Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Pelindung atau barier yang secara umum disebut sebagai Alat Pelindung Diri (APD),
telah digunakan selama bertahun-tahun untuk melindungi pasien dari mikroorganisme yang
ada pada petugas kesehatan dan sebaliknya. Namun dengan munculnya HIV/AIDS dan
Hepatitis C serta meningkatnya kembali tuberkulosis di banyak negara, pemakaian APD
menjadi sangat penting untuk melindungi petugas. Agar menjadi efektif, APD harus
digunakan secara benar. Misalnya gaun dan duk bolong telah terbukti dapat mencegah
infeksi luka hanya bila dalam keadaan yang kering. Sedangkan dalam keadaan basah, kain
bertindak sebagai spons yang menarik bakteri dari kulit atau peralatan melalui bahan kain
sehingga dapat mengkontaminasi luka operasi.

1. Pengertian Alat Pelindung Diri (APD)


Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri atau tubuh
terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana secara tehnis dapat mengurangi
tingkat keparahan dari kecelakaan kerja yang terjadi. Alat pelindung diri tidak
menghilangkan atau mengurangi bahaya yang ada. Peralatan hanya mengurangi jumlah
kontak dengan bahaya dengan cara menempatkan penghalang antara tenaga kerja
dengan bahaya.

2. Tujuan alat pelindung diri (APD)


Alat Pelindung Diri (APD) mencakup sarung tangan, masker, alat pelindung mata
(pelindung wajah dan kaca mata), topi, gaun, apron dan pelindung lainnya.
Sarung tangan bertujuan melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan
penyakit dan melindungi pasien dari mikroorganisma yang berada di tangan petugas.
Masker digunakan dengan tujuan untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu
petugas berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau cairan
tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas.
Goggle atau pelindung mata bertujuan melindungi petugas dari percikan darah atau
cairan tubuh lain dengan cara melindungi mata. Topi digunakan dengan tujuan untuk

Panduan Alat Pelindung Diri PPI.RSIA Andhika Page 1of 20


menutup rambut dan kulit kepala agar rambut dan serpihan kulit kepala agar tidak jatuh
ke peralatan, area operasi atau makanan saat petugas berkerja.
Gaun atau apron bertujuan menghalangi atau melindungi tubuh dan baju petugas
dari kemungkinan terpercik atau tersemprot darah, cairan tubuh, sekresi atau ekskresi.
Pelindung kaki atau sepatu untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda tajam
atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki petugas.
3. Alat pelindung diri (APD) pada area berisiko
No Area risiko infeksi Ruangan APD yang digunakan
1. Risiko sangat tinggi Kamar operasi, kamar Sarung tangan(steril, non
tindakan gigi, CSSD, steril dan rumah tangga),
ruang isolasi airborne, masker bedah, masker N95,
ruang isolasi protektif gogle, pelindung wajah, gaun
steril, gaun ruang isolasi,
apron, sepatu bot/tertutup,
topi.
2. Risiko tinggi ICU, NICU, kamar Sarung tangan(steril, non
bersalin, perinatologi steril dan rumah tangga),
masker bedah, , gogle,
pelindung wajah, apron,
sepatu tertutup, topi
3. Risiko sedang Ruang rawat inap, Sarung tangan(steril, non
rawat jalan, steril dan rumah tangga),
masker bedah, , gogle,
pelindung wajah, apron,
sepatu tertutup, topi
4 Risiko rendah Ruang diklat dan masker bedah, sepatu
administrasi tertutup.

