FARMASI AIRLANGGA
(Airlangga Journal of Pharmacy)
ISSN 0852-1050 VOL.7 No.1, APRIL 2009
>4
M
jpagi
Hi
ilk
A
, . i
«r
£
%
9
-•
i
mm
PENERBIT
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
MAJALAH FARMASI AIRLANGGA
Dewan Kedaksi
Ketua: Prof. Dr.Tutuk Budiati. Apt., MS.
Kedaksi Pelaksana:
Ketua Drs. Abdul Rahman, Apt., MSi
Sckretaris: Drs.Achmad Toto Poernomo, Apt.. MSi
Anggota Bambang Subakti Zulkarnain, S.Si., Apt., M.Clin. Pharm.
Azza Faturrohmah, S.Si. Apt.. MSi.
Muh. Agus Syamsur Rijal, S.Si., Apt, MSi.
Rr. Retno Widyowati. S.Si.. Apt., MSc.
DAFTAR ISI
Hal
Editorial i
Dat'tar lsi Majalah Farmasi Airlangga Vol.7 No. 1 April 2009 ii
Analisis Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kcpatuhan
Pcnggunaan Obat Asma Inhalasi
Vuri Septinc Suryaningnorma, Fasich, Umi Athijah 1
Influence of ?-Cyclodextrin as an Inclusion Complexing Agent for The
Solubility of Mefenamic Acid in Base Solution
Febri Annuryanti, Dewi Isadiartuti. Soemartina 8
Characterization of Carbamazepine- Hydroxypropyl-?-Cyclodextrin Inclusion
Complex in Solid State Obtained by Freeze-Drying Process
Chrismawan Ardianto, Soemartina S., Dewi Isadiartuti 11
Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Teh Hijau Berbasis Sorbitol dengan Metode
Granulasi Basah (Pengaruh Kadar Pengikat Methocel E-50 Terhadap Mutu Fisik Tablet)
Khoirotin Nisak, Bambang Widjaja, M. Agus Syamsur Rijal 14
Pengaruh Sirkadian pada Farmakokinelik Sulfametoksazol Oral dengan Data Darah Kelinci
Anick Sctiya B, Toetik Arivani, Khoirotin Nisak 19
Gambarsampul:
Skcma amobilisasi molekul enzim didalam pendukung nanoporous. Credit: Eric Ackerman, PNNL. Gambar
didownload dari : http://nanotcchweb.org/
Pengaruh Sirkadian Pada Farmakokinelik Sulfametoksazol Oral Majalah Farmasi Airlangga, Vol. 7 No. 1, April 2009 19
Pengaruh Sirkadian Pada Farmakokinetik Sulfametoksazol Oral Dengan Data Darah Kelinci
The objective of this study was to determine the effect of circadian on pharmacokinetics variation of orally
: administered sulfamethoxazole in rabbit. Circadian variations of sulfamethoxazole pharmacokinetics were studied
after a single oral administration sulfamethoxazole, 50 mg/kg bw, given at 09.OOa.m and 09.00 pm. Blood sample
was taken from 0.25; 0.50; 1.00; 1.50; 2.00 ; 4.00 ; 6.00 ; 9.00; 12.00 ; 24.00 hours. Using spectrophotometer UV-
VIS, the pharmacokinetics parameter was calculate for Area Under Curve (AUC), elimination rate constant (kj,
and half life ( t Zt). From statistical analysis it could be seen that there were significant difference on AUC 09.00 am
and 21.00 pm but not in elimination rate constant (kj and halflife (t 'A). The AUC was significantly smaller in the
morning (2674.571±452.660 pg/ml.minutes) than in the nighttime (4536.532ÿ1534.370 pg/ml.minutes) (p<0.05).
The elimination rate constant (kj was not significantly increased in the morning (0.012H).003/minuies) than in the
night time (0.009*0.008/minutes) (p>0.05). The half-life (tl/3) was not significantly shorter in the morning
(34.000±2.550 minutes) than the night time (58.200±0.840 minutes) (p>0.05). Overall, the results shows the
difference characteristic of pharmacokinetics due to the circadian lime.
