Anda di halaman 1dari 4

LIPID

Aldira Muhammad Abdurrazaq (230210200003) 1*

\
1
Study Prgramme of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Science, Padjadjaran University
Jl. Raya Bandung-Sumedang, KM 21 Jatinangor, Sumedang,West Java 45363, Indonesia

Corresponding author: aldira20001@mail.unpad.ac.id

ABSTRAK

Lipid merupakan golongan senyawa organik kedua yang menjadi sumber makanan dan kira-kira 40% dari yang
manusia makan setiap hari. Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil-eter (Fessenden and
Fessenden, 1997). Sifat dari lipid antara lain, lipid mudah larut dalam pelarut non polar seperti kloroform, karbon
disulfida dan lainnya, karena semakin panjang rantai asam lemak kelarutan dalam air akan berkurang. Selain itu, jika
asam lemak yang terdapat dalam minyak memiliki berat molekul rendah maka jumlah gliseridanya semakin banyak
dan menyebabkan bilangan penyabunan meningkat tidak hanya itu lipid juga unsur makanan yang penting tidak
hanya karena nilai energinya yang tinggi tetapi juga karena vitamin yang larut dalam bentuk lemak essensial yang
dikandung dalam lemak makanan alam. Saponifikasi adalah proses mereaksikan asam lemak dengan alkali (seperti
KOH dan NaOH) yang nantinya akan menghasilkan sintesa dan ari serta garam karbonil. Tujuan dari dilaksanakannya
praktikum dengan tema Lipid ini adalah ditujukkan pada praktikkan agar mampu memanfaatkan asam lemak dan
basa pada pembuatan sabun (saponifikasi) dan juga praktikkan mampu mengkarakterisasi produk yang dihasilkan
(kelarutan uji gliserol dan ketidakjenuhan). Metode yang digunakan yaitu dengan menambahkan pereaksi basa NaOH
dan KOH kepada setiap sampel uji lalu dilanjutkan dengan penambahan asam H2SO4 dan CH3COOH pada setiap
sampel yang diujikan. Didapatkanlah hasil berupa minyak zaitun dan minyak goreng membentuk busa karena terjadi
kenaikan suhu disertai pereaksi basa. Busa yang dihasilkan oleh pereaksi NaOH lebih banyak dibandingkan dengan
busa yang dihasilkan oleh KOH. Menuju prosedur selanjutnya hasil yang didapatkan dari pereaksi H2SO4 dan
CH3COOH pada minyak zaitun berupa dua layer tebal ada sedikit warna kuning dan pada minyak goreng berupa dua
layer dan berwarna bening.

Kata Kunci: lipid, saponifikasi, asam lemak, minyak zaitun , minyak goreng, basa, sabun

