DEMENSIA
Oleh:
Moch. Fathonil Aziz
1415129
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SS
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 78 tahun
Alamat : Cipaku, Bandung
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Sudah menikah
Agama : Islam
Suku : Sunda
ANAMNESIS
Heteroanamnesis
Keluhan Utama : Pelupa
Anamnesis Khusus :
Pasien diketahui menjadi pelupa secara mendadak sekitar 1 minggu yang lalu,
muncul mendadak saat bangun tidur. Pasien tidak bisa mengingat segala sesuatu yang ada di
rumah, bahkan nama kedua anaknya sendiri. Tidak ingat kegiatan apa saja yang rutin
dilakukan, misalnya memasak, menyapu, mandi, makan, dan sebagainya. Pasien juga mudah
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
tersinggung dan sering marah-marah. Pasien juga kini harus dibantu oleh anaknya ketika
hendak berpakaian. Saat muncul, tidak diketahui adanya kelemahan pada anggota gerak
tubuhnya. Pasien juga sering mengompol.
Keluhan bicara pelo, wajah asimetris, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran,
gerakan tubuh seperti robot, gerakan menari tanpa disadari, dan riwayat cedera kepala
disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu : - Riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, tidak berobat.
- Kencing manis (-), Stroke (-).
- Tidak pernah dirawat di rumah sakit.
Riwayat Penyakit Keluarga : Ibu pasien pikun saat masa tua.
Usaha Berobat : Pasien belum sempat berobat untuk keluhan saat ini.
Kebiasaan : - Pasien hampir setiap pagi sarapan gorengan dan suka
- Pasien gemar makan makanan bersantan
- Pasien jarang berolahraga
- Kebiasaan merokok disangkal
Riwayat Alergi : Tidak ada alergi obat maupun makanan tertentu
PEMERIKSAAN FISIK
Berat Badan/Tinggi Badan : 70 kg / 165 cm (IMT = 25,7 kg/m2)
Status gizi : Obesitas I
Imunisasi :-
Kesadaran : Compos Mentis (GCS E4V4M6)
Tanda vital
• Tekanan darah : 150/100 mmHg
• Nadi : 85x/menit, reguler, equal, isi cukup
• Pernapasan : 22x/menit, reglar, tipe torakoabdominal
• Suhu : 37.0°C
Status Generalis
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Status Neurologis
1. Penampilan : Kepala : Bentuk dan ukuran simetris
Collumna vertebra : Deformitas (-)
2. Rangsang meningen :
• Kaku kuduk : Negatif
• Test Brudzinky I : Negatif
• Test Brudzinky II : Negatif
• Test Brudzinky III : Negatif
• Test Kernig : Negatif
• Test Laseque : Negatif
3. Saraf Otak:
NI : normosmia
NII :
o Ketajaman penglihatan : Baik
o Kampus : Baik
o Ptosis : (–)
N V:
o Sensorik :
N VII:
o Angkat alis mata : Simetris
N VIII :
o Pendengaran : Baik
o Keseimbangan : Baik
N IX/ X :
o Suara : Disfoni (-)
N XI :
o Angkat bahu : Simetris kanan = kiri
N XII :
o Gerakan lidah : Tidak ada deviasi
4. Motorik :
7. Refleks
Refleks fisiologis
o Biceps : +/+
o Triceps : +/+
o Radius : +/+
o Ulna : +/+
o KPR : +/+
o APR : +/+
o Epigastrik :+
o Mesogastrik :+
o Hipogastrik :+
Refleks patologis:
o Hofman trommer : -/-
o Babinsky : -/-
o Chaddock : -/-
o Oppenheim : -/-
o Gordon : -/-
o Schaeffer : -/-
Klonus: - /-
Refleks primitif :
o Glabella :-
o Mencucu mulut :-
o Palmo mental :-
• Afasia
• Motorik : Tidak ada
• Sensorik : Tidak ada
• Ingatan
• Jangka pendek : Buruk
• Jangka panjang : Buruk
• Kemampuan berhitung : Buruk
9. Pemeriksaan Fungsi Serebelum
– Mini Mental State Examination
Skor total: 4
– CDT (Clock Drawing Test)
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Skor: 0
– Skor Hachinski
No. Gambaran Klinis Skor
1 Onset Mendadak 2
2 Perburukan bertahap 0
3 Perjalanan berfluktuasi 0
4 Kebingungan nocturnal 1
