Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS STUDI KASUS TERHADAP ISTILAH-

ISTILAH PADA RANCANGAN PERCOBAAN

Makalah

Disusun untuk memenuhi penugasan mata kuliah rancangan percobaan

Deswati Advenesya Tambunan (1301617017)


Griselda Desty Avissa (1301617021)
Khairul Fahmi (1301617042)
Nabilah Nurul Karimah (1301617075)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

1
Daftar Isi

Daftar Isi..................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................3
1.2 Perumusan Masalah...................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
2.1 Kajian Teori...............................................................................................4
2.2 Analisis Kasus...........................................................................................6
BAB III PENUTUP...............................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................................11
Daftar Pustaka..................................................................................................................13

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam melakukan penelitian, perlu dilakukan suatu perancangan


percobaan. Perancangan percobaan adalah adalah suatu rancangan yang dibuat
untuk mendapatkan informasi yang diperlukan yang berhubungan dengan
persoalan yang sedang diselidiki, yang merupakan langkah-langkah lengkap
sebelum percobaan dilakukan sehingga akan membawa penelitian kepada
analisis dan kesimpulan yang objektif (Made 2015) .

Pada makalah ini, penulis akan menganalisis dua buah kasus yang akan
disajikan. Kasus pertama menceritakan tentang seorang guru yang ingin
merancang percobaan tentang metode belajar apa yang tepat digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Kasus kedua menceritakan tentang seorang
peneliti yang ingin merancang percobaan tentang pengaruh aktivitas ibu
rumah tangga selama pandemi covid-19 terhadap tingkat stresnya.
Berdasarkan kedua kasus yang akan disajikan, penulis akan menganalisis
istilah-istilah suatu percobaan yang terdapat dalam kedua kasus tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahannya


yaitu istilah apa saja yang terdapat dalam suatu percobaan serta bagaimana
hubungan istilah-istilah tersebut dengan kasus yang disajikan?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui istilah dalam suatu
rancangan percobaan dan menguji pemahaman penulis tentang istilah-istilah
tersebut jika dikaitkan dengan suatu kasus.

3
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Kajian Teori

Perancangan Percobaan adalah suatu metode sistematik yang didalamnya


terdapat uji atau sederetan uji dimana suatu proses atau system mengakibatkan
terjadinya perubahan yang cukup berarti dari variable input yang dapat diamati
melalui respon yang muncul. Ada tiga prinsip dasar perancangan percobaan
yaitu:

1. Pengacakan (Randomization)
Setiap unit percobaan memiliki peluang yang sama untuk diberikan suatu
perlakuan. Pengacakan dilakukan untuk menghindari galat sistematik dan
meningkatkan validitas kesimpulan. Kedua hal tersebut akan mempengaruhi
asumsi yang harus terpenuhi dalam penggunaan analisis statistika. Cara
melakukan pengacakan dapat menggunakan tabel acak, sistem arisan, dan
computer.

2. Ulangan (Replication)
Ulangan merupakan penerapan perlakuan yang sama terhadap beberapa
unit percobaan. Ulangan dilakukan untuk menduga galat percobaan, untuk
menduga standard error rataan perlakuan, dan Untuk meningkatkan presisi
kesimpulan. Banyak ulangan yang dilakukan minimal 3 dan db-galat 15
dengan menggunakan formula yang ada.

3. Pengendalian Lingkungan (Local Control)


Pengendalian Lingkungan adalah pengendalian kondisi-kondisi
lingkungan yang berpotensi mempengaruhi respon dari perlakuan.
Pengendalian lingkungan dilakukan untuk meningkatkan presisi kesimpulan.
Cara melakukan pengendalian lingkungan yaitu kita dapat menggunakan
strategi pengelompokan dan kita harus memastikan bahwa hasil penelitian kita
memang hanya dipengaruhi oleh factor-faktor yang kita rancang sedemikian
rupa.

