Anda di halaman 1dari 24

TUGAS LOG BOOK

ASUHAN KEPERAWATAN DM DENGAN KOMPLIKASI RETINOPATI

NAMA : NUR AFNI ASWAR

NIM : PO714201171030

PRODI : D.IV. A KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

D.IV KEPERAWATAN

MAKASSAR

2021
Hari Pertemuan 1

Kasus
Tn.Jano, 45 Tahun seorang tukang servis elektronik dirawat diruang penyakit dalam RS “Sehat
Sejahtera” sejak 1 hari yang lalu akibat kadar gula darah yang tinggi (560 mg/dl), klien
mengeluh mata kanan dan kiri kabur sehingga klien mengalami kesulitan melihat. Penurunan
penglihatan dirasakan sejak tiga bulan yang lalu. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan
ketajaman penglihatan VOD = 1/60 dan VOS = 1/300. Pada pengukuran tekanan bola mata
dengan tonometer didapatkan hasil = 12 mmHg pada mata kanan dan 15 mmHg pada mata kiri.
Pada pemeriksaan fundoskopi didapatkan data adanya mikroaneurisme pada pembuluh darah
retina. Klien mengalami DM sejak 10 tahun yang lalu. Klien juga mempunyai riwayat hipertensi
sejak 5 tahun yang lalu dan hiperglikemia. Klien merasa sedih dengan kondisi matanya sekarang.
Beliau tidak bisa bekerja lagi sebagai tukang service. Menurut istrinya, klien tidak pernah control
dan minum obat secra teratur, hanya berobat bila badan terasa lemas.

Aktivitas 1
Identifikasi kata kunci pada kasus DM dengan komplikasi Retinopati secara mandiri
1. 45 Tahun
2. GDS = 560 mg/dl
3. Mata kanan Dan kiri kabur
4. Ketajaman penglihatan VOD = 1/60 dan VOS = 1/300
5. Hasil pengukuran tekanan bola mata = 12 mmHg mata kanan dan 15 mmHg pada mata
kiri
6. Pemeriksaan fudoskopo = adanya mikroaneurisme pada pembuluh darah retina
7. DM sejak 10 tahun yang lalu
8. Riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu
9. Riwayat hiperglikemia
10. Merasa sedih dengan kondisi saat ini
11. Klien tidak pernah control dan minum obat secara teratur

Aktivitas 2
Susunlah diagnosis keperawatan pada kasus DM dengan komplikasi Retinopati secara mandiri
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin d.d GDS = 560mg/dl
2. Gangguan persepsi sensori b.d gangguan penglihatan d.d distorsi sensori
3. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagan d.d wajah pasien terlihat gelisah
4. Ketidakpatuhan terhadap pengobatan b.d lingkungan tidak terapeutik d.d pasien jarang
minum obat dan melakukan control kesehatan.

Aktivitas 3
Diskusikan diagnose keperawatan pada kasus DM dengan komplikasi retinopati yang telah disusun
secara mandiri/individu untuk mencapai kesepakatan kelompok
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin d.d GDS = 560mg/dl
2. Gangguan persepsi sensori b.d gangguan penglihatan d.d distorsi sensori
3. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagan d.d wajah pasien terlihat gelisah
4. Ketidakpatuhan terhadap pengobatan b.d lingkungan tidak terapeutik d.d pasien jarang
minum obat dan melakukan control kesehatan.

Aktivitas 4
Identifikasi faktor penyebab diagnose keperawatan pada kasus DM dengan komplikasi retinopati secara
mandiri/individu
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah terjadi akibat, tubuh tidak mampu menggunakan dan
melepaskan insulin secara adekuat, serta kadar glukosa darah pasie yang tinggi (560
mg/dl)
2. Gangguan persepsi sensori terjadi akibat, perubahan sensori internal maupun eksternal,
terjadi perubahan tekanan bola mata kaanan dan kiri 15 mmHg, serta pada pemeriksaan
funduskopi ditemukan adanya mikroaneurisme pada pembuluh darah retina.
3. Manajemen kesehatan tidak efektif terjadi akibat, pasien tidak mengikuti rencana
perawatan/pengobatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, klien tidak pernah control
dan minum obat secara teratur, hanya berobat bila badan terasa lemas

Aktivitas 5
Diskusikan faktor penyebab diagnose keperawatan pada kasus DM dengan komplikasi retinopati yang
telah disusun secara mandiri/individu untuk mencapai kesepakatan kelompok
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah terjadi akibat, tubuh tidak mampu menggunakan dan
melepaskan insulin secara adekuat, serta kadar glukosa darah pasie yang tinggi (560
mg/dl)
2. Gangguan persepsi sensori terjadi akibat, perubahan sensori internal maupun eksternal,
terjadi perubahan tekanan bola mata kaanan dan kiri 15 mmHg, serta pada pemeriksaan
funduskopi ditemukan adanya mikroaneurisme pada pembuluh darah retina.
3. Manajemen kesehatan tidak efektif terjadi akibat, pasien tidak mengikuti rencana
perawatan/pengobatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, klien tidak pernah control
dan minum obat secara teratur, hanya berobat bila badan terasa lemas