5 Kepribadian relatif baik 1
6 Depresi 0
7 Keluhan somatic 0
8 Emosi tidak tetap 1
9 Riwayat hipertensi 1
10 Riwayat stroke 2
11 Bukti hubungan aterosklerosis 1
12 Keluhan neurologis fokal 0
13 Tanda neurologis fokal 2
SKOR TOTAL 11
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin
– Hemoglobin : 14 g/dL
– Hematokrit : 43%
– Leukosit : 10.070/mm3
– Trombosit : 378.000/mm3
– Eritrosit : 5.1 juta/mm3
– MCV : 85 fl
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
– MCH : 29 pg/mL
– MCHC : 34 g/dL
– Hitung Jenis
– Neutrofil : 82.3%
– Limfosit : 7.8%
– Monosit : 8.2%
– Eosinofil : 1.1%
– Basofil : 0.2%
– Faal Hemostasis
– PT – aPTT : Normal
– INR : 1.05
Kimia Darah
– GDS : 85 mg/dL
– Ureum : 25.70 mg/dL
– Kreatinin : 0.65 ng/mL
– Natrium : 141 mEq/L
– Kalium : 3.93 mEq/L
– Klorida : 113 mEq/L
– SGOT : 28 U/L
– SGPT : 12 U/L
– Albumin : 3.94 g/dL
– Kolesterol Total : 275 mg/dL
– Trigliserida : 134 mg/dL
– Kolesterol HDL : 36 mg/dL
– Kolesterol LDL : 212 mg/dL
– Asam urat : 5.9 mg/dL
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Foto Thorax PA
Kesan:
– Infark kronis di periventrikel lateral kornu anterior kiri, korteks lobus frontal kiri
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
RESUME
Anamnesis
Keluhan Utama: Memory loss
Anamnesis Khusus
Perempuan, 78 tahun, datang dengan keluhan memory loss, mendadak, onset 1 minggu
saat bangun tidur. Pasien sering marah. Lupa kegiatan sehari-hari dan nama anak. Eneuresis
(+). Hemiparese tidak diketahui.
Disangkal disartria, wajah asimetris, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran,
distonia, chorea, dan riwayat trauma.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Hipertensi sejak 10 tahun yang lalu à tidak terkontrol
Riwayat Penyakit Keluarga
• Ibu pikun
Riwayat Kebiasaan
• Konsumsi makanan tinggi lemak
• Olahraga tidak adekuat
Usaha Berobat
• Belum berobat
Riwayat Alergi
• Obat (-), makanan tertentu (-)
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum
– Kesadaran : Compos Mentis (GCS E4V5M6)
– Kesan sakit : Sedang
– Status Gizi : Obesitas I (IMT = 25.7 kg/m2)
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
DIAGNOSIS KERJA
• Klinis : Suspek Demensia Vaskular
• Lokalisasi : Cortex Subcortex Sinistra
• Tambahan
– Acute Memory Loss
– Hemiparese Kanan
– Obesitas I
– Hipertensi Stage II tidak terkontrol
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
– Stroke Infark
PENATALAKSANAAN
• Non-medikamentosa:
1. Rawat inap
2. Diet rendah garam rendah lemak 1500 kkal/24 jam
3. Penanganan bersama bagian Ilmu Penyakit Dalam à Tata laksana hipertensi
Medikamentosa:
1. Infus RL 1000 cc/24 jam
2. Citicholin à 3 x 250 mg IV
3. Aspilet 1 x 160 mg PO
4. Simvastatin 20 mg noct PO
5. Fluoxetin 1 x 10 mg PO
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : Dubia ad bonam
• Quo ad functionam : Ad malam
• Quo ad sanationam : Ad malam
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
TINJAUAN PUSTAKA
DEMENSIA
Definisi
Demensia adalah Sindrom penyakit akibat kelainan otak bersifat kronik atau
progresif serta terdapat gangguan fungsi luhur (Kortikal yang multiple) yaitu daya ingat,
daya fikir, daya orientasi, daya pemahaman, berhitung, kemampuan belajar, berbahasa,
kemampuan menilai, kesadaran tidak berkabut, biasanya disertai hendaya fungsi kognitif dan
ada kalanya diawali oleh kemerosotan (detetioration) dalam pengendalian emosi, perilaku
sosial atau motivasi. Sindrom ini terjadi pada penyakit Alzheimer, pada penyakit
kardiovaskular dan pada kondisi lain yang secara primer atau sekunder mengenai otak1.
