This article describes that viliage is understood as a form ofcomunal housing, and
there isa publicspace, itisneededthe public intervension in keeping anddeveloping
the existence of public space in villages in Indonesia. The forms of intervension is
suggested. But, itis important tonote that thepublicspace in villages inIndonesia can
be developed bymanagementprocessbased on the village communities. The public
space andsociaicapitaiare interrelatedeach other- thepublicspace prepares tosup
portsocial capital, and the existence ofpublicspace needs one grade ofcertainsocial
capital.
28 UNISIANO. 59/XXIX/I/2006
Ruang Publik dan Modal Sosial: Privatisasi dan Komodifikasi; Bobi B. Setiawan
1990, Putnam 1995, Lesser2000, Dasgupta Menurut Lesser (2000), modal sosial sangat
dan Serageldin, 2000). penting bagI komunitas karena; (1)
Sebagaimana didefinlsikan oleh mempermudah akses Informasi bagi angota
Putnam (1995) modal sosial adalah "features komunitas; (2) menjadi media power shar
of social organization such as networks, ing atau pembagian kekuasaan dalam
norms, and social trust that facilitate coor komunitas; (3) mengembangkan solidaritas;
dination and cooperation formutual beneftt." (4) memungkinkan mobllisasi sumber daya
Dalam penjelasan in!, Putnam menekankan komunitas; (5) memungkinkan pencapalan
bahwa modal sosial merupakan pemahaman bersama; dan (6) membentuk perilaku
dan pengetahuan yang dimiliki bersama oleh kebersamaam dan berorganisasi komunitas.
komunitas, serta pola hubungan yan Perspektiftentang hubungan ruang dan
memungkinkan sekelompok Indivldu sistem sosial itu sendiri mengaiami
melakukan satu kegiatan yang produktlf. perkembangan yang dinamlk. Setelah
Terminologi in! merujuk pada organlsasl- model-model 'environmental determinisrri
organisasl, struktur, dan hubungan- dikritik dan dikoreksl sebagal satu
hubungan sosial yang dibangun sendiri oleh pendekatan yang kurang sempuma, ahli-ahli
komunitas, teriepas dari intervensi lingkungan perilaku dan psikologi semakin
pemerintah atau pihak lain. meyakini proses hubungan yang ieblh
Coleman (1990) mengatakan bahwa dinamlk (Rapoport, 1977,1982). Kelompok-
modal sosial adalah "consist of some as kelompok ahll lingkungan dan perilaku
pect of social structure, and they facilitate mengembangkan bert>agai modelyang pada
certain actions ofindividuals who are within dasamya melihat proses hubungan antara
the structure, Like other forms of capital, lingkungan dan perilaku yang timbal balik
social capital is productice, making possible dan dialektlk. Lingkungan dapat mempengaruhi
the achievement of certain ends that would perilaku,pada saat yang sama, perilakudapat
not be attained is its absence" Dalam melakukan berbagal adaptasi untukmengubah
penjelasannyatersebut,Coleman menegaskan dan mengembangkan Ilngkungannya agar
mengenai pentlngnya aspek produktivitas sesuai atau akomodatip terhadap perilaku
dalam modal sosial. Coleman mengatakan mereka.
bahwa modal sosial diperlukan untuk Di Indonesia, kajian hubungan antara
mewujudkan tujuan tujuan yang tidak lingkungan dan perilaku ini berkembang
mungkin dapat dicapai secara Individual. sejakawal tahun 1990. Beberapa penelitian
Coleman juga menekankan bahwa modal telah dilakukan dan menunjukkan dinamika
sosial mempunyai kpntribusi yang penting hubungan yang menarik dan dialektlk.
bagi pengkuatan komunitas yang dibangun Penelitian oleh Haryadi (1989), Setiawan dkk
atas. dasar kesatuan pemahaman, (1998), Saraglh (1990) menunjukkan bahwa
kepercayaan, dan solidaritas antar Indivldu. di lingkungan kampung padat kota,
-Modal sosial'hanya dapat dibangun hubungan tersebut sangat kompleks.
