jt 100jt, seluruhnya Biaya bunga = 0 modal sendiri. EBT = 80 Biaya Adm, overhead, dan lain2 Penjualan = 20020 jt jt jt Pajak 15% = 12 Harga pokok penjualan (HPP) = 100 jt jt 68 jt Laba kotor = 100 jtEAT = Biaya Adm, overhead, dan lain2 = 20 jt EBIT = 80 jt Modal perusahaan 100 Biaya bunga (50jt x 10%) = 5 jt jt, di mana 50% adalah EBT = 75 jt hutang dengan bunga Pajak 15% = 11 ,25 10 %, sisanya modal jt sendiri. Penjualan = 200 jt HPP = 100 jt EAT = 63 ,75 jt
Dengan menggunakan hutang dapat menghemat pembayaran pajak =
12 jt – 11,25 jt = 0,75 jt. Biaya hutang sebelum pajak = 5 jt Penghematan pajak = 0 ,75 jt Biaya hutang setelah pajak = 4 ,25 jt
jika dihitung dalam persentase = 4,25 jt / 50 jt = 0,085 = 8,5% atau sama
dengan Kd(1-t).
Biaya Modal Sendiri
Perusahaan dapat memperoleh modal sendiri dengan 2 cara : 1. Laba ditahan 2. Mengeluarkan saham biasa baru Misalkan; saham suatu perusahaanmembagikan dividen pada tahun pertama sebesar Rp 2.000,-. Dividen tersebut diperkirakan mengalami pertumbuhan 5%. Nilai nominal saham Rp 10.000,- , terjual dengan harga Rp 9.000,-. Berapa biaya laba ditahan? D1 Ke g
Po
Ke 5% 27,2% Biaya floatation saham Rp 2.000,-, maka biaya modal saham biasa baru: D1 Ke' g
PNet 2.000 Ke' 5% 27,7%
9.000 200
Dengan model CAPM, Ke Rf iRm Rf .
Biaya Rata-rata Tertimbang (Weighted Average Cost Of Capital = WACC) Misalkan; target stuktur modal perusahaan adalah 30% hutang, 10% saham preferen, dan 60% modal sendiri. Biaya hutang 12%, biaya saham preferen 12,6% dan biaya laba ditahan 16,5%, pajak diketahui sebesar 40%.