Demensia vaskular adalah penurunan kognitif dan kemunduran fungsional yang
disebabkan oleh penyakit serebrovaskuler, biasanya stroke hemoragik dan iskemik, juga
disebabkan oleh penyakit substansia alba iskemik atau sekuale dari hipotensi atau hipoksia1.
Epidemiologi
Etiologi
Penyebab demensia yang paling sering pada individu yang berusia diatas 65 tahun
adalah (1) penyakit Alzheimer, (2) demensia vaskuler, dan (3) campuran antara keduanya.
Penyebab lain yang mencapai kira-kira 10 persen diantaranya adalah demensia Lewy body
(Lewy body dementia), penyakit Pick, demensia frontotemporal, hidrosefalus tekanan
normal, demensia alkoholik, demensia infeksiosa (misalnya human immunodeficiency virus
(HIV) atau sifilis) dan penyakit Parkinson. Banyak jenis demensia yang melalui evaluasi dan
penatalaksanaan klinis berhubungan dengan penyebab yang reversibel seperti kelaianan
metabolik (misalnya hipotiroidisme), defisiensi nutrisi (misalnya defisiensi vitamin B12 atau
defisiensi asam folat), atau sindrom demensia akibat depresi. Pada tabel berikut ini dapat
dilihat kemungkinan penyebab demensia3:
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Faktor Risiko
Faktor resiko demensia vaskuler yaitu6:
1. Faktor demografi, termasuk diantaranya adalah usia lanjut, ras dan etnis( Asia, Africo-
American), jenis kelamin ( pria), pendidikan yang rendah, daerah rural.
2. Faktor aterogenik, termasuk diantaranya adalah hipertensi, merokok cigaret, penyakit
jantung, diabetes, hiperlipidemia, bising karotis, menopause tanpa terapi penggantian
estrogen, dan gambaran EKG yang abnomal.
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Gambar 2.3 Mekanisme dari kerusakan white matter oleh faktor resiko cardiovascular dan Aβ7.
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Penyakit serebrovaskular fokal terjadi sekunder dari oklusi vaskular emboli atau
trombotik. Area otak yang berhubungan dengan penurunan kognitif adalah substansia alba
dari hemisfera serebral dan nuklei abu-abu dalam, terutama striatum dan
thalamus6.
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Gambar 2.5. Makroskopis korteks serebral pada potongan koronal dari suatu kasus
demensia vascular. Infark lakunar bilateral multipel mengenai thalamus,
kapsula interna dan globus palidus5.
1. Infark Multiple6
Dementia multi infark merupakan akibat dari infark multiple dan bilateral. Terdapat
riwayat satu atau beberapa kali serangan stroke dengan gejala fokal seperti hemiparesis,
hemiplegi, afasia, hemianopsia. Pseudobulbar palsy sering disertai disarthia, gangguan
berjalan (sleep step gait). Forced laughing/crying, refleks babinski dan inkontinensia. CT
scan otak menunjukan hipodens bilateral disertai atrifi kortikal kadang disertai dilatasi
ventrikel.
2. Infark Lakuner6
Lakunar adalah infark kecil, diameter 2-15 mm yang disebabkan kelainan pada small
penetrating arteries di daerah diencephalon, batang otak dan subkortikal akibat dari
hipertensi. Pada 1/3 kasus, infark lakunar bersifat asimptomatik. Apabila menimbulkan
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
gejala, dapat terjadi gangguan sensoris, TIA, hemiparesis atau ataxia. Bila jumlah lakunar
bertambah maka akan timbul sindrom demensia, sering disertai pseudobulbar palsy. Pada
derajat yang berat terjadi lacunar state. CT scan kepala menunjukan hipodensitas multiple
dengan ukuran kecil, dapat juga tidak tampak pada CT scan karena ukurannya yang kecil atau
terletak di batang otak. MRI kepala akurat untuk menunjukan adanya lakunar terutama di
batang otak, terutama pons.