Aktivitas 6
Identifikasi materi belajar pada kasus DM dengan komplikasi retinopati secara mandiri
A. Definisi Diaetik retinopati
Adalah kelainan pada retina mata yang dapat dijumpai pada penderita diabetes. Kondisi
ini ditandai dengan perdarahan pembuluh darah retina dan gangguan pusat penglihatan
mata (macula) yang menyebabkan tajam penglihatan menurun.
Retina merupakan lapisan saraf yang melapisi bagian belakang mata, yang bertugas untuk
merekam gambar dan mengirimkannya ke otak. Kadar gula darh yang tinggi dan tidak
terkontrol pada penderita diabetes dapat merusak pembuluh darah, termasuk yang ada
diretina.

B. Etiologi
Retinopati diabetic sangat mungkin dialami oleh penderita diabetes yang telah lama
memiliki penyakit tersebut. Semakin lama seseorang memiliki diabetes maka semakin
besar pula risiko untuk terkena retinopati diabetic, terutama apabila kadar gulanya tidak
terkontrol. Selain itu, risiko juga akan meningkat jika didukung aleh faktor-faktor
berikut :
1. Kehamilan
2. Memiliki kadar kolestrol dan tekanan darah yang tinggi
3. Kebiasaan menghisap tembakau
4. Beretnis hispanik, berkulit hitam, atau penduduk asli amerika
5. Menderita sindrom down

C. Tanda dan gejala


1. Penglihatan menurun secara perlahan-lahan
2. Penglihatan hilang mendadak
3. Tampak benda atau bercak hitam yang melayang-layang dilapangn pandang.
4. Penglihatan terbayang
5. Penglihatan warna terganggu
6. Nyeri pada mata atau mata merah

D. Macam-macam retinopati
1. Retinopati diabetic non-poliferatif ditandai dengan adanya tonjolan kecil
(mikroaneurisme) yang muncul pada pembuluh darah. Mikroaneurisme ini akhirnya
akan menyumbat pembuluh darah vena, sehingga pembuluh darah vena menjadi
mengembung dan berbentuk tidak rata.
2. Retinopati diabetic proliferative merupakan kondisi parah yang membutuhkan
penanganan segera. Pada kasus ini, sebagian besar pembuluh darah retina telah rusak,
sehingga terbentuklah pembuluh-pembuluhdarah baru yang tidak normal. Pembuluh
darah baru ini memiliki dinding lemah sehingga akan mudah pecah, dan darah akan
merembes masuk ke cairan bola mata atau yang disebut dengan viterus.

E. Pencegahan
1. Lakukan kegiatan aerobic, seperti jalan kaki setidaknya selama dua setengah jam
setiap minggu.
2. Memulai diet makan yang sehat dan berimbang yang sesuai dengan kondisi fisik
3. Kurangi juga asupan gula, garam, dan lemak
4. Mengurangi berat badan, bagi pemilik kondisi obesitas
5. Berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol
6. Berhenti merokok atau menghisap tembakau
7. Minum obat diabetes atau insulin sesuai anjuran dokter
8. Pantau kadar kolestrol
9. Pantau kadar gula darah melalui tes gula darah sesuai dengan instruksi dokter
10. Diskusikan bersama dokter mengenai tes hemoglobin A1C yang mungkin bisa
dilakukan selain tes gula darah
11. Selalu waspada jika merasakan perubahan pada penglihatan
12. Pemeriksaan mata dan tekanan darah yang rutin juga merupakan langkah pencegahan
awal agar penyakit tidak berkembang menjadi lebih buruk.

HARI 2

Aktivitas 1
Susunlah rencana keperawatan pada kasus DM dengan komplikasi retinopati secara mandiri/individu
DX1 : Ketidakstabilan kadar glukosa darah terjadi akibat, tubuh tidak mampu menggunakan dan
melepaskan insulin secara adekuat, serta kadar glukosa darah pasie yang tinggi (560 mg/dl)
Luaran : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24 jam, maka kestabilan kadar
glukosa darah meningkat dengan kriteria hasil :
 Lelah menurun
 Kadar glukosa dalam drah membaik
Intervensi :
Observasi :
 Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
 Monitor kadar glukosa darah
 Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
Terapeutik :
 Konsultasi dengan nedis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau memburuk
Edukasi :
 Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
 Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga
 Ajarkan pengelolaan diabetes (insulin dan obat oral)
Kolaborasi :
 Pemberian insulin