2. Waktu Cuplikan 30, 50, 100 (ig/ml. Dari larutan baku tcrsebut diambil
Kelinci dipuasakan 10 jam; diambil darahnya sebagai 0,5 ml larutan baku keija, 0,5 ml darah, dan 7 ml
blanko scbanyak 1,0 ml dengan spuit injeksi yang aquadest kemudian direaksikan dengan metode
sudah diberi heparin, diambil sccara kuantitatif 0,5 ml Azotasi dari Bratton Marshal. Kemudian dari basil
darah tersebut diraasukkan dalam venojek sebagai absorban yang diperoleh dihitung dengan cara
blanko (0 jam). Kemudian obat dengan dosis 50 memasukkan nilai serapan larutan baku perolehan
mg/kg berat badan pada jam 9.00 (grup 1; n=5) dan kembali pada persamaan kurva baku sehingga
jam 21.00 (grup 2; n=5) dimasukkan sccara oral diperoleh harga kadar sulfametoksazol yang
dalam bentuk larutan, ambil darah pada menit ke-: 0, diperoleh kembali, kemudian menghitung persen
15, 30, 60, 90, 120,240, 360, 540, 720, 1 440 (24 jam). perolehan kembali dengan membagi perolehan
kembali sulfametoksazol dalam darah dengan kadar
: 3. Metode Azotasi dari Bratton Marshal sebenamya, kemudian dikalikan 100%.
Darah 0,5 ml dalam venojek ditambah 7,5 ml air, 7. Analisa Statistik
dicampur homogen dan didiamkan 15 mcnit,
tambahkan kc dalamnya 2 ml TCA 15% kocok dan Hasil data darah dihitung untuk dikctahui parameter
pusingkan. Diambil supernatant 5,0 ml kemudian farmakokinetiknya, kemudian hasilnya dianalisa
tambahkan ke dalamnya 0,5 ml NaNOjO,1% diamkan dengan independent sample T-Test dengan derajat
kepercayaan 95% (p<0,05).
selama 3 menit. Ditambahkan kcdalamnya 0,5 ml
ammonium sulfamat 0,1% reaksikan selama 2 mcnit.
Ditambahkan 2,5 ml N (naftil) etilen diamina HASIL DAN PEMBAHASAN
dihidroklorida 0,1% didiamkan selama 10 menit. 1. Perhitungan Kurva Baku Sulfametoksazol
Diamati serapan pada X maksimum (540 nm). (SMZ)
4. Pembuatan Kurva Baku Sulfametoksazol
Mcmbuat larutan baku induk 1000 pg/ml dari 100 mg Tabell. Kadar Baku Keija dan Absorban Baku
sulfametoksazol dilarutkan ke dalam NaOH 0,1 N Keija
dan H,S04 4 N (1:5), kemudian ditambahkan Kadar baku Absorban baku
aquadest sampai 100 ml. Kemudian dari baku induk kerja (pg/ml) kerja (pg/ml)
dibuat seri larutan baku berturut-turut 10, 20, 30, 50, 10,05 0,062
dan lOOpg/ml.
20,1 0,122
5. Pemilihan Panjang Gclombang Maksimal 30,15 0,191
Panjang gelombang maksimal ditentukan dengan 50,25 0,291
menggunakan larutan baku keija 10 dan 100 pg/ml. 100,05 0,604
Direaksikan larutan baku keija 10 dan 100 pg/ml
sesuai prosedur penctapan kadar sulfametoksazol dan Persamaan regresi linear baku kerja : Absorban -
diamati nilai serapan pada panjang gclombang antara 0.00598 Kadar + 0.00266. Dari hasil pemilihan lambda
520-560. maksimal di atas, lambda terpilih adalah 540 nm.
