Anda di halaman 1dari 14

Sistem Pendidikan Islam

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Achmad Pathoni

Disusun oleh :

1. Kartika Chandra Nurkumala (12212193072)


2. Nafila Fiky Fadhilah (12212193073)
3. Agung Fajar Shodiq (12212193074)

SEMESTER 3
JURUSAN TADRIS KIMIA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
OKTOBER 2020
PRAKATA

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Sistem Pendidikan
Islam”, dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat memberi informasi bagi pembaca,
khususnya mahasiswa program studi tadris kimia. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan
kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari zaman
jahiliyah hingga zaman yang terang benderang yakni addinul Islam wal iman.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak, makalah ini tidak
dapat tersusun sedemikian rupa. Olehkarena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada

1. Bapak Dr. Maftukhin, M. Ag selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah


memberikan kesempatan bagi kami untuk dapat menempuh pendidikan di IAIN
Tulungagung serta telah menyediakan berbagai fasilitas penunjang Pendidikan.
2. Bapak Prof. Dr. H. Achmad Pathoni selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu
Pendidikan Islam yang telah memberikan bimbingan dan mengarahkan penulis
sehingga mendapat pemahaman dari meteri ini.
3. Teman- teman se-angkatan jurusan tadris kimia yang telah memberikan motivasi
dan dukungan kepada penulis.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini,
dikarenakan penulis memiliki keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Mohon untuk
memberikan saran dan kritik agar kedepannya semakin lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua khususnya mahasiswa.

13 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

PRAKATA ..............................................................................................................................i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................1

A. Latar Belakang ....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...............................................................................................................1

C. Tujuan ..................................................................................................................................1

BAB II KAJIAN TEORI ..........................................................................................................2

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................4

A. Pengertian Sisten dan Sistem Pendidikan Islam..................................................................4

B. Ciri-ciri Suatu Sistem dan Komponennya............................................................................4

C. Model Perumusan Sistem Pendidikan Islam........................................................................6

BAB IV PENUTUP .................................................................................................................8

A. Kesimpulan ..........................................................................................................................8

B. Saran ....................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan dasar manusia untuk memulai hidup, sehingga menjadi
komitmen bersama bahwa pendidikan sangat mempunyai peran yang luhur dan agung. Sifat
yang agung ini ditunjukkan dari peran pendidikan yang dipahami sebagai pemberian bekal
peserta didik untuk menggapai masa depannya. Dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya salah
satu lirik lagunya menekankan “bangunlah jiwanya, bangunlah raganya” ini terbukti secara
konsumtif pendidikan sangat dibutuhkan.
Pendidikan merupakan proses untuk mendewasakan manusia atau kata lain
pendidikan merupakan untuk “memanusiakan manusia” melalui pendidikan manusia dapat
tumbuh dan berkembang secara normal dan sempurna sehingga dapat melaksanakan
tugasnya sebagai manusia.
Pendidikan dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu, dari perilaku buruk
menjadi tabiat yang baik, pendidikan mengubah semuanya. Begitu penting pendidikan dalam
Islam, sehingga menjadi kewajiban perorangan. Pendidikan membutuhkan suatu sistem agar
tujuan mulia dari pendidikan itu tercapai.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Sistem dan Sistem Pendidikan Islam ?
2. Apa Ciri-ciri Suatu Sistem dan Komponennya ?
3. Apa Model Perumusan sistem Pendidikan Islam ?

C. Tujuan
1. Dapat Mengetahui dan Memahami Pengertian Sistem dan Sistem Pendidikan Islam
2. Dapat Mengetahui Ciri-ciri Suatu Sistem dan Komponennya
3. Dapat Mengetahui Model Perumusan Sistem Pendidikan Islam