DX 2 : Gangguan persepsi sensori terjadi akibat, perubahan sensori internal maupun eksternal,
terjadi perubahan tekanan bola mata kaanan dan kiri 15 mmHg, serta pada pemeriksaan
funduskopi ditemukan adanya mikroaneurisme pada pembuluh darah retina.
Luaran : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan klien mampu
memeuhi kriteria hasil :
 Pasien mampu melihat dengan baik
Intervensi :
Observasi
 Periksa status mental, status sensori, dan tingkat kenyamanan (mis. nyeri, kelelahan)
Terapeutik
 Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori (mis. bising, terlalu terang)
 Batasi stimulus lingkungan (mis. cahaya, suara, aktivitas)
 Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
 Kombinasikan prosedur/tindakan dalam satu waktu, sesuai kebutuhan
Edukasi
 Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis. mengatur pencahayaan ruangan, mengurangi
kebisingan, membatasi kunjungan)
Kolaborasi
 Kolaborasi dalam meminimalkan prosedur/tindakan
 Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi stimulus

DX 3 : Manajemen kesehatan tidak efektif terjadi akibat, pasien tidak mengikuti rencana
perawatan/pengobatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, klien tidak pernah control dan
minum obat secara teratur, hanya berobat bila badan terasa lemas
Luaran : setelah dilakukan tindakan keperawatann selama 2x24 jam diharapkan pasien mampu
memenuhi kriteria hasil :
 Mengetahui pentingnya pengobatan pada pasien DM
 Kadar glukosa darah dalam batas normal
Intervensi :
 Kaji pengetahuan tentang pengobatan DM
 Observasi pasien dalam mengkonsumsi obat
 Berikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya pengobatan pada pasien DM
 Motivasi klien untuk menerapkan pola hidup yang sehat
 Cek tekanan kadar glukosa darah pasien
 Latih senam aerobic untuk DM
 Kolaborasi dengan keluarga untuk memantau disiplin pengobatan pasien

Aktivitas 2
Diskusikan rencana keperawatan pada pasien DM dengan komplikasi retinopati yang telah di susun
secara mandiri/individu untuk mencapai kesepakatan kelompok
DX1 : Ketidakstabilan kadar glukosa darah terjadi akibat, tubuh tidak mampu menggunakan dan
melepaskan insulin secara adekuat, serta kadar glukosa darah pasie yang tinggi (560 mg/dl)
Luaran : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24 jam, maka kestabilan kadar
glukosa darah meningkat dengan kriteria hasil :
 Lelah menurun
 Kadar glukosa dalam drah membaik
Intervensi :
Observasi :
 Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
 Monitor kadar glukosa darah
 Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
Terapeutik :
 Konsultasi dengan nedis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau memburuk
Edukasi :
 Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
 Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga
 Ajarkan pengelolaan diabetes (insulin dan obat oral)
Kolaborasi :
 Pemberian insulin

DX 2 : Gangguan persepsi sensori terjadi akibat, perubahan sensori internal maupun eksternal,
terjadi perubahan tekanan bola mata kaanan dan kiri 15 mmHg, serta pada pemeriksaan
funduskopi ditemukan adanya mikroaneurisme pada pembuluh darah retina.
Luaran : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan klien mampu
memeuhi kriteria hasil :
 Pasien mampu melihat dengan baik
Intervensi :
Observasi
 Periksa status mental, status sensori, dan tingkat kenyamanan (mis. nyeri, kelelahan)
Terapeutik
 Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori (mis. bising, terlalu terang)
 Batasi stimulus lingkungan (mis. cahaya, suara, aktivitas)
 Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
 Kombinasikan prosedur/tindakan dalam satu waktu, sesuai kebutuhan
Edukasi
 Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis. mengatur pencahayaan ruangan, mengurangi
kebisingan, membatasi kunjungan)
Kolaborasi
 Kolaborasi dalam meminimalkan prosedur/tindakan
 Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi stimulus

DX 3 : Manajemen kesehatan tidak efektif terjadi akibat, pasien tidak mengikuti rencana
perawatan/pengobatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, klien tidak pernah control dan
minum obat secara teratur, hanya berobat bila badan terasa lemas
Luaran : setelah dilakukan tindakan keperawatann selama 2x24 jam diharapkan pasien mampu
memenuhi kriteria hasil :
 Mengetahui pentingnya pengobatan pada pasien DM
 Kadar glukosa darah dalam batas normal
Intervensi :
 Kaji pengetahuan tentang pengobatan DM
 Observasi pasien dalam mengkonsumsi obat
 Berikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya pengobatan pada pasien DM
 Motivasi klien untuk menerapkan pola hidup yang sehat
 Cek tekanan kadar glukosa darah pasien
 Latih senam aerobic untuk DM
 Kolaborasi dengan keluarga untuk memantau disiplin pengobatan pasien

