima Belas Juta Lima Puluh Ribu Rupiah).

Anda mungkin juga menyukai