Anda di halaman 1dari 6

Sindroma Nevus Epidermal: Manifestasi Klinis

(Epidermal Nevus Syndrome: Clinical Manifestation)


Retno Danarti1, Suswardana2, Sunardi Radiono1
1
Bagian/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta
2
Rumkital Marinir Cilandak, Jakarta

Abstrak
Latar Belakang: Sindroma nevus epidermal bukanlah suatu entitas klinis, karena pada saat ini terdapat beberapa sindroma
nevus epidermal yang dapat dibedakan baik secara klinis dan kriteria genetis. Selain itu masih banyak kasus kelainan bawaan
yang kompleks yang berkaitan dengan nevus epidermal yang masih belum dapat dikelompokkan ke dalam sindroma nevus
epidermal yang telah ada. Tujuan: ditulisnya telaah kepustakaan ini adalah untuk mengulas sindroma nevus epidermal dengan
membedakan karakterisasinya secara klinis yaitu tipe nevus, pola distribusi nevus, spektrum anomali yang menyertai ataupun
kriteria genetis. Telaah kepustakaan: Pada telaah pustaka ini diulas tentang 8 sindroma nevus epidermal yang ada saat ini,
dan dibagi ke dalam tipe true nevi epidermal dan nevi epidermal organoid. True nevi epidermal meliputi sindroma Proteus
dan sindroma CHILD, sedangkan nevi epidermal organoid meliputi sindroma Schimmelpenning (sindroma nevus sebaseus),
phacomatosis pigmentokeratotika, sindroma nevus komedonikus, sindroma nevus Becker, sindroma nevus Angora hair, dan
sindroma Gobello. Kesimpulan: Tidak ada entitas klinis yang disebut sebagai “sindroma nevus epidermal”, namun terdapat
berbagai macam sindroma nevus epidermal yang dapat dibedakan baik dari tipe nevus, pola distribusi nevus, spektrum anomali
yang menyertai maupun dari kelainan genetik yang mendasari. Diagnosis tepat adalah sangat penting untuk mengetahui anomali
yang berkaitan dan terapi serta konseling genetik.

Kata kunci: nevus epidermal, sindroma nevus epidermal

Abstract
Background: The concept of epidermal nevus syndrome as one clinical entity seem does not entirely true as at least nine variance
of epidermal nevus syndromes can be distinguished based on their clinical and genetical criterias. There are probably still remain
some cases of complex birth defects associated with epidermal nevi that cannot be assigned to any of the established epidermal
nevus syndromes. Purpose: This paper shows those eight variance and suggests attributes of their characterization. Review: This
literature review tries to categorize 8 of current existing epidermal nevi syndrome into 2 types namely true epidermal nevi and
organoid epidermal nevi. True epidermal nevi consists of Proteus syndrome and CHILD syndrome, whereas organoid epidermal
nevi points to Schimmelpenning syndrome (nevus sebaceus syndrome), phacomatosis pigmentokeratotika, nevus comedonicus
syndrome, Becker nevus syndrome, Angora hair nevus syndrome, and Gobello syndrome. Conclusion: No clinical entity that
can be called as "epidermal nevus syndrome" as there are various epidermal nevus that can be characterized by their type of
nevus, distribution pattern, as well as their genetic criteria. Correct diagnoses is vital to understand the anomaly associated, the
therapeutic, and genetical counselling needed.

Key words: epidermal nevus, epidermal nevus syndrome

Alamat korespondensi: Retno Dunarti, e-mail: arasya@yahoo.com

Pendahuluan TELAAH KEPUSTAKAAN


Sindroma nevus epidermal bukanlah suatu entitas Di masa lalu banyak spesialis kulit menganggap
klinis, karena pada saat ini terdapat beberapa sindroma bahwa sindroma nevus epidermal adalah suatu entitas
nevus epidermal yang dapat dibedakan baik secara klinis. 1,2 Publikasi-publikasi yang ada ternyata
klinis dan kriteria genetis. Selain itu masih banyak menunjukkan bahwa terdapat berbagai macam
kasus kelainan bawaan yang kompleks yang berkaitan sindroma nevus epidermal yang dapat dibedakan
dengan nevus epidermal yang masih belum dapat secara klinis, histopatologis, dan kriteria genetis.3
dikelompokkan ke dalam sindroma nevus epidermal Tinjauan kepustakaan ini membahas 8 sindroma
yang telah ada. nevus epidermal yang ada saat ini, dan dibagi ke dalam