ketika tiap indivldu belajar dan mau Haryadi (1989) sebagal misal menunjukkan
mempercayai indivldu lainsehingga mereka hubungan yang dialeldik antara tekanan
mau membuat komitmen yang dapat sosial dan pola ruang di kampung pusat
dipertanggungjawabkan untuk mengem- kota. Dia rhemperllhatkan betapa
bangkan bentuk-bentuk hubungan yang masyarakat kampung secara dinamlk
saiing menguntungkan (Putman, 1995). melakukan adaptasi perilaku dan juga
UNISIANO. 59/XXIX/I/2006 31
Topik: Keterpaduan Sektor Formal dan Informal Perkotaan
Secara soslal dan ekonomi, kampung bentuk 'survival strategy' yang kadangkala
juga merupakan fenomena yang menarik tIdak sejalan dengan kesepakatan-
karena kebergaman corak soslal dan. kesepakatan soslal sebelumnya. Terjadi pula
ekonominya. Secara soslal, kampung kecenderungan dimana tlap warga kampung
selaludicirlkan sebagal komunltas dengan semakin tIdakmempunyal waktu luang untuk
tingkat 'kebersamaan' yang Istlmewa. aktlvltas-aktlvitas soslal kampung, bahkan
Gotong royong dan berbagal bentuk ha! inl dialami oleh pengurus-pengurus
kebersamaan lain hidup secara dinamlk dl kampung. Dengan kata lain, tekanan
kampung. Dl kampung pula dl temul ekonomi yang. besar -menekan pula
berbagal bentuk kegiatan ekonomi yang eksistensi dan kinerja instltusi, pranata, dan
beragam, sebagal perwujudan komunltas praktek-praktek soslal dl kampung. Modal
kampung untuk'survive.' Kampung, dengan soslal kampung, cenderung mengalami
demlkian, bukan hanya tempat 'hunlan' perubahan dan pelemahan.
semata, melainkan juga tempat kehldupan Impllkasi sekallgus representasi dari
yang sesunguhnya (Gulness 1987, Sullivan tererosinya modal soslal karena tekanan
1992, Setlawan, 1995,1998). ekonomi dl kampung tersebut antara lain
Dalam perkembangannya, akan tetapl, dlwujudkan dengan proses-proses
banyak kampung yang mengalami proses privatlsasi dan komerslallsasi ruang
translsl yang dinamlk. Terutama pada sebagalmana akan dijelaskan berlkutlnl.
kampung-kampung yang terletak dl pusat-
pusatperekonomlan kota, tekanan ekonomi Peningkatan Kepadatan Bangunan
dan penduduk yang demlklari besar
memaksa kampung melakukan proses- Secara umum, hampir sebaglan besar
kampung mengalami peningkatan kepadatan
proses perubahan yang tidak selalu sejalan
bangunan yang sangat signlflkan dan
dengan karakter kampung yang
digambarkan sebelumnya. Keadaan Inl cenderung. mendekati batas-batas yang
diplcu dengan krisis ekonomi yang terjadl mengkhawatirkan. Perkampungan di
sejak tahun 1997, yang membuat penduduk sepahjang sungal Code, sebagal misal,
kampung semakin tertekan secara mengalami peningkatan kepadatanbangunan
ekonomi. Tekanan ekonomi penduduk yang cukup signlflkansejak dua dekade lalu.
kampung Inl memaksa mereka untuk Sekltar tahun 1980, tingkat KDB kampung-
semakin memberdayakan berbagal bentuk kampung dl sepanjang sungal Code adalah
'aset' yang mereka millkl agar dapat terus 60%, sekarang KDB inl teiah mencapal 70-
'survive' termasuk aset fislk mereka yaknl 80% (Setlawan, 1987,1995,1998,2002, Zalm,
ruang.
2004). Peningkatan KDB kampung secara
umum Inl terjadi balk, karena perluasan
Leblh lanjut, tekanan ekonomi dan bangunan pribadi, maupun okupasi ruang-
soslal yang semakin tinggi ternyata juga ruang umum yang ada untuk berbagal
dapat menggoyahkan sendl-sendl soslal peruntukan. Perlu dicatat dislnl bahwa
kehldupan kampung. Sebagalmana dldo- peningkatan kepadatan bangunan Inl juga
kumentasikan oleh Setlawan (2000) terjadi disertai peningkatan kepadatan hunlan, yang
kecenderungan memudamya bentuk-bentuk dikhawatlfkan dapat rhengarah terjadlnya
'kebersamaan' soslal dl kampung! Tekanan 'over crowding' dengan segala implikaslnya
ekonomi yang tInggI memaksa tlap indlvidu termasuk kemungklnan 'stress.'
di kampung untuk melakukan berbagal
mengalami proses upgrading, blasanya akhirnya dibeli oleh sektor private untuk
diiukti kemudlan dengan proses-proses pelebaran kegiatan usahanya, baik dalarn
gentrifikasi karena ekspansi plhak luar bentuktoko ataupun usaha lain. Proses inl
kampung: SepertI ditunjukkan di tentunya wajar, akan tetapi tetap harus
perkampungan dl sepanjang sungai Code, diawasi dan dikritlsi karena mengancam
cukup banyak tanah warga kampung yang eksistensi kampung itu sendiri.
