Anda di halaman 1dari 22

 Pengertian.
Penyakit jantung koroner/ penyakit arteri koroner (penyakit jantung artherostrofik)
merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri koroner. Plaque terbentuk
pada percabangan arteri yang ke arah aterion kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada
arteri sirromflex. Aliran darah ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun
sementara yang di sebabkan oleh akumulasi plaque atau penggumpalan. Sirkulasi kolateral
berkembang di sekitar obstruksi arteromasus yang menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke
miokardium.
Kegagalan sirkulasi kolateral untuk menyediakan supply oksigen yang adekuat ke sel yang
berakibat terjadinya penyakit arteri koronaria, gangguan aliran darah karena obstruksi tidak
permanen (angina pektoris dan angina preinfark) dan obstruksi permanen (miocard infarct) Pusat
Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep.kes, 1993.

B.   Etiologi
Penyakit Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding
dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner),dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh
berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat, perkapuran, pembekuan darah,dan lain-lain
yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut.Hal ini akan
mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat
menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius,dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark
Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan
kematian mendadak.

Beberapa faktor resiko terpenting Penyakit Jantung Koroner :

   Kadar Kolesterol Total dan LDL tinggi

   Kadar Kolesterol HDL rendah

   Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

   Merokok

   Diabetes Mellitus

   Kegemukan

   Riwayat keturunan penyakit jantung dalam keluarga

   Kurang olah raga

   Stress
Pria dan wanita dapat terkena penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner dapat
diturunkan secara turun temurun (keturunan).Anda bisa terkena penyakit jantung koroner jika
anda mepunyai berat badan yang berlebihan (overweight) atau seseorang dengan tekanan darah
tinggi dan diabetes. Kolesterol tinggi bisa juga menjadi penyakit jantung koroner. Penyakit
jantung koroner bersumber dari aneka pilihan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok,
kebiasaan makan dengan tinggi lemak dan kurangnya olah raga.

Faktor resiko yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner dapat di golongkan secara logis
sebagai berikut:

1. Sifat pribadi Aterogenik.


Sifat aterogenik mencakup lipid darah, tekanan darah dan diabetes melitus. Faktor ini bersama-
sama berperan besar dalam menentuak kecepatan artero- genensis (Kaplan & Stamler, 1991).

2. Kebiasaan hidup atau faktor lingkungan yang tak di tentukan semaunya.


Gaya hidup yang mempredisposisi individu ke penyakit jantung koroner adalah diet yang terlalu
kaya dengan kalori, lemak jenuh, kolesterol, garam serta oleh kelambanan fisik, penambahan
berat badan yang tak terkendalikan, merokok sigaret dan penyalah gunaan alkohol (Kaplan &
Stamler, 1991).

3. Faktor resiko kecil dan lainnya.


Karena faktor resiko yang di tetapkan akhir-akhir ini tidak tampak menjelaskan keseluruhan
perbedaan dalam kematian karena penyakit jantung koroner, maka ada kecurigaan ada faktor
resiko utama yang tak diketahui bernar-benar ada.
Berbagai faktor resiko yang ada antara lain kontrasepsi oral, kerentanan hospes, umur dan jenis
kelamin (Kaplan & Stamler, 1991).

C. Tanda dan Gejala


Dada terasa nyeri

nyeri pada dada gejala awal penyakit jantung koroner

Tanda dan gejala awal penyakit jantung koroner yang paling sering terjadi adalah munculnya
rasa nyeri pada dada. Munculnya nyeri pada dada akan menimbulkan rasa sakit yang cukup
menyiksa, seperti ada tekanan pada dada anda, yang membuat dada anda terasa sakit. Rasa sakit
yang muncul akibat nyeri pada dada ini biasanya hanya berlangsung sebentar dan tidak dalam
waktu yang lama, biasanya hanya terjadi selama beberapa menit saja.

