Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM PENCERNAAN
BIOLOGI 1 Praktikum 8

Disusun oleh :
Kelompok 2
o Annisa Suci Indriani (1811E1016)
o Devia Zesica Amalia (1811E1019)
o Mauli Rizkiyani (1811E1026)

o Sukma Lestari (1811E1008)


o Zidan Nabil Muntashir (1811E1006)*

SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG ( STA-BA)


Tahun Pelajaran 2018 / 2019
A TES BENEDICT

1. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
 Mengenal berbagai macam karbohidrat gugus monosakarida dan
disakarida.
 Menjelaskan cara pengujian tentang adanya karbohidrat pada sampel.
1.2 Alat dan Bahan
 Tabung Reaksi 3 buah
 Rak Tabung Reaksi
 Pipet Volume 1 ml
 Pemanas
 Gelas Kimia
 Glukose 1%
 Fructose 1% (Madu)
 Sucrose 1% (Gula Putih)
 Reagen Benedict

1.3 Dasar Teori


Gula reduksi dengan larutan Benedict (campuran garam Kupri
Sulfat, Natrium Sitrat, Natrium Karbonat) akan terjadi reaksi reduksi
oksidasi dan di hasilkan endapan berwarna merah dari kupro oksida. Jika
tidak ada zat yang mereduksi maka larutan Benedict ini tetap jernih
sesudah percobaan. Tetapi apabila jumlah karbohidrat yang mereduksi
banyak sekali maka raksi terlihat sebelum di panaskan. Percobaan ini yang
terpenting adalah terjadinya kekeruhan (endapan halus/kasar) dan bukan
perubahan warna. Kemungkinan akan terlihat kekeruhan dengan hijau,
kuning atau merah tergantung dari halus kasarnya endapan Cu₂O.

2. METODE KERJA
 Siapkan 3 tabung reaksi.
 Isilah tiap tabung dengan Glukose 1%, Fruktose 1%, dan Sukrose 1%
sebanyak 1 ml.
 Tambahkan 2 ml reagen Benedict pada masing-masing tabung.
 Amati perubahan yang terjadi
 Kemudian panaskan sampai mendidih selama 10 menit.
 Ulangi percobaan sekali lagi.
 Amati perubahan yang terjadi
3. HASIL PENGAMATAN

Tabung Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan Keterangan

1 Larutan berubah
(Glukose 1%) warna dari warna
biru menjadi
orange

2 Larutan berubah
( Fruktose 1%) warna dari warna
biru menjadi
warna orange

3
(Sukrose 1%)
Larutan tetap
berwarna biru
4. PEMBAHASAN
Uji benedict yang dilakukan untuk mengetahui kandungan gula
(karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan
beberapa disakarida seperti laktosa dan maltosa. Pereaksi benedict mengandung
CuSO4, Na2CO3, dan Na.Sitrat. Pada percobaan dilakukan dengan 2 ml larutan
uji yaitu gula. Yang dimasukan 2 ml pereaksi benedict ke dalam tabung reaksi dan
campurkan dengan baik setelah itu dipanaskan pada bunsen delama  5
menit.  Setelah dirasa cukup dipanaskan lalu setelah dingin perlahan-lahan akan
terjadi perubahan warna dan endapan yang terbentuk. Setelah diamati terjadi
perubahan warna dan endapan itu membuktikan adanya gula pereduksi. Pada uji
benedict, teori yang mendarsarinya adalah gula yang mengandung gugus aldehida
atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+,
yang mengendap sebagai Cu2O(kupro oksida) berwarna merah bata.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan, untuk mengetahui kadar
karbohidrat dalam bahan pangan melalui uji benedict, dapat di simpulkan bahwa
sampel positif mengandung monosakarida. Dapat terlihat dari indicator poaitif
yang terbentuk (endapan berwarna merah bata/biru)
B TES BIURET

1. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
 Mengamati perubahan yang terjadi pada pengujian protein
1.2 Alat dan Bahan
 Tabung Reaksi
 Rak Tabung Reaksi
 Pipet Volume
 Pipet Tetes
 Albumin 20% (Putih Telur)
 Gelatin 20%
 Casein 20%
 NaOH 0.1 N
 CuSO4 0.1 N
1.3 Dasar Teori
Dalam suasana basa Cu bereaksi dengan beberapa jenis larutan protein dan
menghasilkan warna violet hasil pembentukan senyawa kompleks, reaksi biuret
dapat terjadi pada molekul yang mengandung dua gugus yang terikat pada satu
atom karbon atau atom nitrogen atau terikat langsung. Uji tes ini diberikan nama
berdasarkan nama senyawa biuret. Uji biuret merupakan uji karakteristik dari
protein.