Aktivitas 3
Susunlah catatan perkembangan pada kasus DM dengan komplikasi retinopati secara mandiri/individu
DX1 : Ketidakstabilan kadar glukosa darah terjadi akibat, tubuh tidak mampu menggunakan dan
melepaskan insulin secara adekuat, serta kadar glukosa darah pasie yang tinggi (560 mg/dl)
Waktu Implementasi Evaluasi
Sabtu, 17 April Jam 10.00 S : Memiliki riwayat
2021 Observasi : hiperglikemia
 Identifikasi kemungkinan O : GDS = 560 mg/dl
penyebab hiperglikemia A : Ketidakstabilan kadar glukosa
 Monitor kadar glukosa darah darah
 Monitor tanda dan gejala P : Lanjutkan intervensi
hiperglikemia
Jam 11.00
Terapeutik :
 Konsultasi dengan nedis jika
tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
Jam 12.00
Edukasi :
 Anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara mandiri
 Anjurkan kepatuhan diet dan
olahraga
 Ajarkan pengelolaan diabetes
(insulin dan obat oral)
Jam 13.00
Kolaborasi :
 Pemberian insulin
Minggu, 18 April Jam 10.00 S : memiliki riwayat
2021 Observasi : Hiperglikemia
 Identifikasi kemungkinan O : GDS = 540 mg/dl
penyebab hiperglikemia A : ketidakstabilan kadar glukosa
 Monitor kadar glukosa darah darah
 Monitor tanda dan gejala P : Lanjutkan Intervensi
hiperglikemia
Jam 11.00
Terapeutik :
 Konsultasi dengan nedis jika
tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
Jam 12.00
Edukasi :
 Anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara mandiri
 Anjurkan kepatuhan diet dan
olahraga
 Ajarkan pengelolaan diabetes
(insulin dan obat oral)
Jam 13.00
Kolaborasi :
Pemberian insulin

DX 2 : Gangguan persepsi sensori terjadi akibat, perubahan sensori internal maupun eksternal, terjadi
perubahan tekanan bola mata kaanan dan kiri 15 mmHg, serta pada pemeriksaan funduskopi ditemukan
adanya mikroaneurisme pada pembuluh darah retina.
Waktu Implementasi Evaluasi
Sabtu, 17 April Jam 10.00 S : mata kanan dan kiri kabur
2021 Observasi O:
 Periksa status mental, status  VOD = 1/60, VOS =
sensori, dan tingkat 1/300
kenyamanan (mis. nyeri,  Hasil pengukuran bola
kelelahan) mata = 12 mmHg (kanan),
Jam 11.00 15 mmhg (kiri)
Terapeutik  Fudoskop = adanya
 Diskusikan tingkat toleransi mikroaneurisme pada
terhadap beban sensori (mis. pembuluh darah retina
bising, terlalu terang) A : gangguan persepsi sensori
 Batasi stimulus lingkungan penglihatan
(mis. cahaya, suara, P : Lanjutkan intervensi
aktivitas)
 Jadwalkan aktivitas harian
dan waktu istirahat
 Kombinasikan
prosedur/tindakan dalam satu
waktu, sesuai kebutuhan
Jam 12.00
Edukasi
 Ajarkan cara meminimalisasi
stimulus (mis. mengatur
pencahayaan ruangan,
mengurangi kebisingan,
membatasi kunjungan)
Jam 13.00
Kolaborasi
 Kolaborasi dalam
meminimalkan
prosedur/tindakan
 Kolaborasi pemberian obat
yang mempengaruhi persepsi
stimulus
Minggu, 18 April Jam 10.00 S : mata kanan dan kiri kabur
2021 Observasi O:
 Periksa status mental, status  VOD = 1/60, VOS =
sensori, dan tingkat 1/300
kenyamanan (mis. nyeri,  Hasil pengukuran bola
kelelahan) mata = 12 mmHg (kanan),
Jam 11.00 15 mmhg (kiri)
Terapeutik  Fudoskop = adanya
 Diskusikan tingkat toleransi mikroaneurisme pada
terhadap beban sensori (mis. pembuluh darah retina
bising, terlalu terang) A : gangguan persepsi sensori
 Batasi stimulus lingkungan penglihatan
(mis. cahaya, suara, P : Lanjutkan intervensi
aktivitas)
 Jadwalkan aktivitas harian
dan waktu istirahat
 Kombinasikan
prosedur/tindakan dalam satu
waktu, sesuai kebutuhan
Jam 12.00
Edukasi
 Ajarkan cara meminimalisasi
stimulus (mis. mengatur
pencahayaan ruangan,
mengurangi kebisingan,
membatasi kunjungan)
Jam 13.00
Kolaborasi
 Kolaborasi dalam
meminimalkan
prosedur/tindakan
 Kolaborasi pemberian obat
yang mempengaruhi persepsi
stimulus

