Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

OLEH:
AFIE MAGHFURI
201903151

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI
KABUPATEN MOJOKERTO
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

Telah disahkan dan disetujui laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan keluarga di
bawah ini :

Judul : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Keluarga

Nama : Afie Maghfuri


NIM : 201903151

Pada Tanggal : Maret 2020

Mahasiswa

( Nadia Anita Rosalina )


Mengetahui

Pembimbing Akademik Kepala Dusun

( ) ( )

Kepala Desa

( )
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA

A. Definisi Keluarga
Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini bergantung kepada
orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang dalam mendefinisikan. Ada beberapa
pengertian keluarga yang perlu diketahui, antara lain adalah:
1. Bussard dan Ball (1966)
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya dengan
seseorang.Di keluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi satu
dengan yang lain, dibentuknya nilai-nilai, pola pemikiran dan kebiasaannya dan berfungsi
sebagai saksi segenap budaya luar, dan mediasi hubungan anak dengan lingkungannya.
2. WHO (1969)
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian
darah, adopsi, atau perkawinan.
3. Duval (1972)
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptkan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota
keluarga.
4. Helvie (1981)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga
dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
5. Depkes RI (1988)
Keluarga adalah unit terkecildari masyrakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.

6. Bailon dan Maglaya (1989)


Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah,
perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan yang lain
dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
7. UU No. 10 tahun 1992
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau
suami istri dari anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.
8. Sayekti (1994)
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan orang
dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang
perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau
adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa
warga itu terjadi jikalau ada :
a. Ikatan atau persekutuan ( perkawinan / kesepakatan)
b. Hubungan ( darah / adopsi / kesepakatan )
c. Tinggal bersama dalm suatu atap ( serumah )
d. Ada peran masing-masing anggota keluarga
e. Ikatan emosional

B. Tipe Keluarga
Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokkan :
1. Secara tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Warga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak
yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b. Keluarga besar (Estended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain
yang masih mempunyai hubungan darah ( kakek nenek, paman bibi dll )
2. Secara modern (berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualism)
maka pengelompokan tipe keluarga selain diatas adalah :
a. Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh
sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja
diluar rumah.
b. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkwinan kembali suami/ istri,
tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari
perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan bru, satu/ keduanya dapat bekerja
diluar rumah.
c. Niddle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah / kedua-duanya bekerja dirumah,
anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/ menitih karier.
d. Dyanic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur tidak mempunyaianak yang keduanya atau
salah satu bekerja di luar rumah.
e. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan
anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.
f. Dual Karier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
g. Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu.Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
h. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan
untuk kawin.
i. Three generation
Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
j. Institusional
Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
k. Communal
Yaitu suatu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
l. Group Marriage
Yaitu satu perumahan terdiri dari orag tua dan keturunannya di dalam satu
kesatuan keluarga tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah
orang tua dari anak-anak.
m. Unmarried Parent and Child
Yaitu ibu dan anak diman perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
n. Ohibing Coiple
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
o. Gay and Lesbian family
Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.Gambaran
tentang bentuk keluarga diatas ini melukiskan banyaknya bentuk struktur yang
menonjol dalam keluarga saat ini, yang penting adalah keluarga harus dipahami dalm
konteknya, label dan jenisnya hanya berfungsi sebagai referensi bagi penataan
kehidupan keluarga dan sebuah kerangka kerja. Dan setiap upaya perlu
memperhatikan keunikan dari setiap keluarga. Untuk itu kalangan profesionalis
dalam bidang kesehatan yang melayani keluarga harus bersifat toleren dn sensitive
terhadap perbedaan gaya hidup keluarga.