2. METODE KERJA
 Siapkan 3 tabung reaksi.
 Diisi tiap tabung dengan albumin, gelatin, dan casein sebanyak 1 ml.
 Tambahkan NaOH 1 ml dan CuSO4 0,1 N sebanyak 2 tetes pada ketiga tabung
tersebut.
 Diamati perubahan yang terjadi.
3. HASIL PENGAMATAN

Tabung Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan Keterangan


1 Berubah warna,
(Albumin dari tidak berwarna
20%) menjadi kebiruan
dan berbuih

2 Berubah warna,
(Gelatin 20%) dari tidak berwarna
menjadi warna biru

3 Tidak ada
(Casein 20%) perubahan warna

4. PEMBAHASAN
Uji biuret merupakan jenis pengujian untuk identifikasi protein secara umum.
Berarti uji Biuret akan selalu memberikan hasil positif untuk semua jenis protein.
Prinsipnya adalah pengukuran serapan cahaya oleh ikatan kompleks berwarna ungu yang
terjadi bila protein bereaksi dengan ion Cu2+ dalam suasana basa. Reagen biuret terdiri
dari CuSO4 dalam aquadest, KI dalam aquadest, Na-sitrat, Na2CO3 dan NaOH. CuSO4
sebagai penyedia ion Cu2+ yang nantinya akan membentuk kompleks dengan protein. KI
berfungsi untuk mencegah terjadinya reduksi pada Cu2+ sehingga tidak mengendap. Na-
sitrat dan Na2CO3 berfungsi sebagai buffer dan NaOH berfungsi sebagai penyedia
suasana basa. Suasana basa akan membantu membentuk Cu(OH)2 yang nantinya akan
menjadi Cu2+ dan 2OH-. Hal ini membantu untuk membentuk kompleks dengan nitrogen
dari karbon dari ikatan peptida dalam larutan basa. Perubahan pada warna sampel uji
akan memberikan hasil yang positif atau negatif. Terjadinya warna ungu terbentuk dari
ikatan antara Cu dan N, unsur N terdapat pada peptida menghasilkan CuN yang terjadi
dalam suasana basa. Makin panjang suatu ikatan peptida, maka warna ungu yang
terbentuk makin jelas dan makin pekat.
Protein terdapat pada semua sel dan merupakan komponen terpenting dalam
semua reaksi kimia, rata - rata 2/3 dari berat kering suatu sel terdiri dari protein. Setiap
protein merupakan polimer asam amino. Asam - asam amino dalam protein disambung
dengan ikatan peptida yang merupakan ikatan kovalen amida yang terbentuk oleh gugus
α-karboksil dan α-amino.
Pada praktikum uji protein ini akan diamati adanya protein pada larutan putih
telur melalui uji biuret
Pada uji biuret, awalnya larutan putih telur berwarna putih bening, kemudian
ketika ditambahkan dengan 2 tetes NaOH, larutan tidak berubah warna putih bening,
setelah itu ketika ditambahkan dengan 2 tetes CuSO4, larutan berubah menjadi berwarna
ungu pada bagian atasnya. Dalam hal ini terbentuknya warna ungu menunjukkan bahwa
pada larutan putih telur tersebut mengandung protein.
Pada uji biuret dihasilkan warna violet/ungu. Hal ini disebabkan penambahan
CuSO4 sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+ dengan gugus amino dari protein. makin
kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan makin panjang ikatan
peptidanya. Dengan perubahan warna ungu yang diperoleh ini menunjukan bahwa uji ini
positif terhadap biuret.

5. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa Uji Biuret yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa putih telur atau albumin mengandung protein. Ini ditunjukkan saat
ditambahkan larutan NaOH tetap bening. Kemudian ditambahkan larutan CuSO4
sehingga terjadinya perubahan warna menjadi ungu. begitu juga dengan gelatin dan
casein yang berubah warna menjadi ungu.

6. Daftar Pustaka
Blog Biologi. (2016). Uji biuret. [online]. Tersedia :
http://bedalak.blogspot.com/2016/03/babi-pendahuluan-a.html?m=1. [2 Des18].
C UJI KATALASE

1. PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
 Mengetahui peranan enzim Katalase dan faktor yang mempengaruhi kerja
enzim tersebut
1.5 Alat dan Bahan
 Tabung Reaksi 2buah
 Gelas Kimia 250mL
 Hati Hewan Mentah
 Hati Hewan Rebusan
 Hidrogen Peroksida (H2O2) 3%
 Penjepit Tabung Reaksi
 Lampu Spirtus
1.6 Dasar Teori
Di dalam sel hewan senantiasa berlangsung reaksi rekasi kimia yang
memerlukan suatu enzim sebagai biokatalisator. Enzim bekerja pada sistem
metabolisme secara spesifik (prinsip lock and key). Enzim adalah protein katalitik.
Suatu katalis adalah suatu agen kimiawi yang mengubah laju reaksi tanpa harus di
pergunakan oleh reaksi itu. Dengan tidak adanya enzim, lalu lintas kimiawi
melalui jalur-jalur metabolisme akan menjadi sangat macet.

2. METODE KERJA
 Dimasukkan masing-masing hati hewan (mentah dan rebus) ke dalam tabung
reaksi.
 Diteteskan H2O2 sebanyak 3-5 tetes.
 Diarahkan setiap tabung pada api yang menyala.
 Diamati perubahan yang terjadi
3. HASIL PENGAMATAN

Tabung Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan Keterangan


Air nya jadi berbuih
1
(Hati Mentah)

Tidak ada
2 perubahan
(Hati Rebus)

4. PEMBAHASAN
Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel.  Enzim
mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu.  Sebagai
contoh enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2 dengan
reaksi sebagai berikut :
2H2O2 à 2H2O + O2
Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan.  Percobaan ini dilakukan dengan
menggunakan hati ayam dan jantung ayam (sebagaiperbandingan).  Hati ayam
digunakan karena banyak mengandung enzim katalase.  Hati ayam dan jantung ayam
kemudian dibuat ekstrak.  Yang terjadi pada ekstrak saat diberi perlakuan adalah
sebagai berikut :
v  Pada hati ayam
1.      Ekstrak ditambah H2O2 (hidrogen peroksida)
Saat ekstrak diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak.  Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah
H2O2 menjadi H2O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke
dalamnya, timbul nyala api.  Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan
menjadi oksigen (O2).
2.      Ekstrak ditambah HCl dan H2O2
Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu
asam.  Kemudian ditambah H2O2 ternyata tidak terbentuk gelembung udara ketika
dimasukkan bara api ke dalamnya juga tidak terjadi nyala api.  Hal ini menunjukkan
bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.
3.      Ekstrak ditambah NaOH dan H2O2
Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan
terlalu basa.  Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk gelembung  udara yang
sedang, tetapi saat bara api dimasukkan ke dalamnya tidak terjadi nyala api.  Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi
terlalu basa.
4.      Ekstrak dididihkan kemudian ditambah H2O2
Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H2O2, ternyata tidak timbul gelembung
udara dan saat bara api dimasukkan  ke dalamnya juga tidak timbul nyala api.  Hal ini
disebabkan karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah
rusak sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.

5. KESIMPULAN
 Enzim bekerja berpengaruh dengan derajat kesamaan dan suhu, pada PH yang
terlalu asam maupun basa enzim tidak dapat bekerja secara maksimal, sedangkan
pada suhu tinggi akan mengalami denaturasi.
 Enzim katalase bekerja dengan menguraikan H₂O₂ menjadi air (H₂O) dan
oksigen (O₂). enzim katalase akan rusak apabila bekerja pada suhu diatas 500C,
dan pada kondisi asam maupun basa

Anda mungkin juga menyukai