Anda di halaman 1dari 15

1

PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN


Bagian Biofisik
Oleh: Lalu Japa

Acara Pertama
PENGENALAN SATUAN KONSENTRASI LARUTAN

A. Tujuan
Membuat larutan glukosa dan menghitung konsentrasinya dalam satuan %, ppm,
molar, dan molal

B. Dasar Teori
Dalam mengerjakan acara-acara praktikum fisiologi tumbuhan, tidak pernah lepas
dari berbagai macam larutan atau zat kimia lainnya dengan konsentrasi yang berbeda-
beda pula. Untuk menyatakan konsentrasi larutan, pada perinsipnya telah dikenal ada 4
macam satuan konsentrasi yaitu : persen (%), molar (M), molal (m), dan part per million /
bagian per sejuta (ppm).
Persen menunjukkan perbandingan antara jumlah berat (gram) zat terlarut dalam 100
gram larutan (w/w), dikenal dengan istilah persen berat. Dapat juga dinyatakan dengan
perbandingan antara berat zat terlarut dalam 100 ml larutan (w/v), atau dalam
perbandingan antara volume zat terlarut dalam 100 ml larutan (v/v), disebut persen
volume. Molar merupakan jumlah mol zat terlarut dalam air sampai volumenya 1 liter.
Contoh 1 molar glukosa artinya 1 mol glukosa dilarutkan dalam air sampai volumenya 1
liter. Sedangkan mola adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram air. Kemudian
bagian per sejuta adalah 1 mgram zat terlarut dilarutkan dalam 1 liter air.

C. Alat dan Bahan


1. Neraca
2. Gelas kimia 1000 ml
3. Gelas ukur 200 ml
4. Serbuk glukosa
5. Air, tapi sebaiknya aquadestilata

D. Cara Kerja
1. Timbang serbuk glukosa sebanyak 10 gram ( w glukosa).
2. Masukan serbuk glukosa tersebut ke dalam gelas ukur yang sudah diisi dengan
100 ml air (v air).
3. Baca volume larutan glukosa dalam gelas ukur tersebut (v larutan). Tentukan juga
volume serbuk glukosa yang telah digunakan tadi (v glukosa).
4. Timbang gelas ukur yang berisi larutan tersebut untuk menentukan berat air yang
digunakan (w air).
5. Hitung konsentrasi larutan glukosa di atas berdasarkan satuan-satuan sebagai
berikut:
a. % (w/w), dengan rumus : (w glukosa/w air) x 100 %.
b. % (w/v), dengan rumus : (w glukosa/v air) x 100 %.
c. % (v/v), dengan rumus : (v glukosa/v air) x 100 %.
2

d. Molar, dengan rumus : (w glukosa/BM glukosa) dibagi (1/1000) v larutan.


e. Molal, dengan rumus : (w glukosa/BM glukosa) dibagi (1/1000) w larutan.
E. Permasalahan
1. Dengan memperhatikan langkah kerja nomor 5, buatlah definisi tentang molaritas
dan molalitas!
2. Pada langkah kerja nomor 5, cara penentuan (perhitungan) mana yang tidak lazim
digunakan dalam bidang fisiologi, jelaskan!
3. Analok dengan langkah kerja nomor 5b, tentukan konsentrasi glukosa (larutan
glukosa) dalam satuan ppm!
4. Jelaskan perbedaan antara konsentrasi dengan dosis!

F. Tugas
1. Buat jurnal hasil praktikum anda, dan kumpulkan segera setelah kegiatan
praktikum ini selesai!
2. Buat laporan praktikum yang disertai dengan jawaban terhadap permasalahan
yang tersebut dalam bagaian E, laporan kemudian dikumpulkan seminggu setelah
kegiatan praktikum ini!