1
0
1
BAB II

KAJIAN TEORI

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sistem berarti perangkat unsur secara teratur
saling berkaitan sehingga membentuk totalitas, susunan yang teratur dari pandangan, teori,
asas dan sebagainya. Jika dikaitkan dengan tujuan pendidikan Islam maka Sistem Pendidikan
Islam adalah seperangkat unsur yang terdapat dalam pendidikan yang berorientasi pada
ajaran islam yang saling berkaitan sehingga membentuk satu kesatuan dalam mencapai satu
tujuan. Sistem Pendidikan Islam merupakan cara dan langkah yang tersusun berdasarkan
sumber ajaran Islam dengan dalam melaksanakan pendidikan secara baik dan teratur dalam
mencapai tujuan Pendidikan Islam. Hubungan antara nilai dan unsur dalam suatu Sisem
Pendidikan Islam merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkn antar satu dengan
yang lainnya1.
Secara teori, menurut Reja mudyaharjo mempunyai ciri-ciri sebagai berikut,
1. Keseluruhan adalah hal yang utama dan bagian-bagian adalah hal yang kedua
2. Integrasi adalah kondisi saling hubungan antara bagian-bagian dalam satu sistem
3. Bagian-bagian membentuk sebuah keseluruhan yang tak dapat dipisahkan
4. Bagian-bagian memainkan peran dalam kesatuannya untuk mencapai tujuan dan
keseluruhan
5. Sifat dan bagian dari fungsinya dalam keseluruhan dan tingkah lakunya diatur oleh
keseluruhan terhadap hubungan-hubungan bagiannya
6. Keseluruhan adalah sebuah sistem atau kompleks atau konfigurasi, energi dan perilaku
seperti unsur tunggal yang tidak kompleks
7. Segala sesuatu harus dimulai dan keseluruhan sebagai suatu dasar dan bagian-bagian
serta hubungan-hubungan yang kemudian terjadi berangsur-angsur. 2

Menurut Abdul Mujib, sistem pendidikan yang didasarkan model ini bersumber dair
pemikiran filsafat pendidikan, psikologi pendidikan kontemporer. Sistem pendidikan yang terdapat
di dalam aliran progrevisme, esensisalisme, dan rekontruksionisme. Model pragmatis paling banyak
diminati pakar pendidikan islam. Disamping efektif dan efisiensinya, model ini telah diuji

1
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), 06
2
Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta :PT.Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 41
1
0
2
keunggulannya. Sistem penddikan islam yang dikembangkan melalui model ini memiliki posisi
tersendiri bahkan mampu menjadi alternatif bagi keberadaan sistem pendidikan kontemporer.
Perbedaan Sistem Pendidikan Islam Dengan Sistem Pendidikan Non Islam:
1) Sistem Ideologi
Islam memiliki ideology al-tauhid yang bersumber dari al-Quran dan Sunnah. Sedangkan
non-islam memiliki berbagai macam ideologi yang bersumber dari isme-isme materialis,
komunis, ateis, sosialis, kapitalis dan sebagainya.
2) Sistem Nilai
Sistem Islam bersumber dari nilai al-Quran dan sunnah, sedangkan non-islam bersumber
dari nilai hasil pemikiran, hasil penelitian para ahli, dan adat kebiasaan masyarakat. Dalam Islam
nilai-nilai pada al-Quran dan Sunnah tersebut diinternalisasikan kepada peserta didik melalui
proses pendidikan.
3) Orientasi Pendidikan
Pendidikan Islam berorientasi kepada pada kedua kehidupan yaitu duniawi dan ukhrawi,
sedangkan pendidikan non-islam orientasinya duniawi semata. Didalam islam kehidupan akhirat
merupakan kelanjutan dari kehidupan dunia, bahkan suatu mutu kehidupan akhirat konsekuensi
dari mutu kehidupan dunia.

1
0
3
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem dan Sistem Pendidikan Islam

Kata sistem berasal dari bahasa yunani yaitu system yang berarti “cara strategi”.
Dalam bahasa Inggris sistem berarti “sistim, susunan, jaringan, cara” sistem juga diartikan
suatu strategi, cara berfikir atau model berfikir 3.

Definisi tradisional bahwa sistem adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur


yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Definisi modern juga tidak jauh
berbeda dengan definisi tradisional seperti yang telah dikemukakan oleh para pakar secara
terperinci, seperti :

1. Roger A Kaufan
Mendefinisikan sistem adalah suatu totalitas yang tersusun dari bagian yang bekerja
secara sendiri-sendiri atau bekerja secara bersama-sama untuk mencapai hasil dan tujuan
yang diinginkan berdasarkan kebutuhan.
2. Immegart
Mendefinisikan sistem adalah suatu kesuluruhan yang tersusun secara sistematis, bagian-
bagian, itu terelasi antara satu dengan yang lain, serta perduli terhadap korteks
lingkungan.
3. Moch Ahsan
Mendefinisikan sistem adalah strategi yang menyeluruh atau rencana dikomposisi oleh
satu elemen yang harmonis, merepresentasikan kesatuan unit, masing elemen
mempunyai tujuan tersendiri yang berkaitan terurut dalam bentuk yang logis.