DX 3 : Manajemen kesehatan tidak efektif terjadi akibat, pasien tidak mengikuti rencana
perawatan/pengobatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, klien tidak pernah control dan minum
obat secara teratur, hanya berobat bila badan terasa lemas
Waktu Implementasi Evaluasi
Sabtu, 17 April Jam 10.00 S : pasien tidak pernah control
2021  Kaji pengetahuan tentang dan minum obat secara tertaur
pengobatan DM O:-
 Observasi pasien dalam A : manajemen kesehatan tidak
mengkonsumsi obat efektif
Jam 11.00 P : lanjutkan intervensi
 Berikan pendidikan
kesehatan tentang pentingnya
pengobatan pada pasien DM
 Motivasi klien untuk
menerapkan pola hidup yang
sehat
Jam 12.00
 Cek tekanan kadar glukosa
darah pasien
 Latih senam aerobic untuk
DM
Jam 13.00
 Kolaborasi dengan keluarga
untuk memantau disiplin
pengobatan pasien
Minggu, 18 April Jam 10.00 S : pasien minum obat secara
2021  Kaji pengetahuan tentang teratur
pengobatan DM O : pasien minum obat secara
 Observasi pasien dalam teratur
mengkonsumsi obat A : manajemen kesehatan efektif
Jam 11.00 P : lanjutkan intervensi
 Berikan pendidikan
kesehatan tentang pentingnya
pengobatan pada pasien DM
 Motivasi klien untuk
menerapkan pola hidup yang
sehat
Jam 12.00
 Cek tekanan kadar glukosa
darah pasien
 Latih senam aerobic untuk
DM
Jam 13.00
 Kolaborasi dengan keluarga
untuk memantau disiplin
pengobatan pasien

Aktivitas 4
Diskusikan catatan perkembangan pada kasus DM komplikasi retinopati yang telah disusum secara
mandiri/individu untuk mencapai kesepakatan kelompok
DX1 : Ketidakstabilan kadar glukosa darah terjadi akibat, tubuh tidak mampu menggunakan dan
melepaskan insulin secara adekuat, serta kadar glukosa darah pasie yang tinggi (560 mg/dl)
Waktu Implementasi Evaluasi
Sabtu, 17 April Jam 10.00 S : Memiliki riwayat
2021 Observasi : hiperglikemia
 Identifikasi kemungkinan O : GDS = 560 mg/dl
penyebab hiperglikemia A : Ketidakstabilan kadar glukosa
 Monitor kadar glukosa darah darah
Monitor tanda dan gejala P : Lanjutkan intervensi
hiperglikemia
Jam 11.00
Terapeutik :
 Konsultasi dengan nedis jika
tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
Jam 12.00
Edukasi :
 Anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara mandiri
 Anjurkan kepatuhan diet dan
olahraga
 Ajarkan pengelolaan diabetes
(insulin dan obat oral)
Jam 13.00
Kolaborasi :
 Pemberian insulin
Minggu, 18 April Jam 10.00 S : memiliki riwayat
2021 Observasi : Hiperglikemia
 Identifikasi kemungkinan O : GDS = 540 mg/dl
penyebab hiperglikemia A : ketidakstabilan kadar glukosa
 Monitor kadar glukosa darah darah
 Monitor tanda dan gejala P : Lanjutkan Intervensi
hiperglikemia
Jam 11.00
Terapeutik :
 Konsultasi dengan nedis jika
tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
Jam 12.00
Edukasi :
 Anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara mandiri
 Anjurkan kepatuhan diet dan
olahraga
 Ajarkan pengelolaan diabetes
(insulin dan obat oral)
Jam 13.00
Kolaborasi :
Pemberian insulin

DX 2 : Gangguan persepsi sensori terjadi akibat, perubahan sensori internal maupun eksternal, terjadi
perubahan tekanan bola mata kaanan dan kiri 15 mmHg, serta pada pemeriksaan funduskopi ditemukan
adanya mikroaneurisme pada pembuluh darah retina.
Waktu Implementasi Evaluasi
Sabtu, 17 April Jam 10.00 S : mata kanan dan kiri kabur
2021 Observasi O:
 Periksa status mental, status  VOD = 1/60, VOS =
sensori, dan tingkat 1/300
kenyamanan (mis. nyeri,  Hasil pengukuran bola
kelelahan) mata = 12 mmHg (kanan),
Jam 11.00 15 mmhg (kiri)
Terapeutik  Fudoskop = adanya
 Diskusikan tingkat toleransi mikroaneurisme pada
terhadap beban sensori (mis. pembuluh darah retina
bising, terlalu terang) A : gangguan persepsi sensori
 Batasi stimulus lingkungan penglihatan
(mis. cahaya, suara, P : Lanjutkan intervensi
aktivitas)
 Jadwalkan aktivitas harian
dan waktu istirahat
 Kombinasikan
prosedur/tindakan dalam satu
waktu, sesuai kebutuhan
Jam 12.00
Edukasi
 Ajarkan cara meminimalisasi
stimulus (mis. mengatur
pencahayaan ruangan,
mengurangi kebisingan,
membatasi kunjungan)
Jam 13.00
Kolaborasi
 Kolaborasi dalam
meminimalkan
prosedur/tindakan
 Kolaborasi pemberian obat
yang mempengaruhi persepsi
stimulus
Minggu, 18 April Jam 10.00 S : mata kanan dan kiri kabur
2021 Observasi O:
 Periksa status mental, status  VOD = 1/60, VOS =
sensori, dan tingkat 1/300
kenyamanan (mis. nyeri,  Hasil pengukuran bola
kelelahan) mata = 12 mmHg (kanan),
Jam 11.00 15 mmhg (kiri)
Terapeutik  Fudoskop = adanya
 Diskusikan tingkat toleransi mikroaneurisme pada
terhadap beban sensori (mis. pembuluh darah retina
bising, terlalu terang) A : gangguan persepsi sensori
 Batasi stimulus lingkungan penglihatan
(mis. cahaya, suara, P : Lanjutkan intervensi
aktivitas)
 Jadwalkan aktivitas harian
dan waktu istirahat
 Kombinasikan
prosedur/tindakan dalam satu
waktu, sesuai kebutuhan
Jam 12.00
Edukasi
 Ajarkan cara meminimalisasi
stimulus (mis. mengatur
pencahayaan ruangan,
mengurangi kebisingan,
membatasi kunjungan)
Jam 13.00
Kolaborasi
 Kolaborasi dalam
meminimalkan
prosedur/tindakan
 Kolaborasi pemberian obat
yang mempengaruhi persepsi
stimulus