cukup untuk melakukan mobilisasi dana warga dan komunltas untuk terus berkreasi
pengembangan jaringan sosial. Leadership mensiasati hubungannya dengan ruang.
dl kampung juga melemah karena secara Tekanan penduduk dan ekonomi
indlvldupenguais warga kampung mungkin terhadap kampung.telah memaksa proses-
juga terjerat dalam tekanan ekonomi dan proses privatisasi dan komerslalisasi ruang
harus lebih meluangkan waktunya untuk di kampung, termasuk ruang publik. Proses
survival strategl mereka sendirl (Setiawan privatisasi initerjadi dalam berbagal bentuk,
2000). Dengan kata lain, terjadi dan telah mengancam keberadaan ruang
kecenderungan menurun dan melemahnya publikdi kampung. Proses inijuga semakin
bentuk-bentuk kebersamaan warga membuat lingkungan kampung rentan
kampung, yang kalau diteruskan akan terhadap berbagal masalah lingkungan balk
mengancam dasar utama modal sosial ancaman kebakaran, limbah, pencemaran,
yaknl adanya 'trust' atau kepercayaan overcrowding.
sesama warga kampung.
Berkurangnya ruang publik ini
Kelima, absennya pedonian tata ruang mengurangi kesempatan dan kemungkinan
dan tata bangunan kampung juga warga untuk melakukan kegiatan-kegiatan
menyebabkan perkembangan kampung sosial yarig dapat memperkaya modal sosial
yang semakin tidak terkontrol. Inl tidak warga. Ketladaan ruang bermain untuk anak-
berarll bahwa periu disusun rancangan atau anak memaksa anak-anak mengurangi
pedoman pengembangan fisik kampung kontak sosialnya sesama anak. Ketladaan
yang rind, yang diperlukan adalah pedoman ruang olah raga untuk remaja dan pemuda
umumyang dapat memproteksi ruang-ruang juga mengurangi kemungkinan mereka
publikyang esensial untuk warga kampung untuk memperkaya hubungan sosial
termasuk lebargang yang cukup, taman dan mereka. Singkatnya, berkurangnya ruang
tempat bermain, dan ruang hijau kampung. publik di kampung mengurangi sifat dan
karakter 'komunal' kampung.
Penutup
Terjadi pelemahan modal sosial
Paper ini menekankan mehgenal kampung, balk pada tataran Instltusi,
hubungan yang dialektik dan dinamik antara .pranata, leadership, jaringan, dan bahkan
ruang dan kehidupan sosial. Ruang adalah kepercayaan/trust. Tekanan ekonomi dan
hasil rekayasa manusia untuk mewadahi sosial semakin membuat warga kampung
berbagal bentuk kehldupannya, sebaliknya cenderung lebih memikirkan survival strategi
ruang dapat menstimuli perilaku dan mereka dan Inl memperlemah tingkat
kehidupan sosial manusia. Kaitan yang partlslpasi warga untuk membangun dan
dialektikdan dinamik initerjadi di lingkungan memperkaya modal sosial. Sementara Itu
kampung, dan ha! ini yang membuat leadrshlp kampung juga tidak selalu dapat
kampung menjadi khas dan unik. Perencana diharapkan, oleh karena pemlmpin dl
dan arsitek harus semakin memahami pola kampung juga cenderung mengalami
hubungan yang dinamikdan dialektikinlagar tekanan ekonomi yang memaksa mereka
ketika harus melakukan iritervensi desain, lebihmementlngkan survival strategi mereka
Intervensinya tidak justru mengganggu sendiri. Implikaslnya adalah. ketladaan
hubungan tersebut. Intervensi desain harus kontrol terhadap proses-proses privatisasi
tetap rhemberikan ruang kebebasan bagi dan komerslalisasi ruang kampung'yang
merugikan kepentingan publik.
Dalam konteks inl diperlukan EtzionI, Amitai. 1993. The Spirit of Com
pendampingan-pendampingan darl plhak munity: The Reinvention of
luar untuk memfasilitasi warga kampung AmencarjSbciety. New York: ATouch
membangun kemball modal soslainya. stone Book.
