Anda di halaman 1dari 6

PRODI KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG


  STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
  MATA KULIAH : ................................................

  TINDAKAN : Merumuskan diagnosa keperawatan komunitas


KODE MK : ................................................

Tahapan NO Prosedur

Persiapan 1
2
Alat
3
Persiapan 4
5
pasien
Tahap Kerja 1. Cuci tangan
Rasional : Tindakan membersihkan kotoran dengan sabun atau
antiseptic dan dibilas dengan air mengalir. Karena sebelum
menyentuh pasien pastikan kondisi tangan harus bersih dan steril.
Jika tidak, bisa menularkan bakteri kepada pasien.
2. Pasien sebaiknya dalam keadaan tenang atau tidur, bila sedang
terjaga alihkan perhatiannya sehingga tak menyadari bahwa
pernafasannya sedang dihitung.
Rasional : Karena jika pasien menyadari bahwa pernafasaanya
sedang dihitung, pasien bisa mempercepat atau memperlambat
laju nafasnya.
3. Letakan tangan pemeriksa diatas abdomen atau diatas dada
bagian bawahnya atau letakkan tangan pasien diatas dadanya.
Rasional : Karena pada bagian ini akan memudahkan untuk
melihat berapa kali tarikan nafas ditandai dengan
mengembangnya bagian rongga dada dan abdomen.
4. Lakukan penghitungan selama satu menit penuh. Perhatikan
frekuensi, sifat pernafasan (dangkal/dalam), dan irama
(teratur/tidak).
Rasional : Untuk mengetahui apakah ada kelainan pasien pada
pernafasan nafasnya dalam dan iramanya tidak teratur.
5. Hasilnya dicacat pada catatan perawatan. Bila terdapat kelainan,
catat dan segera laporkan kepada penaggung jawab/dokter yang
merawat.
Rasional : Agar tidak lupa dengan hasil penghitungan yang telah
dilakukan.
6. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum dinaikan.
Rasional : Mencegah pasien turun kebawah pada saat bagian
kepala dinaikan.
7. Naikkan kepala tempat tidur 30-45˚ untuk semi fowler dan 90˚
untuk fowler.
Rasional : Pada posisi ini akan membantu pengembangan paru
dan mengurangi tekanan dari abdomen pada diagfragma. Dan
membuat pasien sesak akan sedikit lebih nyaman untuk bernafas.
8. Letakan bantal kecil dibawah punggung.
Rasional : Untuk mencegah punggung tertekuk dan membuat
punggung pasien sakit.
9. Letakan bantal kecil pada kepala klien.
Rasional : Untuk mencegah leher pasien tertekuk dan membuat
leher menjadi sakit.
10. Letakan bantal dibawah kaki, mulai lutut sampai tumit.
Rasional : Memberikan landasan yang lembut dan fleksibel
mencegah ketidaknyamanan akibat dari adanya hiper ekstensi
lutut, membantu klien supaya tidak turun kebawah.
11. Pastikan tidak ada tekanan pada areal popliteal dan lutut dalam
keadaan fleksi.
Rasional : Mencegah terjadinya kerusakan pada persyarafan dan
dinding vena. Fleksi lutut membantu supaya klien tidak turun
kebawah.
12. Letakkan trochanter roll (gulungan handuk) disamping masing
masing paha.
Rasional : Jika pasien mengalami gangguan eksremitas pada bagian
bawah perlu di pasang gulungan handuk untuk mencegah
hiperekstensi dan menyebabkan rasa sakit.
13. Topang telapak kaki pasien dengan menggunakan bantalan kaki.
Rasional : Agar pasien tidak turun kebawah dan menyebabkan
bagian lutut sakit.
14. Letakkan bantal untuk menopang kedua talengan dan tangan jika
klien memilik kelemahan pada kedua lengan tersebut.
Rasional : Mencegah dislokasi bahu kebawah karena tarikan
gravitasi dari lengan yang tidak disangga, meningkatkan sirkulasi
dengan mencegah pengumpulan darah dalam vena, menurunkan
edema pada lengan dan tangan.
15. Posisi klien masih fowler atau semi fowler.
Rasional : karena pada posisi ini untuk membantu pengembangan
paru dan mengurangi tekanan dari abdomen pada diagfragma.
16. Memasang perlak pengalas dibawah dagu dan menyiapkan
bengkok.
Rasional : Agar jika pada saat sputum keluar saat batuk tidak
mengenai baju pasien.
17. Anjurkan mulai dengan bernafas pelan.
Rasional : Mengambil nafas secara pelan dapat membuat tubuh