C. Struktur
Keluarga Struktur keluarga menggambarkan bagaiman keluarga melaksanakan fungsi
keluarga di masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
1. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga Kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami atau istri.
D. Fungsi Keluarga
1. Friedman (1998)
Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
a. Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu
untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang
lain diluar rumah
c. Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk mempertahankan
keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktifitas tinggi
2. UU no 10 tahun 1992 jo PP No. 21 tahun 1994
Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
a. Fungsi keagamaan
1) Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar da tujuan hidup seluruh
anggota keluarga.
2) Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari dalam
pengalamn dari ajaran ajaran agama.
3) Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengalaman dari
ajaran agama.
4) Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang keagamaan
yang diperolehnya disekolah atau masyarakat.
5) Membina rasa, skap dan prakek kehidupan keluarga beragama sebagai fondasi
menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
b. Fungsi budaya
1) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma-
norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan.
2) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma dan
budaya asing yang tidak sesuai.
3) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya mencari
pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia.
4) Membina tugas-tugas eluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat
berperilaku yang baik sesuai dengan norma bangsa Indonesia dalam menghadapi
tantangan globalisasi.
5) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang dengan budaya
masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma keluarga kecil
bahagia sejahtera
c. Fungsi cinta kasih
1) Menumbuh kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar anggota
keluarga kedalam simbol-simbol nyata secara optimal dan terus menerus.
2) Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar anggota keluarga secara
kuantitatif dan kualitatif.
3) Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan unkhrowi dalam
keluarga secara serasi, selaras dan seimbang.
4) Membina rasa, sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan
menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia
sejahtera.
d. Fungsi perlindungan
1) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman
yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.
2) Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk
ancaman da tantangan yang datang dari luar.
3) Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
e. Fungsi reproduksi
1) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat baik
bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya.
2) Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan keluarga dalam
hal usia, pendewasaan fisik maupun mental.
3) Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan dengan
waktu melahirkan, jarak antara 2 anak dan jumlah ideal anak yang diinginkan
dalam keluarga.
4) Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
f. Fungsi sosialisasi
1) Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai
wahana pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama.
2) Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai pusat
tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai konflik dan permasalahan
yang dijumpainya baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
3) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang diperlukan
untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan (fisik dan mental), yang tidak,
kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun masyarakat.
4) Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga
sehingga tidak saja dapat bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi orang tua
dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju keluarga
kecil bahagia sejahtera.
g. Fungsi ekonomi
1) Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam lingkungan keluarga
dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga.
2) Mengelolah ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga.
3) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan perhatiannya
terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras dan seimbang.
4) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
h. Fungsi pelestarian lingkungan
1) Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan intern keluarga.
2) Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan ekstern keluarga.
3) Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan yang serasi,
selaras, dan seimbang antara lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup
masyarakat sekitarnya.
4) Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan hidup sebagai
pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
3. Effendy (1998:36)
Ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah:
a. Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai
usia dan kebutuhannya.
b. Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan keperawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak
yang sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
c. Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia
dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
Namun dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi industrialisasi, fungsi keluarga
dikembangkan menjadi:
1. Fungsi Biologis
a) Untuk meneruskan keturunan
b) Memelihara dan membesarkan anak
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d) Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi Sosialisasi
a) Membina sosialisasi pada anak
b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak
c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi Ekonomi
a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
5. Fungsi Pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

E. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang
kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Freeman (1981) membagi 5 tugas keluarga
dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu:
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya
perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa
besar perubahannya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara
keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan
keluarga maka segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyoganya
meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
3. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu
dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan
melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk
memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah terjadi
4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan
(pemanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada).

F. Peranan Keluarga
Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seorang dalam situasi sosial
tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik
yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peranan keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan
individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh
harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat. Dalam UU Kesehatan
nomor 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan “setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungan”. Dari
pasal di atas jelas bahwa keluarga berkewajiban menciptakan dan memelihara kesehatan
dalam upaya meningkatkan tingkat derajat kesehatan yang optimal. Setiap anggota keluarga
mempunyai peran masing-masing, antara lain adalah:
1. Ayah
Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung/pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga
sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.
2. Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung
keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota
masyarakat kelompok sosial tertentu.
3. Anak
Anak berperan sebagai perilaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik,
mental, dan spiritual.