BAB II
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Panduan Alat Pelindung Diri PPI.RSIA Andhika Page 2of 20


Alat Pelindung Diri (APD) mencakup sarung tangan, masker, alat pelindung mata
(pelindung wajah dan kaca mata), topi, gaun, apron dan pelindung lainnya.
Pedoman umum Alat Pelindung Diri ( APD )
1. Tangan harus selalu dibersihkan meskipun menggunakan APD.
2. Lepas dan ganti segala perlengkapan APD yang tidak dapat digunakan kembali, yang
sudah rusak/sobek segera setelah diketahui APD tidak berfungsi optimal.
3. Lepaskan semua APD segera setelah selesai memberikan pelayanan untuk
menghindari kontaminasi terhadap ;
a. Lingkungan di luar ruang isolasi
b. Para pasien atau pekerja lain
c. Diri sendiri
4. Buang semua perlengkapan APD dengan hati-hati dan segera membersihkan
tangan/cuci tangan.
5. Perkirakan risiko terpajan cairan tubuh atau area terkontaminasi sebelum melakukan
kegiatan perawatan /tindakan.
6. Pilih APD sesuai dengan perkiraan risiko terjadi pajanan.
7. Menyediakan sarana APD bila emergensi/ dibutuhkan.

Jenis-jenis Alat Pelindung Diri

A. Sarung tangan .
Sarung tangan melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan penyakit dan
melindungi pasien dari mikroorganisma yang berada di tangan petugas kesehatan.
Sarung tangan harus diganti setiap kontak diantara satu pasien ke pasien lainnya, untuk
menghindari kontaminasi silang.
Memakai sarung tangan tidak dapat menggantikan tindakan mencuci tangan atau
pemakaian antiseptik yang digosokkan pada tangan.
Sebagian besar prosedur pengendalian nosokomial dan isolasi memerlukan sarung
tangan sebagai alat pelindung diri. Satu pasang sarung tangan harus digunakan untuk
setiap pasien, untuk menghindari kontaminasi silang (CDC, 1987).

Panduan Alat Pelindung Diri PPI.RSIA Andhika Page 3of 20


Bagi petugas kebersihan, petugas laundry, pekarya serta petugas yang menangani
dan membuang limbah medis diharuskan menggunakan sarung tangan rumah tangga,
bila tidak ada sarung tangan rumah tangga dapat menggunakan dua lapis sarung
tangan.
Jenis sarung tangan :
1. Sarung tangan bersih.
2. Sarung tangan steril.
3. Sarung tangan rumah tangga.
Untuk memenuhi tujuan tersebut, sarung tangan dikelompokkan menjadi :
1. Sarung tangan non-steril, yang digunakan untuk:
 Melindungi tangan petugas dari semua cairan tubuh pasien (kecuali keringat), dan
melindungi pasien dari mikroorganisme pada tangan petugas.
 Merupakan pembatas fisik terpenting untuk mencegah transmisi atau penyebaran
infeksi, tetapi harus diganti setiap berpindah perawatan ke bagian tubuh yang lain
pada satu pasien atau setiap berpindah ke pasien lainnya untuk mencegah
transmisi silang.
Tindakan-tindakan yang memerlukan sarung tangan non steril :
a. Pemeriksaan gigi dan mulut.
b. Melakukan pemeriksaan THT dan Mata.
c. Melakukan suctioning saluran nafas ada pasien tanpa terpasang ETT .
d. Asuhan keperawatan pada pasien seperti, menggosok gigi dan membersihkan
mulut, membersihkan mata – telinga – hidung , membersihkan alat kelamin atau
dubur (cebok), mengganti popok/diapers dan membuang diapers, melakukan
vulva hygiene , mengukur dan membuang urin dari kantong urin (urin bag),
mengganti sprei – perlak – stik laken, memasukkan obat supositoria melalui
dubur, memasang dan melepas selang NGT serta melepas kateter dan infus.
e. Membersihkan tempat tidur dan lemari pasien, troli tindakan, bedside monitor,
syringe pump monitor, mesin ventilator, inkubator dan standar infus.
f. Memegang atau menangani benda-benda habis pakai pasien seperti : linen, baju
pasien, kateter vena /arteri/CVC/urin/ NGT/ kassa/dressing infus atau luka ,
bekas jarum infus, instrumen medis yang tercemar cairan tubuh pasien.