1. Pendahuluan tergantung pada panjang rantai karbon dan derajat


Lemak atau lipid merupakan senyawa ketidakjenuhan asam lemak pembentuknya.
lipida yang dapat ditemukan di alam (Sartika, Dengan begitu titik lebur asam lemak yang
2008). Lemak atau lipid juga disebut sebagai mempunyai ju mLah karbon genap bertambah
senyawa organik heterogen yang bersifat sesuai panjangnya rantai dan berkurang sesuai
tidak larut dalam air tetapi dapat larut dalam dengan ketidakjenuhannya.
pelarut nonpolar atau pelarut organik Terdapat beberapa jenis-jenis lipid, yaitu
contohnya alkohol (Hartono A, 2006). Lipid triasilgliserol, fosfolipid, kolesterol,
juga senyawa organik yang menjadi sumber sphingolipids, sterol lipid, prenol lpid,
makanan dan kira-kira 40 % dari yang saccharolipids,poliketida, dan asam lemak
manusia makan setiap hari. Lemak memiliki (Setyandharni & Anggraini, 2017). Lemak dan
komponen dasar yaitu asam lemak dan minyak sama-sama senyawa lipida tetapi
gliserol yang diperoleh dari hidrolisis lemak, memiliki perbedaan konsistensi pada suhu kamar,
minyak, atau senyawa lipid lainnya (Sartika, yaitu jika lemak akan berbentuk padat sementara
2008). Selain lemak dan minyak ada contoh minyak berbentuk cair (Sartika, 2008). Perbedaan
lipid lain yaitu wax (malam) yang mana titik cair ini disebabkan karena adanya perbedaan
merupakan lipid dari ester asam lemak ju mLah ikatan rangkap, panjang rantai karbon,
dengan alkohol monohidrat yang berat serta bentuk struktur (cis atau trans) yang
molekulnya tinggi (Christine F. Mamuaja, terkandung dalam asam lemak itu sendiri (Sartika,
2017). 2008).
Lipid mempunyai sifat fisik yang lebih Asam lemak merupakan penyusun dari lipid,
penting dibanding sifat kimiawi karena dapat asam lemak ini dibedakan menjadi 2 menurut
mempengaruhi proses pemanfaatan lemak jenis ikatannya yaitu ada asam lemak tak jenuh
dalam tubuh. Sifat fisik lipid tubuh dan asam lemak jenuh (Christine F. Mamuaja,
2017). Dalam asam lemak jenuh ikatan 2. Bahan dan Metode
karbonnya memiliki ikatan rangkap
(contohnya minyak kelapa), sedangkan asam 2.1. Alat-alat yang digunakan
lemak tak jenuh ikatan karbonnya tidak
memiliki rangkap (contohnya minyak zaitun) Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini
(Sartika, 2008) . Lemak dapat mudah adalah tabung reaksi yang digunakan untuk
mengalami reaksi oksidasi sehingga asam mereaksikan suatu zat, rak tabung yang digunakan
lemak yang berada dalam suhu ruangan akan sebagai tempat menyimpan tabung reaksi, beaker glass
mengalami hidrolisis menjadi keton, alkanal, yang digunakan sebagai wadah penampung larutan
atau hidrokarbon, serta ada sedikit apokasi yang digunakan untuk mengaduk, memanaskan,
dan alkohol yang bersifat volatile sehingga atauun mencampurkan cairan, lalu ada penjepit tabung
menghasilkan bau tengik (Christine F. yang digunakan untuk menjepit tabung reaksi ketika
Mamuaja, 2017). dipanaskan ataupun tindakan lainnya, hot plate
Asam lemak memiliki struktur dimana merupakan alat yang digunakan untuk memanaskan
kepalanya bersifat hidrofobik (anti air) dan suatu larutan, dan yang terakhir ada pipet tetes yang
pada ekornya bersifat hidrofili (suka air), digunakan untuk memindahkan larutan dari wadah
