NOVARINI
P2201211409
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
ii
ABSTRAK
Kata kunci : Batubara lignit dan cangkang biji jambu mete, ketel uap
pipa api,slagging dan fouling
iii
ABSTRACT
Keywords : lignite coal and cashew nut shells, fire tube steam boiler,
slagging and fouling
iv
PRAKATA
Prof. Dr. Ir. Yusuf Siahaya, MSME sebagai Ketua Penasehat, Dr. Ir.
kepada :
v
Akhir kata semoga proposal tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan oleh karena itu masuka dan kritik dibutuhkan untuk membantu dalam
Penulis
vi
DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAK ............................................................................................ ii
PRAKATA ........................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.......................................................................1
C.Tujuan Penelitian...................................................................4
C. Batubara ...........................................................................10
D. Jambu Mete.......................................................................17
vii
halaman
A. HASIL ................................................................................39
B. PEMBAHASAN..................................................................64
A. KESIMPULAN ...................................................................78
B. SARAN ..............................................................................79
LAMPIRAN.........................................................................................82
viii
DAFTAR TABEL
Nomor halaman
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor halaman
xi
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
produksi. Air, listrik dan steam merupakan bagian utama dari utilitas suatu
berdiri sejak bulan Maret tahun 1991 merupakan salah satu dari enam
Makassar dihasilkan dari 3 unit ketel pipa api batubara berkapasitas 10,5
dihasilkan dari ketiga boiler ini dipakai pada sembilan line produksi untuk
proses pengukusan mie instant pada steam box dan penggorengan mie
2
instant pada fryer serta dipakai sebagai pemanas untuk mengubah fase
salah satu bahan baku yaitu minyak goreng yang kondisinya mengental
tank yard.
dari tipe boiler yang digunakan di PT. Indoofood CBP Sukses Makmur
Tbk, Cabang Makassar yaitu maksimum 1,8%. Tingginya kadar Sulfur ini
dapat menimbulkan slagging pada ruang bakar dan fouling pada pipa api
cangkang biji jambu mete merupakan salah satu potensi energi yang
batubara lignit dan 40% cangkang biji jambu mete dengan tujuan untuk
3
slagging dan fouling karena kandungan Sulfur pada cangkang biji jambu
pencampuran 60% batubara dan 40% cangkang biji jambu mete ini juga
B. Perumusan Masalah
standar yang dipersyaratkan untuk tipe ketel uap pipa api yang
batubara lignite ini dicampur dengan 40% cangkang biji jambu mete
terhadap efek slagging dan fouling pada Ketel Pipa Api PT. Indoofood
4
mete.
C. Tujuan
berikut :
Sulfur diatas 1,8 % serta bila 60% batubara lignite ini dicampur
dengan 40% cangkang biji jambu mete terhadap efek slagging dan
fouling pada ketel uap pipa api di PT. Indoofood CBP Sukses Makmur,
mete
5
D. Batasan Masalah
1. Komposisi campuran bahan bakar adalah 60% batubara lignit dan 40%
batubara lignit
batubara lignit
E. Manfaat Penelitian
1. Kalangan Industri
prestasi kerja ketel pipa api agar dapat diaplikasikan guna dapat
memaksimalkan penggunaannya
2. Kalangan Akademik
lebih lanjut.
6
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Sulawesi Selatan. Batubara dan cangkang jambu mete yang telah disuplai
melalui single bucket elevator untuk dibagi ke hopper boiler 1, 2 dan 3 [1].
batubara diatur volumenya melalui swing chute agar volume menjadi rata
di setiap sisinya rata saat turun di ignition arch untuk menjalani proses
dengan memastikan bahwa volume air di dalam boiler terisi minimal 2/3
volume boiler.
karton dan bobin sisa etiket pembungkus mie dan nyala dari hasil
bawah chain grate dari FD fan. Udara panas dari ruang bakar ditarik ke
pipa api oleh ID fan dan melewati sistem 3 pass wet back, dimana proses
8
perpindahan panas dan temperatur pada boiler fire tube 3 pass wet back
area furnace tepatnya di atas chain grate proses transfer panas yang
terjadi yaitu radiasi, selanjutnya udara panas yang dihasilkan dan ditarik
oleh ID fan ke dalam pipa api dan memanaskan air pada pipa air
mengalami proses konveksi dari pipa api ke pipa air pada pass back ke 2
dan ke 3.
Sisa hasil pembakaran berupa wet ash jatuh pada ujung chain
grate sedangkan fly ash terpisah melalui tiga tahap yaitu untuk fly ash
yang agak berat akan jatuh di bottom ash sebelum masuk ke pipa api atau
pada ujung ruang bakar, selanjutnya fly ash yang masih terikut di pipa api
akan ditangkap pada ujung pipa api oleh grits arester dan yang terakhir
fly ash akan di tangkap di wet srubber sebelum keluar melalui cerobong.