Panduan Alat Pelindung Diri PPI.RSIA Andhika Page 4of 20


2. Sarung tangan steril.
Pakailah sarung tangan steril pada tindakan – tindakan :
a. Pengambilan specimen kultur darah, kultur sekret saluran nafas, kultur urin,
kultur feses, kultur cairan luka atau cairan tubuh lainnya.
b. Suctioning sekret dari saluran nafas yang melalui kanul
trakeostomi ,endotracheal tube (ETT), bronchial washing .
c. Mencampur obat injeksi.
d. Mengganti set infus.
e. Mengganti perban luka/dressing, merawat luka kecuali luka kecil/minor.
f. Tindakan invasif seperti: pemasangan vena sentral, central venous catheter
(CVC), long line, arteri line, kateter arteri, vena umbilikal dan kateter urin, vena
seksi, lumbal pungsi, bone marrow puncture (BMP), pungsi pleura, pungsi supra
pubik, pungsi asites, biopsi jaringan kelenjar getah bening, hepar dan ginjal,
pemasangan water sealed drainage (WSD), tranfusi tukar (exchange).
g. Tindakan coutinous renal replacement therapy (CRRT) yaitu ; continous
abdominal peritoneal dialysis (CAPD).
h. Melepas kateter arteri atau vena umbilikal, central venous catheter (CVC), long
line, kateter urin, kanul trakheostomi.
i. Periksa dalam kasus obstetrik dan ginekologi pada kasus ketuban pecah dini
(KPD), pemasangan IUD, kuretase, atau tindakan invasif atau operatif lainnya.

Tindakan yang tidak memerlukan sarung tangan :


Jangan memakai sarung tangan apabila melakukan kegiatan tersebut di bawah ini, tetapi
lakukan kebersihan tangan/cuci tangan seperti :
a. Mengukur tekanan darah, mengukur temperatur , kontak dengan selang infus
misalnya menghilangkan udara dari selang infus.
b. Menyentuh kulit pasien yang intak pada pemeriksaan fisik.
c. Menelepon, memegang handle pintu.
d. Menulis, memegang status /file pasien.
e. Tidak kontak dengan cairan tubuh pasien.

Panduan Alat Pelindung Diri PPI.RSIA Andhika Page 5of 20


f. Memberi makan, memberi obat oral, memandikan pasien (tidak tercemar cairan
tubuh pasien), memberikan obat intra vena, intra muskular, intra cutan , sub
cutan, dan lain-lain.
3. Sarung tangan rumah tangga
Sarung tangan rumah tangga digunakan untuk dekontaminasi alat-alat medik dan
membersihkan lingkungan rumah sakit oleh petugas pekarya dan cleaning service.
Hal yang harus diperhatikan pada pemakaian sarung tangan:
a. Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai, khususnya untuk sarung
tangan bedah. Sarung tangan yang tidak sesuai dengan ukuran tangan dapat
menganggu keterampilan dan mudah robek.
b. Jaga agar kuku selalu pendek untuk menurunkan risiko sarung tangan robek.
c. Tarik sarung tangan bedah ke atas manset gaun operasi untuk melindungi
pergelangan tangan.
d. Gunakan pelembab untuk mencegah kulit tangan kering/ berkerut.
e. Jangan menggunakan lotion atau krim berbasis minyak, karena akan merusak
sarung tangan dari bahan lateks.
f. Jangan menggunakan cairan pelembab yang mengandung parfum.
g. Jangan menyimpan sarung tangan di tempat dengan suhu yang terlalu panas atau
terlalu dingin misalnya di bawah sinar matahari langsung, di dekat pemanas , AC,
cahaya ultraviolet, cahaya fluoresen atau mesin rontgen, karena dapat merusak
bahan sarung tangan sehingga mengurangi efektifitas sebagai pelindung.
h. Jangan menggunakan sarung tangan pakai ulang.
Reaksi alergi terhadap sarung tangan.
Reaksi alergi terhadap sarung tangan lateks semakin banyak dilaporkan, jika
memungkinkan gunakan sarung tangan rendah allergen. Pemakaian sarung tangan
bebas bedak juga direkomendasikan. Sarung tangan dengan bedak dapat
menyebabkan reaksi alergi lebih banyak.Pada sebagian orang yang sensitif , gejala yang
muncul adalah warna merah pada kulit, hidung berair dan gatal-gatal pada mata, yang
mungkin berulang atau semakin parah.
B. Masker
Harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah dagu dan
rambut pada wajah (jenggot). Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar

Panduan Alat Pelindung Diri PPI.RSIA Andhika Page 6of 20


sewaktu petugas kesehatan atau petugas bedah berbicara, batuk atau bersin serta
untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau
mulut petugas kesehatan. Bila masker tidak terbuat dari bahan tahan cairan, maka
masker tersebut tidak efektif untuk mencegah kedua hal tersebut. Pada perawatan
pasien yang telah diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular melalui udara
atau droplet, masker yang digunakan harus dapat mencegah partikel mencapai
membran mukosa dari petugas kesehatan yang disebut respirator atau jenis N-95.
Masker, goggle dan visor melidungi wajah dari percikan darah. Untuk melidungi
petugas dari infeksi saluran nafas maka diwajibkan menggunakan masker sesuai
aturan standar. Pada fasilitas kesehatan yang memadai petugas dapat memakai
respirator atau N-95 sebagai pencegahan saat merawat pasien airborne infeksi
seperti , Tuberkulosa, Tuberkulosa dengan multidrug resistance (MDR) atau
extremely drug resistance (XDR)-TB.
Beberapa masker mengandung komponen lateks dan tidak bisa digunakan oleh
individu yang alergi terhadap lateks. Petugas harus mempuyai cukup waktu untuk
menggunakan dan mengepaskan masker dengan baik sebelum bertemu dengan
pasien.
Gunakan masker jika memasuki ruang isolasi pada ruang antara dan lepaskan
masker sebelum keluar ruangan isolasi.
C. Alat pelindung mata
Melindungi petugas dari percikan darah atau cairan tubuh lain dengan cara
melindungi mata. Pelindung mata mencakup kacamata (goggles) plastik bening,
kacamata pengaman, pelindung wajah dan visor. Kacamata koreksi atau dengan lensa
polos juga dapat digunakan, tetapi hanya jika ditambahkan pelindung pada bagian
sisi mata.

D. Topi
Topi digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit
dan rambut tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan. Topi harus cukup besar
untuk menutup semua rambut. Meskipun topi dapat memberikan sejumlah
perlindungan pada pasien, tetapi tujuan utamanya adalah untuk melindungi
pemakainya dari darah atau cairan tubuh yang terpercik atau menyemprot. Pada

Panduan Alat Pelindung Diri PPI.RSIA Andhika Page 7of 20


instalasi gizi penggunaan topi wajib dilakukan untuk menutup rambut dan kulit
kepala sehingga serpihan kulit dan rambut tidak jatuh ke dalam masakan atau
makanan siap saji.
E. Gaun Pelindung
Digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau seragam lain,
pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular
melalui droplet/airborne. Pemakaian gaun pelidung terutama adalah untuk
melindungi baju dan kulit petugas kesehatan dari sekresi respirasi. Ketika merawat
pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular tersebut, petugas
kesehatan harus mengenakan gaun pelindung setiap memasuki ruangan untuk
merawat pasien karena ada kemungkinan terpercik atau tersemprot darah, cairan
tubuh, sekresi atau ekskresi. Pangkal sarung tangan harus menutupi ujung lengan
gaun . Lepaskan gaun sebelum meninggalkan area pasien. Setelah gaun dilepas
pastikan bahwa pakaian dan kulit tidak kontak dengan bagian yang potensial
tercemar, lalu cuci tangan segera untuk mencegah berpindahnya organisma.
F. Apron
Apron terbuat dari karet atau plastik. Merupakan penghalang tahan air untuk
sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan. Petugas kesehatan harus
mengenakan apron di bawah gaun penutup ketika melakukan perawatan langsung
pada pasien. Membersihkan pasien atau melakukan prosedur dimana ada risiko
tumpahan darah, cairan tubuh atau sekresi. Hal ini penting jika gaun pelindung tidak
tahan air, apron akan mencegah cairan tubuh pasien mengenai baju dan kulit petugas
kesehatan.