sehingga lemak dapat dikatakan memiliki satu ke wadah lainnya.
sifat amfipatik (O’keefe, 2002). Asam lemak
merupakan asam organik berantai panjang 2.2. Bahan-bahan yang digunakan
yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum
24. Asam lemak mempunyai gugus karboksil
lipid ini ada aquades yang digunakan sebagai media
tunggal dan ekor hidrokarbon non polar yang
ketika sampel dipanaskan atau sebagai tambahan saat
panjang yang menyebabkan kebanyakan lipid
pembuatan sabun, lalu ada minyak goreng dan minyak
bersifat tidak larut dalam air dan tampak
zaitun yang digunakan sebagai sampel yang akan diuji,
berminyak atau berlemak (Lehninger, 1998).
KOH yang digunakan sebagai pereaksi basa untuk
Sabun merupakan senyawa natrium atau
menciptakan suasana basa lemah, NaOH yang
kalium yang berasal dari proses hidrolisis
digunakan sebagai pereaksi basa untuk menciptakan
minyak menjadi asam lemak lalu mengalami
suasana basa kuat, CH3COOH sebagai pereaksi asam
proses saponifikasi dalam kondisi basa
lemah sebagai pereaksi akhir dalam proses saponifikasi,
(Pratiwi & Setyaningsih, 2013). Lemak dan
dan H2SO4 sebagai pereaksi asam kuat sebagai pereaksi
minyak yang biasanya digunakan dalam
akhir dalam proses saponifikasi.
pemuatan sabun yaitu golongan
triasilgliserol. Saponifikasi adalah proses
2.3. Metode
yang dilakukan dalam pembuatan sabun,
yaitu dengan mereaksikan asam lemak Metode yang lakukan ialah pertama disiapkan
dengan alkali yang nantinya akan alat-alat dan juga bahan yang akan digunakan,
menghasilkan sintesa dan ari serta garam selanjutnya dimasukkan lima tetes minyak zaitun ke
karbonil. Dalam proses saponifikasi iniakan dalam tabung reaksi 1 dan 3 dan lima tetes minyak
menghasilkan sabun dan gliseril. Jenis alkali goreng pada tabung reaksi 2 dan 4.lalu ditambahkan
yang sering digunakan dalam pembuatan aquades sebanyak 3 mL ke dalam tabung 1, 2, 3, dan 4.
sabun atau pada proses saponifikasi adalah Lalu dimasukkan 1 mL KOH kedalam tabung 1 dan 2.
NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH, dan Dan juga dimasukkan 1 mL NaOH ke dalam tabung 3
ethanolimines (Mader& Windelspecht, dan 4. Lalu keempat tabung tadi dipanaskan hingga
2002). Sabun bersifat surfaktan yang mana mendidih (2 menit) di atas hotplate. Lalu angkat dan
memiliki gugus bipolar yang pada bagian letakkan tabung-tabung tersebut di rak tabung reaksi
kepalanya bersifat hidrofilik dan pada bagian dan dikocok tabung-tabung tersebut, lalu diperhatikan
ekornya bersifat hidrofobik (Levenspiel, pembentukan busa yang terdapat pada tabung reaksi
1972), hal ini yang membuat sabun dapat dan catat hasil sementaranya. Selanjutnya ditambahkan
mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari pereaksi asam CH3COOH pada tabung ke 1 dan 4 dan
badan atau pakaian. pereaksi asam H2SO4 pada tabung 2 dan 3. Lalu diamati
Tujuan dari dilaksanakannya praktikum setiap perubahan yang terjadi dan dicatat dalam tabel
dengan tema Lipid ini adalah ditujukkan pengamatan.
pada praktikkan agar mampu memanfaatkan
asam lemak dan basa pada pembuatan sabun
(saponifikasi) dan juga praktikkan mampu
mengkarakterisasi produk yang dihasilkan
(kelarutan uji gliserol dan ketidakjenuhan). 3. Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Data Hasil Percobaan