Catatan
PENGENCERAN
1. Prosentase
Sukrosa 20%
20 gram sukrosa dalam labu ukur + aquadestilata sampai tanda 100 ml
Pengenceran menjadi 10%
V1N1 = V2N2
100 ml x 20% = V2 x 10%
V2 = 100 ml x 20% / 10%
= 200 ml
Jadi, larutan sukrosa 20% diambil 100 ml kemudian ditambahkan aqudestilata
sampai volumenya 200 ml.
2. Molaritas
NaOH (masa atom Na = 23, O = 16, dan H = 1)
Yang akan dibuat adalah larutan 5 M NaOH = 5 mol/L = 5 mol/1000
Misal, yang akan dibuat sebanyak 100 ml, 100 ml = 5 mol/1000 = 0,5 mol NaOH
Mol = gram/masa rumus (mr)
Gram = mol x mr
= 0,5 x 40
= 20 gr NaOH

V1N1 = V2N2
100 x 5 = V2 x 2
V2 = 250 ml
V2 – V1 = 250 ml – 100 ml = 150 ml

Jadi larutan 2 mol NaOH diperoleh dari penambahan pada 5 mol NaOH 100 ml
sampai volumenya 250 ml.
3

Acara Kedua
DIFUSI DAN OSMOSIS

A. Tujuan
1. Mengetahui proses difusi molekul K-permanganat dalam air.
2. Mengetahui proses osmosis Kristal K-permanganat dalam larutan tembaga 5 %.
3. Mengetahui adanya proses osmosis pada sel tumbuhan.
4. Mengetahui proses pengangkutan melalui proses osmosis.
5. Mengetahui arah keluar masuknya cairan, bila sel-sel diberi larutan hypotonis
atau larutan hypertonis. Dengan kata lain, untuk mengetahui pengaruh larutan
hypotonis dan larutan hypertonis terhadap sel.

B. Dasar Teori
Sel yang hidup memerlukan suplai bahan makanan dan mengeluarkan bahan-bahan
limbah hasil metabolisme. Paling sedikitnya ada lima cara proses tersebut dapat
berlangsung , yaitu difusi, osmosis, difusi terbantu, transpor aktif, endositosis, dan
pinositosis.
Difusi dapat diartikan sebagai terjadinya pergerakan suatu zat (molekul, atom, ion)
dari satu titik ke titik lain secara bebas karena adanya gerak kinetik. Kesan arah
pergerakan molekul suatu zat yang berdifusi sejalan dengan gradien konsentrasi zat
tersebut. Dengan kata lain, difusi dapat terjadi karena adanya berbedaan konsentrasi
antara dua zat atau larutan. Difusi merpakan proses fisika yang dapat terjadi di alam
bebas maupun di dalam jaringan hidup tumbuhan ataupun hewan. Contoh: Pertukaran
gas pada tumbuhan yang terjadi pada daunnya atau organ lainnya yang berfungsi seperti
daun.
Osmosis adalah proses difusi air yang terjadi melalui membran semipermeabel.
Prosesnya sangat tergantung pada potensial kimia air atau potensial air (PA). Potensial
air merupakan kemampuan molekul air untuk melakukan difusi. Osmosis berjalan dari
potensial air tinggi menuju ke potensial air yang lebih rendah. Potensial air itu sendiri
sangat dipengaruhi oleh potensial tekanan. Dengan demikian, proses osmosis ditentukan
oleh potensial air (PA), potensial tekanan (PT) dan potensial osmosis (PO) itu sendiri.
Potensial osmosis menggambarkan status suatu larutan yang dinyatakan dalam
satuan tekanan atau energi, yang sangat bergantung pada perbadingan antara pelarut dan
zat terlarut. Potensial osmosis itu sendiri ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu
konsentrasi, ionisasi molekul zat terlarut, hidrasi molekul zat terlarut dan suhu.
Transportasi yang lainnya adalah transpor aktif, yaitu bergeraknya molekul-molekul
suatu zat melawan gradien konsentrasi. Hal ini berbeda dengan proses difusi biasa.
Proses transpor aktif dapat terjadi kaena adanya protein sebagai suatu enzim atau sebagai
pembawa khusus yang berfungsi sebagai pompa. Misalnya pompa Na+ dan K+. Keluar
masuknya ion Na+ dan K+ digunakan pula untuk ikut keluar masuknya zat lain.
Bentuk lain transportasi zat dalam organisme adalah endositosis, (fagositosis) dan
pinositosis. Cara ini terutama digunakan molekul protein yang terlalu besar dan terlalu
hidrofobik untuk dilakukan pemindahan dengan difusi biasa. Kebalikan dari proses
endositosis adalah eksositosis.
4

