Anda di halaman 1dari 12

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu pengujian yang digunakan untuk mengetahui sifat mekanik logam adalah uji
tarik. Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu
bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang berlawanan arah. Hasil yang
didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk
karena mengahsilkan data kekuatan material. Pengujian tarik banyak dilakukan untuk
melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung
bagi spesifikasi bahan. Karena dengan pengujian tarik dapat diukur ketahanan suatu material
terhadap gaya statis yang diberikan secara perlahan.

Pemodelan berorientasi obyek merupakan bahasa pemodelan yang paling banyak digunakan
pada pembuatan perangkat lunak. Model ini memanfaatkan obyek, dimana obyek-obyek di
dunia nyata dimodelkan sebagai suatu konsep yang diimplementasikan dalam bentuk
perangkat lunak. Bahasa pemograman orientasi sebagai implementasi dari pemodelan
berorientasi obyek adalah bahasa pemograman berorientasi obyek, salah satunya saat ini
dikenal bahasa pemograman berorientasi obyek smalltalk.

Dalam pelaksanaan penguian tarik, diperoleh data beban dan perpanjangan yang terjadi
pada material selama proses pengujian. Untuk menganalisis kekuatan material dari data hasil
pengujian umumnya dilakukan dengan menggunakan alat hitung (kalkulator) sehingga
terjadi banyak pengulangan kalkulasi untuk memperoleh kekuatan material, Berdasarkan hal
tersebut maka dilakukan pengembangan suatu perangkat lunak untuk menganalisis kekuatan
hasil dari pengujian tarik pada suatu material.
B. Tujuan

Untuk mengetahui kekuatan bahan logam melalui pemahaman dan pendalaman kurva hasil
uji tarik.

C. Manfaat

Adapun manfaat dari pratikum uji tarik ini diantaranya :


1. Mengetahui pengujian tarik.
2. Memberi wawasan yang luas mengenai teknologi informasi.
3. Memahami pemodelan dan pembuatan perangkat lunak.
4. Diharapkan dapat membantu penyelesaian masalah pengujian tarik dalam menganalisis
kekuatan material

II. LANDASAN TEORI

A. Uji Tarik

Uji tarik adalah pemberian gaya atau tegangan tarik kepada material denganmaksud untuk
mengetahui atau mendeteksi kekuatan dari suatu material. Tegangan tarik yang digunakan
adalah tegangan aktual eksternal atau perpanjangan sumbu benda uji. Uji tarik dilakuan
dengan cara penarikan uji dengan gaya tarik secara terusmenerus, sehingga bahan
(perpajangannya) terus menerus meningkat dan teratur sampai putus, dengan tujuan
menentukan nilai tarik. Untuk mengetahui kekuatan tarik suatu bahan dalam pembebanan
tarik, garis gaya harus berhimpit dengan garis sumbu bahan sehingga pembebanan terjadi
beban tarik lurus. Tetapi jika gaya tarik sudut berhimpit maka yang terjadi adalah gaya
lentur.

Hasil uji tarik tersebut mencatat fenomena hubungan antara teganganregangan yang terjadi
selama proses uji tarik dilakukan. Mesin uji tarik seringdiperlukan dalam kegiatan
engineering untuk mengetahui sifatsifat mekanik suatu material. Mesin uji tarik terdiri dari
beberapa bagian pendukung utama, diantaranya :kerangka, mekanikme pencekam spesimen,
sistem penarik dan mekanikme, sertasistem pengukur.

Uji tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu
bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan. Pada uji tarik benda uji diberi
beban gaya tarik sesumbu yang bertambah secara kontiniu, bersamaan dengan itu dilakukan
pengamatan mengenai perpanjang yang dialami benda uji.