G. Pelindung kaki
Digunakan untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda tajam atau benda berat
yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki. Oleh karena itu, sandal ,
“sandal jepit” atau sepatu yang terbuat dari bahan lunak (kain ) tidak boleh
dikenakan. Sepatu boot karet atau sepatu kulit tertutup memberikan lebih banyak
perlindungan , tetapi harus dijaga tetap bersih dan bebas kontaminasi darah atau

Panduan Alat Pelindung Diri PPI.RSIA Andhika Page 8of 20


tumpahan cairan tubuh lain. Sepatu yang tahan terhadap benda tajam dan kedap air
harus tersedia di kamar bedah.
Faktor - faktor penting yang harus diperhatikan pada pemakaian alat pelindung diri
(APD).
a. Kenakan APD sebelum kontak dengan pasien, umumnya sebelum memasuki
ruangan .
b. Gunakan dengan hati-hati jangan menyebarkan kontaminasi.
c. Lepaskan dan buang secara hati-hati ke tempat limbah infeksius yang telah
disediakan di ruang ganti khusus. Lepas masker di luar ruangan.
d. Segera lakukan kebersihan tangan dengan langkah-langkah kebersihan tangan
sesuai pedoman (6 langkah hand hygiene).
CARA MENGENAKAN APD
Langkah-langkah mengenakan APD pada ruang perawatan isolasi kontak dan airborne adalah
sebagai berikut:
1. Kenakan baju kerja sebagai lapisan pertama pakaian pelindung.
2. Kenakan pelindung kaki.
3. Kenakan sepasang sarung tangan pertama
4. Kenakan gaun luar.
5. Kenakan celemek plastik
6. Kenakan sepasang sarung tangan kedua.
7. Kenakan masker.
8. Kenakan penutup kepala.
9. Kenakan pelindung mata

Pemakaian APD :
1. Gaun pelindung
Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga bagian pergelangan
tangan dan selubungkan ke belakang punggung. Ikat di bagian belakang leher dan
pinggang.
2. Masker.

Panduan Alat Pelindung Diri PPI.RSIA Andhika Page 9of 20


Eratkan tali atau karet elastik pada bagian tengah kepala dan leher. Paskan klip hidung
dari logam fleksibel pada batang hidung. Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah
dagu sehingga melekat dengan baik . Periksa ulang pengepasan masker.
3. Kacamata atau pelindung wajah.
Pasang pada wajah dan mata serta sesuaikan agar pas.
4. Sarung tangan.
Tarik hingga menutupi bagian pergelangan tangan gaun isolasi.

Langkah-langkah melepaskan APD pada ruang perawatan isolasi kontak dan airborne :
1. Lepaskan celemek/apron
2. Lepaskan gaun pelindung.
3. Lepaskan pelindung mata.
4. Lepaskan penutup kepala.
5. Lepaskan masker.
6. Lepaskan pelindung kaki.
7. Lepaskan sepasang sarung tangan .
8. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih.

Tatacara melepas sarung tangan


a. Bagian luar sarung tangan telah terkontaminasi.
b. Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya, lepaskan .
c. Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan tangan yang masih
memakai sarung tangan.
d. Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di bawah sarung tangan
yang belum dilepas di pergelangan tangan.
e. Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama.
f. Buang sarung tangan di tempat limbah infeksius.
g. Lakukan kebersihan tangan.

Tatacara melepas kacamata atau pelindung wajah


a. Ingatlah bahwa bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah terkontaminasi.
b. Untuk melepasnya pegang karet atau gagang kacamata.