C. Alat dan Bahan


1. Satu buah petri dish.
2. Satu buah tabung reaksi.
3. Alat pengebor gabus (dengan diameter 0,8-1 cm).
4. Timbangan analitik.
5. Botol timbang.
6. Oven yang suhunya dapat mencapai 100 oC.
7. Tujuh buah botol vial.
8. Silet.
9. Pinset berujung runcing atau jarum bertangkai.
10. Mikroskop.
11. Gelas obyek dan gelas penutup.
12. Kristal K-permanganat.
13. Air suling (aquadestilata).
14. Larutan tembaga sulfat.
15. Kristal K-ferrosianida.
16. Larutan sukrosa: 0,14 M, 0,16 M, 0,18 M, 0,20 M, 0,22 M, 0,24 M, dan 0,26 m
17. Daun Rhoeo discolor.

D. Cara Kerja
D1. Difusi Molekul K-permanganat
1. Tuanglah 15 ml air suling (aquadestilata) ke dalam cawan petri yang telah diberi
alas kertas putih berskala dan letakkan di tempat yang datar dan rata
2. Masukkan sebutir kristal k-permanganat di tengah-tengah cawan petri tadi.
3. Perhatikanlah gerak difusi molekul K-permanganat dalam air dan ukurlah diameter
sebaran difusi molekul K-permanganat serta catatlah waktu sebaran hinga
diameternya mencapai 1 cm.
4. Ukurlah diameter sebaran setelah 5 dan 10 menit.

D2. Difusi pada daun Rhoeo discolor


1. Buatlah irisan membujur lapisan epidermis bawah daun Rhoeo discolor setipis
mungkin dengan mengunakan silet
2. Letakkan irisan tadi di atas kaca obyek, lalu tetesi dengan air
3. Amati sediaan tersebut di bawah mikroskup dan gambarlah hasil pengamatanmu.
4. Buatlah sediaan berikutnya dengan seperti di atas, tetapi tidak ditetesi air melainkan
dengan larutan sukrosa 1,0 M
5. Amati dibawah mikroskup dan gambarlah hasil pengamatanmu
6. Bandingkan bentuk sel dari ke dua pengamatan tadi
7. Sediaan kedua tadi, selanjutnya ditetesi air, kemudian amati dan gambar pula hasil
pengamatanmu.

D3. Proses Osmosis


1. Masukkanlah 5 ml larutan tembaga sulfat 5% ke dalam tabung reaksi yang sudah
disediakan
2. Dengan hati-hati, masukkan sebutir kecil K-ferrosianida ke dalam tabung reaksi tadi
5

3. Usahakan supaya tabung tetap tegak, jangan sekali-kali dikocok dan bahkan
usahakan jangan sampai tergoyang !!!
4. Amati terbentuknya endapan coklat dari membran tembaga ferrosianida dan amati
membran tersebut.

E. Pertanyaan
1. Mengapa membran K-permanganat terus menerus pecah dan terbentuk kembali?
2. Larutan apakah yang berada di sebelah dalam membran tadi?
3. Zat apakah yang dapat melalui membran tersebut ? Jelaskan !
6

Acara Ketiga
PLASMOLISIS DAN DEPLASMOLISIS

A. Alat dan Bahan


1. Gelas obyektif
2. Gelas penutup
3. Silet
4. Mikroskop
5. Stopwacth
6. Daun tumbuhan Rhoeo discolor
7. Larutan sukrosa 21%
8. Aquadestilata