G. Tahap Perkembangan Keluarga


1. Duvall (1985)
Membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family). Pasangan baru menikah yang belum mempunyai
anak. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain:
1) Membina hubungan intim yang memuaskan
2) Menetapkan tujuan bersama
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB
5) Persiapan menjadi orang tua
6) Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang
tua).
b. Keluarga dengan anak pertama <30 bulan (child bearing). Masa ini merupakan
transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le
Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17% tidak bermasalah selebihnya
bermasalah dalm hal:
1) Suami merasa diabaikan
2) Peningkatan perselisihan dan argumen
3) Interupsi dalam jadwal kontinu
4) Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah:
1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan).
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap bayi
dengan memberi sentuhan dan kehangatan.
4) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
5) Konseling KB post partum 6 minggu
6) Menata ruang untuk anak
7) Biaya/dana child bearing
8) Memfasilitasi role learing anggota keluarga
9) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra
sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan
merencanakan kelahiran berikutnya.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
1. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga
2. Membantu anak bersosialisasi
3. Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi
4. Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga
5. Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak
6. Pembagian tanggung jawab
7. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak
d. Keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
1. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas.
2. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
3. Menyediakan aktivitas untuk anak
4. Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.
5. Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan
anggota keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perekembangan pada saat ini adalah:
1. Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan
bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan
mulai memiliki otonomi).
2. Memelihara komunikasi terbuka
3. Memelihara hubungan intim di dalam keluarga
4. Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa (anak 1 meninggalkan rumah). Tugas perkembangan
keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya,
menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai
suami istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
1. Memperluas keluarga intim menjadi keluarga besar
2. Mempertahankan keintiman
3. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat
4. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya
5. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
6. Berperan suami istri kakek dan nene
7. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya
g. Keluarga usia pertengahan (midle age family). Tugas perkembangan keluarga pada
saat ini adalah:
1. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial dan
waktu santai.
2. Memulihkan hubungan antara generasi muda tua
3. Keakrapan dengan pasangan
4. Memelihara hubungan/konsep dengan anak dan keluarga
5. Persiapan masa tua/pensiun
h. Keluarga lanjut usi. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
1. Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup
2. Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian
3. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat
4. Melakukan live review masa lalu
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Tahap Pengkajian
Sumber informasi tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :
a. Wawancara keluarga
b. Observasi fasilitas rumah
c. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga (dari ujung rambut sampai ujung kaki
d. Data sekunder, seperti contoh : hasil laboratorium, Hasil X-Ray, pap semar dan lain-
lain.

Hal-hal yang perlu dikaji dalam keperawatan keluarga adalah :

i. Data umum
1. Nama kepala keluarga dan keluarga
2. Usia
3. Alamat dan telepon
4. Pekerjaan
5. Pendidikan
6. Komposisi keluarga
7. Genogram
8. Tipe keluarga
9. Suku bangsa
10. Agama
11. Status sosial ekonomi
12. Aktivitas rekreasi keluarga

ii. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini


2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3. Riwayat keluarga inti saat ini dan sebelumnya

iii. Pengkajian Lingkungan

1. Karakteristik rumah
2. Karakteristik tetangga komunitas
3. Mobilitas keluarga
4. Perkumpulan keluarga dari interaksi dengan masyarakat
5. Sistem pendukung

iv. Pengakajian struktur keluarga

1. Pola komunikasi keluarga


2. Struktur kekuatan keluarga
3. Struktur peran
4. Nilai atau norma keluarga

v. Fungsi keluarga

1. Pengkajian fungsi afektif


2. Fungsi sosialisasi
3. Fungsi perawatan kesehatan
4. Fungsi Reproduksi
5. Fungsi ekonomi
vi. Stress dan Koping keluarga
1. Stresor jangka pendek dan panjang
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
3. Strategi koping konstruktif yang digunakan
4. Strategi adaptasi disfungsional

vii. Pemeriksaan Fisik

viii. Harapan Keluarga

2. Perumusan Diagnosis Keperawatan Keluarga


Tipologi dari diagnosis keperawatan :
a. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan), dari hasil pengkajian didapatkan data
mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan
b. Resiko (ancaman kesehatan), sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi
gangguan
c. Potensial (keadaan sejahtera/”wellness”), suatu keadaan dimana keluarga dalam
keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan
Etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan hasil pengkajian dari tugas
perawatan kesehatan keluarga. Khusus untuk mendiagnosis keperawatan
potensial(sejahtera/”wellness”) boleh menggunakan/tidak menggunakan etiiologi.