Sesak nafas

sesak nafas tanda awal penyakit jantung coroner

ika anda mengalami sesak nafas secara tiba-tiba, bisa jadi ini merupakan gejala awal penyakit jantung
koroner. Sesak nafas ini terjadi disaat jantung anda tidak dapat memompa darah dengan normal  seperti
biasanya, sehingga pasokan darah yang dibutuhkan oleh tubuh menjadi terganggu. Sebagai langkah awal
untuk mengatasi sesak nafas sebagai salahs atu tanda dan gejala penyakit jantung koroner, anda dapat
mulai melatih pernafasan anda. Mulailah dengan berolahraga dan menjaga kondisi tubuh anda selalu
bugar.

Mudah merasa lelah

Jika anda merasa mudah merasa lelah, jangan menganggap enteng permasalahan ini, bisa jadi ini
merupakan tanda dan gejala penyakit jantung koroner. Seseorang yang mengidap penyakit
jantung koroner biasanya akan mudah merasa lelah. Walaupun pada kenyataannya, jika
seseorang mudah merasa lelah setelah melakukan kegiatan fisik yang berat adalah hal normal,
akan tetap bisa menjadi hal yang tidak biasa jika hal ini terjadi secara terus menerus. Jika anda
mengalami hal ini, mulailah untuk mengistirahatkan tubuh anda, jangan terlalu memaksa tubuh
anda untuk bekerja terlalu keras.

Serangan jantung

serangan jantung akibat penyakit jantung koronerMunculnya serangan jantung secara tiba-tiba
mengindikasikan bahwa penyakit jantung koroner yang dialami sudah cukup parah. Ciri umum
dan gejala awal dari serangan jantung biasanya meliputi munculnya tekanan yang tajam pada
jantung dan rasa sakit pada bahu atau tangan, dan sesekali anda merasakan sesak nafas dan
mudah mengeluarkan keringat. Baik untuk wanita maupun pria, gejalanya akan berbeda. Pada
beberapa kasus serangan jantung terjadi tanpa adanya tanda atau gejala yang menyertai.

Itulah tadi beberapa tanda dan gejala penyakit jantung koroner yang sangat perlu untuk anda
ketahui sejak dini. Sebagai informasi tambahan, penyakit jantung koroner dapat menyerang siapa
saja, namun tingkat resiko penyakit jantung koroner jauh lebih tinggi pada mereka yang memiliki
pola hidup yang kurang baik, dan juga jangan melupakan adanya faktor genetik yang juga bisa
menjadi penyebab terjadinya penyakit jantung koroner.

D. Pengobatan Penyakit Jantung Koroner


Apabila Anda telah mendapatkan vonis dari dokter bahwa Anda menderita penyakit jantung
koroner bersegeralah untuk merubah gaya hidup seperti:

 Berhenti merokok
 Makan makanan yang sehat
 Berolahraga secara teratur
 Menurunkan berat badan
 Mengurangi stres

Selain melakukan tips diatas, pengobatan penyakit jantung koroner juga bisa dilakukan dengan
mengkonsumsi obat jantung koroner, termasuk:

 Obat penurun kolesterol, yang dirancang untuk mengurangi kolesterol jahat (LDL) dan
meningkatkan kolesterol baik (HDL)
 Obat pengencer darah seperti aspirin yang berfungsi untuk mengurangi risiko
penggumpalan darah
 Nitrogliserin untuk mengontrol nyeri dada berkerja membersihkan penyumbatan di areri
koroner
 Angiotesin converting enzyme (ACE) dan angina receptor bloker (ARB) untuk
menurunkan tekanan darah

Dalam beberapa kasus penyakit jantung koroner memerlukan penanganan yang lebih serius
seperti pemasangan ring pada arteri koroner, angiopati atau operasi bypass arteri koroner yang
tentunya membutuhkan biaya yang sangat banyak. Ring yang dipasang bertujuan untuk
membuka arteri yang menyempit dengan tujuan untuk meningkatkan aliran darah.