minyak goreng di tank yard serta dipakai di sembilan lini proses produksi
mie yaitu untuk mengukus mie di steam box dan memanaskan minyak
Feed
Hopper flue gas
Steam
Single Bucket Boiler Wet
elevator Scrubber
Grit
Arrester
ID Fan
Chimney
Fly Fly
ash ash
Wet
ash Bak filter
Ash bin
Ash conveyor
Fly ash
(karungan)
Truck
10
C. Batubara
daerah. Lima negara penghasil batubara terbesar adalah Cina, AS, India,
tahun 2030 dengan Cina memproduksi sekitar setengah dari kenaikan itu
akan mencapai 5,2 milyar ton tumbuh sebesar 1,5% pertahun dalam
Batubara adalah salah satu energi yang penting bagi dunia, yang
Selatan 92%, Cina 77% dan Australia 76%. Batubara merupakan sumber
cepat dari gas, minyak, nuklir, air dan sumber daya pengganti.
industri.
untuk kebutuhan energi mereka seperti Cina, India, Australia dan Afrika
rawa dan gambut yang seringkali sampai kedalaman yang sangat dalam.
batubara pertama yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta
batubara muda agak lembut dan warnanya bervariasi dari hitam pekat
senyawa yang heterogen dengan sifat dan komposisi yang luas, ini dapat
volatile matter (VM) and fixed carbon (FC) melalui analisa proximate
15
sebagai kriteria peringkat nilai kalor. Sistem Klasifikasi ini diberikan pada
tabel 1 berikut :
komposisi kimia, komposisi fisika terdiri dari kandungan air dan nilai kalor,
yaitu analisa proximate dan analisa ultimate. Contoh analisa ultimate dan
Fixed Karbon yang rendah sekitar 37.1 % wt, dan Nilai Kalor Atas (Gross
Proksimasi didapatkan :
17
D. Jambu Mete
produksi jambu mete mencapai 88.658 ton gelondong, dan pada tahun
2002 meningkat menjadi 94.439 ton (BPS,2002). Produksi ini akan terus
Biji jambu mete terdiri dari 70 % kulit biji dan 30% daging biji. Dan
dalam kulit biji (shell) mengandung minyak sekitar 50% yang terdiri dari
80,9% asam anakardat, dan 13,78% fenol yang biasa disebut kardol,
Mimyak kulit biji mete dikenal sebagai minyak laka atau Cashew nut shell
liquid (CNSL).
antara lain :
- spgr 1,009
- pH 4,3
subtitusi)
berikut :
menyebabkan energi radiasi dari ruang bakar menuju pipa air berkurang
temperatur keluar pipa api masih cukup tinggi akibat endapan yang
menempel di pipa api yang menghambat transfer temperatur dari pipa api
terhambatnya transfer panas dari pipa api ke pipa air menurunkan kualitas
E.1 Slagging
dan nilai kalor dari batubara. Klasifikasi ini adalah : Antrasit, Bituminous,
karbon dan nilai kalor dari klasifikasi batubara makin tinggi pula fusibility
temperature pelunakan
E.2 Fouling
terbang (fly ash) yang terbawa pada gas hasil pembakaran pada bagian
ditransfer ke pipa air, sehingga nilai temperatur gas keluar pipa api masih
ash dalam persen berat : SiO2, Al2O3, TiO2, Fe2O3, CaO, MgO, Na2O,
c. Slaging Index – rasio asam dan persen berat dry basis Sulfur
pada dry basis dari Sulfur dalam batubara maka indeks slagging (Rs*)
dihitung dengan :
⎛B⎞
Rs = ⎜ ⎟×S
⎝A⎠
Dimana :
Dari uraian diatas maka slaging dan fouling yang disebabkan oleh
ash batubara dapat diketahui untuk bahan bakar batubara yang digunakan
di PT.Indoofood CBP, Tbk Cabang Makassar, bila ash batubara ini diuji di
Laboratorium.
Fouling factor Rf yang oleh diakibatkan oleh air pada permukaan luar
Rf = 1/Udirty - 1/Uclean
[6].
29
batubara yang memiliki nilai kalori berkisar 6573 kcal/kg – 6812 kcal/kg
5. Moisture Content
Nilai kalori dan ash content batubara terkait erat. Jika ash content
naik maka nilai kalor akan jatuh/turun. Meningkatnya ash content akan
tidak terbakar.
keturbulenan gas dan turun menuju batubara yang akan dibakar dan
mm.
5. Moisture Content
tetap pada chain grate untuk proses pembakaran dan membantu radiasi
8%.
Ketebalan bahan bakar di atas chain grate untuk bahan bakar yang
tidak dicuci adalah 4 – 6 kali dari ukuran partikel batubara (100 – 150 mm)
sedangkan untuk bahan bakar yang dicuci adalah 6 – 8 kali dari ukuran
1. Chlorine
2. Phosphorus
3. Sulphur
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Prosedur Peneitian
teori dan data dari referensi yang berkaitan dengan proses pembakaran
B. 2 Pengambilan Data
ketel pipa api di PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Cabang
Analisa ultimate
- Carbon (C)
- Hydrogen (H2)
- Sulfur (S)
- Oksigen (O2)
- Nitrogen (N2)
- Water (H2O)
- Ash :
Analisa proximate
- Moisture
- Volatiles
- Fixed Carbon
- Ash
b. Data – data teknis ketel uap PT. Indofood CBP Sukses Makmur,
Tbk Makassar.