DX 3 : Manajemen kesehatan tidak efektif terjadi akibat, pasien tidak mengikuti rencana
perawatan/pengobatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, klien tidak pernah control dan minum
obat secara teratur, hanya berobat bila badan terasa lemas
Waktu Implementasi Evaluasi
Sabtu, 17 April Jam 10.00 S : pasien tidak pernah control
2021  Kaji pengetahuan tentang dan minum obat secara tertaur
pengobatan DM O:-
 Observasi pasien dalam A : manajemen kesehatan tidak
mengkonsumsi obat efektif
Jam 11.00 P : lanjutkan intervensi
 Berikan pendidikan
kesehatan tentang pentingnya
pengobatan pada pasien DM
 Motivasi klien untuk
menerapkan pola hidup yang
sehat
Jam 12.00
 Cek tekanan kadar glukosa
darah pasien
 Latih senam aerobic untuk
DM
Jam 13.00
 Kolaborasi dengan keluarga
untuk memantau disiplin
pengobatan pasien
Minggu, 18 April Jam 10.00 S : pasien minum obat secara
2021  Kaji pengetahuan tentang teratur
pengobatan DM O : pasien minum obat secara
 Observasi pasien dalam teratur
mengkonsumsi obat A : manajemen kesehatan efektif
Jam 11.00 P : lanjutkan intervensi
 Berikan pendidikan
kesehatan tentang pentingnya
pengobatan pada pasien DM
 Motivasi klien untuk
menerapkan pola hidup yang
sehat
Jam 12.00
 Cek tekanan kadar glukosa
darah pasien
 Latih senam aerobic untuk
DM
Jam 13.00
 Kolaborasi dengan keluarga
untuk memantau disiplin
pengobatan pasien

Aktivitas 5
Buatlah dokumentasi keperawatan pada kasus DM komplikasi retinopati secara mandiri
Pengkajian
1. Data
Nama : Tn. Jano
Umur : 45 Tahun
Pekerjaan : Tukang servis elektronik
2. Keluhan Utama : kadar gula darah yang tinggi
3. Riwayat keluhan : masuk rumah sakit sejak 1 hari yang lalu dengan keluhan kadar gula
darah yang tinggi dan penglihatan kabur sehingga mengalami kesulitan penglihatan.
Penurunan penglihatan dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Klien mengalami DM sejak 10
tahun yang lalu. Kllien mempunyai riwayat hipertensi dan hiperglikemia. Menurut
istrinya klien tidak rutin control kesehata dan hanya berobat bila badan lemas
4. Hasil pemeriksaan :
a) GDS = 560 mg/dl
b) Ketajaman penglihatan VOD = 1/60 dan VOS = 1/300
c) Hasil pengukuran tekanan bola mata = 12 mmHg mata kanan dan 15 mmHg pada
mata kiri
d) Pemeriksaan fudoskopo = adanya mikroaneurisme pada pembuluh darah retina

KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif Data Objektif Masalah keperawatan
 Memiliki riwayat GDS = 560 mg/dl Ketidakstabilan kadar glukosa
hiperglikemia darah

mata kanan dan kiri kabur  VOD = 1/60, VOS = gangguan persepsi sensori
1/300 penglihatan
 Hasil pengukuran bola
mata = 12 mmHg
(kanan), 15 mmhg
(kiri)
 Fudoskop = adanya
mikroaneurisme pada
pembuluh darah retina
pasien tidak pernah control - manajemen kesehatan tidak
dan minum obat secara efektif
tertaur