B. Ciri-ciri suatu sistem dan komponennya.


Sebuah sistem terdiri atas beberapa sub sistem, setiap sub-sistem mungkin terdiri dari
beberapa sub-sub sistem, selanjutnya setiap sub-sub sistem mungkin terdiri dari beberapa
sub-sub-sub sistem, seterusnya sampai bagian itu tidak dapat di bagi lagi disebut komponen.

3
Made Pirdata, landasan kependidikan stimulasi ilmu pendidikan bercorak indonesia
(jakarta:kalamulia,2020),26
1
0
4
Setiap sub sistem itu merupakan satu sistem. Sedangkan J.W Getzel dan E.G Guba
menyatakan bahwa umumnya sistem sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Terdiri atas unsur-unsur yang berkaitan antara satu sama lain.
2. Berorientasi kepada tujuan yang ditetapkan
3. Didalamnya terdapat peraturan-peraturan dan tata tertib kegiatan dan sebagainya.
Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam
keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Komponen
pendidikan berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil
dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan. Bahkan dapat diaktan bahwa untuk
berlangsungnya proses kerja pendidikan diperlukan keberadaan komponen-komponen
tersebut. Komponen dalam sistem pendidikan islam diantaranya yaitu:
1. Tujuan.
Tujuan pendidikan Islam itu sendiri identik dengan tujuan Islam sendiri. Tujuan
pendidikan Islam adalah memebentuk manusia yang berpribadi muslim kamil serta
berdasarkan ajaran Islam. Hal ini dapat dilihat dalam firman Allah yang berbunyi;
‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا اللَّهَ َح َّق تُقَاتِ ِه َو ََل ت َ ُموت ُ َّن إِ ََّل َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمو َن‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-
benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkandalam
keadaan beragama Islam.
Tujuan pendidikan adalah agar anak didik dapat mewujudkan atau menikmati
nilai-nilai hidup tersebut, memiliki kekayaan harta menghayati keindahan / kesenian,
pengetahuan luas, berwatak sosial, berperan dalam bidang kekuasaan dan taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.4
2. Peserta didik.
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Dalam Al-Qur’an di jelaskan:
‫ار َو ْاْل َ ْفئِدَة َ ۙ لَعَلَّكُ ْم ت َ ْشكُ ُرو َن‬
َ ‫ص‬َ ‫س ْم َع َو ْاْل َ ْب‬ َ ‫ون أ ُ َّم َهاتِكُ ْم ََل ت َ ْعلَ ُمو َن‬
َّ ‫ش ْيئًا َو َجعَ َل لَكُمُ ال‬ ِ ُ‫َواللَّهُ أ َ ْخ َر َجكُ ْم م ِْن بُط‬

4
Abudin Nata, Paradigma Pendidikan Islam : Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: PT
Gramedia,.hlm.13
1
0
5
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur. (An Nahl: 78)
3. Pendidik.
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah pendidik. Terdapat
beberapa jenis pendidik dalam konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang
tidak terbatas pada pendidikan sekolah saja. Guru sebagai pendidik dalam lembaga
sekolah, orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan
masyarakat baik formal maupun informal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat. 5
4. Materi
Materi pendidikan berarti mengorganisir bidang ilmu pengetahuan yang
membentuk basis aktivias lembaga pendidikan, bidang-bidang ilmu pengetahuan ini
satu dengan lainnya dipisah-pisah namun merupakan satu kesatuan terpadu.
5. Alat/media pendidikan.
Alat pendidikan adalah hal yang tidak saja membuat kondisi-kondisi yang
memungkinkan terlaksananya pekerjaan mendidik, tetapi juga mewujudkan diri
sebagai perbuatan situasi yang membantu tercapainya tujuan pendidikan.
‫ست َ ْغف ِْر لَ ُه ْم َوشَا ِو ْرهُ ْم‬
ْ ‫ع ْن ُه ْم َوا‬ ُ ‫ب ََلنفَضُّوا ِمنْ َح ْو ِلكَ ۖ فَاع‬
َ ‫ْف‬ ِ ‫غ ِليظَ ا ْلقَ ْل‬َ ‫ظا‬ًّ َ‫َف ِب َما َرحْ َم ٍة ِمنَ اللَّ ِه لِنتَ َل ُه ْم ۖ َو َل ْو كُنتَ ف‬
‫ب ا ْل ُمت ََو ِكلِي َن‬ َ ‫فِي ْاْل َ ْم ِر ۖ فَ ِإذَا ع ََز ْمتَ فَت ََو َّك ْل‬
ُّ ِ‫علَى اللَّ ِه ۚ ِإنَّ ال َّلهَ يُح‬
Artinya:“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246].
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Ali
Imran: 159)
6. Lingkungan pendidikan.
Lingkungan pendidikan adalah lingkungan yang melingkupi terjadinya proses
pendidikan. Lingkungan pendidikan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, dan masyarakat.6