E. Keluhan

emua pasien PJK memiliki pengalaman dan tanda-tanda secara fisik dan gejala PJK dari
waktu ke waktu yaitu mengalami perasaan nyeri di dada, kegelisahan atau perasaan sakit pada
kaki, pinggang, perut, tulang rusuk, rahang, sendi, tulang belakang, tenggorokan dan tulang leher
belakang, merasa lemah, lelah, dan kehilangan energi, nafas pendek, pusing, sakit kepala, tidak
mampu untuk melakukan pekerjaan dengan normal sebagai akibat dari obesitas. Semua pasien
PJK yang mendapat pengobatan atau perawatan fisik sebelumnya sudah melakukan pengobatan
mengenai asma, kegemukan, tidak menentunya detak jantung, penyakit perdarahan jantung,
paru-paru, ginjal atau masalah pada spinal, rasa sakit pada kaki, diabetes atau arthritis.
Sebagian besar dari pasien PJK telah aktif dengan kehidupan mereka sehari-hari, tetapi
serangan jantung koroner membuatnya tidak aktif, tidur, lemah, tidak berdaya, dan tergantung
pada pengobatan-pengobatan dan keluarga maupun tetangga untuk mendapatkan dukungan.
Secara psikologi, pasien PJK mengalami ketakutan yang luar biasa, kegelisahan, khawatir dan
depresi, sementara beberapa yang lain menjalani keadaan normal pikiran dan mendengarkan
berita-berita baru dari statusnya yang positif terkena PJK. Sebagian besar dari pasien PJK merasa
bosan dengan kehidupannya, berlebihan dan di bawah emosional, mudah marah dan
bermusuhan.
L ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. A DENGAN DIAGNOSA MEDIA PENYAKIT

JANTUNG KORONER (PJK) DI RUANG ICU/ICCU

Dr. SOEDONO MADIUN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
 Nama : Ny. A
 Umur : 64 Tahun
 Alamat : Madiun
 Suku/Bangsa : Jawa
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Swasta
 Pendidikan : SD
 Tgl MRS : 14 Mei 2009 pukul 09.25 WIB
 Tgl Pengkajian : 16 Mei 2009 pukul 17.00 WIB
Identitas Penanggung Jawab

 Nama : Tn. I
 Umur : 45 Tahun
 Alamat : Madiun
 Suku/Bangsa : Jawa
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Swasta
 Pendidikan : SMA
 Hub. Dengan Klien : Anak
2. Keluhan Utama
a. Saat MRS
Klien mengeluh nyeri dada hilang timbul seperti ditusuk-tusuk timbul sebelah melakukan
aktivitas sedang seperti menyapu, memasak dan hilng setelah istirahat. Nyeri dada timbul
± 5 menit dalam 1 hari, lokasi nyeri dada sebelah kiri.

b. Saat Pengkajian
Klien mengeluh nyeri dada sebelah kiri berkurang dank lien mengeluh tidak bisa tidur.

B. NURSING HISTORY
1. Riwayat penyakit sekarang
Tanggal 14 Mei 2009 pukul 09.00 WIB, klien mengeluh nyeri dada hilang timbul seperti
distusuk-tusuk, timbul setelah melakukan aktivitas sedang seperti memasak, dan menyapu
hilang setelah istirahat. Oleh keluarga dibawa keIRD RSUP Dr. Soedono Madiun dan IRD px
mendapat terapi :

 Infus pz 12 tetes/menit
 Injeksi lasix 1 ampul
 O2 2L/menit
Dengan TTV :

TD = 170/110 mmHg RR = 24 x/menit

N = 120 x/menit S = 365 oC

Kemudian px di bawa / dipindah ke ruang ICU / ICCU RSUP Dr. Soedono Madiun.

2. Riwayat Penyakit Dahulu


L ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. A DENGAN DIAGNOSA MEDIA PENYAKIT

JANTUNG KORONER (PJK) DI RUANG ICU/ICCU

Dr. SOEDONO MADIUN


C. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
 Nama : Ny. A
 Umur : 64 Tahun
 Alamat : Madiun
 Suku/Bangsa : Jawa
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Swasta
 Pendidikan : SD
 Tgl MRS : 14 Mei 2009 pukul 09.25 WIB
 Tgl Pengkajian : 16 Mei 2009 pukul 17.00 WIB
Identitas Penanggung Jawab