a. Temperatur uap/steam
b. Tekanan uap/steam
h. Luas furnace
36
C. Pengolahan Data
langkah berikut :
kalor dari pencampuran 60% batubara lignit dan 40% cangkang biji
• Menghitung prestasi kerja ketel uap pipa api bila bahan bakar yang
metode BTU
pipa api bila menggunakan bahan bakar batubara lignit dan bila
berikut :
Gas
Bahan keluar
bakar pipa api/
Sisi api/gas ke
cerobong
Sisi air
Ruang bakar
Gas panas
masuk pipa
api
BAB IV
A. HASIL
Sebelum dipakai pada proses pembakaran di ketel uap, batubara ini diuji
lignit dan 40% cangkang biji jambu mete yang dipakai pada tanggal 04
pada tanggal 04 Januari 2013 (sertifikat hasil analisa dari sucofindo ada
Analisa proximate :
- Moisture : 9,20 %
- Volatiles : 42,80 %
- Ash : 10,90 %
sebagai berikut :
Analisa ultimate :
- Ash : 10,90 % :
41
Klasifikasi ash batubara PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cabang
Data di bawah ini merupakan hasil uji cangkang biji jambu mete
yang
Analisa ultimate :
- Ash : 2,0 % :
Analisa proximate :
- Moisture : 8,85 %
- Volatiles : 68,03 %
- Ash : 2,00 %
Komposisi kimia abu cangkang biji jambu mete di bawah ini juga
merupakan hasil uji cangkang biji jambu mete yang didapatkan dari hasil
Klasifikasi ash cangkang biji jambu mete PT. Indofood CBP Sukses
Perhitungan ultimate 60% batubara dan 40% cangkang biji jambu mete
dan cangkang biji jambu mete juga dihitung berdasarkan persentase berat
= 57,76
= 0,78
= 4,52
= 18,92
45
HHV = (60% x HHV batubara) + (40% x HHV cangkang biji jambu mete)
= 5.766 kcal/kg
= 10.379 btu/lb
= 24.141 kJ/kg
Perhitungan proximate 60% batubara dan 40% cangkang biji jambu mete
= 1,86
Ash = (60% x Ash batubara) + (40% x Ash cangkang biji jambu mete)
= 7,34
= 8,82
Volatile = (60% x Volatile batubara) + (40% x Volatile cangkang biji jambu mete)
= 52,89
46
= 30,71
proses pada control panel ketel uap, buku manual ketel uap serta catatan
pada laporan harian ketel uap yang ada di PT. Indoofood CBP Sukses
Dengan bahan bakar 60% batubara dan 40% cangkang biji jambu mete
campuran 60% batubara lignit dan 40% cangkang biji jambu mete
Table 7
Kondisi operasi
Bahan bakar: batubara lignit, Mallawa + cangkang biji jambu mete
Ultimate, % by wt Proximate, % by wt
Table 8
Perhitungan pembakaran - metode BTU (batubara mallawa dan cangkang biji jambu mete)
INPUT CONDITION - BY TEST OR SPESIFICATION FUEL - Lignite coal,
1 Excess air; at burner/leaving boiler/econ, % by weight 26 26 15 Ultimate Analysis 16 Theo air, lb/100 lb fuel 17 H2O, lb/100 lb fuel
2 Entering air temperature, F 80 Constituent % by weight K1 [15] x K1 K2 [15] x K2
3 Reference temperature, F 80 A C 57,76 11,51 664,8
4 Fuel temperature, F 80 B S 1,86 4,32 8,0
5 Air temperature leaving air heater, F C H2 4,52 34,29 155,0 8,94 40,4088
6 Flue gas temperature leaving (excluding leakage), F 406 D H 2O 8,82 1,00 8,82
7 Moisture in air, lb/lb dry air 0,013 E N2 0,78
8 Additional moisture, lb/100 lb fuel 0 F O2 18,92 -4,32 -81,7
9 Residue leaving boiler/economiser. % total G Ash 7,34
10 Output, 1,000,000 Btu/h 13,2 H Total 100,00 Air 746,1 H2O 49,2288
Corrections for sorbent (from table 14, Chapter 9 if used)
11 Additional theoretical air, lb/10,000 Btu Table 14, Item [21] 0 18 Higher heating value (HHV), Btu/lb fuel 10379
12 CO2 from sorbent, lb/10,000 Btu Table 14, Item [19] 0 19 Unburned carbon loss, % fuel input 0,14
13 H2O from sorbent, lb/10,000 Btu Table 14, Item [20] 0 20 Theoretical air, lb/10,000 Btu [16H] x 100 / [18] 7,189
14 Spent sorbent. Lb/10,000 Btu Table 14, Item [24] 0 21 Unburned carbon, % of fuel [19] x [18] / 14,500 0,10
COMBUSTION GAS CALCULATION, Quantity / 10,000 Btu Fuel Input