B. Cara Kerja
1. Sayat atau iris permukaan bagian bawah (bagian yang berwarna merah) daun Rhoeo
discolor!
2. Masukkan 2 sampai 3 sayatan daun ke dalam setiap botol vial berisi larutan sukrosa,
dan biarkan selama 30 menit
3. Letakkan irisan tersebut pada gelas benda yang telah ditetesi aquadestilata kemudian
tutup dengn gelas penutup!
4. Amati di bawah mikroskop. Apabila sel-sel daun tersebut sudah tampak jelas, tetesi
dengan larutan sukrosa 21% pada salah satu sisi/ujung gelas penutupnya dan pada
sisi/ujung lainnya tempelkan kertas penghisap (tisue) atau kertas saring, sehingga
aquadestilata akan terhisap/tertarik oleh kertas penghisap tersebut. Selanjutnya
medium irisan daun tadi telah berganti dengan larutan sukrosa 21%.
5. Amati setelah berlangsung 5 menit! Catat perubahan yang terjadi (terutama waktu
terjadinya PLASMOLISIS)!
6. Ganti larutan sukrosa 21% dengan aquadestilata!
7. Amati dan catat waktu terjadinya DEPLASMOLISIS!
8. Periksa sayatan daun itu di bawah mikroskop dan amati apa yang terjadi. Gambarlah
hasil pengamatan Anda
Data hasil pengamatan dapat dituangkan dalam tabel seperti berikut ini:

No. Konsentrasi Prosentase Jumlah Sel yang Mengalami


Larutan Plasmolisis

1 0,14 M
2 0,16 M
3 0,18 M
4 0,20 M
5 0,22 M
6 0,24 M
7 0,26 M

E. Pertanyaan
Pada konsentrasi berapa jumlah sel yang berplasmolisis paling banyak ? Jelaskan !
7

Acara Keempat
MENGUKUR TURGIDITAS RELATIF

A. Alat dan Bahan


1. Oven
2. Petri dish
3. Timbangan
4. Lampu neon
5. Daun tumbuhan
6. Kertas tisue

B. Cara Kerja
1. Buat potongan daun contoh tumbuhan percobaan
2. Timbang potongan daun tersebut untuk mendapatkan berat segar (BS)
3. Isi petri dish dengan air (aquadestilata) secukupnya
4. Masukkan minimal 10 potong daun yang telah dipersiapkan
5. Letakkan di bawah sinar lampu neon atau di jendela, dan biarkan selama 2 – 3 jam
6. Angkat dari petri dish, keringkan kelebihan air dengan kertas tisue kemudian timbang
sebagai berat turgid (BT)
7. Keringkan dalam oven, kemudian timbang lagi untuk mendapatkan berat kering (BK)

C. Tugas
1. Hitung berat turgid, dimana BT = BS-BK/BT-BK X 100%
2. Tentukan turgor relatif (TR) daun tanaman uji tersebut dengan mengunakan rumus
sebagai berikut:

BS - BK
TR = X 100%
BT – BK

Keterangan :
BS = berat segar atau beat basah
BT = berat turgid
BK = berat kering
8

Acara Kelima
TRANSPIRASI DAN PENGUAPAN MELALUI LUBANG KECIL

A. Pendahuluan

Aktivitas hidup tumbuhan mengeluarkan air ke atmosfer dalam bentuk uap air.
Prosesnya disebut transpirasi. Banyaknya air yang dikeluarkan melalui proses bagi
tumbuhan berbeda pada setiap spesies yang berbeda. Transpirasi dapat terjadi melalui
stomata, kutikula dan lentisel. Dengan demikian maka dikenal transpirasi stomata,
transpirasi kutikula, dan transpirasi lentisel. Organ tumbuhan yang paling besar perannya
dalam proses transpirasi adalah daun. Hal ini karena pada daunlah stomata paling banyak
terdapat. Di samping itu, transpirasi melalui stomata paling banyak dilakukan dibanding
melalui kutikula ataupun lentisel.
Transpirasi penting artinya bagi tumbuhan, karena dapat meningkatkan laju
angkutan air dan garam mineral dari tanah, akar dan ke organ tumbuhan bagian atas. Arti
penting lainnya adalah mengatur turgor optimum di dalam sel tumbuhan. Banyak faktor
yang dapat mempengaruhi laju transpirasi, yaitu radiasi sinar matahari, kelembabab
lingkungan, angin, suhu, dan kondisi air tanah. Khusus dari faktor radiasi, pengaruhnya
terhaap transpirasi adalah berkaitan dengan pengaruna terhadap membuka dan
menutupnya stomata. Oleh karena itu dengan membukannya stomaa pada siang hari,
maka transpiasi berjalan terutama pada siang hari.
Laju transpirasi dapat diukur dengan menggunakan alat potometer atau dengan
cara menimbangan. Cara penimbangan lebih memberikan hasil yang lebih baik dari pada
dengan potometer, karena pada potometer yang terukur bukan saja air yang hilang
karena transpirasi tetapi juga air yang hilang karena digunakan dalam proses metabolisme
tumbuhan tersebut.