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah terjadi akibat, tubuh tidak mampu menggunakan dan
melepaskan insulin secara adekuat, serta kadar glukosa darah pasie yang tinggi (560
mg/dl)
2. Gangguan persepsi sensori terjadi akibat, perubahan sensori internal maupun eksternal,
terjadi perubahan tekanan bola mata kaanan dan kiri 15 mmHg, serta pada pemeriksaan
funduskopi ditemukan adanya mikroaneurisme pada pembuluh darah retina.
3. Manajemen kesehatan tidak efektif terjadi akibat, pasien tidak mengikuti rencana
perawatan/pengobatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, klien tidak pernah control
dan minum obat secara teratur, hanya berobat bila badan terasa lemas

INTERVENSI KEPERAWATAN
DX1 : Ketidakstabilan kadar glukosa darah terjadi akibat, tubuh tidak mampu menggunakan dan
melepaskan insulin secara adekuat, serta kadar glukosa darah pasie yang tinggi (560 mg/dl)
Luaran : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24 jam, maka kestabilan kadar
glukosa darah meningkat dengan kriteria hasil :
 Lelah menurun
 Kadar glukosa dalam drah membaik
Intervensi :
Observasi :
 Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
 Monitor kadar glukosa darah
 Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
Terapeutik :
 Konsultasi dengan nedis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau memburuk
Edukasi :
 Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
 Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga
 Ajarkan pengelolaan diabetes (insulin dan obat oral)
Kolaborasi :
 Pemberian insulin

DX 2 : Gangguan persepsi sensori terjadi akibat, perubahan sensori internal maupun eksternal,
terjadi perubahan tekanan bola mata kaanan dan kiri 15 mmHg, serta pada pemeriksaan
funduskopi ditemukan adanya mikroaneurisme pada pembuluh darah retina.
Luaran : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan klien mampu
memeuhi kriteria hasil :
 Pasien mampu melihat dengan baik
Intervensi :
Observasi
 Periksa status mental, status sensori, dan tingkat kenyamanan (mis. nyeri, kelelahan)
Terapeutik
 Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori (mis. bising, terlalu terang)
 Batasi stimulus lingkungan (mis. cahaya, suara, aktivitas)
 Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
 Kombinasikan prosedur/tindakan dalam satu waktu, sesuai kebutuhan
Edukasi
 Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis. mengatur pencahayaan ruangan, mengurangi
kebisingan, membatasi kunjungan)
Kolaborasi
 Kolaborasi dalam meminimalkan prosedur/tindakan
 Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi stimulus

DX 3 : Manajemen kesehatan tidak efektif terjadi akibat, pasien tidak mengikuti rencana
perawatan/pengobatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, klien tidak pernah control dan
minum obat secara teratur, hanya berobat bila badan terasa lemas
Luaran : setelah dilakukan tindakan keperawatann selama 2x24 jam diharapkan pasien mampu
memenuhi kriteria hasil :
 Mengetahui pentingnya pengobatan pada pasien DM
 Kadar glukosa darah dalam batas normal
Intervensi :
 Kaji pengetahuan tentang pengobatan DM
 Observasi pasien dalam mengkonsumsi obat
 Berikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya pengobatan pada pasien DM
 Motivasi klien untuk menerapkan pola hidup yang sehat
 Cek tekanan kadar glukosa darah pasien
 Latih senam aerobic untuk DM
 Kolaborasi dengan keluarga untuk memantau disiplin pengobatan pasien

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


DX1 : Ketidakstabilan kadar glukosa darah terjadi akibat, tubuh tidak mampu menggunakan dan
melepaskan insulin secara adekuat, serta kadar glukosa darah pasie yang tinggi (560 mg/dl)
Waktu Implementasi Evaluasi
Sabtu, 17 April Jam 10.00 S : Memiliki riwayat
2021 Observasi : hiperglikemia
 Identifikasi kemungkinan O : GDS = 560 mg/dl
penyebab hiperglikemia A : Ketidakstabilan kadar glukosa
 Monitor kadar glukosa darah darah
 Monitor tanda dan gejala P : Lanjutkan intervensi
hiperglikemia
Jam 11.00
Terapeutik :
 Konsultasi dengan nedis jika
tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
Jam 12.00
Edukasi :
 Anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara mandiri
 Anjurkan kepatuhan diet dan
olahraga
 Ajarkan pengelolaan diabetes
(insulin dan obat oral)
Jam 13.00
Kolaborasi :
 Pemberian insulin
Minggu, 18 April Jam 10.00 S : memiliki riwayat
2021 Observasi : Hiperglikemia
 Identifikasi kemungkinan O : GDS = 540 mg/dl
penyebab hiperglikemia A : ketidakstabilan kadar glukosa
 Monitor kadar glukosa darah darah
 Monitor tanda dan gejala P : Lanjutkan Intervensi
hiperglikemia
Jam 11.00
Terapeutik :
 Konsultasi dengan nedis jika
tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
Jam 12.00
Edukasi :
 Anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara mandiri
 Anjurkan kepatuhan diet dan
olahraga
 Ajarkan pengelolaan diabetes
(insulin dan obat oral)
Jam 13.00
Kolaborasi :
Pemberian insulin