Pengarang Utama 2 SKP. Pengarang Pembantu 1 SKP


(SK PB IDI No. 318/PB/A.7/06/1990)

49
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 22  No. 1 April 2010

tipe true nevi epidermal dan nevi epidermal organoid. Gobello. Kriteria yang membedakan sindroma nevus
True nevi epidermal meliputi sindroma Proteus dan epidermal tersebut di atas, meliputi tipe nevus, pola
sindroma CHILD, sedangkan nevi epidermal organoid distribusi nevus, spektrum anomali yang menyertai,
meliputi sindroma Schimmelpenning (sindroma kemungkinan regresi spontan serta kriteria genetis
nevus sebaseus), phakomatosis pigmentokeratotika, dapat dilihat pada tabel 1.
sindroma nevus komedonikus, sindroma nevus Di masa yang akan datang masih dimungkinkan
Becker, sindroma nevus Angora hair, dan sindroma bertambahnya jumlah sindroma nevus epidermal.

Tabel 1. Delapan macam sindroma epidermal nevus (modifikasi dari Happle)

Kemung-
Pola distribusi Spektrum anomali kinan Kriteria
Sindroma Tipe nevus
nevus yang menyertai regresi genetis
spontan
Proteus Nevus epidermal Garis Blaschko Gigantisme ekstremitas, Tidak Lethal gene
soft, datar, nonor- hyperplasia skeletal fokal, surviving by
ganoid hamartoma subkutaneus mosaicism
CHILD Nevus CHILD Pola Hipoplasia atau aplasia Ya Mutasi
lateralisasi ekstremitas, anomali pada gen
dan garis pada serebral, jantung, NSDHL pada
Blaschko atau ginjal kromosom
Xq28
Schimmel- Nevus sebaseus Garis Blaschko Retardasi mental, kejang, Tidak Lethal gene
penning koloboma, lipodermoid surviving by
konjunktiva mosaicism
Phako- Nevus sebaseus Garis Blaschko Abnormalitas neurologis, Tidak Sporadik
matosis dan speckled (nevus segmental disestesia, dan
pigmento- lentiginous nevus sebaseus) dan segmental hiperhidrosis
keratotika (nevus spilus) checker-
board pattern
(nevus spilus)
Nevus Nevus komedo- Garis Blaschko Kista sebaseus, katarak, Tidak Sporadik
komedo- nikus defek skeletal,
nikus abnormalitas EEG
Nevus Nevus Becker Checkerboard Anomali musculoskeletal Tidak (warna Paradominant
Becker pattern dan anomali kutaneus mungkin inheritance
lain dapat
memudar
seiring
waktu)
Nevus Nevus epidermal Garis Blaschko Kelainan neurologis, Tidak (?) Sporadik
Angora organoid oftalmologi,
hair makrosefalus, skoliosis,
hemiparesis spastik,
disdiadokokinesis,
displasia fasial
Gobello streaks hiper- Garis Blaschko hemihipoplasia Tidak (?) Sporadik
keratosis nonepi- ekstremitas, brachydactyly,
dermolitik clinodactyly, dan
dengan onikodistrofi
hipertrikosis
dan keratosis
folikuler
(Dikutip sesuai aslinya dari kepustakaan no. 3)