Skoring :

a. Tentukan skore untuk setiap kriteria


b. Skore dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikanlah dengan bobot :
Skore
Angka tertinggi X bobot
c. Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria

3. Perencanaan Keperawatan Keluarga


Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang menyangkut tujuan
umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan
standar merupakan peryataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan
keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.

4. Tahap tindakan keperawatan keluarga


Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal dibawah ini :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara :
 Memberikan informasi
 Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
 Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara :
 Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
 Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
 Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan
cara :
 Mendemonstrasikan cara perawatan
 Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
 Mengawasi keluarga melakukan perawatan
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi
sehat dengan cara :
 Menentukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
 Melakukan perubahan lingkungan keluarga secara optimal mungkin
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara :
 Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga
 Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

5. Tahap Evaluasi
Pada umumnya tahap evaluasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu : evaluasi
kuatitatif diamana evaluasi ini menekankan pada jumlah pelayanan atau kegiatan yang
telah diberikan. Sedang kan evaluasi kualitatif adalah evaluasi yang difokuskan pada tiga
dimensi yang slaing berkaitan yaitu : evaluasi struktur yaitu yang berhubungan dengan
tenaga atau bahan yang diperlukan dalam suatu kegiatan, evaluasi proses adalah evaluasi
yang dilakukan selama kegiatan berlangsung dan evaluasi basil merupakan basil dan
asuhan keperawatan.
Adapun metode yang sering dipakai untuk menentukan apakah tujuan dari
tindakan keperawatan yang telah tercapai adalah sebagai berikut :
a. Observasi langsung metode ini merupakan metode yang paling valid untuk
menentukan adanya perubahan yaitu bila interpretasi yang subyektif dan
prngamat dapat dikurangi dan menggunakan instrument yang tepat dan tujuan
yang telah ditetapkan mengenai proses atau hasil.
b. Memeriksa laporan atau record mengenai test diagnostik yang menunjukkan
perubahan dalam status kesehatan klien.
c. Wawancara untuk menentukan perubahan sikap dan tingkah laku yang rumit,
wawancara dapat disusun dan diberikan kepada keluarga yang berperan
penting.
d. Latihan stimulasi, berguna untuk menentukan perkembangan kesanggupan
untuk mengerti seperti kecakapan dalam membuat keputusan menanggapi
masalah dan menganalisa masalah.

Untuk menentukan keberhasilan suatau tindakan keperawatan yang diberikan


pada keluarga adalah dengan pedoman SOAP sebagai tuntunan perawat dalam
melakukan evaluasi adalah :

Subjektif : pertnyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain tentang
perubahan yang dirasakan baik kemajuan atau kemunduran setelah
diberikan tindakan keperawatan.

Objektif : Data yang bisa diamati dan diukur melalui tehnik observasi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi, sehingga dapat dilihat kemajuan dan
kemunduran pada sasaran perawatan sebelum dan setelah diberikan
tindakan keperawatan.

Analisa : pernyataan yang menunjukkan sejauh mana masalah keperawatan


ditanggulangi.

Planning : Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan rencana


tindakan hash evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak rencana tersebut
sehingga diperlukan inovasi dan modifikasi bagi perawat.
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN
KELUARGA PADA KELUARGA PADA NY.B DSN. PANGGREMAN DS. TUNGGAL
PAGER KEC. PUNGGING
KABUPATEN MOJOKERTO

OLEH:
AFIE MAGHFURI
201903151

PRODI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI
KABUPATEN MOJOKERTO
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
ARTRITIS REUMATOID
A. PENGERTIAN
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat
sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi
secara simetris. (Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165).
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang
manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini
juga melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006).

Artritis Reumatoid (Rheumatoid arthritis) is a chronic inflammatory disease


with primary manifestation poliartritis progressive and involve all the organs,
jadi merupakan suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama
poliartritis  progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.

(Arif Mansjour,2001).

Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan


manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.
(Kapita Selekta Kedokteran, 2001 : hal 536).