B. Tujuan
1. Mengetahui jumlah kehilangan air pada tumbuhan melalui transpirasi
2. Mengetahui pengaruh ukuran dan susunan lubang sebagai model variasi stomata
terhadap kecepatan penguapan air
3. Mengeahui laju transpirasi karena pengaruh membuka dan menutupnya stomata.

C. Alat dan Bahan:


1. Labu Erlenmeyer
2. Botol jam
3. Timbangan
4. Pelubang gabus (paku berbagai ukuran)
5. Tutup gabus
6. Vaseline, kanada balsem (atau sabun wing)
7. Stop watch (arloji)
8. Kertas aluminium foil
9. Potongan tumbuhan lengakp dengan daun (beberapa helai daun)
10. Air secukupnya
11. Karet gelang
12. Kertas buram
9

D1. Cara Kerja untuk TRANSPIRASI


1. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Persiapkan sepotong dahan tumbuhan lengkap dengan daunnya (usahakan jangan
sampai layu).
3. Isi labu Erlenmeyer dengan air secukupnya
4. Pasang atau set potongan dahan tumbuhan yang telah dipersiapkan. Atur sedemikian
rupa (Bagian pangkal dahan pada mulut labu Erlenmeyer diberi vaseline atau kanada
balsem atau sabun wing), sehingga tidak ada penguapan kecuali melalui stomata
daun. Buat 2 set, jelasnya lihat Gambar.
5. Timbang dan catat beratnya.
6. Letakkan 1 set percobaan di dalam dan satu lainnya di luar.
7. Lakukan ulangan penimbangan setiap 30 menit, catat perubahan beratnya.

Gambar: Model percobaan

D2. Cara Kerja untuk PENGUAPAN MELALUI LUBANG KECIL


1. Isi botol jam dengan air secukupnya, persiapkan minimal 4 botol jam
2. Lubangi kertas aluminium foil dengan paku yang bervariasi ukurannya.
3. Biarkan botol jam pertama terbuka
4. Tutup botol jam kedua dengan aluminium foil berlubang 1 yang dilubangi dengan
paku besar
5. Tutup botol jam ketiga dengan kertas aluminium foil berlubang 4 yang dilubangi
dengan paku kecil. Jarak antar lubang 2 cm
6. Tutup botol jam keempat dengan kertas aluminium foil berlubang 9 yang dilubangi
dengan paku kecil. Jarak antar lubang 1 cm
7. Timbang semua botol perlakuan yang telah dipersiapkan
8. Ulangi penimbangan setiap 30 menit, dan catat perubahan beratnya

E. Tugas
1. Hitung laju transpirasi melalui daun
2. Hitung rata-rata laju transpirasi pada setiap helai daun
3. Bandingkan dengan perlakuan mana, kehilangan air paling banyak.
4. Bandingkan kehilangan air melalui tarnspirasi dengan penguapan melalui lubang
kecil. Jelaskan, mengapa demikian!
10