3. Infark Tunggal6
Strategic single infarc dementia merupakan akibat lesi iskemik pada daerah kortikal
atau subkortikal yang mempunyai fungsi penting. Infark girus angularis menimbulkan gejala
sensorik, aleksia, agrafia, gangguan memori, disorientasi spasial dan gangguan konstruksi.
Infark id daerah distribusi arteri serebri posterior menimbulkan gejala anmnesia disertai
agitatasi, halusinansi visual, gangguan visual dan kebingungan. Infark daerah distribusi arteri
arteri serebri anterior menimbulkan abulia, afasia motorik dan apraksia. Infark lobus
parietalis menimbulkan gangguan kognitif dan tingkah laku yang disebabkan gangguan
persepsi spasual. Infark pada daerah distribusi arteri paramedian thalamus mengkasilkan
thalamic dementia.
4. Sindroma Binswanger6
Gambaran klinis sindrom Binswanger menunjukan demensia progresif dengan
riwayat stroke, hipertensi dan kadang diabetes melitus. Sering disertai gejala pseudobulbar
palsy, kelainan piramidal, gangguan berjalan (gait) dan inkontinensia. Terdapat atropi white
matter, pembesaran ventrikel dengan korteks serebral yang normal. Faktor resikonya adalah
small artery disease (hipertensi, angiopati amiloid), kegagalan autoregulasi aliran darah di
otak usia lanjut, hipoperfusi periventrikel karena kegagalan jantung, aritmia dan hipotensi.
5. Angiopati amiloid cerebral6
Terdapat penimbunan amiloid pada tunika media dan adventitia arteriola serebral.
Insidennya meningkat denga bertambahnya usia. Kadang terjadi dementia dengan onset
mendadak.
6. Hipoperfusi6
Dementia dapat terjadi akibat iskemia otak global karena henti jantung, hipotensi
berat, hipoperfusi dengan atau tanpa gejala oklusi karotis, kegagalan autoregulasi arteri
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
serebral, kegagalan fungsi pernafasan. Kondisi tersebut menyebabkan lesi vaskular di otak
yang multiple terutama di daerah white matter.
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala kognitif pada demensia vaskular yaitu subkortikal, bervariasi dan
biasanya menggambarkan peningkatan kesukaran dalam menjalankan aktivitas harian
seperti makan, berpakaian, berbelanja dan sebagainya. Hampir semua kasus demensia
vaskular menunjukkan tanda dan simptom motorik 6.
Tanda dan gejala fisik 6:
• Kehilangan memori, pelupa
• Lambat berfikir (bradifrenia)
• Pusing
• Kelemahan fokal atau diskoordinasi satu atau lebih ekstremitas
• Inersia
• Langkah abnormal
• Konsentrasi berkurang
• Perubahan visuospasial
• Penurunan tilikan
• Defisit pada fungsi eksekutif seperti kebolehan untuk inisiasi, merencana dan
mengorganisasi
• Sering atau Inkontinensia urin dan alvi. Inkontinensia urin terjadi akibat kandung
kencing yang hiperrefleksi.
Kriteria Diagnosis
Terdapat beberapa kriteria diagnostik yang melibatkan tes kognitif dan neurofisiologi
pasien yang digunakan untuk diagnosis demensia vaskular. Diantaranya adalah:
a. Kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, fourth edition, text
revision (DSM-IV-TR). Kriteria ini mempunyai sensitivitias yang baik tetapi spesifitas
yang rendah. Rumusan dari kriteria diagnostik DSM-IV-TR adalah seperti berikut5:
Skor ini berguna untuk membedakan demensia alzheimer dengan demensia vaskular.
Bila skor ≥ 7 : demensia vaskular. Skor <4 : penyakit alzheimer.