B. ETIOLOGI
Penyebab penyakit ini belum diketahui dengan jelas tapi dianggap kelainan
auotimun memegang peranan penting. Penyakit ini sering didapatkan pada usia
40-50 tahun tetapi dapat pula dijumpai pada usia lain. Wanita 3x lebih sering
dibanding pria. Penyakit ini akan menonaktifkan dan menimbulkan rasa nyeri
pada sendi saat terjadi mobilitas.
Penyebab utama penyakit Reumatik masih belum diketahui secara pasti.
Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan
reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri,
mikoplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001). Ada beberapa teori yang
dikemukakan sebagai penyebab Artritis Reumatoid, yaitu:
1. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non hemolitikus.
2. Endokrin
3. Autoimmun
4. Metabolik
5. Faktor genetik serta pemicu lingkungan
Pada saat ini Artritis rheumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun
dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi
mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikroplasma atau grup
difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi
penderita.

C. Manifesasi Klinik

Ada beberapa gambaran / manifestasi klinik yang lazim ditemukan


pada penderita Reumatik. Gambaran klinik ini tidak harus muncul sekaligus
pada saat yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinik
yang sangat bervariasi. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, kurang nafsu
makan, berat badan menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian
hebatnya.

Poliartritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan) terutama
pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya
tidak melibatkan sendi-sendi antara jari-jari tangan dan kaki. Hampir semua sendi
diartrodial (sendi yang dapat digerakan dengan bebas) dapat terserang. Kekakuan
di pagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat umum tetapi terutama
menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada
osteoartritis (peradangan tulang dan sendi), yang biasanya hanya berlangsung
selama beberapa menit dan selama kurang dari 1 jam. Artritis erosive merupakan
ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan sendi yang kronik
mengakibatkan pengikisan ditepi tulang Deformitas : kerusakan dari struktur
penunjang sendi dengan perjalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari,
pergeseran sendi pada tulang telapak tangan dan jari, deformitas
boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang sering
dijumpai pada penderita. Pada kaki terdapat tonjolan kaput metatarsal yang
timbul sekunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi yang besar juga
dapat terserang dan mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama
dalam melakukan gerakan ekstensi. Nodula-nodula reumatoid adalah massa
subkutan yang ditemukan pada orang dewasa penderita rematik. Lokasi yang
paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau di
sepanjang permukaan ekstensor dari lengan, walaupun demikian tonjolan) ini
dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini
biasanya merupakan petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.
Manifestasi ekstra-artikular (diluar sendi): reumatik juga dapat menyerang organ-
organ lain diluar sendi. Seperti mata: Kerato konjungtivitis siccs yang merupakan
sindrom Sjogren, sistem cardiovaskuler dapat menyerupai melibatkan sendi-sendi
antara jari-jari tangan dan kaki. Hampir semua sendi diartrodial (sendi yang dapat
digerakan dengan bebas) dapat terserang.

D. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi adalah:

1. Meringankan rasa nyeri dan peradangan


2. Memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita.
3. Mencegah atau memperbaiki deformitas
4. Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan
sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
5. Istirahat
6. Latihan fisik 
Pengobatan :

Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang
diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml.
 Natrium kolin dan asetamenofen meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap
terapi obat.

Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200  –  600 mg/hari
mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan
kebutuhan steroid yang diperlukan.

Kortikosteroid Bila Rhematoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan


sendi,

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes serologi
a. Sedimentasi eritrosit meningkat
b. Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
c. Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
a. Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
b.Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendI
dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN
KELUARGA PADA KELUARGA PADA NY.B DSN. PANGGREMAN DS. TUNGGAL
PAGER KEC. PUNGGING
KABUPATEN MOJOKERTO

OLEH:
AFIE MAGHFURI
201903151

PRODI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI
KABUPATEN MOJOKERTO
2020
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

1. DEFINISI
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolok di atas 90 nnHg. Pada manula
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg.(Smeltzer, Suzanne.2002;896).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastolic 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi ( Arif
Mansjoer,2001;518 ) Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang
menetapdiatas batas normal yang disepakati, yaitu diastolic 90 mmHg atau sistolik 140
mmHg.  (Sylvia A price, 1995;833)

2. ETIOLOGI
            Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahuipenyebabnya,
disebut juga hipertensi idiopatik, terdapat sekita 95% kasus. Banyak factor yang
mempengaruhinya seperti genetic, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf
simpatis, system rennin-angiotensin, defek dalam ekresi Na, peningkatan Na dan
Ca intraseluler, dan factor-faktor yang meningkatkan resiko, seperti obesitas,
alcohol, merokok, serta polisitemia.
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab
spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi
vascular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom Cushing,
feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan dan lain-lain..(Arief Mansjoer,2001;518).