50
Telaah Kepustakaan Sindroma Nevus Epidermal: Manifestasi Klinis

Sindroma Proteus Fenotip ini mempunyai gambaran khas adanya nevus


CHILD dengan defek ipsilateral pada ekstremitas dan
Sindroma Proteus merupakan kelainan kompleks
organ dalam (Gambar 2).8 Nevus CHILD adalah nevus
berupa pertumbuhan bagian tubuh yang berlebihan,
epidermal, ikhtiosiformis yang biasanya melibatkan
tidak proporsional dan asimetri, 4 serta sering
satu sisi tubuh, dengan batas garis tengah yang
disertai nevus epidermal dari jenis nonorganoid,
jelas.9 Pada beberapa pasien terutama yang dengan
nonepidermolitik, keratinositik, dan mungkin
keterlibatan ringan, nevus CHILD mungkin tersusun
dengan permukaan datar atau papilomatosa.5 Nevus
pada pola mengikuti garis Blaschko dan kadang
ini biasanya unilateral dan sering terdapat pada leher.
terdapat pada lipatan tubuh, suatu fenomena yang
Gambaran dermatologis lain meliputi hamartoma
disebut ptychotropism.10
subkutan misalnya limfangioma, hemangioma,
Adanya hipoplasia atau aplasia ipsilateral pada
lipoma, dan fibroma serta gambaran khas hiperplasia
ekstremitas adalah gambaran khas pada sindroma
serebriformis pada jaringan konektif telapak kaki
ini. Hipoplasia unilateral mungkin melibatkan
(“moccasin lesions”).4 (Gambar 1)
struktur skeletal lain seperti kalvarium, mandibula,
Gambaran khas pada sindroma Proteus adalah
skapula, tulang rusuk, ataupun kolumna vertebralis.
makrodaktili asimetris, tetapi kadang hiperplasi
asimetris ini melibatkan keseluruhan ekstremitas
atau bagian lain dari tubuh termasuk kranium.6

Gambar 2. S i n d r o m a C H I L D ( c o u r t e s y o f
Department of Dermatovenereology, Faculty
of Medicine, Gadjah Mada University,
Yogyakarta)

Defek neurologis ipsilateral meliputi hipoplasia pada


Gambar 1. Sindroma Proteus (courtesy of Department hemisfer atau nervus kranialis, anomali EEG dan
of Dermatovenereology, Faculty of Medicine, berkurangnya sensasi terhadap sentuhan dan panas.
Gadjah Mada University, Yogyakarta) Anomali viseral lain meliputi tidak adanya ginjal
ipsilateral, hidroureter dengan hidronefrosis, dan
Hipotesis tentang cara pewarisan Sindroma hipoplasia paru-paru.8,11
Proteus yang saat ini masih dianggap terbaik adalah Kelainan ini disebabkan oleh mutasi pada gen
somatik mosaik, letal pada kondisi nonmosaik (lethal NSDHL pada kromosom Xq28.11,12
gene surviving by mosaicism).4,7 Konsep ini menjelaskan
bahwa adanya mutasi pada zigot akan menyebabkan Sindroma Schimmel Penning (Sindroma Nevus
kematian embrio pada stadium awal perkembangan. Sebaseus)
Sel yang mengandung mutasi dapat bertahan hidup Sindroma ini mempunyai gambaran khas yaitu
hanya pada keadaan mosaik, dengan berada di dekat adanya nevus sebaseus disertai anomali serebral,
sel-sel normal (in close proximity with normal cells). okuler, dan skeletal.13
Nevus sebaseus selalu mengikuti pola garis
Sindroma CHILD
Blaschko. Pada pemeriksaan histopatologi ditemukan
CHILD merupakan akronim dari congenital hiperplasia glandula sebaseus, tetapi harus diingat
hemidysplasia with ichthyosiform nevus and limb defect. bahwa sebelum pubertas, diferensiasi organoid

51
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 22  No. 1 April 2010

yang khas (hiperplasi glandula sebaseus) mungkin bersamaan dengan speckled lentiginous nevus (nevus
minimal atau bahkan tidak ada pada nevus yang spilus) (Gambar 3). Fenotip ini dibedakan dari
androgen-dependent ini, serta pada nevus sebaseus sindroma nevus sebaseus karena spektrum yang
yang melibatkan badan atau ekstremitas, sehingga berbeda dari defek neurologis yang menyertai.3
untuk menegakkan diagnosis yang tepat disarankan Abnormalitas neurologis yang menyertai adalah
mengambil biopsi dari lesi pada skalp.3 hemiatrofi dengan kelemahan otot, segmental
Manifestasi klinis lain yang berhubungan terdiri disestesia, dan segmental hiperhidrosis.14,15 Uniknya
atas defek serebral yang menyebabkan retardasi abnormalitas ini mempunyai tendensi ipsilateral
mental, kejang terutama spasme infantile, dan dengan speckled lentiginous nevus. Kelainan ini dapat
hemiparesis; abnormalitas okuler terutama koloboma pula disertai retardasi mental ringan, kejang, tuli,
palpebra dan khoriostoma epibulbar dan posterior; ptosis, atau strabismus. Pada satu kasus dilaporkan
dan anomali skeletal misalnya deformitas asimetri adanya fraktur multipel dan hipofosfatemia
pada kranium.13 riketsia.16
Seperti halnya sindroma Proteus, hipotesis Dari studi literatur tentang phakomatosis
tentang cara pewarisan pada sindroma nevus sebaseus pigmentokeratotika, semua kasus yang pernah
yang saat ini masih dianggap terbaik adalah somatik dilaporkan adalah sporadik.
mosaik, letal pada kondisi nonmosaik (lethal gene
surviving by mosaicism).7 Sindroma nevus komedonikus
Sindroma ini terdiri atas nevus komedonikus,
Phacomatosis pigmentokeratotika
katarak terutama pada mata ipsilateral, dan defek
Phakomatosis pigmentokeratotika mempunyai skeletal yang biasanya juga ipsilateral.3 Bila nevus
gambaran khas yaitu terdapatnya nevus sebaseus komedonikus terdistribusi bilateral, abnormalitas
yang terjadi biasanya juga bilateral.

Gambar 3. Phacomatosis pigmentokeratotica (courtesy of


Department of Dermatovenereology, Faculty of Medicine,
Gadjah Mada University, Yogyakarta).

52
Telaah Kepustakaan Sindroma Nevus Epidermal: Manifestasi Klinis

Abnormalitas skeletal meliputi tidak adanya jari linear pada kulitnya memperlihatkan dilatasi pori
atau supernumerary digits, syndactyly, dan skoliosis.17 folikuler dan dapat diklasifikasikan sebagai nevus
Dapat ditemukan juga keterlibatan serebral dalam epidermal organoid.
bentuk abnormalitas EEG atau retardasi mental.18 Pasien ini mempunyai kelainan lain meliputi
Semua kasus sindroma nevus komedonikus yang short stature, makrosefalus, skoliosis, retardasi mental
pernah dilaporkan adalah sporadik. ringan, kejang, hemiparesis spastik, dan hipoplasia
pada sisi kanan tubuhnya, serta dysdiadochokinesis.
Sindroma Nevus Becker Diamati juga adanya displasia fasial dalam bentuk
Sindroma ini terdiri atas pigmented hairy epidermal frontal bossing, makrostomia, dan malformasi telinga.
nevus disertai dengan berbagai defek perkembangan. Gambaran oftalmologi meliputi pupil ektopik, katarak,
Karena nevus ini adalah androgen-dependent, gambaran adesi iridokorneal, koloboma iris, dan penebalan
lengkap dari nevus Becker ini dapat dilihat pada membranosa pada saraf optik.
laki-laki remaja atau dewasa. Belum diketahui bagaimana pewarisan pada
Kelainan yang menyertai dapat berupa anomali �������� sindroma nevus angora hair. Kasus yang pernah
muskuloskeletal (skoliosis; hemivertebra, celah dilaporkan adalah sporadik.
vertebra atau spina bifida okulta;�����������������������
asimetri ekstremitas,
Sindroma Gobello
fusi atau asesori tulang rusuk servikal; pektus
ekskavatum; pektus karinatum; hipoplasia muskulus Gobello dan kawan-kawan22 melaporkan nevi
sternokleidomastoideus; tidak terbentuknya muskulus epidermal dengan gambaran khas berupa streaks
pektoralis mayor ipsilateral; hipoplasia shoulder girdle hiperkeratosis nonepidermolitik dengan hipertrikosis
ipsilateral; hipoplasia ipsilateral maxillary incisor and dan keratosis folikuler yang terdistribusi sepanjang
canine tooth; asimetri fasial; displasia odontomaksiller garis Blaschko. Hipertrikosis yang ada sangat jelas
segmental; hernia umbilikalis, dan asimetri skapula) berbeda dengan hipertrikosis pada sindroma nevus
dan anomali kutaneus lain (patchy hypoplasia of angora hair.
ipsilateral extramammary fatty �������
tissue; hipoplasia labium Kelainan ini disertai hemihipoplasia ekstremitas,
minus kontralateral; asesori skrotum; sedikit rambut brachydactyly, clinodactyly, dan onikodistrofi.
pada aksila ipsilateral; kutaneus hipoplasia pada regio
������ Belum diketahui bagaimana pewarisan pada
temporal ipsilateral; dan supernumerary nipples).19
����������������� sindroma Gobello ini. Kasus yang pernah dilaporkan
Pewarisan secara paradominan (paradominant adalah sporadik
inheritance) merupakan konsep yang dapat menjelaskan
mengapa terdapat kasus familial pada sindroma nevus PEMBAHASAN
Becker yang selama ini diduga sporadik.20 Konsep ini
Dari penjabaran manifestasi klinis 8 macam
mengimplikasikan bahwa nevus Becker dan sindroma
Sindroma epidermal: Sindroma Proteus, Sindroma
nevus Becker berasal dari hilangnya heterozigositas
CHILD, Sindroma Schimmelpenning, Phacomatosis
(loss of heterozygosity) yang terjadi pada stadium awal
Pigmentokeratotika, Sindroma komedonikus,
embriogenesis dan menghasilkan populasi mosaik
Sindroma Nevus Becher, Sindroma Angora Hair,
sel-sel homozigot atau hemizigot. Individu heterozigot
dan Sindroma Gobello ternyata dapat dibedakan baik
secara fenotip adalah normal, dan mutasi akan
secara klinis dan criteria genetic. Masing-masing
ditransmisikan tanpa disadari pada beberapa generasi.
sindroma tersebut mempunyai manifestasi klinis
Hal ini dapat menerangkan mengapa sindroma nevus
yang jelas berbeda baik yang mengenai area kulit
Becker tampaknya selalu terjadi secara sporadik tetapi
maupun bisa mengenai organ lain.
dapat juga terjadi agregasi familial.19
Pada Sindroma Proteus bisa didapatkan kelainan
Sindroma Nevus Angora hair hamartoma subkutan yang khas seperti limfangioma,
hemangioma, lipoma dan fibroma. Pada Sindroma
Schauder dan kawan-kawan21 menggambarkan
CHILD khas didapatkan ikhtiosiformus yang
kelainan ini pada seorang laki-laki berusia 30 tahun
biasanya melibatkan satu sisi tubuh. Sindroma
dengan lesi linear bilateral luas tertutupi oleh rambut
Schimmelpenning didapatkan nevus sebaseus disertai
panjang dan depigmentasi, melibatkan hampir seluruh
anomali serebral, okuler dan skeletal. Phacomatis
tubuhnya. Rambut putih ini halus dengan struktur
pigmentokeratotika didapatkan nevus sebaseus
lembut menyerupai rambut angora. Pola distribusinya
bersamaan dengan nevus spilus.
sepanjang garis Blaschko (broad bands, tipe 1b). Lesi