 Nama : Tn. I
 Umur : 45 Tahun
 Alamat : Madiun
 Suku/Bangsa : Jawa
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Swasta
 Pendidikan : SMA
 Hub. Dengan Klien : Anak

2. Keluhan Utama
a. Saat MRS
Klien mengeluh nyeri dada hilang timbul seperti ditusuk-tusuk timbul sebelah melakukan
aktivitas sedang seperti menyapu, memasak dan hilng setelah istirahat. Nyeri dada timbul
± 5 menit dalam 1 hari, lokasi nyeri dada sebelah kiri.

b. Saat Pengkajian
Klien mengeluh nyeri dada sebelah kiri berkurang dank lien mengeluh tidak bisa tidur.
D. NURSING HISTORY
1. Riwayat penyakit sekarang
Tanggal 14 Mei 2009 pukul 09.00 WIB, klien mengeluh nyeri dada hilang timbul seperti
distusuk-tusuk, timbul setelah melakukan aktivitas sedang seperti memasak, dan menyapu
hilang setelah istirahat. Oleh keluarga dibawa keIRD RSUP Dr. Soedono Madiun dan IRD px
mendapat terapi :

 Infus pz 12 tetes/menit
 Injeksi lasix 1 ampul
 O2 2L/menit
Dengan TTV :

TD = 170/110 mmHg RR = 24 x/menit

N = 120 x/menit S = 365 oC

Kemudian px di bawa / dipindah ke ruang ICU / ICCU RSUP Dr. Soedono Madiun.

2. Riwayat Penyakit Dahulu


Px pernah MRS 3x. yang pertama pernah rawat inap di RS Kalimantan Timur sekitar 4
tahun yang lalu. Yang kedua rawat inap di RSUP Dr. Soedono Madiun pada bulan Agustus 2008
± 8 hari dan yang terakhir di ruang ICCU/ICU. Px masuk RS, ketiga tiganya dengan keluhan
nyeri dada seperti ditusuk-tusuk. Nyeri datang jika melakukan aktivitas sedang seperti memasak

dan menyapu, hilang setelah beristirahat. Nyeri timbul ± 5 menit/hari.

Setelah seleai dirawat di WKC RSUP Dr. Soedono Madiun, px rajin kontrol di dr. Thamrin
tap 1 bulan sekali.

Px mempunyai penyakit hipertensi sejak 10 tahun yang lalu. TD yang biasanya ± 150
/90
mmHg.

3. Riwayat Penyakit Keluarga


Dalam keluarga px ada riwayat penyakit hipertensi yang diturunkan oleh ibu px, tetapi
alam keluarga px tidak ada riwaya DM. dalam keluarga px juga tidak ada riwayat penyakit
menular seperti Hepatitis B atau TBC
4. Genogram

Keterangan :

: laki-laki : perkawinan

: perempuan : keturunan

: menderita hipertensi : dalam 1 rumah

: klien

E. PEMERIKSAAN FISIK DAN OBSERVASI


1. Keadaan Umum : baik, kesadaran : composmetis
2. TTV
TD : 150/70 mmHg

N : 80 x /menit

Rs : 24 x/menit

S : 36,5 oC

3. Body Sistem
3.1 Pernafasan (B1)
 Inspeksi: px memakai O2 tambahan 2L/menit, pola nafas teratur, Rr = 24 x/menit
 Auskultasi : Tidak ada suara nafas tambahan seperti wheezing, Ronchi
 Perkusi : Sonor
 Palposi : Vokal fremitus teraba simetris kanan dan kiri

3.2 Kardio Vaskuler (B2)


 Inspeksi: tidak terlihat ictus cordis
 Auskultasi : bunyi jantung b ⊃ I dan b ⊃ II tunggal
 Perkusi : pekak
 Palpasi : teraba denyut jantung

3.3 Persyarafan (B3)


 Inspeksi:
 Auskultasi :
 Perkusi :
 Palpasi :

3.4 Perkemihan : Eliminasi urin (B4)


 Inspeksi : px memakai Dc, urine tampung tgl 16 Mei 2009 sebanyak ± 1400 CC
 Auskultasi :-
 Perkusi : timpani
 Palpasi : tidak ada pembesaran kandung kemih

3.5 Pencernaan : Eliminasi Alvi (B5)


 Inspeksi: selama MRS belum BAB
 Auskultasi : bising usus 9 x/menit
 Perkusi : timpani
 Palpasi :-

3.6 Tulang otot integument (B6)


 Inspeksi: tidak ada luka / lesi, turgor kulit baik, keadaan
 Auskultasi :-
 Perkusi : -
 Palpasi :-

3.7 Pengkajian Psikososial


Px ingin mengatakan tidak betah dan berharap ingin cepat pulang sehingga px
mengeluh tidak bisa tidur.

