Berpikir kritis dapat digunakan dalam mencari kekeliruan, tetapi tidak bersifat memojokkan.
Interpretasi: kategorisasi, contoh 30% paham 60% kurang paham 10% tidak paham
Bagaimana cara siswa menyampaikan tanggapan/pendapatnya. Untuk benar atau salahnya tidak
dinilai. Yang penting adalah cara bahasa yang digunakan dan ke efektifan.