Acara Keenam
UJI POTENSIAL AIR () UBI JALAR ATAU KENTANG

A. Pendahuluan

Potensial air (PA) menggambarkan kemampuan molekul air untuk melakukan


difusi. Dalam kondisi sama, volume besar air memiliki kelebihan energi bebas dari pada
dalam volume kecil. Potensial air dapat meningkat jika ada tekanan, selanjtnya akan
meningkatkan kemampuan difusi dalam larutan atau air murni.
Dengan konsep potensal air dapat digambarkan proses osmosis yang terjadi dari
larutan yang hipertonis menuju larutan yang hipotonis, bila potensial air larutan
hipertonis lebih besar dari larutan hipotonis. Hal ini hanya dapat terjadi bila larutan
hipertonis mendapat tambahan tekanan yang dapat meningkatkan potensial airnya.
Potensial air yang paling tinggi adalah pada air murni, yakni 0 (nol) atmosfer.
Oleh karena itu, potensial air todak murni selalu lebih kecil dari nol atau bernilai negatif
(-1,-2, -3 dan seterusnya)
Adanya tekanan, yang kemudian disebut potensial tekanan (PT) dapat
meningkatkan potensial air. Di dalam kehidupan tumbuhan, poensial tekanan dapat
terjadi dalam bentuk tekanan turgor. Nilao potensial tekanan dapat positif (+), 0 (nol),
atau negatif (-).

B. Tujuan
Mengetahui potensial air umbi kentang ( umbi jalar atau umbi bengkuang)

C. Alat dan Bahan


1. Gelas kimia (lima buah)
2. Pelubang (bor) gabus
3. Penggaris (sebaiknya jangka sorong)
4. Timbangan
5. Umbi ubi jalar atau ketang
6. Aquadestilata (= air suling)
7. Larutan sukrosa: 0,2 M; 0,4 M; 0,6 M; 0,8 M; dan 1 M

D. Cara Kerja
1. Buatlah batangan umbi uji jalar atau kentang dengan pelubang gabus
2. Potong batangan umbi yang dihasilkan tadi dengan ukuran tertentu, dan catat setiap
ukuran panjangnya (atau timbang berat)
3. Rendamlah beberapa potongan (minimal 3 potong) dalam gelas kimia yang telah
berisi larutan sukrosa dengan berbagai keenceran, kecuali 1 dengan hanya
aquadestilata.
4. Tutup semua perlakuan dengan alumnium foil, dan biarkan selama kurang lebih 2-3
jam.
5. Angkat dan ukur panjang masing-masing potongan umbi tadi (dan timbang lagi).

E. Tugas
1. Bagaimanakah perubahan panjang (atau berat)? Jelaskan mengapa demikian!
11

Acara Ketujuh
UJI POTENSIAL AIR () DAUN DENGAN METODE SHARDAKOV

A. Pendahuluan

Potensial air (PA) menggambarkan kemampuan molekul air untuk melakukan


difusi. Dalam kondisi sama, volume besar air memiliki kelebihan energi bebas dari pada
dalam volume kecil. Potensial air dapat meningkat jika ada tekanan, selanjtnya akan
meningkatkan kemampuan difusi dalam larutan atau air murni.
Dengan konsep potensal air dapat digambarkan proses osmosis yang terjadi dari
larutan yang hipertonis menuju larutan yang hipotonis, bila potensial air larutan
hipertonis lebih besar dari larutan hipotonis. Hal ini hanya dapat terjadi bila larutan
hipertonis mendapat tambahan tekanan yang dapat meningkatkan potensial airnya.
Potensial air yang paling tinggi adalah pada air murni, yakni 0 (nol) atmosfer.
Oleh karena itu, potensial air todak murni selalu lebih kecil dari nol atau bernilai negatif
(-1,-2, -3 dan seterusnya)
Adanya tekanan, yang kemudian disebut potensial tekanan (PT) dapat
meningkatkan potensial air. Di dalam kehidupan tumbuhan, poensial tekanan dapat
terjadi dalam bentuk tekanan turgor. Nilao potensial tekanan dapat positif (+), 0 (nol),
atau negatif (-).

B. Tujuan

Mengetahui potensial air daun tumbuhan dengan cara Shardakov.