Hubungan px denga keluarga, perawat baik.

3.8 Pengkajian Spiritual


Selama MRS klien tidak dapat menjalankan sholat 5 waktu karena keadaan umum
klien bedrest, klien hanya dapat berdoa kepada Tuhan YME agar diberi kesembuhan dan
berharap cepat pulang.

Sebelum MRS klien taat beribadah sholat 5 waktu di mushola terdekat atau
kadang-kadang dirumah.
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium tanggal 15 Mei 2009
Pemeriksaan Hasil Nilai Nasional
- Hemoglobin 12,8 11,5 – 16,0 g/dl
- Leukosit 9100 4000 – 11.000/cmm
- Eritrosit 4.440.000 3,0 – 6,0 juta/cmm
- Differensial Count 1/-/-/75/24/- 1-2/0-1/3-5/54-62/25-33/3-7
- LED 60 0-20/jam
- Trombosit 334.000 150.000 – 450.000/cmm
- Hemotocrit 39,7 35 – 47 %
- MCV 89,4
- MCH 26,8
- MCHC 32,2
- CKMB 2,00 0–0
- GOT (AST) 26,3 5 – 34 u/L
- GPT (ALT) 14,7 10 – 35 u/L
- Cholesterol 202 0 – 200 mg/dL
- HDL 35,00 35 – 150 mg/dL
- LDL 140,80 0 – 150 mg/dL
- TG 132 0 – 150 mg/dL
- BUN 9,6 10 – 20 mg/dL
- Creatinine 0,48 0,6 – 1,2 mg/dL
- UA 4,2 2,4 – 5,7 mg/dL
- CA 4,65 4 - 5,2 mg/dL
- KA 3,80 3,6 – 5,5 mmol/L
- NA 142,00 135 – 155 mmol/L
- BSN 102 70 – 110 mg/dL

2. EKG tanggal 15 Mei 2009

E. Terapi
 Infus pz 12 tetes/menit
 Injeksi per IV (lewat selang infuse)
Lasix 1 ampul (20 mg)

 Oral
 Ticard 250 mg 2 x 1 tablet
 Cardisan 5 mg 1 x ½ tablet
 Spironolactone 100 mg 1 x ½ tablet
 Diazepam 2 2 x 1 tablet
 Maintate 5 1 x ½ tablet
 Isosorbide Dinitrate 5 mg 3 x 1 tablet
 Cardio Aspirin 1 x 1 tablet
 O2 2 L/menit

Analisa Data

No. Analisa Data Problem Etiologi


1. DS = Pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri Gangguan Rasa Iskemi jaringan akibat
DO = Nyaman (Nyeri) penyumbatan arteri koroner
- TD = 150/170 mmHg, N = 80 x/menit
- RR = 24 x/menit, S=36oC
- Expresi wajah menyeringai/menahan
nyeri
- Skala nyeri sedang (3 – 7)
- Hasil EKG terlampir
DS = Nyeri / kelemahan otot
2. - Pasien mengeluh saat bernafas (inspirasi) Pola Nafas tidak
dada terasa nyeri efektif
- Pasien mengatakan berhati – hati saat
bernafas.