22 Theoretical air (corrected), lb/10,000 Btu [20] - [21] x 1151 / [18] + [11] 7,178
23 Residue from fuel, lb/10,000 Btu ([15G] + [21]) x 100 / [18] 0,072
24 Total residue, lb/10,000 Btu [23] + [14] 0,072
A At Burners B Infiltration C Leaving Furnace D Leaving Blr/Econ
25 Excess air, % by weight 26,0 0,0 26,0 26,0
26 Dry air, lb/10,000 Btu (1 + [25] / 100) x [22] 9,044 9,044
27 H2O from air, lb/10,000 Btu [26] x [7] 0,118 0,118 0,118 0,118
28 Additional moisture, lb/10,000 Btu [8] x 100 / [18] 0,000 0,000 0,000 0,000
29 H2O from fuel, lb/10,000 Btu [17H] x 100 / [18] 0,474 0,474
30 Wet gas from fuel, lb/10,000 Btu (100 - [15G] - [21]) x 100 / [18] 0,892 0,892
31 CO2 from sorbent, lb/10,000 Btu [12] 0,000 0,000
32 H2O from sorbent, lb/10,000 Btu [13] 0,000 0,000 0,000 0,000
33 Total wet gas, lb/10,000 Btu Summation [26] through [32] 10,053 10,053
34 Water in wet gas, lb/10,000 Btu Summation [27] + [28] + [29] + [32] 0,592 0,592 0,592 0,592
35 Dry gas, lb/10,000 Btu [33] - [34] 9,461 9,461
36 H2O in gas, % by weight 100 x [34] / [33] 5,89 5,89
37 Residue, % by weight [9] x [24] / [33] 0,00 0,00
EFFICIENCY CALCULATIONS, % Input from Fuel
Losses
38 Dry gas, % 0.0024 x [35D] x ([6] - [3]) 7,40
39 Water from Enthalpy of steam at 1 psi, T=[6] H1 = (3.958E - 5 x T + 0.4329) x T + 1062.2 1244,5
40 fuel as fired Enthalpy of water at T=[3] H2 = [3] - 32 48,0
41 % [29] x ([39] - [40]) / 100 5,68
42 Moisture in air, % 0.0045 x [27D] x ([6] - [3]) 0,17
43 Unburned carbon, % [19] or [21] x 14,500 / [18] 0,20
44 Radiation and convection, % ABMA curve, Chapter 22 0,40
45 Anaccounted for and manufacturers margin, % 1,50
46 Sorbent net losses, % if sorbent in used From table 14 Item [41, Chapter 9] 0,00
47 Summation of losses, % Summation [38] through [46] 15,35
Credits
48 Heat in dry air, % 0.0024 x [26D] x ([2] - [3]) 0,00
49 Heat in moisture in air, % 0.0045 x [27D] x ([2] - [3]) 0,00
50 Sensible heat in fuel, % (H at T[4] - H at T[3]) x 100 / [18] 0,00 0,00
51 Other, % 0,00
52 Summation of credits, % Summation [48] through [51] 0,00
53 Efficiency, % 100 - [47] + [52] 84,65
berikut :
= 561 kPa
Tsteam = 162⁰C
Pada tabel 8 BTU Method, no 60= 876,5 Btu/lb dan pada tabel 8 BTU
berikut :
Heat available no 60 tabel 8 BTU method × gas mass flowrate no 56 tabel 8 BTU method
HHR =
flat projected area × efectiveness factor
876,5 Btu/lb × 15.700 lb/h
=
851,61 ft 2 × 1
Btu
= 16.159
h ft 2
= 838 ⁰C
52
Q6 Q4
Air umpan ketel Uap/steam
Tl = 81°C ms = 5.750 kg/h
Pl = 0,49 bar Ts = 162°C
ml = 5.750 kg/h Ps = 561 kPa
Q2
Penukar panas
Gas buang ke
cerobong
Tfg = 208°C
HHV = hf = 24.141 kJ/kg
mfg = 680,338 kg/h
mf = 680,338 kg/h
Bahan bakar Q1 Q5
Gas panas hasil Kalor hilang
pembakaran
Ruang bakar
udara Tp = 1.543°C
Laju alir bahan bakar (mf), didapat dari tabel 8 Metode BTU no 55 = 1500
in flue gas 5,89%( no 36 pada tabel 8 BTU Method) Tfg + Tudara = 208⁰C +
kcal/kg⁰C
maka :
= 30.785 kcal/h
Entalpi steam ( hs) pada temperatur 162⁰C dan tekanan 561 kPa adalah
2.760 kJ/kg
Entalpi air umpan ketel ( hl) pada temperatur 81⁰C dan tekanan 0,49 bar
Januari 2013 (Kondisi bahan bakar batubara lignit sebelum ketel uap
campuran 60% batubara lignit dan 40% cangkang biji jambu mete
pada lampiran 8, metode BTU ada pada lampiran 9 dan hasil perhitungan
Pebruari 2013 (Kondisi bahan bakar batubara lignit setelah ketel uap
kondisi proses ada pada lampiran 11, metode BTU ada pada lampiran 12
dan hasil perhitungan kesetimbangan energi serta prestasi kerja ada pada
lampiran 13.
terbentuk dari abu ini bisa terbagi dua, yaitu slagging dan fouling.
pipa air.