Sampel Pereaksi
Tabung Pengamatan awal Pereaksi Asam Pengamatan Akhir
Minyak Basa
Terbentuk 2 lapisan tebal sedikit
1 KOH Busa lebih sedikit dari NaOH CH3COOH
Minyak lebih dari tabung 3
zaitun Terbentuk dua lapisan tebal
3 NaOH Busa lebih banyak dari KOH H2SO4
sedikit kuning
Terbentuk dua lapisan dengan
2 KOH Busa lebih sedikit dari NaOH H2SO4
Minyak warna bening
goreng Terbentuk dua lapisan tipis
4 NaOH Busa lebih banyak dari KOH CH3COOH
dengan warna bening

Pada praktikum Lipid ini, digunakan dua Dengan begitu didapatkan hasil dari
sampel, yaitu minyak zaitun dan minyak percobaan masing-masing sampel minyak
goreng. Praktikum ini bertujuan agar ialah pada pengamatan awal terdapat busa
praktikan dapat memanfaatkan asam pada keempat tabung tersebut. Namun, busa
lemak pada pembuatan sabun dihasilkan dari minyak yang direaksikan
(saponifikasi) dan praktikan mampu dengan NaOH lebih banyak daripada busa
mengkarakterisasi produk yang yang dihasilkan dari minyak yang direaksikan
dihasilkan (kelarutan uji gliserol dan dengan KOH. Timbulnya busa karena basa
ketidakjenuhan). Alat-alat yang mengubah minyak atau lemak menjadi busa
digunakan dalam praktikum ini adalah sabun dengan begitu proses saponifikasi telah
tabung reaksi yang digunakan untuk berlangsung pada masing-masing tabung
mereaksikan suatu zat, rak tabung yang reaksi.
digunakan sebagai tempat menyimpan
Lalu dilanjutkannya percobaan yang
tabung reaksi, beaker glass yang
dilakukan pada tabung 1 dan 4 diberi
digunakan sebagai wadah penampung
pereaksi CH3COOH. Lalu pada tabung 2 dan
larutan yang digunakan untuk mengaduk,
3 diberikan pereaksi H2SO4. Hal tersebut
memanaskan, atauun mencampurkan
membuktikan bahwa sifat lemak dapat
cairan, lalu ada penjepit tabung yang
kembali ke warna semula melalui
digunakan untuk menjepit tabung reaksi
penambahan pereaksi asamLalu
ketika dipanaskan ataupun tindakan
didapatkanlah hasil berupa terbentuknya dua
lainnya, hot plate merupakan alat yang
layer tebal berwarna sedikit kuning pada
digunakan untuk memanaskan suatu
tabung 1 dan 3 namun warna pada tabung 1
larutan, dan yang terakhir ada pipet
lebih kuning dari pada tabung 3. Lalu
tetes yang digunakan untuk
selanjutnya pada tabung 2 terbentuk dua layer
memindahkan larutan dari wadah satu ke
dengan warna bening dan pada tabung 4
wadah lainnya.
terbentuk layer tipis dengan warna bening.
Bahan-bahan yang digunakan dalam Pada sampel minyak goreng yang warnanya
praktikum lipid ini ada aquades yang tidak mengalami perubahan warna menjadi
digunakan sebagai media ketika sampel semula yaitu kuning dan juga memiliki dua
dipanaskan atau sebagai tambahan saat lapisan yaitu terdiri dari lapisan atas yang
pembuatan sabun, lalu ada minyak membentuk gliserol dan lapisan bawahnya
goreng dan minyak zaitun yang adalah sabun itu sendiri.
digunakan sebagai sampel yang akan
Minyak tidak dapat larut dalam air, hal ini
diuji, KOH yang digunakan sebagai
dapat dibuktikan pada saat kedua zat tersebut
pereaksi basa untuk menciptakan suasana
tidak bersatu dan juga merupakan pelarut
basa lemah, NaOH yang digunakan
polar. Minyak dalam air akan membentuk
sebagai pereaksi basa untuk menciptakan
emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan
suasana basa kuat, CH3COOH sebagai
maka kedua cairan akan berpisah menjadi dua
pereaksi asam lemah sebagai pereaksi
lapisan.
akhir dalam proses saponifikasi, dan
H2SO4 sebagai pereaksi asam kuat
sebagai pereaksi akhir dalam proses
saponifikasi.
4. Kesimpulan
Pada praktikum lipid ini, lipid yang
merupakan senyawa organik heterogen yang
bersifat tidak larut dalam air tetapi dapat larut
dalam pelarut nonpolar atau pelarut organik dapat
digunakan atau dimanfaatkan dalam proses
pembuatan sabun. Asam lemak dapat
dimanfaatkan dalam pembuatan sabun
(Saponifikasi). Saponifikasi yang dihasilkan dari
proses hidrolisis asam lemak atau minyak oleh
adanya basa. Dengan hasil yang ditujukan berupa
adanya busa dan terjadi perubahan warna.
5. Daftar pustaka

Sartika, R. A. D. (2008). Pengaruh Asam Lemak Jenuh,


Tidak Jenuh dan Asam Lemak Trans terhadap
Kesehatan. Kesmas: National Public Health
Journal, 2(4), 154.
https://doi.org/10.21109/kesmas.v2i4.258.

Setyandharni, E., & Anggraini, H. (2017).


PerbandinganKadarTrigliserida
Menggunakan Sampel Serum , Plasma Edta
Da Plasma Heparin the Comparison of
Trigliserida Level Using Sample Serum , Edta
Plasma and Heparin Plasma. 05, 1–5.

Christine F.Mamuaja (2017). Lipida. Manado: Unsrat


Press

O’keefe, S.F. 2002. Nomenclature and Classification of


Lipids in Food Lipids: Chemistry, Nutrition,
and Biotechnology, Second Edition, Revised
and Expanded. Edited by Casimir C. Akoh
and David B. Min, Marcel Dekker, Inc. 270
Madison Avenue, New York, NY.

Mader, S., & Windelspecht, M.(2002).Human Biology,


7ed. New York: MC Graw Hill,p.29

Lehninger, A.L., 1998. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1.,


Jakarta: Erlangga.

Levenspiel, O. (1972, January). Chemical reaction


engineering. AlChE Journal, 19

Anda mungkin juga menyukai