B. Tegangan-Regangan

Sifat-sifat mekanik material yang dikuantifikasikan salah satunya dengan kuat tarik dapat
diperoleh dengan pengujian tarik. Pada pengujian tarik uniaksial atau uji satu arah, benda
uji diberi beban atau gaya tarik pada satu arah dan gaya yang diberikan bertambah besar
secara kontinu. Pada saat bersamaan benda uji akan bertambah panjang dengan
bertambah gaya yang diberikan. Berdasarkan hasil pengujian tarik yaitu berupa data gaya
dan perpanjangan, maka dapat dianilisis untuk menentukan tegangan dan regangan secara
teknis, yaitu persamaannya:

Gambar1.1 Mesin Uji Tarik

C. Tegangan Teknis
Tegangan yang didapatkan dari kurva tegangan teoritik adalah tegangan yang membujur
ratarata dari pengujian tarik. Tegangan tersebut diperoleh dengan cara membagi beban
dengan luas awal penampang lintang benda uji itu.

D. Regangan Teknis
Regangan yang didapatkan adalah regangan linear rata-rata, yang diperoleh dengan cara
membagi perpanjangan (gage length) benda uji, dengan panjang awal

Jika terus menarik suatu benda uji sampai putus, akan mendapatkan profil tarikan yang
lengkap yang berupa kurva seperti digambarkan. Kurva ini menunjukkan hubungan
antara gaya tarikan dengan perubahan panjang. Profil ini sangat diperlukan dalam desain
yang memakai bahan tersebut.
hubungan antara gaya tarikan dan pertambahan panjang menjadi hubungan antara
tegangan mekanik dan regangan (stress vs strain)

E. Tegangan-Regangan Sejati
Tegangan-regangan teknik tidak memberikan indikasi karekteristik deformasi yang
sesungguhnya, karena kurva tersebut semuanya berdasarkan pada dimensi awal benda uji,
sedangkan selama pengujian terjadi perubahan dimensi. Pada tarik untuk logam liat, akan
terjadi penyempitan setempat pada saat beban mencapai harga maksimum. Karena pada
tahap ini luas penampang lintang benda uji turun secara cepat, maka beban yang
dibutuhkan untuk melanjutkan deformasi akan segera mengecil.

F. Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik atau kekuatan tarik maksimum (ultimate tensile strength) adalah nilai
yang paling sering dituliskan sebagai hasil suatu uji tarik, tetapi padakenyataannya nilai
tersebut kurang bersifat mendasar dalam kaitannya dengankekuatan material. Untuk
logam ulet, kekuatan tariknya harus dikaitkan dengan beban maksimum, dimana logam
dapat menahan beban sesumbu untuk keadaan yang sangatterbatas. Pada tegangan yang
lebih komplek, kaitan nilai tersebut dengan kekuatanlogam kecil sekali kegunaannya.
Kecenderungan yang banyak ditemui adalah,mendasarkan rancangan statis logam ulet
pada kekuatan luluhnya. Tetapi karena jauh lebih praktis menggunakan kekuatan tarik
untuk menentukan kekuatan bahan, makametode ini lebih banyak dipakai. Kekuatan tarik
adalah besarnya beban maksimum dibagi dengan luas penampang lintang awal benda uji.
G. Kekuatan Luluh
Salah satu kekuatan yang biasanya diketahui dari suatu hasil pengujian tarik adalah kuat
luluh (Yield Strength). Kekuatan luluh ( yield strength) merupakan titik yang
menunjukan perubahan dari deformasi elastis ke deformasi plastis

H. Modulus Elastisitas
Modulus Elastisitas adalah ukuran kekuatan suatu bahan akan keelastisitasannya. Makin
besar modulus, makin kecil regangan elastik yang dihasilkan akibat pemberian
tegangan.Modulus elastisitas ditentukan oleh gaya ikat antar atom, karena gaya-gaya ini
tidak dapat dirubah tanpa terjadi perubahan mendasar pada sifat bahannya. Maka
modulus elastisitas salah satu sifat-sifat mekanik yang tidak dapat diubah. Sifat ini hanya
sedikit berubah oleh adanya penambahan paduan, perlakuan panas, atau pengerjaan
dingin.