6. Penctapan Kembali Kadar Sulfametoksazol Yang Persamaan regresi perolehan kembali = absorbansi
Ditambahkan Dalam Darah (Perolehan Kembali) perolehan kembali = 0,00504x + 0,00058 kadar perolehan
Digunakan larutan baku keija dengan kadar 10, 20, kembali
Kadar baku kerja (pg/ml) Absorban perolehan Kadar perolehan kembali Perolehan kembali
kembali (fig/ml) (%)
Pengaruh Sirkadian Pada Farmakakinetik Sulfametoksazol Oral Majalah Farmasi Airlangga, Vol. 7 No. 1. April 2009 21
3. Hasil Kadar Tiap Waktu Cuplikan Pada Malam Hari Dan Pagi Hari
18
I IS
1“
O 12
1E ,08
——
•
•l-V-v
8
I 6 malam
u 4
I 0
>
0 100 200 iOO 400 S00 SOO 700 800 900 10001100120013001400
waktu sampling (menit)
Gambar 1 . Gambar kurva antara waktu cuplikan (menit) dengan kadar sulfametoksazol (pg/ml)
1. Pcrhitungan Kadar dan AUC : pengolahan data dengan Microsoft excel didapatkan
Dari data absorban cuplikan yang didapatkan harga antara lain : AUC (mean ± sd), t maks, C maks,11/2,
kcmudian dimasukkan ke persamaan regresi perolehan dan Krl dengan menggunakan rumus trapesium.
kembali = absorban perolehan kembali 0.00504 + 0.00058 Didapatkan data parameter farmakokinetik pada tiap
kadar perolehan kembali. Kemudian dilakukan waktu cuplikan:
Parameter
Pagi* Malam
farmakokinetik
Cmaks (pg/ml) 15,96 ± 1434 14,369 ± 6.60
T maks (menit) 34 ±2,55 58,20 ± 0,84
AUC# (pg/ml. menit) 2674,57 ± 452,66 4536,53 ± 1534,37
t Vi (menit) 59,83 ±17,90 105,15 ±48,58
Kel(/menit) _ 0,0123 ±0, 0032 0,0090 ± 0,0080
*n=5, mean ± SD ; # P<0,05
Telah dilakukan penelitian dalam bidang merah, schingga untuk metode penetapan kadamya
kronofarmakokinetik atau juga dikenal dengan digunakan metode Bratton-Marshall yang merupakan
kronokinetik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat metode untuk menentukan kadar sulfonamide secara
apakah ada pengaruh terhadap parameter farmakokinetik kolorimetri.
kadar sulfametoksazol pada pemberian pagi hari dan Pada penelitian ini pemberian obat dilakukan secara
malam hari dimana pemberian pada pagi hari mulai pukul peroral yaitu dengan memberikan suspensi
09.00 hingga 21.00 malam hari. Obat yang digunakan sulfametoksazol, dosis 50 mg/kg BB. Dari hasil penelitian
adalah sulfametoksazol yaitu suatu antibiotika golongan didapatkan panjang gelombang maksimum 540 nm.
sulfonamide yang mengalami ikatan dalam scl darah Selanjutnya dilakukan pembuatan kurva perolehan
22 Majalah Farmasi Airlangga, Vol. 7 No.1, April 2009 Pengaruh Sirkadian Pada Farmakokinetik Sulfametoksazol Ora I
kembali dan cuplikan sampai 24 jam. sedangkan pada siang hari lebih cepat. namun,
Pada penelitian ini tidak dilakukan pcrlakuan silang perhitungan secara statistik menunjukkan tidak adanya
pada hewan yaitu hewan yang mendapatkan perlakuan perbedaan bermakna waktu paruh (p>0,05) pada
cuplikan pada pagi hari kemudian ditukar menjadi malam pemberian sulfametoksazol antara pemberian pagi hari
hari dan sebaliknya. Akan tetapi untuk memperkecil dan malam hari.