yaitu berdasarkan perhitungan dasar rasio asam dan persen berat pada
Indeks slagging
Perhitungan berdasarkan base untuk rasio asam dan persen berat pada
dry basis dari Sulfur dalam batubara maka indeks slagging (Rs*) dihitung
dengan :
⎛B⎞
Rs = ⎜ ⎟×S
⎝A⎠
Dimana :
disebabkan oleh ash batubara pada ketel uap pipa api di PT. Indoofood
bakar yang digunakan di PT. Sucofindo Makassar (hasil analisa ada pada
lampiran 3). Berikut perhitungan indeks slagging di ketel uap pipa api bila
= 30,74
= 67,31
= 3,10
⎛B⎞
Rs = ⎜ ⎟×S
⎝A⎠
⎛ 30,74 ⎞
Rs = ⎜ ⎟ × 3,10% = 1,42%
⎝ 67,31 ⎠
58
Karena nilai Rs yang didapat berada di dalam range 0,6<Rs <2,0 maka
dikategorikan sedang
bahan bakar campuran 60% batubara dan 40% cangkang biji jambu mete,
sedangkan komposisi abu cangkang biji jambu mete didapatkan dari web
= 31,27
= 67,52
40% Persentase berat Sulfur pada dry basis cangkang biji jambu mete )
= 1,86
⎛B⎞
Rs = ⎜ ⎟×S
⎝A⎠
⎛ 31,27 ⎞
Rs = ⎜ ⎟ × 1,86% = 0,86%
⎝ 67,52 ⎠
60
Karena nilai Rs yang didapat berada di dalam range 0,6< Rs < 2,0 maka
cara berikut :
Indeks fouling
disebabkan oleh ash batubara pada ketel uap pipa api di PT. Indoofood
bakar yang digunakan di PT. Sucofindo Makassar (hasil analisa ada pada
lampiran 3). Berikut perhitungan indeks fouling di ketel uap pipa api bila
Jika CaO + MgO + Fe2O3 > 20%, maka untuk Na2O = 0,34% berarti :
Na2O < 3, maka potensi fouling bila menggunakan bahan bakar batubara
dikategorikan rendah-sedang
bahan bakar campuran 60% batubara dan 40% cangkang biji jambu mete,
(60% Fe2O3 batubara+ 40% Fe2O3 cangkang biji jambu mete) > 20%
Na2O = (60% Na2O batubara+ 40% Na2O cangkang biji jambu mete)
= 0,05
Jika CaO + MgO + Fe2O3 > 20%, maka untuk Na2O = 0,05% berarti :
63
Na2O < 3, maka potensi fouling untuk pemakaian bahan bakar campuran
60% batubara dan 40% cangkang biji jambu mete dikategorikan rendah-
sedang.
B. PEMBAHASAN
produksi uap/steam pada ketel uap pipa api PT. Indoofood CBP, Tbk
campuran 60% batubara lignit dan 40% cangkang biji jambu mete
batubara lignit
batubara lignit
bakar campuran 60% batubara lignit dan 40% cangkang biji jambu
mete
ruang bakar, efisiensi ketel dan laju alir uap/steam sedangkan indeks
fouling mempengaruhi Tkeluar pipa api, efisiensi ketel dan laju alir
ruang bakar, efisiensi ketel dan laju alir uap/steam sedangkan indeks
fouling mempengaruhi Tkeluar pipa api, efisiensi ketel dan laju alir
ruang bakar, efisiensi ketel dan laju alir uap/steam sedangkan indeks
fouling mempengaruhi Tkeluar pipa api, efisiensi ketel dan laju alir
adanya slagging pada ruang bakar, hubungan kondisi ketel uap terhadap
Temperatur (°C)
campuran 60% batubara lignit dan 40% lebih tinggi dibanding dengan
60% batubara lignit dan 40% cangkang biji jambu mete 1.543°C dan
hal ini terjadi karena cangkang biji jambu mete memiliki komposisi nilai
42,80% dan 42,10%) serta cangkang biji jambu mete memliki ash
69
content cangkang biji jambu mete 2% dan ash content batubara lignit
10,90%) walaupun nilai kalor /HHV batubara lignit lebih tinggi dari
cangkang biji jambu mete ( HHV batubara lignit berkisar 26.121 kJ/kg dan
26.026 kJ/kg sedangkan HHV cangkang biji jambu mete 9.101 Btu/lb).
gas dan akan turun menuju batubara yang akan dibakar serta menambah
sehingga tidak semua carbon bisa diubah menjadi CO2, hal ini
temperatur pembakaran.