C. Alat dan Bahan


1. Gelas kimia atau tabung reaksi (12 buah)
2. Silet
3. Helai daun tumbuhan tertentu
4. Larutan sukrosa: 0,1 M; 0,2 M; 0,3 M; 0,4 M; 0,5 M; dan 0,6 M

D. Cara Kerja

1. Isi gelas kimia (tabung reaksi) dengan larutan sukrosa, masing-masing dibuat rangkap
(double)
2. Buatlah potongan daun, usahakan sama ukurannya
3. Rendamlah 10 potongan daun dalam gelas kimia (tabung reaksi) yang telah berisi
larutan sukrosa dengan berbagai keenceran.
4. Tutup semua perlakuan dengan alumnium foil, goyangkan pelan-pelan dan biarkan
selama kurang lebih 2-3 jam.
5. Keluarkan potongan daun tersebut, kemudian larutan sisa diuji dengan larutan
pengetes yang konsentrasinya sama dengan larutan yang dites.
12

Tabel pengamatan dapat dibuat seperti sebagai contoh berikut:

No. Konsentrasi Sukrosa (M) Gerakan Larutan Pengetes

1. 0,1

2. 0,2

3. 0,3

4. 0,4

5. 0,5

6. 0,5

E. Tugas
1. Bagaimanakah prilaku larutan pengetes pada masing-masing larutan yang dites?
Jelaskan mengapa demikian!
13

Acara Kedelapan
PENGUKURAN POTENSIAL AIR JARINGAN TUMBUHAN

A. Pendahuluan

Potensial air (PA) menggambarkan kemampuan molekul air untuk melakukan


difusi. Dalam kondisi sama, volume besar air memiliki kelebihan energi bebas dari pada
dalam volume kecil. Potensial air dapat meningkat jika ada tekanan, selanjtnya akan
meningkatkan kemampuan difusi dalam larutan atau air murni.
Dengan konsep potensal air dapat digambarkan proses osmosis yang terjadi dari
larutan yang hipertonis menuju larutan yang hipotonis, bila potensial air larutan
hipertonis lebih besar dari larutan hipotonis. Hal ini hanya dapat terjadi bila larutan
hipertonis mendapat tambahan tekanan yang dapat meningkatkan potensial airnya.
Potensial air yang paling tinggi adalah pada air murni, yakni 0 (nol) atmosfer.
Oleh karena itu, potensial air todak murni selalu lebih kecil dari nol atau bernilai negatif
(-1,-2, -3 dan seterusnya)
Adanya tekanan, yang kemudian disebut potensial tekanan (PT) dapat
meningkatkan potensial air. Di dalam kehidupan tumbuhan, poensial tekanan dapat
terjadi dalam bentuk tekanan turgor. Nilao potensial tekanan dapat positif (+), 0 (nol),
atau negatif (-).

B. Tujuan
1. Mempelajari prinsip fisika yang menentukan aliran bersih ( net flux) air pada sistem
osmotik
2. Mempelajari teknik pengukuran potensial air jaringan tumbuhan
3. Mempelajari aliran bersih air yang tidak saja melewati membran sel tunggal, tetapi
juga antar sel melalui jaringan pengangkutan di dalam tubuh tumbuhan, dari tanah ke
tumbuhan, dan dari tumbuhan ke atmosfer
C. Alat dan Bahan
1. Gelas beaker
2. Aquadestilata
3. Sukrosa
4. Umbi kentang
5. Gunting
6. Pisau
7. Paper towel
8. Timbangan analitik
9. Tabung reaksi
10. Alat pelubang gabus (diameter 3 cm)

D. Cara Kerja
1. Siapkan gelas beaker (150-250 ml) sebanyak 12 buah!
2. Setiap gelas beaker diisi masing-masing dengan 0,00; 0,05; 0,10; 0,15; 0,20; 025;
0,30; dan 0,35 molal (m) larutan sukrosa!
3. Buatlah silinder umbi kentang dengan pelubang gabus sebanyak 12 potong. Lakukan
seteliti mungkin agar silinder umbi kentang tadi memiliki ukuran panjang yang sama!
14