5
Ibid., 18
6
Wiji Suwarno, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: ar-Ruzz Media, 2009), hlm. 33-46.
1
0
6
‫صونَ اللَّهَ َما‬
ُ ‫علَ ْي َها َم ََلئِكَة غ ََِلظ ِشدَاد ََّل يَ ْع‬ َ ‫اس َو ْالحِ َج‬
َ ُ ‫ارة‬ ً ‫سكُ ْم َوأ َ ْهلِيكُ ْم ن‬
ُ َّ‫َارا َوقُودُهَا الن‬ َ ُ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا قُوا أَنف‬
‫أ َ َم َرهُ ْم َو َي ْف َعلُونَ َما يُؤْ َم ُرو َن‬
Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(At-tahrim: 6)
Pendekatan sistem adalah suatu proses kegiatan yang mengidentifikasi kebutuhan,
syarat-syarat serta memilih alternatif pemecahan maslah yang tepat untuk mengevaluasi hasil
dan merevisi sistem yang dilaksanakan sehingga memenuhi kebutuhan dalam memecahkan
masalah dengan baik. Menurut Reja Mudyaharja, pendekatan sistem adalah cara-cara berpikir
dan bekerja yang menggunakan konsep-konsep sistem yang relevan dalam memecahkan
masalah. Dengan demikian, pendekatan sistem merupakan proses pemecahan masalah yang
logis untuk mencapai hasil pendidikan secara efektif dan efisien. Sistem menurut Reja
Mudyaharja yaitu:
a) Sistem Tertutup, adalah sistem yang stuktur organisasi bagian-bagiannya tidak mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dalam jangka pendek. Struktur bagian-
bagiannya tersusun secara tetap dan bentuk operasinya berjalan otomatis.
b) Sistem Terbuka, adalah sistem yang bagian depannya terus menyesuaikan diri dengan
masukan serta lingkungan secara terus menerus, berubah dalam usaha untuk mencapai
kapasitas optimal. Sturktur bagiannya bersifat lentur dan bentuk operasinya dinamis
sebab bagian dalam sistem dapat berubah karakteristik dan posisinya. 7

Pendidikan islam itu bisa dikategorikan sebagai sistem tertutup karena ada prinsip-
prinsip dasar dalam sistem tersebut yang sudah baku (tidak berubah) yaitu al Qur’an dan
hadits, tetapi dalam sistem lain pendidikan islam dikategorikan sebagai sistem terbuka karena
dalam perkembangannya selalu berkaitan dengan berbagai sistem dalam masyarakat yang
mempengaruhi sistem pendidikan islam.