60% batubara lignit dan 40% cangkang biji jambu mete sebelum
campuran 60% batubara lignit dan 40% cangkang biji jambu mete
terjadi karena indeks slagging pada ketel uap bila menggunakan bahan
bakar batubara lignit bernilai lebih tinggi dibandingkan indeks slagging bila
ketel menggunakan bahan bakar campuran 60% batubara lignit dan 40%
campuran 60% batubara dan 40% cangkang biji jambu mete sebelum
radiasi dari ruang bakar tidak begitu banyak yang tertransfer ke sisi air
kondisi ketel uap setelah dibersihkan indeks slangging ini tidak terlalu
bahan bakar campuran 60% batubara lignit dan 40% cangkang biji jambu
mete telah mendekati dengan kondisi standar yang diberikan dari pihak
pembakaran campuran 60% batubara lignit dan 40% cangkang biji jambu
pembakaran campuran 60% batubara lignit dan 40% cangkang biji jambu
fouling pada pipa, hubungan kondisi ketel uap terhadap temperatur gas
Dari gambar 12 terlihat bahwa temperatur gas keluar pipa api bila
mengunakan campuran 60% batubara lignit dan 40% cangkang biji jambu
temperatur gas keluar pipa api bila hanya menggunakan bahan bakar
batubara lignit (temperatur gas keluar pipa api bila menggunakan bahan
bakar campuran 60% batubara lignit dan 40% cangkang biji jambu mete
terjadi karena indeks fouling pada ketel uap bila menggunakan bahan
bakar batubara lignit bernilai lebih tinggi dibandingkan indeks slagging bila
ketel menggunakan bahan bakar campuran 60% batubara lignit dan 40%
cangkang biji jambu mete( indeks fouling bila bahan bakar menggunakan
campuran 60% batubara dan 40% cangkang biji jambu mete adalah Na2O
0,05%). Karena indeks fouling pada ketel uap bila menggunakan bahan
bakar batubara lebih tinggi maka transfer panas dari gas didalam pipa api
ke sisi air terhambat karena adanya fouling, namun pada kondisi ketel uap
(Q4), kalor yang hilang/losses (Q5), laju alir uap/steam dan efisiensi ketel
Gambar 13. Hubungan kondisi ketel uap terhadap Qsteam yang dibangkitkan,
Qgas buang dan Qlosses
(15,033 x 106 kJ/h) lebih kecil dibanding nilai kalor steam yang
campuran 60% batubara lignit dan 40% cangkang biji jambu mete
bahan bakar batubara lignit setelah dibersihkan (15,938 x 106 kJ/h), ini
dari ruang bakar ke sisi air dan perpindahan kalor gas dari pipa api ke sisi
air untuk menghasilkan steam, karena indeks slagging dan fouling pada
dibersihkan lebih besar (indeks slagging 1,42% dan indeks fouling Na2O
74
60% batubara lignit dan 40% cangkang biji jambu mete sebelum
dengan nilai indeks slagging dan fouling yang sama dengan kondisi ketel
karena ketel uap telah dibersihkan dari slagging dan fouling yang ada.
dibanding nilai kalor gas buang untuk kondisi ketel uap menggunakan
bahan bakar campuran 60% batubara lignit dan 40% cangkang biji jambu
mete sebelum dibersihkan (0,128 x 106 kJ/h), namun nilai kalor gas buang
bahwa fouling menghambat perpindahan kalor dari gas pada pipa api ke
sisi air. Nilai kalor gas buang untuk kondisi ketel uap menggunakan
temperatur gas keluar pipa api masih sangat tinggi (270°C) yang
sisi air, sehingga temperatur keluar pipa api masih tinggi nilainya dan kalor
campuran 60% batubara lignit dan 40% cangkang biji jambu mete
bahan bakar batubara lignit. Nilai kalor losses ini dipengaruhi transfer
panas yang terjadi dari ruang bakar ke sisi air dan transfer panas dari gas
di pipa api ke sisi air. Tingginya nilai slagging dan fouling (indeks slagging
1,42% dan indeks fouling Na2O 0,34%) pada kondisi ketel uap sebelum
namun untuk kondisi ketel uap menggunakan bahan bakar batubara lignit
yang sama nilai persentase kalor yang hilang/losses bisa nilainya lebih
rendah karena slagging dan fouling yang ada telah dibersihkan. Untuk
lignit dan 40% cangkang biji jambu mete sebelum dibersihkan nilai
lignit karena indeks slagging dan foulingnya lebih rendah (indeks slagging
Gambar 14. Grafik hubungan kondisi ketel uap terhadap laju alir
uap/steam yang dihasilkan dan efisiensi ketel uap
bahan bakar campuran 60% batubara lignit dan 40% cangkang biji jambu
lignit dan 40% cangkang biji jambu mete 5.750 kg/h dan laju massa steam
bila menggunakan bahan bakar batubara 5.449 kg/h), ini terjadi karena
bakar campuran 60% batubara lignit dan 40% cangkang biji jambu mete
77
ketel bila menggunakan bahan bakar campuran 60% batubara lignit dan
40% cangkang biji jambu mete sebelum dibersihkan adalah 84,76% dan
dibersihkan laju alir massa steam lebih besar yaitu 6.250 kg/h dengan nilai
indeks slagging dan fouling yang sama dengan pemakaian batubara lignit
sebelum ketel uap dibersihkan, kondisi ini bisa terjadi karena sudah
adanya pemberihan slagging pada ruang bakar dan fouling pada pipa api
baik, terlihat juga pada hasil efisiensi ketel uap yaitu sebesar 85,54%.
bakar bernilai 6.692 kcal/kg untuk ukuran batubara peas adalah 97%,
sehingga bila dikonversi ke nilai kalor batubara yang dipakai oleh ketel
uap PT. Indofood CBP, Tbk Cabang Makassar bernilai 6.200 kcal
78
BAB V
A. KESIMPULAN
ketel uap PT. Indoofood CBP Sukses Makmur, Tbk Cabang Makassar
jambu mete bisa menurunkan indeks slagging dan fouling pada ketel
dicampur dengan cangkang biji jambu mete bila ditinjau dari sisi
penghematan energi.
