Anda di halaman 1dari 2

Kontroversi Kata Anjay, Ini Beda Pandangan Komnas PA dan Kak Seto

Zainun Hisyam
- 7 September 2020, 14:08 WIB

Kak Seto. (Pikiran Rakyat) /Pikiran Rakyat

JAKSELNEWS.COM - Pembahasan kata ‘Anjay’ yang diprakarsai oleh Youtuber Lutfi


Agizal menjadi perdebatan seru di berbagai ruang media sosial. Hal ini pun menuai pro kontra di
dalam masyarakat awam hingga para ahli.

Kontroversi kata ini juga terjadi antara Komnas Perlindungan Anak hingga Kak Seto. Meskipun
sama-sama pemerhati anak tetapi kedua pihak tersebut berbeda pendapat terkait kata Anjay.

Dilansir oleh Jakselnews.com dari Pikiran-Rakyat.com dalam artikel Beda Pendapat Soal Kata
Anjay: Komnas PA Bilang Pidana, Kak Seto Minta Tak Usah Dipermasalahkan berikut adalah
beberapa kontroversi terkait penggunaan kata ‘Anjay’

1. Arti kata Anjay menurut ahli linguistik

Salah satu pendapat mengenai kata ‘Anjay’ datang dari Linguis Sastra Indonesia dari Universitas
Gadjah Mada (UGM), Dr. Suhandono. Menurutnya makna suatu kata adalah apa yang ada dalam
pikiran seseorang ketika mendengar atau membaca kata tersebut. Karena itu, makna suatu kata
bisa berbeda antara satu orang dengan orang yang lain.

Sebagaimana juga kata ‘Anjay’, semua orang bisa memaknainya dengan cara yang berbeda
berdasarkan pengalaman mereka.

"Tetapi meskipun belum tahu orang bisa mengira-ira makna kata berdasarkan pengalamannya,"
ujar Suhandono di Fakultas Ilmu Budaya UGM.

Bagi Suhandono kata apa saja bisa diplesetkan, bukan hanya kata Anjay

2. Pendapat Komnas PA

Pihak Komnas PA merupakan salah satu pihak yang menganggap serius penggunaan kata Anjay.
Organisasi ini menuntut agar penggunaan istilah Anjay dilarang.

Menurut Ketua Umum Komnas PA, Arist Merdeka Sirait pelarangan tersebut didasari oleh
keresahan penggunaan kata Anjay di tengah masyarakat.

"Itu artinya bahwa ada kata istilah 'Anjay' ini apa kita cari, kita pelajari ternyata itu ada
bersumber dari salah satu binatang seperti anjing misalnya," jelas Sirait.
Meski begitu, Komnas PA memaklumi penggunaan Anjay yang digunakan dalam tempat dan
konteks yang tepat. Misalnya untuk memuji produk atau seseorang.

Namun, Sirait mengungkapkan kata Anjay bisa masuk menjadi kekerasan verbal jika ditujukan
untuk merugikan individu lain.

"Tetapi kalau dalam perspektif maknanya adalah merendahkan martabat dan merugikan orang
yang disebut 'Anjay' itu kekerasan, oleh Komnas Perlindungan Anak nggak ada toleransi,"
terangnya.

3. Tanggapan Kak Seto terkait kata Anjay.

Pendapat berbeda muncul dari kepala Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto
Mulyadi. Menurut pemerhati anak yang akrab dipanggil Kak Seto ini, kata Anjay memang bisa
digunakan dalam berbagai cara, bisa bagus dan buruk tergantung sudut pandang.

Namun begitu, jika memang  sudah banyak pihak yang menganggapnya negatif maka lebih baik
kata Anjay tidak digunakan.

"Jadi sebetulnya kata-kata itu tergantung konteksnya apa," ujar Kak Seto kepada Pikiran-
Rakyat.com pada 31 Agustus 2020.

"Jadi mungkin, dalam keadaan seperti sekarang tidak usah terlalu mempermasalahkan kata-kata
itu," imbuhnya.

Namun begitu, kak Seto tidak memungkiri adanya kemungkinan penggunaan kata Anjay
digunakan sebagai hal negatif. Maka peran orang tua jadi penting agar perbendaharaan kata
anak-anak tidak terjerumus ke makna negatif.

Selain itu, kak Seto juga memperingatkan bukan hanya kata Anjay saja yang perlu diperhatikan.
Kata-kata atau kalimat kasar serta umpatan lainnya perlu untuk disaring dari anak-anak. Karena
ke depannya bisa saja kata-kata netral dalam kamus bisa berubah menjadi negatif dalam
penggunaannya.

Anda mungkin juga menyukai