Panduan Alat Pelindung Diri PPI.RSIA Andhika Page 10of 20


c. Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang atau dalam tempat limbah
infeksius.

Tatacara melepas gaun pelindung


a. Ingatlah bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah terkontaminasi.
b. Lepas tali.
c. Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun pelindung saja.
d. Balik gaun pelindung.
e. Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkkan di wadah yang telah disediakan untuk
diproses ulang atau buang di tempat limbah infeksius.

Tatacara melepas masker


a. Bagian depan masker telah terkontaminasi “jangan disentuh “.
b. Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas.
c. Buang ke tempat limbah infeksi

BAB III
PENETAPAN AREA /WILAYAH PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

DI RSIA ANDHIKA

No. Wilayah/area APD yang harus tersedia

1. Poli Anak - Masker bedah

- Sarung tangan non steril

Panduan Alat Pelindung Diri PPI.RSIA Andhika Page 11of 20


2. Poli Gigi - Masker Bedah
- Sarung tangan non steril.
- Goggle
- Apron
- Gaun
3. Poli Kebidanan - Masker
- Sarung tangan non steril.
- Sarung tangan steril
- Goggle
- Apron
4. Poli Bedah - Masker
- Sarung tangan non steril
- Sarung tangan steril
- Apron
5. Poli Rawat Jalan Umum ( Kulit, Mata, - Masker
peny Dalam, syaraf ) - Sarung tangan steril
- Sarung tangan non steril
- Apron
- Goggle
6. Radiologi - Masker
- Sarung tangan non steril
- Sarung tangan Rumah Tangga
- Gaun
- Apron radiologi
- Film bagde
7. Instalasi Gawat Darurat - Masker bedah
- Sarung tangan steril
- Sarung tangan non steril.
- Apron
- Sepatu tertutup
- Goggle
- Topi

8. Rawat Inap Dewasa - Masker bedah

Panduan Alat Pelindung Diri PPI.RSIA Andhika Page 12of 20


- Sarung tangan steril
- Sarung tangan non steril
- Gaun
- Apron
- Goggle
- Sepatu tertutup

9. Rawat Inap anak - Masker bedah


- Sarung tangan steril
- Sarung tangan non steril.
- Gaun
- Apron
- Goggle
- Topi
- Sepatu tertutup

10. Perinatologi - Masker bedah


- Sarung tangan steril
- Sarung tangan non steril.
- Gaun
- Apron
- Goggle
- Baju kerja
- Sepatu tertutup

- Masker bedah
- Sarung tangan steril
11. Kamar bersalin
- Sarung tangan non steril.
- Gaun
- Apron
- Goggle
- Baju kerja
- Sepatu tertutup

Panduan Alat Pelindung Diri PPI.RSIA Andhika Page 13of 20


- Topi
- Pelindung wajah/visor.

12. Kamar operasi dan Kamar kuret - Masker bedah


- Sarung tangan steril
- Sarung tangan non steril.
- Baju steril
- Baju kerja/baju kamar operasi
- Apron
- Google
- Sepatu tertutup.
- Topi
- Pelindung wajah/visor
13. Gizi - Topi kerja.
- Masker
- Baju kerja.
- Celemek.
- Sarung tangan non steril/
plastik
- Sepatu tertutup dan tidak
licin.

14. Farmasi - Masker bedah


- Jas lab.
- Sarung tangan steril
- Sarung tangan non steril.
- Topi kerja.

15. Laboratorium - Masker bedah


- Sarung tangan steril
- Sarung tangan non steril.
- Sarung tangan rumah tangga.
- Jas lab.

Panduan Alat Pelindung Diri PPI.RSIA Andhika Page 14of 20


- Apron
- Goggle
- Sepatu tertutup.