B. Penyakit serebrovaskular
Adanya tanda fokal pada pemeriksaan neurologi seperti hemiparesis,
kelemahan fasial bawah, tanda Babinski, defisit sensori, hemianopia, dan disartria yang
konsisten dengan stroke (dengan atau tanpa riwayat stroke) dan bukti penyakit
serebrovaskular yang relevan dengan pencitraan otak (CT Scan atau MRI) seperti infark
pembuluh darah multipel atau infark strategi single (girus angular, thalamus, basal
forebrain), lakuna ganglia basal multipel dan substansia alba atau lesi substansia alba
periventrikular yang ekstensif, atau kombinasi dari yang di atas.
Diagnosis Banding
6. Penyakit alzheimer
Biasanya demensia vaskular telah dibedakan dari demensia tipe Alzheimer
dengan pemburukan yang mungkin menyertai penyakit serebrovaskular selama
satu periode waktu. Walaupun pemburukan yang jelas dan bertahap mungkin tidak
ditemukan pada semua kasus, gejala neurologis fokal adalah lebih sering pada demensia
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
vaskular dibandingkan pada demensia tipe Alzheimer, demikian juga faktor risiko standar
untuk penyakit serebrovaskular5.
• Trauma kepala
• Tumor otak jinak
• Infeksi bakteri atau virus
• Parkinson
B. Diet
Penelitian di Rotterdam mendapati terdapat peningkatan resiko demensia vaskular
berhubungan dengan konsumsi lemak total. Asam folat, vitamin B6 dan vitamin B12 yang
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
rendah juga berhubungan dengan peningkatan homosisteine yang merupakan faktor resiko
stroke.
2. Medikamentosa
A. Mencegah demensia vaskular memburuk
Progresifitas demensia vaskular dapat diperlambat jika faktor resiko
vaskular seperti hipertensi, hiperkolesterolemia dan diabetes diobati. Agen anti platlet
berguna untuk mencegah stroke berulang. Pada demensia vaskular, aspirin mempunyai
efek positif pada defisit kognitif. Agen antiplatelet yang lain adalah tioclodipine dan
clopidogrel.
• Aspirin
Mencegah platelet-aggregating thromboxane A2 dengan memblokir aksi prostaglandin
sintetase seterusnya mencegah sintesis prostaglandin
• Tioclodipine
Digunakan untuk pasien yang tidak toleransi terhadap terapi aspirin atau gagal dengan
terapi aspirin.
• Clopidogrel bisulfate
Obat antiplatlet yang menginhibisi ikatan ADP ke reseptor platlet secara direk. Agen
hemorheologik meningkatkan kualiti darah dengan menurunkan viskositi,
meningkatkan fleksibiliti eritrosit, menginhibisi agregasi platlet dan formasi trombus
serta supresi adhesi leukosit.
• Pentoxifylline dan ergoid mesylate (Hydergine)
Dapat meningkatkan aliran darah otak. Dalam satu penelitian yang melibatkan 29
pusat di Eropa, didapatkan perbaikan intelektual dan fungsi kognitif dalam waktu 9
bulan. Di European Pentoxifylline Multi-Infarct Dementia Study, pengobatan dengan
pentoxifylline didapati berguna untuk pasien demensia multi-infark.
Pencegahan
Sindrom demensia vaskular biasanya disebabkan oleh stroke, sehingga
pencegahan (terapi primer) atau terapi sekunder stroke adalah kunci untuk mencegah
penurunan kognitif ini. Memodifikasi faktor resiko kemunduran kognitif dapat membantu
mencegah stroke dan demensia vaskular. Faktor resiko yang paling penting adalah
hipertensi. Penelitian kohort epidemiologi dan percobaan intervensi dengan pengobatan
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Prognosis
Prognosis demensia vaskular lebih bervariasi dari penyakit Alzheimer. Berdasarkan
beberapa penelitian, demensia vaskular dapat memperpendek jangka waktu hidup sebanyak
50% pada lelaki, individu dengan tingkat edukasi yang rendah dan pada individu
dengan hasil uji neurologi yang memburuk.
Penyebab kematian adalah komplikasi dari demensia, penyakit
kardiovaskular dan berbagai lagi faktor lainnya seperti keganasan.
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
DAFTAR PUSTAKA