I. Kelentingan (resilience)
Kelentingan adalah kemampuan suatu bahan untuk menyerap energi pada waktu
berdeformasi secara elastis dan kembali kebentuk awal apabila bebannya dihilangkan
[Dieter, 1993]. Kelentingan biasanya dinyatakan sebagai modulus kelentingan, yakni
energi regangan tiap satuan volume yang dibutuhkan untuk menekan bahan dari tegangan
nol hingga tegangan luluh σo.
J. Ketangguhan (Toughness)
Ketangguhan (Toughness) adalah kemampuan menyerap energi pada daerah plastik. Pada
umumnya ketangguhan menggunakan konsep yang sukar dibuktikan atau didefinisikan.
Salah satu menyatakan ketangguhan adalah meninjau luas keseluruhan daerah di bawah
kurva tegangan-regangan. Luas ini menunjukan jumlah energi tiap satuan volume yang
dapat dikenakan kepada bahan tanpa mengakibatkan pecah. Ketangguhan (S0) adalah
perbandingan antara kekuatan dan kueletan.

III. METODE PERCOBAAN

A. Alat-alat yang digunakan


1. Jangka Sorong
2. Mistar
3. Penggores

B. Bahan-bahan yang digunakan


1. Sampel diameter 12.5 mm, ASTM E 8M – 04

C. Prosedur percobaan
1. Pelajari gambar dan periksa bahan diameter 12.5 mm
2. Setting mesin dan hidupkan computer
3. Marking specimen ST37 dari titik tengah 50 mm ke kanan 50 mm ke kiri
4. Cekam dalam pencekaman gerigi
5. Tahan tuas menggunakan tangan agar grafik dapat terlihat maksimal
6. Mulailah uji tarik dengan bantuan dari computer
7. Perhatikan baik-baik apa yang akan terjadi
8. Lihat grafik yang terbentuk
9. Catat hasil strain dari grafik
10. Ambil specimen jika sudah melakukan percobaan
IV. DATA HASIL PERCOBAAN

A. Data hasil percobaan


Dari hasil uji tarik yang telah dilakukan, didapatkan data sebagai berikut
Tegangan Tarik Maksimum = 52750 N
Stenght = 453.8119
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil percobaan pengujian tarik yang telah dilakukan, maka didapatkan beberapa
kesimpulan, antara lain :
1. Pada uji coba ini kita menguji ketahanan bahan materialnya sejauh mana
pertambahan panjangnya dan bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap tarikan,
berdasarkan hasil percobaan dan dari grafik kurva uji tarik
2. Jenis material yang berbeda, dengan perlakuan yang didapatkannya berbeda dan
komposisinya yang berbeda akan menyebabkan nilai kekuatannya berbeda pula dan
kurva hasil uji tariknya juga berbeda.

B. Saran

Saran dari penulis dari pengujian tarik adalah lengkapi peralatan sesuai aturan yang
berlaku, jika ada memiliki komponen yang sudah rusak atau tidak layak pakai, maka
komponen tersebut harus diganti sesuai kebutuhan mesin tersebut. Jika tidak hal tersebut
dapat membahayakan keselamatan kerja.

________________________________________________________________________

DAFTAR PUSTAKA
Askeland., D. R., 1985, “The Science and Engineering of Material”, Alternate Edition,
PWS Engineering, Boston, USA

Dieter, E. George, 1993, “Metalurgi Mekanik”, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

http://www.calce.umd.edu/general/facilities/hardness_ed_.htm

http://www.geology.csupomona.edu/alert/mineral/hardness.htm

http://www.gordonengland.co.uk/hardness.htm

Tim Laboratorium metalurgi, 2009, “Panduan Praktikum Laboratorium Metalurgi II”,


Cilegon: FT. Untirt

________________________________________________________________________

LAMPIRAN
Lampiran I. Perhitungan

Dari rumus tersebut didapat persentase pemuluran bahan sebesar 21,96%

Anda mungkin juga menyukai