Abstrak—Dalam proses pengembangan kawasan agropolitan Mati, Kecamatan Tigo Nagari, Kecamatan Bonjol, dan
mempunyai tahap dan langkah tertentu agar mencapai tujuan Kecamatan Dua Koto. [2]
yang diinginkan. Dan tahapan identifikasi komoditas ungulan Dalam pengembangannya, kawasan agropolitan
merupakan salah satu tahapan awal dalam pengembangan
Kabupaten Pasaman membutuhkan fokus pengembangan
kawasan agropolitan. Kawasan agropolitan Kabupaten Pasaman
memiliki potensi pertanian yang cukup besar, kemudian untuk komoditas unggulan agar tepat sasaran pada komodi yang
mengidentifikasi komoditas unggulan tersebut dilakukan dengan berpotensi dikembangkan. Oleh karena itu, diharapkan dengan
langkah analisa LQ dan DLQ. Langkah tersebut dilakukan penelitian ini mampu menjabarkan komoditas-komoditas
dengan tujuan agar pengembangan komoditas tepat sasaran pada unggulan yang berpotensi dikembangkan di kawasan
komoditi yang berpotensial untuk dikembangkan. Input data agropolitan Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.
yang digunakan pada perhitungannya adalah nilai produksi tiap
komoditas pada masing-masing kecamatan dan nilai produksi
komoditas total. Komoditas unggulan dipilih berdasarkan hasil II. METODE PENELITIAN
perhitungan LQ dan DLQ yang benilai >1, yang diidentifikasikan Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini
sebagai komoditas yang dengan laju pertumbuhan besar dan menggunakan penelitian positivisstik. Proses pengumpulan
memiliki potensi pengembangan yang lebih cepat. Berdasarkan
data dilakukan dengan menggunakan teknik survei data primer
hasil penelitian, didapatkan hasil komoditas unggulan kawasan
agropolitan Kabupaten Pasaman antara lain : padi sawah, padi dan sekunder. Pengumpulan data sekunder bersumber dari
ladang, kacang tanah, pisang, mangga, cabe, bayam, karet, coklat dokumen yang dimiliki oleh instansi antara lain: Badan
dan kelapa sawit. Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Pasaman,
Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasaman, Dinas pertanian
Kata Kunci— agropolitan, komoditas unggulan. Kabupaten Pasaman, Dinas Cipta Karya Pekerjaan Umum
Kabupaten Pasaman dan instansi lainnya.
I. PENDAHULUAN Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
untuk mengidentifikasi komoditas-komoditas unggulan di
S EKTOR artikel pertanian merupakan bagian dari
pembangunan ekonomi nasional yang bertumpu pada
upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil
kawasan agropolitan Kabupaten Pasaman dilakukan dengan
analisis LQ dan DLQ. Input data yang digunakan pada
perhitungannya adalah nilai produksi tiap komoditas pada
dan makmur seperti yang diamanatkan dalam UUD 1945.
masing-masing kecamatan dan nilai produksi komoditas total.
Berdasarkan isu dan permasalahan pembangunan perdesaan
Untuk mendapatkan nilai produksi komoditas dapat dilihat
yang terjadi, pengembangan kawasan agropolitan merupakan
berdasarkan hasil pengalian produksi komoditas dengan harga
alternatif solusi untuk pengembangan wilayah (perdesaan).
komoditas (1).
Kawasan agropolitan disini diartikan sebagai sistem fungsional
desa-desa yang ditunjukkan dari adanya hirarki keruangan
desa yakni dengan adanya pusat agropolitan dan desa-desa di
sekitarnya membetuk kawasan agropolitan. [1]
Kabupaten Pasaman telah ditetapkan sebagai kawasan Hasil komoditas unggulan tersebut didapatkan dari
agropolitan yang tertuang dalam SK Bupati Pasaman Tahun gabungan nilai LQ dan DLQ yang bernilai >1. LQ adalah
2007 tentang Penetapan Kawasan Agropoltan Kabupaten teknik yang digunakan untuk menganalisis basis ekonomi
Pasaman dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) suatu wilayah. LQ digunakan untuk mengetahui seberapa besar
Kabupaten Pasaman Tahun 2010-2030. Pengembangan tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan (leading sektor).
kawasan agropolitan berada pada wilayah-wilayah yang Dalam penelitian ini indikator yang digunakan adalah
memiliki potensi pertanian yang besar. Pada Kabupaten komoditas pertanian. Analisis LQ ini dibagi menjadi dua yaitu,
Pasaman pengembangan kawasan argopolitan di arahkan pada LQ statis (SLQ) dan LQ Dinamis (DLQ). Analisis SLQ
9 Kecamatan diantaranya 1 wilayah inti yaitu Kecamatan Rao, digunakan hanya untuk mengetahui komoditas basis dan non-
dan 8 wilayah hinterland, antara lain Kecamatan Padang basis. Sedangkan analisis DLQ digunakan untuk mengetahui
Gelugur, Kecamatan Rao Selatan, Kecamatan Panti, komoditas basis/non basis dalam tempo per tahun dan per
Kecamatan Lubuk Sikaping, Kecamatan Simpang Alahan periode yang ditentukan.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-9
B. Analisa DLQ (Dinamic Location Quotient) Nilai DLQ yang dihasilkan dapat diartikan sebagai berikut :
DLQ merupakan perkembangan dari SLQ. DLQ atau Dinamic DLQ > 1 = potensi pengembangan komoditas i lebih cepat
Location Quotient (DLQ) adalah analisis LQ yang dilakukan dibandingkan komoditas yang sama di Kabupaten
dalam bentuk time series/trend. Dalam hal ini, perkembangan DLQ < 1 = potensi pengembangan komoditas i lebih rendah
LQ bisa dilihat untuk suatu sektor tertentu pada kurun waktu dibandingkan komoditas yang sama di Kabupaten
yang berbeda; apakah mengalami penurunan atau kenaikan
(Tarigan, 2009). DLQ merupakan modifikasi dari SLQ dengan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-10