4
Istilah-istilah dalam perancangan percobaan :
a. Perlakuan (Treatment)
Perlakuan merupakan suatu prosedur atau metode yang diterapkan pada
unit percobaan. Prosedur yang diterapkan, misalnya pemberian takaran tepung
terigu pada pembuatan kue, pemberian jenis tepung terigu yang berbeda pada
pembuatan kue, dan pengaturan suhu yang berbeda pada pemanggangan kue.
b. Satuan/ unit percobaan
Satuan/ unit percobaan adalah satuan/ unit terkecil dari suatu percobaan
yang dikenai suatu perlakuan.
c. Satuan/ unit pengamatan
Satuan/ unit pengamatan adalah bagian dari unit percobaan dimana
respon diukur.
d. Faktor
Faktor adalah peubah bebas yang dicobakan dalam percobaan sebagai
penyusun struktur perlakuan.
e. Level/ Taraf
Level/ taraf dari faktor adalah nilai-nilai dari peubah bebas (faktor)
yang dicobakan dalam percobaan.
f. Jenis Faktor berdasarkan nilai-nilai yang dicobakan:
1. Kuantitatif
level/ taraf yang dicobakan merupakan hasil pengukuran
(interval/rasio). Misal : Takaran dosis
2. Kualitatif
level/ taraf yang dicobakan merupakan kelas-kelas atau kategori
(nominal dan ordinal). Misal : Metode belajar A, B, C
g. Jenis Faktor berdasarkan pemilihan perlakuan
1. Faktor Acak (Random)
level/ taraf dari factor tersebut dipilih secara acak dari populasi level/
taraf factor tersebut. Kesimpulan yang diperoleh berlaku untuk semua taraf/
level dari faktor tersebut.
2. Faktor tetap (Fixed)

5
level/ taraf dari faktor tersebut ditentukan secara subjektif dari si
peneliti berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Kesimpulan yang
diperoleh hanya berlaku untuk taraf/ level yang dicobakan.

2.2 Analisis Kasus


A. Kasus I (Kasus Pilihan)

“Seorang Guru ingin merancang percobaan tentang metode belajar


apa yang tepat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.”

Hasil diskusi :

Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah model pembelajaran Active


Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kami melakukan penelitian
terhadap siswa SMPN 139 Jakarta di kelas VIII G dan VIII H. Dengan kategori
keaktifan siswa : A (Aktif), B (sedikit aktif) dan C (tidak aktif). Kemudian untuk
katergori motivasi belajar siswa : P (adanya motivasi), Q (adanya sedikit
motivasi) dan R (tidak adanya motivasi). Data yang diperoleh dalam penelitian ini
dianalisis dengan menggunakan tes dan menguji ketuntasan belajar dengan
persentase.

1. Perlakuan : Model pembelajaran active learning.


Model pembelajaran active learning merupakan istilah yang mengacu pada
penggunaan sebagai strategi belajar mengajar dengan tujuan agar terjadi
keterlibatan siswa dalam proses belajar mereka. Pemilihan model ini didukung
pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Muncarno (2015) yaitu penerapan
model active learning permainan card sort pada pembelajaran matematika di
kelas IV SDN 05 Metro Selatan tahun pelajaran 2014/2015 dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa setiap siklusnya (Muncarno
2015). Pemilihan model ini juga didukung pada hasil penelitian yang dilakukan
oleh Hasan Baharun (2015) yaitu pendekatan active learning pada mata pelajaran
Aqidah Akhlaq dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS di
MA(Hasan Baharun 2015).

6
2. Satuan Unit Percobaan : Siswa kelas VIII G dan kelas VIII H di SMPN
139 Jakarta
Sejak Indonesia terdampak wabah Covid-19, SMPN 139 Jakarta
melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring (online). Hal ini
mengakibatkan keaktifan dan hasil belajar siswa mengalami penurunan. Pada
kelas VIII G dan kelas VIII H guru belum menerapkan model pembelajaran
Active Learning, sehingga memungkinkan untuk dilakukannya penelitian ini
disekolah tersebut.

3. Satuan unit amatan : Siswa


Penelitian ini akan mengukur respon siswa setelah diberikan perlakuan.
Pengukuran respon tersebut dilakukan agar peneliti dapat mengetahui apakah
model pembelajaran Active Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Faktor : Motivasi belajar siswa dan keaktifan siswa


Dengan menetapkan motivasi belajar siswa dan keaktifan siswa sebagai
faktor yang harus diteliti dapat membantu peneliti mengetahui bahwa model
pembelajaran Active Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa

5. Level/Taraf
Pengukuran level/taraf pada penelitian ini dibuat agar dapat mengetahui
apakah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.Adapun level taraf sebagai berikut:
a. Keaktifan siswa terdapat 3 level yaitu A,B,C
b. Motivasi belajar siswa terdapat 3 level yaitu P,Q,R

6. Jenis faktor berdasarkan nilai yang dicobakan dan pemilihan perlakuan


Jenis faktor berdasarkan nilai yang dicobakan menggunakan penelitian
kualitatif.Dengan menggunakan penelitian kualitatif ini dapat mempermudah
penelitian dalam menggali informasi yang lebih dalam terkait meningkatkan hasil
belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Active Learning.
Jenis faktor berdasarkan pemilihan perlakuan menggunakan faktor tetap.
enelitian ini ditentukan secara subjektif berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

7
tertentu. Jadi, kesimpulan pada penelitian ini hanya berlaku untuk taraf/ level yang
dicobakan. Sehingga penelitian ini menggunakan faktor tetap.