DX 2 : Gangguan persepsi sensori terjadi akibat, perubahan sensori internal maupun eksternal, terjadi
perubahan tekanan bola mata kaanan dan kiri 15 mmHg, serta pada pemeriksaan funduskopi ditemukan
adanya mikroaneurisme pada pembuluh darah retina.
Waktu Implementasi Evaluasi
Sabtu, 17 April Jam 10.00 S : mata kanan dan kiri kabur
2021 Observasi O:
 Periksa status mental, status  VOD = 1/60, VOS =
sensori, dan tingkat 1/300
kenyamanan (mis. nyeri,  Hasil pengukuran bola
kelelahan) mata = 12 mmHg (kanan),
Jam 11.00 15 mmhg (kiri)
Terapeutik  Fudoskop = adanya
 Diskusikan tingkat toleransi mikroaneurisme pada
terhadap beban sensori (mis. pembuluh darah retina
bising, terlalu terang) A : gangguan persepsi sensori
 Batasi stimulus lingkungan penglihatan
(mis. cahaya, suara, P : Lanjutkan intervensi
aktivitas)
 Jadwalkan aktivitas harian
dan waktu istirahat
 Kombinasikan
prosedur/tindakan dalam satu
waktu, sesuai kebutuhan
Jam 12.00
Edukasi
 Ajarkan cara meminimalisasi
stimulus (mis. mengatur
pencahayaan ruangan,
mengurangi kebisingan,
membatasi kunjungan)
Jam 13.00
Kolaborasi
 Kolaborasi dalam
meminimalkan
prosedur/tindakan
 Kolaborasi pemberian obat
yang mempengaruhi persepsi
stimulus
Minggu, 18 April Jam 10.00 S : mata kanan dan kiri kabur
2021 Observasi O:
 Periksa status mental, status  VOD = 1/60, VOS =
sensori, dan tingkat 1/300
kenyamanan (mis. nyeri,  Hasil pengukuran bola
kelelahan) mata = 12 mmHg (kanan),
Jam 11.00 15 mmhg (kiri)
Terapeutik  Fudoskop = adanya
 Diskusikan tingkat toleransi mikroaneurisme pada
terhadap beban sensori (mis. pembuluh darah retina
bising, terlalu terang) A : gangguan persepsi sensori
 Batasi stimulus lingkungan penglihatan
(mis. cahaya, suara, P : Lanjutkan intervensi
aktivitas)
 Jadwalkan aktivitas harian
dan waktu istirahat
 Kombinasikan
prosedur/tindakan dalam satu
waktu, sesuai kebutuhan
Jam 12.00
Edukasi
 Ajarkan cara meminimalisasi
stimulus (mis. mengatur
pencahayaan ruangan,
mengurangi kebisingan,
membatasi kunjungan)
Jam 13.00
Kolaborasi
 Kolaborasi dalam
meminimalkan
prosedur/tindakan
 Kolaborasi pemberian obat
yang mempengaruhi persepsi
stimulus
DX 3 : Manajemen kesehatan tidak efektif terjadi akibat, pasien tidak mengikuti rencana
perawatan/pengobatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, klien tidak pernah control dan minum
obat secara teratur, hanya berobat bila badan terasa lemas
Waktu Implementasi Evaluasi
Sabtu, 17 April Jam 10.00 S : pasien tidak pernah control
2021  Kaji pengetahuan tentang dan minum obat secara tertaur
pengobatan DM O:-
 Observasi pasien dalam A : manajemen kesehatan tidak
mengkonsumsi obat efektif
Jam 11.00 P : lanjutkan intervensi
 Berikan pendidikan
kesehatan tentang pentingnya
pengobatan pada pasien DM
 Motivasi klien untuk
menerapkan pola hidup yang
sehat
Jam 12.00
 Cek tekanan kadar glukosa
darah pasien
 Latih senam aerobic untuk
DM
Jam 13.00
 Kolaborasi dengan keluarga
untuk memantau disiplin
pengobatan pasien
Minggu, 18 April Jam 10.00 S : pasien minum obat secara
2021  Kaji pengetahuan tentang teratur
pengobatan DM O : pasien minum obat secara
 Observasi pasien dalam teratur
mengkonsumsi obat A : manajemen kesehatan efektif
Jam 11.00 P : lanjutkan intervensi
 Berikan pendidikan
kesehatan tentang pentingnya
pengobatan pada pasien DM
 Motivasi klien untuk
menerapkan pola hidup yang
sehat
Jam 12.00
 Cek tekanan kadar glukosa
darah pasien
 Latih senam aerobic untuk
DM
Jam 13.00
 Kolaborasi dengan keluarga
untuk memantau disiplin
pengobatan pasien

Anda mungkin juga menyukai