variasi perbedaan hewan coba dalam penelitian ini Parameter farmakokinetik yang lainnya yaitu K,,
dilakukan uji t test terhadap berat badan kelinci dan yang menunjukkan seberapa cepat obat itu dieliminasi
didapatkan kesimpulan tidak ada perbedaan bermakna dari tubuh, semakin besar nilai berarti semakin cepat
terhadap hewan coba yang mendapatkan perlakuan obat dieliminasi dalam darah, dan semakin kecil K*
cuplikan pada pagi hari maupun malam hari (F=0,463, menunjukkan semakin lama obat dieliminasi dalam
dan p= 0,518). darah. Dari hasil penelitian ini didapatkan harga
Pada penelitian ini digunakan 5 hewan coba untuk 0,0123 ± 0,0032/menit pada pagi hari dan 0,0090 ±
masing-masing perlakuan cuplikan pagi dan malam hari 0,0080/menit pada malam hari. Pada perhitungan secara
akan tetapi satu data parameter farmakokinetik dari statistik dengan menggunakan independen l test antara
perlakuan pagi hari menunjukkan perbedaan yang waktu paruh pada pemberian pagi hari dan malam hari
menyimpang dari kelinci yang lain dalam satu kelompok, menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05)
adapun data parameter farmakokinetiknya adalah Cÿ, pada pemberian pagi maupun malam hari.
55,83 pg/ml, 240 menit, AUC 12.328,47 Telah banyak penelitian yang dilakukan terhadap
pg/ml.menit, t Vi 124,09 menit, dan Kd 0,0056/menit pengaruh ritme sirkadian terhadap farmakokinetik
sehingga tidak dimasukkan dalam perhitungan rata-rata berbagai macam obat, dimana beberapa obat
untuk mengetahui parameter farmakokinetika pada menunjukkan ada pengaruh terhadap farmakokinetik
pemberian pagi hari, dengan kata lain pada pemberian obat, namun beberapa obat tidak menunjukkan perbedaan
pagi hari digunakan data dari empat hewan coba. (Ohdo, 2007). Secara keseluruhan hasil dari penelitian ini
Dengan pemberian secara oral, kadar maksimum menunjukkan adanya perbedaan bermakna terhadap
sulfametoksazol di dalam darah dicapai pada 15,956 ± kadar sulfametoksazol dalam darah yang ditunjukkan
14,34 pg/ml pada pemberian pagi hari dan 14,369 ± 6,60 dengan AUC pada pemberian pagi dan malam hari yaitu
pg/ml pada malam hari. Sedangkan waktu untuk lebih kecil pada pagi hari dibandingkan dengan malam
mcncapai kadar puncak dalam darah dicapai pada 34 ± hari, meskipun tidak ada perbedaan bermakna (p<0,05)
2,55 menit setelah pemberian di pagi hari dan 58,20 ± pada parameter farmakokinetika yang lain yaitu t 'A dan
0,84 menit setelah pemberian di malam hari. Selanjutnya K„. Namun besamya AUC pada malam hari dapat
kadar sulfametoksazol untuk masing-masing waktu dikarenakan rata-rata waktu paruh (t Vi) pada pagi hari
cuplikan menunjukkan penurunan kadar setelah melewati lebih pendek dari pada malam hari dan kecepatan
kadar puncaknya sampai didapatkan kadar 0 pg/ml pada climinasi pada pagi hari lebih besar dari pada pada malam
24 jam setelah pemberian peroral baik pada waktu pagi hari sehingga menyebabkan obat dalam darah lebih cepat
maupun malam. Untuk parameter farmakokinetik yang tereliminasi sehingga kadamya kecil.
lainnya dapat dilihat pada tabel 4.