79
B. SARAN
2013)
80
80
DAFTAR PUSTAKA
[1] Nierop V.G. 2002. Thompson Afripac Coal Fired Boiler Operating &
Africa.
[2] Anup industries manufacturers of CNS Liquid. (2010). Cashew Nut Shell
Cake. (http:/www.anupinindustries.net/cashew-net-shell-cake.html).
(http:/www.myvistasource.com/files/tech papers/prox2utl.php).
[4] Belkin H.E; Tewalt S.J. 2010. Geochemistry of Selected Coal Samples
[5] Gondosari, Irwan. and Rumawan, Yoseph. 2009. Training Coal Boiler,
[6] Kitto J.B; C, Stevan; Stultz. 2005. Steam. The Babcock and Wilcox
81
[9] Risfahri. 2004.Pemisahan Kardanol Dari Minyak Kulit Biji Mete Dengan
82
Lampiran 1
Lampiran 2
85
Lampiran 3
Lampiran 4
FC 37,1
DMMFC = × 100% = × 100% = 46,43
(FC + VOL) (37,1 + 42,8)
VOL 42,8
DMMVOL = × 100% = × 100% = 53,57
(FC + VOL) (37,1 + 42,8)
7,35
((DMMVOL × − 0,013) × (VOL + FC))
(DMMVOL + 10)
H2 =
100
− 0,013) × (42,8 + 37,1) )
7,35
((53,57 ×
=
(53,57 + 10 )
100
= 4,94
= 5,20
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Bahan bakar : 60% Batubara Lignite dan 40% cangkang biji jambu mete
No Parameter
Hasil Perhitungan Satuan SI Hasil Perhitungan Satuan British
1 Kalor hot product (input), Q1 16,424 x 106 kJ/h 15,577 x 106 Btu/h
2 Kalor air umpan ketel (input), Q6 1,949 x 106 kJ/h 1,849 x 106 Btu/h
6
3 Kalor uap/steam yang dibangkitkan (output), Q4 15,870 x 10 kJ/h 15,052 x 106 Btu/h
4 Kalor gas buang/flue gas (output), Q2 0,128 x 106 kJ/h 0,121 x 106 Btu/h
5 Kalor yang hilang/losses (output), Q5 2,375 x 106 kJ/h 2,253 x 106 Btu/h
6 Kalor yang dimanfaatkan, Q3 16,296 x 106 kJ/h 15,456 x 106 Btu/h
7 Persentase Kalor yang hilang/losses ,Q5 14,46 % 14,46 %
8 Efisiensi ketel, η 84,76 % 84,76 %
9 Laju aliran uap (ms) 5.750 kg/h 12.677 lb/h
10 Laju aliran gas (mg), BTU no 56 7.121 kg/h 15.700 lb/h
11 Temperatur Pembakaran pada ruang bakar 1.543 ᵒC 2.810 ᵒF
12 Temperatur gas keluar ruang bakar/ 838 ᵒC 1.540 ᵒF
Temperatur gas masuk pipa api
13 Temperatur gas keluar pipa api 208 ᵒC 406 ᵒF
14 Temperatur air umpan ketel 81 ᵒC 178 ᵒF
15 Konsumsi bahan bakar, BTU no 55 680,388 kg/h 1.500 lb/h
16 Kebutuhan udara pembakaran, BTU no 56 7.121 kg/h 15.700 lb/h
17 Indeks slagging 0,86% (sedang)
18 Indeks fouling Na2O = 0,05% (rendah-sedang)
91
Lampiran 8
Kondisi Operasi
Bahan bakar: batubara lignit, Mallawa
(tanggal 11 januari 2013)
Ultimate, % by wt Proximate, % by wt
Lampiran 9
Perhitungan pembakaran - metode BTU batubara lignit Mallawa (11 januari 2013)
INPUT CONDITION - BY TEST OR SPESIFICATION FUEL - Lignite coal,
1 Excess air; at burner/leaving boiler/econ, % by weight 31 31 15 Ultimate Analysis 16 Theo air, lb/100 lb fuel 17 H2O, lb/100 lb fuel
2 Entering air temperature, F 80 Constituent % by weight K1 [15] x K1 K2 [15] x K2
3 Reference temperature, F 80 A C 65,55 11,51 754,5
4 Fuel temperature, F 80 B S 3,10 4,32 13,4
5 Air temperature leaving air heater, F C H2 4,94 34,29 169,4 8,94 44,1636
6 Flue gas temperature leaving (excluding leakage), F 518 D H2O 9,20 1,00 9,20
7 Moisture in air, lb/lb dry air 0,013 E N2 1,16
8 Additional moisture, lb/100 lb fuel 0 F O2 5,20 -4,32 -22,5
9 Residue leaving boiler/economiser. % total G Ash 10,90
10 Output, 1,000,000 Btu/h 12,6 H Total 100,05 Air 914,8 H2O 53,3636
Corrections for sorbent (from table 14, Chapter 9 if used)
11 Additional theoretical air, lb/10,000 Btu Table 14, Item [21] 0 18 Higher heating value (HHV), Btu/lb fuel 11230
12 CO2 from sorbent, lb/10,000 Btu Table 14, Item [19] 0 19 Unburned carbon loss, % fuel input 0,23
