2021 BELANJA KASUS (MEDIA ELEKTRONIK/CETAK); EVALUASI DAN ANALISIS KASUS “ TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN SISTEM MERIT"; D I S K U S I K A N D A N MENYUSUN LAPORAN.
Sumber : https://sumbar.antaranews.com/berita/214294/empat-kabupatenkota-di- sumbar-langgar-sistem-merit deskRipsi singkat
Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen SDM aparatur yang
berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar, tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi kecacatan. Dalam pengangkatan jabatan ASN sistem merit sulit diimplementasikan karena terkontaminasi politisasi birokrasi. Politisasi birokrasi justru masih menjadi faktor dominan dalam pengangkatan jabatan ASN. Hal ini dibuktikan dangan adanya praktek KKN dalam pengangkatan jabatan ASN yang lebih menekankan pendekatan politis dari pada merit.
Seperti yang terjadi di Padang, Kota Sumbar, menurut Komisi
Aparatur Sipil Negara (KASN) menyebutkan terdapat empat kabupaten dan kota di Sumatera Barat terindikasi melakukan pelanggaran terhadap sistem merit dalam proses pengisian jabatan pimpinan tinggi. Indikasi pelanggaran mulai dari pembentukan panitia seleksi instansi, pengumuman lowongan, pelaksanaan seleksi, pengusulan nama calon, hingga penetapan dan pelantikan. pelanggaran terhadap sistem merit itu kemungkinan besar terjadi karena kurangnya pemahaman kepala daerah terhadap regulasi menyangkut manajemen ASN baik Undang-Undang maupun aturan-aturan pelaksanaannya. Akibatnya kebijakan yang diambil terkait kepegawaian menjadi keliru dan tidak tepat serta berada di luar kewenangannya yang dapat membuat kepala daerah bersangkutan dilaporkan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). penYeBaB peRMasalahan
1. Kurangnya pemahaman kepala daerah terhadap regulasi
menyangkut manajemen ASN baik Undang-Undang maupun aturan-aturan pelaksanaannya. 2. Wali kota dan bupati kurang menguasai regulasi terkait kepegawaian, 3. Urusan kepegawaian hanya diserahkan kepada bawahan stRategi penYelesaian masalah
1. Kepala daerah harus mengetahui regulasi menyangkut
manajemen ASN, undang-undang dan aturan-aturan pelaksanaannya dan mengetahui masing- masing profil instansi, visi dan misi, dan sasaran pencapaian sistem merit
2. Kepala daerah harus memastikan pegawai yg di rekrut
sesuai kompetensi dan proses seleksi objektif dan transparan
3. Kepala Daerah harus melakukan identifikasi kebutuhan
rill pegawai dengan mempertimbangkan kompetensi yg di perlukan kesimpUlan
Dari kasus yang diangkat diatas, dapat disimpulkan bahwa
Masih banyak tantangan dan hambatan dalam penerapan sistem merit, hal itu dibutkikan dengan masih banyaknya indikasi melakukan pelanggaran terhadap sistem merit dalam proses pengisian jabatan pimpinan tinggi. Pelanggaran tersebut bertentangan dengan nilai-nilai pelayanan publik, manejemen ASN, dan whole of governmnent. Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam melaksanakan tugas sudah seharusnya menerapkan nilai-nilai dasar tersebut. Hal ini bisa dimulai dari diri sendiri kemudian diterapkan pada saat bertugas/bekerja. Tentunya akan berdampak positif bagi kinerja individu itu sendiri sebagai ASN, dan mencegah perbuatan yang melanggar aturan.