Area di bawah kurva (AUC) ditentukan dengan Kesimpulan
perhitungan trapesium, dengan cara menghubungkan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan :
titik-titik data kadar yang didapat tiap waktu dengan
selisih waktu pcngambilan data, kemudian luasnya a. Kadar maksimum (Cÿ) sulfametoksazol
dihitung dengan menggunakan rumus trapesium. AUC pada pemberian pagi hari adalah 15,96 ± 14,34 pg/ml
digunakan dalam memperkirakan bioavailabilitas obat- dan malam hari 14,37 ± 6,60 pg/ral.
obatan, dan dalam memperkirakan total klirens. Dari hasil b. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
penelitian ini didapatkan harga AUC untuk cuplikan pagi kadar puncak untuk pemberian pagi hari 34 ± 2,55
hari berbeda bermakna (p<0,05) dari cuplikan malam. menit dan malam hari 58,20 ± 0,84 menit.
dengan harga AUC pada pagi hari 2674,57 ± 452,66 c. AUC untuk pemberian pagi hari 2674,57 ±
(pg/ml.menit) dan pada malam hari 4536,53 ± 1534,37 452,66 pg/ml.menit dan malam hari 4536,53 +
(pg/ml.menit). 1534,37 pg/ml.menit.
Waktu paruh (t Vi) menunjukkan waktu yang d. Waktu paruh (t Vi) pada pemberian pagi hari
diperlukan obat untuk mencapai kadar separuh dari kadar dan malam hari masing-masing 59,83 ± 17,90 dan
awalnya. Pada penelitian ini didapatkan waktu paruh 105,15±48,58 menit.
untuk pagi hari 59,83 ± 17,90 menit, lebih kecil bila
dibandingkan dengan cuplikan malam hari adalah 105,15 e. Kecepatan eliminasi (k.,) pada pemberian
± 48,58 menit hal itu berarti pada malam hari pagi dan pada waktu malam hari masing-masing
sulfametoksazol mempunyai waktu yang lebih lama 0,0123 ± 0,0032/menit 0,0090 ± 0,0080/menit.
untuk menjadi separuh dari kadar awalnya di dalam darah Dengan analisis statistik menggunakan independen t
Pengaruh Sirkadian Pada Farmakokinelik Sulfametoksazol Oral Majalah Farmasi Airlangga, Vol. 7 No.1, April 2009 23
DAFTAR PUSTAKA
Aronson, J K : Chappel, M J : Gofrey,, K R : Yew, M K
Citation, 1993 Modelling circadian variation in
the pharmacokinetics of non-steroideal anti-
inflamatory drugs. Eur J Clin Pharmacol; 45(4):
357-61
Dridi D., Ben-Attia M., Sani M., Djebli N, Sauvage F.L.,
Boughattas N.A., 2008. Circadian Time-Effect of
Orally Administered Loratadine on Plasma
Pharmacokinetics in Mice. Chrono Inti, Volume
25(4),p533-547
Katzung, 2005. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta :
Salemba Medika.
Ohdo, S., 2007. Circadian Rhythms in the CNS and
Peripheral Clock Disorders:
Chronopharmacological Findings on
Antitumor Drugs. J Pharmacol Sci 103, 155-158
(2007)
Park S.I., Felipe C.R., Pinheiro-Machado P.G., Garcia R.,
Tcdesco-Silva H.Jr., Medina-Pesta J.O., 2007.
Circadian and Time-Dependent Variability in
Tacrolimus Pharmacokinetics. Fundam Clin
Pharmacol. 2007 Apr;2 1(2):191-7.
Shik, C.J. and Jung Jung E, 2001, Circadian Changes in
Pharmacokinetics of Sulfamethoxazole
Administered Orally to Rabbits, Arch Pharm Res
Vol 24, pp. 338-341.
Srinivasu, P., Ramesh R.B., Madhusudhan R.Y.,Rambhau
D., 1997. Circadian Variations In The
Pharmacokinetics Of Pentoxyfilline In Man.
Journal of pharmacy and pharmacology. 1 998, vol.
50, n°1, pp. 71-74 (25 ref.)