C. Model Perumusan Sistem Pendidikan Islam

Sebagai sesuatu sistem, pendidikan islam berbeda dengan sistem pendidikan non-islam

7
Reja Mudyaharja, Pengantar Pendidikan, (Jakarta :PT.Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 40
1
0
7
sebab pendidikan islam memiliki dua model yaitu :
1. Model idealistik

Model idealistik adalah model yang lebih mengutamakan penggalian sistem pendidikan
islam dari ajaran islam sendiri yaitu alquran dan hadist yang menggandung prinsip-prinsip
pokok berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek pendidikan. Menurut Abdul Mujib
prosedur penyusunan model ini sebagai berikut digali pemecahan persoalan kependidikan
islam berdasarkan nash secara langsung. Prosedur ini biasanya menggunakan pendekatan
maudhu’i (tematik) yaitu mengklafisikasikan ayat atau hadist menurut katagorinya lalu
menyimpulkan

Digali dari hasil interprestasi nash para ahli filosofis islam seperti konsep jiwa
manusia menurut al-Farabi, al-Kindi, Ibn Sina, Ibn Maskawaih, Ibn Thufail dan
sebagainya konsep ini berkaitan dengan komponen peserta didik dan pendidik. Ciri utama
interprestasi kelompok ini adalah sangat mengutamakan pendidikan intelektual(al-agl)
a. Digali dari hasil interpresati para sufi muslim seperti konsep jiwa dan konsep ilmu
menurut al-Gasali dan lainnya. Konsep ini berkaitan dengan komponen peserta didik,
pendidik, kurikulum, metode, alat pendidikan. Ciri utama interprestasi sangat
mengutamakan pendidikan intuisi(al-gaib)
b. Digali dari hasil interpertasi para musafir dan para ahli pendidikan modern, seperti
Mahammad Abduh, Rasyid Ridha, Igbal dan sebagainnya. Ciri utama kelompok ini
adalah hasil interpretasi nash-nya didukung oleh data ilmiah, seperti yang tertulis di
dalam tafsir al-manar. Model idealistik ini lebih didasarkan atas kerangka dasar yang
diyakini kebenarannya sehingga Ia becolak se-islam mungkin. Namun untuk
merumuskannya memerlukan metosologi yang tepat dan benar. Di indonesia sebagian
pakar pendidikan islam lemah dalam penguasaan mencari kebenaran dengan relistis
atau ilmiha.
2. Model Pragmatis

Model pragmatis adalah model yang lebih mengutamakan aspek praktis dan
kegunaannya artinya formulasi sistem pendidikan itu diambil dari sistem pendidikan
kontemorer dapat dikembangkan dalam pendidikan islam, selalam tidak bertentangan
dengan prinsip-prisnsip dasar yang terdapta dalam al-Quran dan sunnah. Model pragmatis
dilakukan dengan cara :
1
0
8
a) Adobsi yaitu mengambil secara utuh sistem pendidikan non-islam.

b) Asimilasi yaitu mengambil sistem pendidikan non-islam dengan menyesuaikannya


disana sini.
c) Legitimasi yaitu mengambil sistem pendidikan non-islam kemudian dicarikan nash
untuk alasan diperbolehkan apa tidak

1
0
9
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hubungan antara nilai dan unsur dalam suatu Sistem Pendidikan Islam merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga
sistem pendidikan islam sangat relevan dengan sistem kehidupan yang berlandaskan al-
Qur’an dan hadits dalam mencapai tujuan yang hakiki. Sistem pendidikan sangat
memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan dalam berbagai kondisi, tantangan dan perubahan
zaman yang sangat cepat mempengaruhi nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri.
Sebuah sistem terdiri atas beberapa sub sistem, setiap sub-sistem mungkin terdiri
dari beberapa sub-sub sistem, seterusnya sampai bagian itu tidak dapat di bagi lagi disebut
komponen. Setiap sub sistem itu merupakan satu sistem. Model pendidikan islam ada dua
yaitu, model idealistik dan model pragmatis. Ada pula Model lain menggunakan pola
deduktif, dengan membangun premis mayor (sebagai postulat) yang dikaji dari nash.
B. Saran
1. Peneliti berharap makalah ini dapat dijadikan referensi untuk peneliti selanjutnya.
2. Pendidik diharapkan mampu mengembangkan sistem pendidikan islam sebab
pendidikan itu tidak pernah terbatas.
3. Peserta didik dan orang tua diharapkan dapat mengerti dalam sistem pendidikan islam
dalam kehidupan.

1
0
1
DAFTAR PUSTAKA
Mastuhu. 1994. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS.
Mudyaharjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada.
Pirdata, Made. 2002. Landasan Kependidikan Stimulasi Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia. Jakarta: Kalam Mulia.
Suwarno, Wiji. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: ar-Ruzz Media.

1
0
2

Anda mungkin juga menyukai