4. Letakkan silinder umbi kentang tadi pada kertas towel yang sudah dilembabkan!
5. Setiap potongan silinder umbi kentang ditimbang dengan timbangan analitik dan catat
beratnya masing-masing!
6. Potong lagi silinder umbi kentang tadi dengan ukuran yang sama (tebal sekitar 5
mm)!
7. Masukkan potongan silinder umbi kentang tersebut ke dalam tabung rekasi atau gelas
kimia yang berisi sukrosa dengan konsentrasi yang berbeda!
8. Biarkan selama 1,5 jam!
9. Angkat potongan silinder umbi kentang tersebut dan tempatkan kembali pada kertas
towel yang telah dilembabkan!
10. Segera timbang lagi dan catat beratnya!
11. Hitung persentase perubahan berat dengan rumus: Berat akhir – berat awal/berat awal
x 100%
12. Gambar grafik menggunakan kertas grafik yang menggambarkan hubungan antara
perubahan berat atau persentase perubahan berat dengan konsentrasi larutan sukrosa
dan potensial osmotik!
13. Kalibrasi axis potensial osmotik, setelah melakukan kalkulasi (perhitungan) potensial
osmotik () untuk setiap larutan sukrosa dengan menggunakan formula berikut:
-  = miRT
m = molalitas larutan sukrosa
i = Konstanta ionisasi, nilai numerik 1 untuk sukrosa
R = Gas konstan (0,083 liter bars/mol derajat)
T = Temperatur absolut (oC + 273)
14. Nilai  untuk semua larutan sukrosa dapat dihitung secara lebih sederhana dengan
menggunakan rumus: m1/1 = m2/2
15. Tentukan nilai interfolasi pada grafik yang menunjukkan tidak ada perubahan berat!
16. Hitung nilai  untuk larutan tersebut! Nilai tersebut sama dengan nilai potensial air
jaringan.
Model tabel pengamatan
No. Konsentrasi Berat awal Berat akhir Perubahan berat Persentase
larutan sukrosa (gr) (gr) (mgr) perubahan berat
(m) (%)
1. 0,00
2. 0,05
3. 0,10
4. 0,15
5. 0,20
6. 0,25
7. 0,30
8. 0,35
15

Acara Kesembilan
GERAK KAPILER AIR PADA TANAH

A. Pendahuluan

Tanah merupakan media yang sangat penting bagi tumbuhan, karena di samping
sebagai penyangga berdirnya tumbuhan, juga sebagai sumber mineral, bahan organik
yang sangat diperlukan tumbuhan, dan air yang merupakan kebutuhan vital tumbuhan.
Air adalah salah satu komponen penting dalam tanah yang dapat menentukan suatu
tumbuhan dapat tumbuh dengan atau sebaliknya. Air mutlak diperlukan oleh tumbuhan
dan diperoleh dari dalam tanah.
Kandungan atau kadar air dalam tanah dapat ditentukan atau diukur dengan
berbagai macam parameter. Sedangkan hubungan tanah dengan air dapat diukur dengan
cara pengamatan gerak kapiler air pada tanah dan kadar air tanah pada kapasitas lapang.
Di dalam tanah, air terikat dengan daya absorpsi atau tekanan hidrostatik. Air
dapat meningalkan tanah dengan penguapan, gravitasi atau diabsorpsi oleh akar
tumbuhan. Karena penyerapan air oleh akar tumbuhan terjadi melalui proses osmosis,
maka potensial air tanah merupakan faktor penting dalam hubungan tumbuhan dengan
air tanah.

B. Tujuan

1. Menetahui dan mengukur gerak kapiler pada tanah


2. Mengetahui dan mengukur kadar air tanah pada kapasitas lapang

C. Alat dan Bahan


1. Labu (gelas) ukur minimal 50 ml (3 buah)
3. Gelas kimia
4. Arloji
5. Air secukupnya
6. Pasir, tanah lempung dan tanah liat. Semuanya dalam keadaan kerang (kadar air
sangat rendah)

D. Cara Kerja
1. Isi gelas kimia dengan air secukupnya.
2. Isi gelas ukur: pertama dengan pasir, kedua dengan tanah lempung dan ketiga dengan
tanah liat.
3. Letakkan gelas ukur yang berisi tanah tadi dengan posisi terbalik (bagian mulut di
bawah) ke dalam gelas kimia yang telah berisi air.
4. Amati gerak kapiler air pada masing-masing perlakuan. Catat dimana terjadinya
gerak kapiler air paling cepat dan dimana paling lambat.
5. Jelaskan, mengapa terjadi demikian! Kesimpulan apa yang bisa diambil dari
percobaan ini?

Anda mungkin juga menyukai