16. Laundry - Baju kerja


- Gaun
- Sarung tangan rumah tangga
- Topi
- Masker bedah
- Sepatu boot
- Sepatu kerja
17. Tehnik sanitasi dan bangunan - Baju kerja
- Sarung tangan rumah tangga/
kulit.
- Topi/ helm
- Sepatu khusus/ boot
- Masker respirator debu dan
kimia
- Goggle/visor
18. Rumah tangga - Baju kerja
- Masker bedah
- Sepatu tertutup
- Sarung tangan rumah tangga
- Pelindung mata/goggle/visor
19. Kamar jenazah - Baju kerja.
- Jas lab
- Masker bedah
- Apron
- Sarung tangan rumah tangga
- Sarung tangan non steril
- Topi
- Google
- Sepatu tertutup.

Panduan Alat Pelindung Diri PPI.RSIA Andhika Page 15of 20


20. Rehabilitasi medik (terapis, - Baju kerja
fisioterapis) - Masker bedah
- Sarung tangan non steril.

21. Cleaning service - Baju kerja


- Masker bedah
- Sarung tangan rumah tangga
- Sarung tangan non steril.
- Sepatu tertutup

Penggunaan Alat Pelindung Diri berdasarkan kegiatan /pekerjaan.

Sarung Gaun/ Kacamata/


Jenis Tindakan tangan Masker Apron penutup Topi
wajah
Tidak, kecuali
kulit tidak
Memandikan pasien utuh Tidak Tidak Tidak Tidak
Vulva /Penis hygiene Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Menolong BAB Ya Ya Tidak Tidak Tidak
Menolong BAK Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Oral hygiene Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Penghisapan lendir/
suction Ya Ya Tidak Tidak Tidak
Penghisapan lendir/
suction pada
ETT/tracheostomi Ya (steril) Ya Ya Ya Ya
Perawatan luka mayor Ya (steril) Ya Tidak Tidak Tidak
Perawatan luka minor Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Perawatan luka infeksius Ya (steril) Ya Tidak Tidak Tidak
Mengukur TTV Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Melakukan penyuntikan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Intubasi Ya Ya Tidak Tidak Tidak
Menolong persalinan Ya (steril) Ya Ya Ya Ya
Panduan Alat Pelindung Diri PPI.RSIA Andhika Page 16of 20
Memasang Dower
Catheter Ya (steril) Tidak Tidak Tidak Tidak
Memasang Infus Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Melap meja, monitor,
syring pump di pasien Ya Tidak Tidak Tidak Tidak

Membersihkan peralatan Ya (sarung Ya Ya Ya Tidak


habis pakai tangan
rumah
tangga)

Transportasi pasien Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


 Transportasi pasien
ruang isolasi Tidak   Ya  Tidak  Tidak  Tidak 

Panduan Alat Pelindung Diri PPI.RSIA Andhika Page 17of 20


BAB IV

PENUTUP

Pencegahan dan pengendalian infeksi , merupakan salah satu program yang harus
dilaksanakan di semua rumah sakit dan fasilitas kesehatan dan salah satu programnya
adalah kewaspadaan isolasi. Pada pelaksanaan kewaspadaan isolasi salah satu bagian yang
terpenting adalah penggunaan alat pelindung diri yang bertujuan melindungi diri atau tubuh
terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana secara tehnis dapat mengurangi tingkat
keparahan dari kecelakaan kerja yang terjadi.
Penetapan area penggunaan alat pelindung diri dapat membantu melakukan
perencanaan dan monitoring dari kelengkapan pemakaian APD yang sesuai standar.
Dengan buku panduan ini diharapkan dapat menjadi panduan untuk menggunakan
alat pelindung diri yang baik dan sesuai standar.

Panduan Alat Pelindung Diri PPI.RSIA Andhika Page 18of 20


DAFTAR PUSTAKA

Kementerian kesehatan RI, 2011, cetakan ketiga, Pedoman pencegahan dan pengendalian
infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, Jakarta

Kementerian kesehatan RI, 2012, Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi HIV bagi
petugas kesehatan , Jakarta.

Panduan Alat Pelindung Diri PPI.RSIA Andhika Page 19of 20

Anda mungkin juga menyukai