DO =
- RR = 24 x/menit, S=36oC
- Inspirasi dan Ekspirasi tidak maksimal
(cepat dan dangkal)
- Saturasi O2

 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d Iskemi jaringan akibat penyumbatan arteri koroner
2. Pola nafas tidak efektif b/d nyeri / kelemahan otot

 Intervensi
Dx1:

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam nyeri yang dikeluhkan
pasien berkurang

K. H: 1. Pasien mengatakan nyeri berkurang/hilang

2. TTV dalam batas normal/stabil

3. Ekspresi wajah rileks

4. Pasien mengatakan bias beristirahat/tidur

Intervensi : 5. Kolaborasi dengan medis pemberian vasodilator

R/ :

Untuk berikan O2 melalui kanul O2 ± antara 2 – 4 l/jam

R/ :

3. Batas aktivitas pasien (bed rest total)

R/ : Untuk mengurangi kebutuhan O2

2. Ciptakan Lingkungan yang nyaman dan tenang

R/ :

1. Observasi TTV

R/ :
Dx2 :

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam masalah pola nafas dapat
teratasi

K. H: - Pasien mengatakan sesak nafas berkurang / hilang

- Saturasi O2 normal (100%)

- RR dalam batas normal (16 -20 x/menit)

- Inspirasi dan expresi seimbang (Normal)

Intervensi :

1. Observasi TTV

R/ Mengetahui perkembangan pasien dan untuk menentukan tindakan selanjutnya.

2. Berikan posisi semi foculer

R/ Merangsang fungsi pernafasan / ekspansi paru

3. Ajarkan pasien untuk latihan nafas dalam


R/ membantu mempertahankan potensi jalan nafas

4. Ajarkan pasien untuk menahan dada dengan bantal selama batuk


R/ menurunkan tegangan pada insisi, meningkatkan ekspansi paru maximal dan meningkatkan
upaya batuk efektif

5. Berikan tambahan O2 dengan kanula / masker sesuai indikasi


R/ meningkatkan pengiriman O2 ke paru untuk kebutuhan sirkulasi

6. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi


R/
Implementasi

Tanggal/Jam Dx Implementasi TTd


17 – 5 – 2009 I 1. Mengobservasi TTV
07.00 T= 98/51 mmHg S= 36oC
RR= 22 x / menit N= 46 x/menit
07.15 2. Menciptakan lingkungan yang nyaman
dan tenang
R/ Membatasi pengunjung yang masuk
3. Membatasi aktifitas pasien
07.30 R/ Pasien hanya miring kiri dan miring kanan
4. Memberikan oksigen / O2 melalui kanul
O2
07.45 R/ O2 = 2 L/menit
5. Memberikan obat oral : licard, cardisan,
Spironolaktone, diazepain, maintate iso sorbide
07.50 dinitrate, cardio aspirin dan injeksi lasix 1
ampul
1. Mengobservasi TTV
11.00 II T= 102/58 mmHg S= 365 oC
RR= 27 x / menit N= 128 x/menit
2. Memberikan posisi semi foculer.
11.15 R/ klien kooperatif dengan tindakan keperawatan
3. Mengajarkan pasien untuk latihan
nafas dalam.
11.25 R/ klien mau menikuti untuk latihan nafas dalam
4. Mengajarkan pasien untuk
menahan dada dengan bantal selama batuk
R/ klien kooperatif dengan tindakan keperawatan
11.35 5. Memberikan tambahan O2
dengan kanul O2
R/ O2 = 2 L/menit
6. Memberikan obat oral : bicard,
11.45 isosorbicle dinitrate.

Evaluasi

Tanggal/Jam Dx Evaluasi TTd


17 – 5 – 2009 I S = Pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri sudah
13.00 berkurang
O=
 TD = 97/43 mmHg
RR = 20 x/menit
N = 69 x/menit S= 366 oC
 Skala nyeri ringan (0-
3)

A = Masalah teratasi sebagian


13.30 II D=Lanjutan intervensi no 1-5

S= Pasien mengatakan saat bernafas sudah tidak


nyeri.
O=
 RR = 20 x/menit
 Saturasi O2
A = Masalah teratasi sebagian
D = lanjutkan intervensi 1-6
ASUHAN KEPERAWATAN
JANTUNG KORONER

Disusun oleh:
Yosua Adipati Paraso
Reski Sumolang
Ireine S Manopo

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA
MANADO
2019/2020

Anda mungkin juga menyukai