13 H2O from sorbent, lb/10,000 Btu Table 14, Item [20] 0 20 Theoretical air, lb/10,000 Btu [16H] x 100 / [18] 8,146
14 Spent sorbent. Lb/10,000 Btu Table 14, Item [24] 0 21 Unburned carbon, % of fuel [19] x [18] / 14,500 0,18
COMBUSTION GAS CALCULATION, Quantity / 10,000 Btu Fuel Input
22 Theoretical air (corrected), lb/10,000 Btu [20] - [21] x 1151 / [18] + [11] 8,128
23 Residue from fuel, lb/10,000 Btu ([15G] + [21]) x 100 / [18] 0,099
24 Total residue, lb/10,000 Btu [23] + [14] 0,099
A At Burners B Infiltration C Leaving Furnace D Leaving Blr/Econ
25 Excess air, % by weight 31,0 0,0 31,0 31,0
26 Dry air, lb/10,000 Btu (1 + [25] / 100) x [22] 10,647 10,647
27 H2O from air, lb/10,000 Btu [26] x [7] 0,138 0,138 0,138 0,138
28 Additional moisture, lb/10,000 Btu [8] x 100 / [18] 0,000 0,000 0,000 0,000
29 H2O from fuel, lb/10,000 Btu [17H] x 100 / [18] 0,475 0,475
30 Wet gas from fuel, lb/10,000 Btu (100 - [15G] - [21]) x 100 / [18] 0,792 0,792
31 CO2 from sorbent, lb/10,000 Btu [12] 0,000 0,000
32 H2O from sorbent, lb/10,000 Btu [13] 0,000 0,000 0,000 0,000
33 Total wet gas, lb/10,000 Btu Summation [26] through [32] 11,578 11,578
34 Water in wet gas, lb/10,000 Btu Summation [27] + [28] + [29] + [32] 0,614 0,614 0,614 0,614
35 Dry gas, lb/10,000 Btu [33] - [34] 10,964 10,964
36 H2O in gas, % by weight 100 x [34] / [33] 5,30 5,30
37 Residue, % by weight [9] x [24] / [33] 0,00 0,00
EFFICIENCY CALCULATIONS, % Input from Fuel
Losses
38 Dry gas, % 0.0024 x [35D] x ([6] - [3]) 11,53
39 Water from Enthalpy of steam at 1 psi, T=[6] H1 = (3.958E - 5 x T + 0.4329) x T + 1062.2 1297,1
40 fuel as fired Enthalpy of water at T=[3] H2 = [3] - 32 48,0
41 % [29] x ([39] - [40]) / 100 5,94
42 Moisture in air, % 0.0045 x [27D] x ([6] - [3]) 0,27
43 Unburned carbon, % [19] or [21] x 14,500 / [18] 0,23
44 Radiation and convection, % ABMA curve, Chapter 22 0,40
45 Anaccounted for and manufacturers margin, % 1,50
46 Sorbent net losses, % if sorbent in used From table 14 Item [41, Chapter 9] 0,00
47 Summation of losses, % Summation [38] through [46] 19,86
Credits
48 Heat in dry air, % 0.0024 x [26D] x ([2] - [3]) 0,00
49 Heat in moisture in air, % 0.0045 x [27D] x ([2] - [3]) 0,00
50 Sensible heat in fuel, % (H at T[4] - H at T[3]) x 100 / [18] 0,00 0,00
51 Other, % 0,00
52 Summation of credits, % Summation [48] through [51] 0,00
53 Efficiency, % 100 - [47] + [52] 80,14
Lampiran 10
Lampiran 11
Kondisi Operasi
Bahan bakar: batubara lignit, Mallawa (tanggal 27 pebruari 2013)
Ultimate, % by wt Proximate, % by wt
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Perhitungan Ekonomi
Data pembiayaan :
- Harga batubara = Rp. 650/kg
- Harga cangkang biji jambu mete = Rp. 700/kg
- Biaya transport bahan bakar yg tidak terbakar ke PPLI = Rp. 1.520/kg
- Biaya pengemasan bahan bakar yg tidak terbakar = Rp. 30/kg
Biaya perjam bila menggunakan batubara lignit = Rp. 444.520,3 + Rp. 2.263
= Rp. 446.783,3
Bila menggunakan campuran 60% batubara lignit dan 40% cangkang biji jambu
mete
- Uap yang dihasilkan = 5.750 kg/h
- Bahan bakar yang digunakan = 680,338 kg/h
- Bahan bakar yang tidak terbakar = 0,14%
60
Jumlah batubara lignit perjam = × 601,787 kg = 361,072 kg
100
40
Jumlah cangkang biji jambu mete perjam = × 601,787kg = 240,715 kg
100
Biaya harga batubara lignit perjam = 361,072 kg x Rp. 700/kg = Rp. 252.750,54
Biaya harga cangkang biji jambu mete perjam = 240,715 kg x Rp. 650/kg
= Rp. 156.464,62
Biaya perjam bila menggunakan batubara lignit = Rp. 409.215,16 + Rp. 1.302
= Rp. 410.517,16
102
103
104