Pendampingan i.nl dapat .dilakukan dalam
berbagai bentuk, akan tetapi harus peka Gilbert, A. and P. Ward. 1985. Housing, the
dilakukan dan tidak distandarkan, karena State and the Poor Policyand Prac
tiap kampung mempunyal persoalan yang tice in Three Latin American Cities.
beragam. Perencana danarsitek dapatpula Cambridge: Cambridge University
melakukanpendampingan untukmembantu Press.
warga kampung mendapatkan kembali
ruang-ruang publik mereka. Proses Guinnes, Patrick. 1986.Harmony and Hier
pendampingan harus hatl-hati, agar tIdak archy in a Javanese Kampungi
mengurangi inlslatip, kreasi, dan energi Singapore: Oxford University
warga kampung dalam membentuk Press.
llngkungannya. Warga kampung harus tetap
diberl peluang dan ruang dan bahkan Harrison, David. 1988. The Sociology of
kemerdekaan untuk menentukan wujud f^odemization and Development. Lon
kampungnya - hanya dengan inl kampung don: Unwin Hyman.
akan mungkin menjadi alternatip bentuk
ruang kehldupan yang 'livable.'^ Haryadi. 1989. Residents's Strategies for
Coping with Environmental Pres
Daftar Pustaka sures: Relation to House-Settlement
Systems ina Yogyakarta Kampung,
Carmona Dkk. 2003. Public Places - Urban
Indonesia. PhD. Dissertation: The
Spaces: The Dimensions of Urban
University of WIscounsin-Milwaukee.
Design. Boston: Architectural Press.
Harvey, David. 1989. The Condition of
Castell, M. 1977. The Urban Question. Lon
Postmodernity. Oxford: Basil
don: Edward Arnold.
Blackwell.
Castell, M. 1978. City, Class, and Power. Indarto. 1995.Jalan Rukunan di Yogyakarta.
London: Macmillan.
Tesis S2 Arsltektur Universitas
Gadjah Mada.
Castell, M. 1983. The city and the
Grassroots. London: Edward Arnold.
Lesser, Eric.2000. Knowledge and Social
Capital: Foundations and Applica
Dasgupta P. Dan Ismail Serageldin. 2000.
tions. Boston: Butterworth -
Social Capital: A Multifaceted Per
Heinemann.
spective. The WorldBank, Washing
ton D.C.
Nareswari. 1996. Proses Perubahan Ruang
dan KegiatandiKampungRatmakan.
Desai,V. 1995. CommunityParticipation and
Tesis S2 Arsltektur, Universitas
Slum Housing, A Study of Bombay.
Gadjah Mada.
New Delhi: Sage Publications.
Nelson, J.M. 1979. Access to Power. Poli Setiawan, B. Dkk. 1987. Code RiverSettle
tics and the Urban Poor in Develop ment: Preliminary Study on the
ing Nations. Princeton, New Jersey: Community's Potential in Settlement
Princeton University Press. Upgrading. Internal publikasi. Jurusan
Teknik Arsitektur UGM.
N'Dow, Wally. 1996. 'The Future of Cities
Lies in Istanbul." In Habitat Publica Setiawan, B. 1993. "Hosuing Delivery Sys
tions. UNCHS, May 1996. tem in the Code River." Dalam Jumal
Perencanaan Wilayahdan Kota ITS.
Parker, s. 2004. Urban Theory and the Ur
ban Experiences. London dan New Setiawan, B. 1995. Community develop
York: Routledge. ment model: lessons from four
kampungs along the Code
Rapoport, A. 1969. House Form and Cul River, Yogyakarta. Paper presented
ture. New York: Prentice Hall Inc. at the workshop on the Study of
Community Development inthe Code
Rapoport, A. 1977. Human Aspects of Ur River Basin, Yogyakarta, 16 May.
ban Form. Oxford: Pergamon Press.
Setiawan, B. 1998. Locai Dynamics in In
Rapoport, A. 1982. The Meaning of the Built formal Settlement Development: A
Environment. Beverly HillsCalifornia: Case Study of Yogyakarta, Indone
Sage Publications. sia. PhD. Dissertation, The University
of British Columbia, Canada.
Roseland, M. 1998. Toward Sustainable
Communities: Resources for Citi Sullivan J. 1992. Local Government and
zens and Their Governments.' Community in Java: an urban case
Canada: New Society Publisher study. Singapore: Oxford University
Press.
Saunders, P. 1986. Social Theory and the
Urban Question. London: Zaim, Z. 2004. Perubahan Pemanfaatan
Hutchinson. Ruang Kawasan Perumahan Tepian
Sungai: Studi Kasus Ruas Sungai
Schuiz, A. 1979. Local Politics and nation- Code Kota Yogyakarta. Tesis S2
states, Case Studies in Poiitics and Arsitektur UGM.
Policy.Santa Bartara, California:Clio
Books.
oan