3. PATOFISIOLOGI
Dari pusat vasomotor bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion
ke pembuluh darah. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin
dan korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid, semuanya memperkuat respons
vasokonstiktor pembuluh darah..Vasokontriksi mengakibatkan penurunan aliran darah ke
ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini
menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.
Pertimbangan gerontologis. Perubahan structural dan fungsional pada system
pembuluh darah perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi
pada usia lanjut.perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan
ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya,
aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah
yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung
dan peningkatan tahanan perifer.(Smeltzer C Suzanne,2002;897)

4. MANIFESTASI KLINIS
Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila
demikian gejala baru muncul setelah komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung.
Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga
berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan pusing. (Arif
mansjoer,2001;518).Nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari), azotemia
(peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin). (Smeltzer C Suzanne,2002;897)
 Sakit kepala
 Vertiogo dan muka merah
 Efitaksis kontan
 Penlihatan kabur atau scotonas dengan perubahan retina
 Kekerapan nokturnal akibat peningkatan tekanan dan bukan oleh gangguan ginjal
 Sebagai akibat hipertensi yang berkepanjangan :
1. Insifuensi koroner dan penyumbatan
2. Kegagalan jantung
3. Kegagalan ginjal
4. Cerebro vaskular accident (struke)

5. EVALUASI DIAGNOSTIK
            Pemeriksaan laboratorium untuk mengkaji kemungkinan adanya kerusakan organ,
seperti ginjal atau jantung yang disebabkan oleh tingginya tekanan darah.
 Elektrokardiografi (EKG) untuk mengkaji hipertrofi ventrikel kiri
 Urinalisa (Smeltzer C Suzanne,2002;897)
 Pemeriksaan retina
            Pemeriksaan khkusus : Genogram, pielogram, anteriogram ginjal, pemeriksaan
fungsi ginjal terpisah, dan kadar rennin.

6. PENATALAKSANAAN
 Tujuan deteksi dan penatalaksanaannya adalah menurunkan resiko
penyakitkardiovasuler dan mortalitas serta morbidilitas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah
mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan diastolic di
bawah 90 mmHg dan mengontrol factor resiko.Kelompok risiko dikategorikan menjadi :
 Pasien dengan tekanan darah perbatasan, atau tingkat 1,2,3, tanpa gejala penyakit
kardiovaskuler, kerusakan organ, atau factor risiko lainnya.
 Pasien tanpa penyakit kardiovaskuler atau kerusakan organ lainnya, tapi memiliki satu
atau lebihfaktor risiko.
 Pasien dengan gejala klinis penyakit kardiovaskuler atau kerusakan organ yang jelas.
 Factor risiko: usia lebih dari 60 tahun, merokok, dislipidemis, diabetes mellitus, jenis
kelamin (pria dan wanita menopause), riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluarga.

Penatalaksanaan berdasarkan factor resiko:


Tekanan Darah Kelompok Risiko A Kelompok risiko B Kelompok risiko C
130-139/85-89 Modifikasi gaya hidup Modifikasi gaya hidup Dengan obat

140-159/90-99 Modifikasi gaya hidup Modifikasi gaya hidup Dengan obat

> 160/> 100 Dengan obat Dengan obat Dengan obat


Langkah-langkah yang dinjurka dalam dalam modifikasi gaya hidup:
 Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan
 Membatasi alcohol
 Meningkatkan aktivitas fisik aerobic ( 30-45 menit/hari )
 Mengurangi asupan natrium ( < 100 mmol Na/2,4 g Na/6 g NaCl/hari )
 Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat
 Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan.
 Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian besar pasien dimulai dengan
dosis rendah kemudian ditingkatkan secara titrasi sesuai dengan umur, kebutuhan dan usia.
(Arif mansjoer(2001;519)

DAFTAR PUSTAKA
    Baughman, Diane C.2000. KMB: Buku saku untuk Brunner dan
Suddarth. EGC,Jakarta
    Carpenito, Lynda juall.1999. Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi
II.EGC. Jakarta
    Doengoes, Marylin E.2000. Rencana Asuhan Keperawatan: : Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai