Anda di halaman 1dari 12

ILMU BEDAH UMUM VETERINER

FAKTUR INKOMPLIT

Oleh :

Kelompok 2D

Alviona (1809511098)

Ni Made Suksmadewi Wisnantari (1809511099)

Nur Wulan Intan Yunita (1809511100)

I Made Surya Meganugraha (1809511101)

Muhammad Gus Shofi (1809511102)

Putu Raditya Kurnia Putra (1809511103)

I Nyoman Dwi Eka Saputra (1809511104)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan paper ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan paper yang berjudul “Fraktur Inkomplit” tepat waktu. Paper disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Bedah Umum Veteriner. Selain itu, penulis juga berharap agar
paper ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata


kuliah Ilmu Bedah Umum Veteriner. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan paper ini.

Penulis menyadari paper ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan paper ini.

Denpasar, 08 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar.......................................................................................................................i

Daftar Isi.................................................................................................................................ii

Daftar Gambar.......................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan...............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1


1.2 Rumusan masalah.........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................1

BAB II Pembahasan...............................................................................................................2

2.1 Definisi.........................................................................................................................2
2.2 Etiologi.........................................................................................................................2
2.3 Gejala Klinis.................................................................................................................3
2.4 Diagnosis......................................................................................................................3
2.5 Pengobatan dan Pencegahan........................................................................................4

BAB III Penutup....................................................................................................................7

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................7
3.2 Saran.............................................................................................................................7

Daftar Pustaka........................................................................................................................8

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Fraktur inkomplit.............................................................................................2

Gambar 2. Foto rontgen anjing kasus yang mengalami fraktur os tibia fibula.................4

Gambar 3. External coaptation dengan memasang splint atau perban..............................4

Gambar 4. External fixation dengan pin...........................................................................5

Gambar 5. Internal fixation dengan Pelat dan sekrup.......................................................5

Gambar 6. Internal fixation dengan interlocking nails, bolts, dan beberapa kawat..........6

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fraktur atau patah tulang adalah kerusakan jaringan tulang yang berakibat tulang
kehilangan kesinambungan. Fraktur dapat dibedakan menurut pada bentuk kerusakannya,
perpindahan fragmen fraktur, keparahan fraktur, arah patahan dan fraktur berdasarkan
lokasinya. Fraktur menurut bentuk kerusakannya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu fraktur
komplit dan fraktur inkomplit. Fraktur komplit adalah patah tulang yang menyebabkan
tulang menjadi 2 fragmen, sedangkan pada fraktur inkomplita biasanya terjadi pada hewan
muda dan ditandai dengan sebagian tulang masih menyambung dan jarang terjadi
perpindahan tulang. Fraktur dapat terjadi dikarenakan tahanan yang berlebihan pada tulang,
yang mengakibatkan dislokasi sendi, kerusakan jaringan lunak, saraf dan pembuluh darah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana terminologi fraktur inkomplit?
2. Bagaimana etiologi dari fraktur inkomplit?
3. Apa saja tanda klinis dari fraktur inkomplit?
4. Bagaimana diagnosis dari fraktur inkomplit?
5. Bagaimana pengobatan dan pencegahan dari fraktur inkomplit?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui terminology dari fraktur inkomplit
2. Untuk mengetahui etiologic dari fraktur inkomplit
3. Untuk mengetahui tanda klinis dari fraktur inkomplit
4. Untuk mengetahui diagnosis dari fraktur inkomplit
5. Untuk mengetahui pengobatan dan pencegahan dari fraktur inkomplit

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Terminologi
Fraktur inkomplit atau biasa disebut dengan greenstick fracture adalah retakan pada
tulang yang terjadi secara tidak lengkap di mana sebagian dari korteks masih utuh, atau bisa
dikatakan patah tulang hanya melibatkan satu korteks karena frakturnya tidak lengkap dan
tidak ada potongan atau fragmen yang benar. Dengan kata lain, tulang belum sepenuhnya
patah. Pada fraktur ini memungkinkan adanya pembengkakan ringan dan pincang serta
penyembuhan yang tidak tepat dapat menyebabkan ketimpangan dan berkurangnya
mobilitas sendi. Fraktur inkomplit hampir secara eksklusif terjadi pada hewan yang belum
dewasa. Fraktur inkomplit, dalam banyak kasus, merupakan contoh fraktur yang dirawat
secara konservatif dengan tepat.

Gambar 1. Fraktur inkomplit

(sumber: DeCamp, Charles E. 2016)

2.2 Etiologi
Penyebab fraktur adalah trauma yang mengenai tulang, dimana trauma tersebut
kekuatannya melebihi kekuatan tulang, dan mayoritas fraktur akibat kecelakaan lalu lintas.
Ada dua hal penyebab terjadinya fraktur yakni akibat traumatik (fraktur traumatik) dan
akibat penyakit lainya (fraktur patologik). Fraktur traumatik dapat terjadi bila tulang
mendapatkan tekanan keras dari eksternal misalnya fraktur akibat pukulan benda keras,
tertabrak kendaraan bermotor, terjatuh dari tempat tinggi, tersandungnya kaki hewan ketika
bergerak cepat. Fraktur traumatik bisa disebabkan oleh trauma langsung dan trauma tidak

2
langsung. Trauma langsung adalah penyebab paling umum patah tulang pada hewan kecil
dan biasanya karena cedera tertabrak mobil atau jatuh dari ketinggian yang tidak dapat
diprediksi. Sedangkan trauma tidak langsung lebih dapat diprediksi daripada trauma
langsung, karena waktu kejadian trauma langsung lebih lama biasanya karena terjadi
tekanan yang kuat pada tulang terus-menerus contohnya pada hewan pekerja yang sering
mengangkat beban yang berat. Fraktur patologik merupakan fraktur yang terjadi akibat
penyakit sehingga kerusakan minor dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Adapun penyakit
yang dapat menyebabkan fraktur adalah osteoma, osteosarcoma, osteomyelitis, dan rakhitis
(Piermattei et al.,2006).