7. Faktor yang mungkin berpengaruh selain perlakuan yang dicobakan (yang


harus dikontrol)
Ada beberapa faktor yang berpengaruh yaitu :
a. Penerapan dan pelaksanaan model yang tepat oleh guru
Peran guru sangat berperan penting dalam proses pembelajaran siswa.
Guru diharapkan dapat sebagai sumber belajar siswa yang berkaitan dengan
penguasaan materi.Guru harus memiliki bahan referensi yang lebih banyak
dibanding siswa.
b. Fasilitas
Guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa
dalam kegiatan pembelajaran.Sebagai fasilisator guru perlu memahami berbagai
jenis media , sumber belajar , memiliki keterampilan dalam merancang suatu
media, dan guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan
berinteraksi dengan siswa.
c. Materi/Bahan ajar
Dalam melaksanakan pembelajaran guru harus sudah siap dalam penyajian
materi/bahan ajar.Guru memiliki pemahaman tentang materi yang akan
disampaikan. Guru harus memahami dan dapat merencanakan tujuan belajar ,
kompetensi dasar yang dicapai dan mengorganisasikan berbagai sumber belajar.
d. Alokasi waktu
Sebagai seorang guru harus dapat menggunakan waktu dengan baik agar
materi/bahan ajar dapat tersampaikan dengan maksimal dan siswa dapat menerima
pembelajaran dengan baik.

B. Kasus II (Kasus Wajib)

“Seorang peneliti ingin merancang percobaan tentang pengaruh


aktivitas ibu rumah tangga selama pandemi covid-19 terhadap tingkat
stresnya.”

8
Hasil diskusi :

Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah olahraga jogging dapat


mengurangi tingkat stress ibu rumah tangga di masa covid-19. Kami melakukan
penelitian terhadap lingkup Ibu Rumah Tangga RT 2/ RW 3 dengan mengadakan
pekan olahraga yang didukung oleh warga setempat. Durasi olahraga
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh melalui survey terhadap ibu rumah
tangga di RT 2/RW 3.

1. Perlakuan : Pekan olahraga


Astari Kusumawardhani (2009 : 1) menyatakan bahwa berolahraga dengan
teratur dapat membuat seseorang lebih tahan terhadap stress, bahkan depresi.
Olahraga dengan takaran yang cukup dapat meningkatkan kadar endorphin dalam
tubuh, hormone inni dapat membantu memperbaiki suasana hati dan mencegah
stress. Salah satu olahraga ringan yang dapat dilakukan yaitu jogging(Suryanto
2009). Adapun salah satu strategi menurut Diana Ballesteros dan Janis Whitlock,
strategi yang baik dalam mengatasi stress yaitu dengan berolahraga secara
rutin(Moh 2020).

2. Satuan unit percobaan : Lingkungan RT 2/RW 3


Dalam penelitian ini, subjek yang dipakai yaitu kelompok ibu rumah
tangga yang bertempat di RT 2/RW 3 untuk melihat tingkatan stress yang dialami
para ibu rumah tangga di lingkungan tersebut selama masa pandemic covid-19 ini.

3. Satuan unit amatan : Ibu Rumah Tangga


Penelitian ini akan mengukur respon ibu rumah tangga setelah diberikan
perlakuan. Pengukuran respon dilakukan agar peneliti dapat mengetahui apakah
olahraga jogging dapat membantu mengurangi tingkat stress ibu rumah tangga.

4. Faktor : Jogging
Jogging dipilih karena merupakan olahraga yang ringan dan tidak
membutuhkan waktu khusus. Contohnya, jogging dapat dilakukan saat ibu rumah

9
tangga saat ingin pergi berbelanja. Selain melakukan aktivitas sehari-harinya,
tubuh sekaligus bergerak aktif dan dapat mengendurkan ketegangan karena
didampingi dengan olahraga.

5. Level/Taraf : Durasi berolahraga


Pengukuran level/taraf pada penelitian ini dibuat agar dapat mengetahui
apakah durasi olahraga jogging yang dilakukan dapat mengurangi tingkat stress
ibu rumah tangga. Adapun level/taraf ddurasi berolahraga, yaitu 5 menit, 10
menit, dan 15 menit.

6. Jenis faktor berdasarkan nilai yang dicobakan dan pemilihan perlakuan


Jenis faktor berdasarkan nilai yang dicobakan menggunakan penelitian
kuantitatif. Dengan menggunakan penelitian kuantitatif ini, dapat memudahkan
peneliti dalam mendapatkan data terkait dengan penelitian yang dilakukan.
Jenis faktor berdasarkan pemilihan perlakuan menggunakan faktor tetap.
Dengan hanya pada taraf 5 menit, 10 menit, dan 15 menit.

7. Faktor apa saja yang mungkin berpengaruh selain perlakuan yang


dicobakan (yang harus di kontrol)
Faktor lain yang mempengaruhi yaitu pengaruh usia. Hal ini disebabkan
usia dapat mempengaruhi ibu rumah tangga dalam lamanya mereka melakukan
olahraga. Rentang usia dapat digunakan dalam pengelompokkan ibu rumah tangga
melakukan olahraga berdasarkan level/taraf yang sudah ditentukan.

10
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Perancangan Percobaan adalah suatu rancangan yang dibuat untuk


mendapatkan informasi yang diperlukan dan berhubungan dengan persoalan yang
sedang diselidiki. Ada tiga prinsip dasar perancangan percobaan yaitu
pengacakan, pengulangan, dan pengendalian tempat percobaan. Adapun istilah-
istilah dalam perancangan percobaan, yaitu perlakuan, satuan/unit percobaan,
satuan/unit pengamatan, faktor, level/taraf, jenis faktor berdasarkan nilai-nilai
yang dicobakan yaitu kuantitatif dan kualitatif, dan jenis faktor berdasarkan
pemilihan perlakuan yaitu faktor acak dan faktor tetap.

Terdapat perancangan percobaan pada dua kasus yang dibahas pada


makalah ini. Hasil analisis istilah rancangan percobaan pada kasus pertama yaitu
perlakuan yang diberikan berupa penerapan model pembelajaran Active Learning,
unit percobaannya adalah kelas VIII G dan VIII H, unit pengamatannya adalah
siswa, hal yang menjadi faktor penelitian yaitu keaktifan siswa dan motivasi
belajar siswa, pada faktor keaktifan siswa dibagi menjadi tiga taraf yaitu A (aktif),
B (sedikit aktif), dan C (tidak aktif), sementara pada faktor motivasi belajar dibagi
menjadi P (adanya motivasi), Q (adanya sedikit motivasi), dan R (tidak adanya
motivasi), jenis faktor yang diterapkan berdasarkan nilai-nilai yang dicoba adalah
faktor kualitatif dan faktor berdasarkan pemilihan perlakuan yaitu faktor tetap.
Selain itu, terdapat pula faktor yang mempengaruhi di luar perlakuan yang
dicobakan yaitu pelaksanaan model yang tepat, fasilitas, bahan ajar, dan alokasi
waktu.

Pada kasus kedua, hasil analisis istilah rancangan percobaannya yaitu


perlakuan yang diberikan berupa pelaksanaan pekan olahraga, unit percobaannya
adalah lingkungan RT 2/RW 3, unit pengamatannya adalah ibu rumah tangga, hal
yang menjadi faktor penelitian yaitu olahraga joging dengan taraf yang diberikan
berdasarkan waktu pelaksanaan yaitu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Jenis
faktor yang diterapkan berdasarkan nilai-nilai yang dicoba adalah faktor

11
kuantitatif dan faktor berdasarkan pemilihan perlakuan yaitu faktor tetap. faktor
yang mempengaruhi di luar perlakuan yang dicobakan yaitu faktor usia.

12
Daftar Pustaka

Hasan Baharun. 2015. “Jurnal Pendidikan Pedagogik, Vol. 01 No. 01 Januari-Juni


2015.” PENERAPAN PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI MADRASAH, Jurnal
Pendidikan Pedagogik, Vol. 01 No. 01 Januari-Juni 2015, 01(01): 39.

Made, Susilawati. 2015. “Bahan Ajar Perancangan Percobaan.” : 1–142.


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/cc429295fa1c78b49
1ca20550e03dd97.pdf.

Moh, Muslim. 2020. “Moh . Muslim : Manajemen Stress Pada Masa Pandemi
Covid-19 ” 193.” Jurnal Manajemen Bisnis 23(2): 192–201.

Muncarno. 2015. “PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN


CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO
SELATAN.” Aksioma 4(2): 61–71.
http://weekly.cnbnews.com/news/article.html?no=124000.

Suryanto. 2009. “Peranan Olahraga Dalam Mengurangi Stres.” : 1–8.

13

Anda mungkin juga menyukai