53
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 22  No. 1 April 2010

Sindroma nevus komedonikus disertai 9. Happle R, Mittag H, Kuster W. The CHILD nevus:
abnormalitas skeletal meliputi tidak adanya jari A distinct skin disorder. Dermatology 1995; 191:
atau supernumerary digits, syndactyly dan scoliosis. 210–16.
10. Happle R. Ptychotropism as a cutaneous feature of
Sindroma Nevus Becker terdiri dari Pigmented hairy
the CHILD syndrome. J Am Acad Dermatol 1990;
epidermal nevus disertai anomali musculoskeletal.
23: 763–6.
Sindroma Nevus Angora Hair didapatkan 11. König A, Happle R, Bornholdt D, Engel H, Grzeschik
lesi linier bilateral luas tertutup rambut panjang KH. Mutations in the NSDHL gene, encoding a
depigmentasi dengan struktur menyerupai rambut 3beta-hydroxysteroid dehydrogenase, cause CHILD
angora. syndrome. Am J Med Genet 2000; 90: 339–46.
Sindroma Gobello dengan gambaran khas berupa 12. Happle R, König A, Grzeschik KH. Behold the CHILD,
streaks hiperkeratosis monoepidermolitik. it's only one: CHILD syndrome is not caused by
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa deficiency of 3 beta-hydroxysteroid-Delta 8, Delta
7-isomerase. Am J Med Genet 2000; 94: 341–3.
suatu entitas klinis yang disebut sebagai “sindroma
13. Happle R. Gustav Schimmelpenning and the syndrome
epidermal nevus” tidak ada, tetapi terdapat berbagai
bearing his name. Dermatology 2004; 209: 84–7.
macam sindroma epidermal nevus yang dapat 14. Boente MC, Pizzi de Parra N, Larralde de Luna M,
dibedakan baik dari tipe nevus, pola distribusi nevus, Bonet HB, Santos Munoz A, Parra V, et al. Phacomatosis
spektrum anomali yang menyertai ataupun adanya pigmentokeratotica: Another epidermal nevus
kemungkinan regresi spontan. syndrome and a distinctive type of twin spotting.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa suatu Eur J Dermatol 2000; 10: 190–4.
entitas klinis yang disebut sebagai sindroma epidermal 15. Boente MC, Asial RA, Happle R. Phacomatosis
nevus tidak ada, tetapi terdapat berbagai macam pigmentokeratotica: A follow-up report documenting
additional cutaneous and extracutaneous anomalies.
sindroma epidermal nevus yang dapat dibedakan
Pediatr Dermatol 2008; 25: 76–80.
baik dari tipe nevus, pola distribusi nevus, spektrum
16. Tadini G, Restano L, Gonzales-Perez R, Gonzales-
anomali yang menyertai ataupun adanya kemungkinan Ensenat A, Vincente-Villa MA, Cambiaghi S, et al.
regresi spontan. Phacomatosis pigmentokeratotica: Report of new
cases and further delineation of the syndrome. Arch
KEPUSTAKAAN Dermatol 1998; 134: 333–7.
17. Patrizi A, Neri I, Fiorentini C, Marzaduri S. Nevus
1. Rogers M, McCrossin I, Commens C. Epidermal nevi
comedonicus syndrome: A new pediatric case. Pediatr
and the epidermal nevus syndrome: A review of 131
Dermatol 1998; 15: 304–6.
cases. J Am Acad Dermatol 1989; 20: 476–88.
18. Seo YJ, Piao YJ, Suhr KB, Lee JH, Park JK. A case
2. Hodge JA, Ray MC, Flynn KJ. The epidermal nevus
of nevus comedonicus syndrome associated with
syndrome. Int J Dermatol 1991; 30: 91–98.
neurologic and skeletal abnormalities. Int J Dermatol
3. Happle R, Rogers M. Epidermal nevi. Adv Dermatol
2001; 40: 648–50.
2002; 18: 175–201.
19. Danarti R, König A, Salhi A, Bittar M, Happle
4. Cohen MM Jr. Proteus syndrome: An update. Am J
R. Becker's nevus syndrome revisited. J Am Acad
Med Genet 2005; 137C: 38–52.
Dermatol 2004; 51: 965–9.
5. Happle R. The manifold faces of proteus syndrome.
20. Happle R, Koopman RJ. Becker nevus syndrome. Am
Arch Dermatol 2004; 140: 1001–2.
J Med Genet 1997; 68: 357–61.
6. Biesecker LG. The multifaceted challenges of Proteus
21. Schauder S, Hanefeld F, Noske UM, Zoll B.
syndrome. JAMA 2001; 285: 2240–3.
Depigmented hypertrichosis following Blaschko's lines
7. Happle R. Lethal genes surviving by mosaicism:
associated with cerebral and ocular malformations:
A possible explanation for sporadic birth defects
a new neurocutaneous, autosomal lethal gene syndrome
involving the skin. J Am Acad Dermatol 1987; 16:
from the group of epidermal naevus syndromes?
899–906.
Br J Dermatol 2000; 142: 1204–7.
8. Bornholdt D, König A, Happle R, Leveleki L, Bittar
22. Gobello T, Mazzanti C, Zambruno G, Chinni LM,
M, Danarti R, et al. Mutational spectrum of NSDHL
Happle R. New type of epidermal nevus syndrome.
in CHILD syndrome. J Med Genet 2005; 42: e17.
Dermatology 2000; 201: 51–3.

54

Anda mungkin juga menyukai