menjadi lebih rileks dan tenang.
18. Ambil nafas secara perlahan, akhiri dengan mengeluarkan nafas
secara perlahan selama 3-4 detik.
Rasional : jika mengeluarkan nafas secara cepat akan membuat
nafas pendek dan pasien menjadi tamba sesak.
19. Tarik nafas dengan bantuan diagfragma, lakukan secara pelan dan
nyaman, jangan sampai over ventilasi paru-paru.
Rasional : Karena bernapas dengan bantuan diafragma membantu
paru-paru berkembang lebih besar, hingga dapat memasukkan
udara lebih banyak.
20. Setelah menarik nafas secara perlahan, tahan nafas selama 3 detik,
ini untuk mengontrol dan mempersiapkan melakukan batuk efektif.
Rasional : Udara yang dilepaskan akan memberikan relaksasi dan
kontraksi otot secara lembut dan akan memudahkan batuk efektif.
21. Angkat dagu keatas dan gunakan otot perut untuk melakukan
pengeluaran nafas secara cepat sebanyak 3 kali dengan saluran
nafas dan mulut terbuka. Keluarkan dengan bunyi “huff huff huff”.
Rasional : Saat batuk, sebagian besar otot tubuh akan kontraksi,
terutama otot di bagian dada, diagfragma, dan area perut. Tindakan
diatas untuk membantu epiglotis terbuka dan membantu
mengeluarkan mucus.
22. Kontrol nafas kemudian ambil nafas selama 2 kali.
Rasional : Untuk merilekskan kembali nafas setelah batuk.
23. Ulangi teknik batuk diatas sampai mucus mencapai belakang
tenggorokan.
Rasional : Tetapi jangan terlalu sering takut membuat pasien
kelelahan.
24. Setelah itu batukan dan keluarkan mucus/dahak.
Rasional : batukan dengan otot perut bukan otot dada agar mucus
bisa mudah keluar.
25. Meminta klien untuk membatukkan mucusnya kedalam tempat
yang telah disiapkan (sputum set/bengkok).
Rasional : agar mudah untuk mengambil mucus untuk di periksa ke
lab jika diperlukan.
26. Mengambil 5cc bahan dengan sepet kemudian masukan dalam
botol tutup dengan rapi.
Rasional : Ambil bagian mucus yang berwarna hijau, tutup botol
segera agar virus tidak menyebar.
27. Membersihkan mulut klien.
Rasional : Takut masih ada sisa sisa mucus dan saliva di sekitar
mulut.
28. Isi gelas humidifler dengan water for irigation setinggi batas yang
ditentukan.
Rasional : Fungsi dari air adalah untuk melembabkan oksigen dari
tabung sebelumdihirup masuk kehidung.
29. Menghubungkan flow meter dengan tabung oksigen.
Rasional : Untuk dapat mengukur aliran oksigen yang akan diberikan
kepada pasien.
30. Cek fungsi flow meter dan humidifier dengan memutar pengaturan
konsentrasi O2 dan amati ada tidaknya gelembung udara dalam
gelas flow meter.
Rasional : jika tidak ada gelombang udara dalam gelas flow meter
cek kembali apakah sudah terpasang dengan benar dan cek apakah
oksigen ditabung masih ada atau tidak.
31. Menghubungkan nasal canul/sample mask dengan flow meter
Rasional : Jika nasal canul/sample mask tidak terpasang dengan
benar oksigen tidak akan mengalir keluar.
32. Alirkan oksigen dengan aliran antara 1-6/m.
Rasional : Tergantung sesaui dengan pasien mengalami sesak berat
atau sesak ringan.
33. Pasang kanul nasal/sample mask dengan klien.
Rasional : untuk nasal canul alatnya sederhana dapat memberikan
oksigen dengan aliran 1-6lt/menit dan konsentrasi oksigen sebesar
24%-44%. Dan untuk simple mask sederhana Aliran oksigen melalui
alat ini sekitar 5-8lt/menit dengan koonsentrasi 40-60%.
34. Tanyakan dengan klien apakah oksigen telah mengalir sesuai yang
diinginkan.
Rasional : Jika sudah mengalir sesuai akhiri tindakan yang dilakukan.

7 1. Mendokumentasikan diagnosa keperawatan


1.1. Diagnosa keperawatan ditulis dengan tepat
1.2. Diagnosa keperawatan ditulis sesuai dengan prinsip-prinsip
dokumentasi keperawatan
Dibuat : Diperiksa : Disahkan :
Koordinator Mata Kuliah Ka.Sub Unit Lab Ka.Prodi Keperawatan

(...............................................) (...............................................) (...............................................)


NIP. NIP. NIP.

Anda mungkin juga menyukai