2.3 Tanda klinis


Gejala klinis hewan yang mengalami fraktur inkomplit biasanya terjadi hal seperti
berikut:
1. Kesulitan dan kesakitan ketika anjing bergerak
2. Nampak pincang ketika berjalan atau bahkan tidak bisa berjalan sama sekali
3. Terdengar suara krepitasi pada fragmen tulang
4. Deformitas tulang ditandai dengan adanya angulasi, rotasi, pemendekan tulang, abduksi,
adduksi dan nampak terjadi penyimpangan dari posisi nomalnya
5.
2.4 Diagnosis
Diagnosis dari kasus fraktur pada anjing dilakukan berdasarkan anamnesa dari pemilik
hewan, pemeriksaan fisik, tanda klinik yang ditunjukkan oleh anjing, pengukuran pada tulng
yang fraktur, dan didukung oleh pemeriksaan radiologi dengan foto rontgen sehingga
didapatkan diagnosis yang definitif.
Pada pemeriksaan fisik dilakukan tiga hal penting, yakni inspeksi / look: deformitas
(angulasi, rotasi, pemendekan, pemanjangan), bengkak. Palpasi / feel (nyeri tekan, krepitasi).
Status neurologis dan vaskuler di bagian distalnya perlu diperiksa. Lakukan palpasi pada
daerah ekstremitas tempat fraktur tersebut, meliputi persendian diatas dan dibawah cedera,
daerah yang mengalami nyeri, efusi, dan krepitas.

3
Untuk kasus fraktur pada anjing, dilakukan pemeriksaan radiografi untuk melihat
lokasi dan tingkat keparahan fraktur, serta menentukan jenis penanganan terhadap hewan
kasus.

Gambar 2. Foto rontgen anjing kasus yang mengalami fraktur os tibia fibula.

2.5 Pengobatan dan Pencegahan


Pengobatan untuk hewan yang mengalami fraktur inkomplit bisa dilakukan dengan
beberapa cara yaitu:
External coaptation : yaitu dengan memasang splint atau perban untuk mencegah
pergerakan dari daerah yang mengalami fraktur.

4
Gambar 3. External coaptation dengan memasang splint atau perban

External fixation : Operasi ini menerapkan pemasangan pin pada tulang. Pin ini
merawat tulang tetapi pin ini menembus kulit. Pin ini terhubung dengan rigid bar.

Gambar 4. External fixation dengan pin

Internal fixation : Perangkat yang diaplikasikan dan ditanam di dalam tulang atau di
permukaan tulang, seperti plates, sekrup, kait, kawat, dan pin.

5
Gambar 5. Internal fixation dengan Pelat dan sekrup

Gambar 6. Internal fixation dengan interlocking nails, bolts, dan beberapa kawat

Beberapa faktor pengobatan diatas pada patah tulang memiliki karakteristik yang
berbeda dalam penyembuhan.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Fraktur inkomplit atau biasa disebut dengan greenstick fracture adalah retakan pada
tulang yang terjadi secara tidak lengkap di mana sebagian dari korteks masih utuh, atau bisa
ikatakan patah tulang hanya melibatkan satu korteks karena frakturnya tidak lengkap dan
tidak ada potongan atau fragmen yang benar. Dengan kata lain, tulang belum sepenuhnya
patah. Ada dua hal penyebab terjadinya fraktur yakni akibat traumatik (fraktur traumatik)
dan akibat penyakit lainya (fraktur patologik). Fraktur inkomplit memiliki berbagai macam
gejala klinis. Untuk diagnosis fraktur inkomplit dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik
maupun rontgen. Pengobatan fraktur inkomplit bisa dilakukan dengan cara pembedahan
dengan cara operasi.
3.2 Saran
Karena masih terbatasnya kemampuan kami selaku penulis, kami menyadari bahwa
tulisan ini masih banyak kekuangan. Kami juga mengharapkan tulisan ini dapat bermanfaat
untuk kami khususnya dan bagi pembaca agar dapat memahami dalam hal fraktur inkomplit.

7
DAFTAR PUSTAKA

Dada, I Ketut Anom.2016. Bedah Kasus Fraktur Os Femur Sinistra Pada Anjing Lokal.
Denpasar: Universitas Udayana.

DeCamp, C. E. (2015). Brinker, Piermattei and Flo's handbook of small animal orthopedics and
fracture repair. Elsevier Health Sciences.

Fossum, T. W. (2013). Small Animal Surgery Textbook-E-Book. Elsevier Health Sciences.

Ningrat, Dewa Ayu Widia Kusuma, I G.A. Gde Putra Pemayun. 2016. Fraktur Os Tibia Fibula
Pada Anjing Lokal. Published by UPT Kepustakaan Universitas Udayana.

PIERMATTEI, D.L.; FLO, G.L.; DECAMP. C.E. The Stifle Joint. In: Handbook of Small
Animal Orthopedics and Fracture Repair. 4.ed. Philadelphia: Saunders, 2006. p.562-632

Sudisma, I G.N., I G.A.G.P. Pemayun., A.A.G.J. Warditha., I W. Gorda. 2006. Ilmu Bedah
Veteriner dan Teknik Operasi. Pelawa Sari. Denpasar.

Sylvestre, A. M. (2019). Fracture Identification. Fracture Management for the Small Animal


Practitioner, 1-8.

Anda mungkin juga menyukai