Disusun oleh :
2020
i
KATA PENG ANTAR
Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
POLITIK HUKUM dengan judul “PERAN DAN FUNGSI POLITIK HUKUM
DALAM PEMBENTUKAN HUKUM”
Karena terbatasnya ilmu yang di miliki oleh penulis maka makalah ini jauh
dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan.
Tidak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga
kepada dosen kami bapak , Prof. Dr. H. Sadjijono, S.H, M.Hum dan
semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga bantuan dan bimbingan yang telah di berikan kepada penulis
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SW T. Amin.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………..……………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHAS AN
A. Kesimpulan……………………………………………………………………16
B. Saran……………………………………………………………………………16
Daftar pustaka……………………………………………………….…………..…17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Padmo Wahjono, Indonesia Negara Berdasarkan Atas Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986, hal. 160
1
B. Tujuan penelitian
C. Rumusan masalah
D. Manfaat Penelitian
E. Metode Penelitian
2
F. Sistematika Pembahasan
3
BAB II
PEMBAH AS AN
Sudut pandang para ahli dalam memandang dan memahami apa yang
di sebut dengan politik hukum, penulis menyajikan definisi – definisi
politik hukum yang di rumuskan oleh beberapa ahli hukum yang selama ini
cukup concern mengamati perkembangan di siplin ilmu, yaitu:
2
Sunaryati Hartono, Politik hukum menuju satu sistem hukum nasional, Alumni, Bandung, 1991, hal.1
3
Moh. Mahfud MD, Politik hukum di Indonesia, PT RajaGrafindo Persada, Jakarata 2009, hal. 2
4
Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari, Dasar – dasar politik hukum, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1999, Hal.19
5
LJ. Van Appeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, Cet. Ke-18, PradnyaParamitha, Jakarta, 19981, hal. 390
6
A.S.S. Tambunan, Politik Hukum Berdasarkan UUD 1945, Puporis Publishers, Jakarta 2002, hal. 9
7
Teuku Muhammad Radhie dalam majalah PRISMA, no. 6 tahun ke I-II, Desember 1973, hal. 4
8
Abdul Hakim Garuda Nusantara, Politik Hukum Indonesia, YLBHI, Jakarta, 1988, hal. 2
4
Menurut Padmo wahjono politik hukum adalah kebijakan dasar yang
menentukan arah, bentuk maupun isi hukum yang akan di bentuk. 9
9
Padmo Wahjono, dalam Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia (Jakarta: Rajawali, 2010),1.
10
Abdul Hakim Garuda Nusantara, dalam Mahfud MD, Membangun Politik Hukum, menegakkan Konstitusi,
(Jakarta: Rajawali Press,2011).15
11
Soedarto dalam Mahfud MD, Ibid., 14.
12
F. Sugeng Istanto dalam Abdul Latief dan Hasbi Ali, Politik Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), 6.
13
Marzuki Wahid “konfigurasi Politik Hukum Islam di Indonesia; studi tentang pengaruh Politik Hukum Orde Baru
terhadap Kompilasi Hukum Islam, “mimbar studi, No.2 Tahun XXII 9 Januari-April 1999), 104-105.
14
Moh Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia (Jakarta: LP3ES, 1998)
5
organisasi-organisasi sosial diluar itu terpinggirkan dan kebijakan hukum
terkesan hanya mewakili kelompok-kelompok yang berkuasa. Oleh karna
itu keadilan sosial dan demokrasi yang dicita-citakan tidak terwujud. Maka
perlu adanya pembangunan hukum yang menyertakan kelompok-kelompok
sosial dalam masyarakat agar kepentingan mereka dapat terakomodasi.
6
C. Hubungan Kausalitas Antara Politik dan Hukum
15
Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari. 2010. Dasar – Dasar Politik Hukum. Jakarta: RajaGrafindo Persada, hal 2.
7
lebih tinggi seperti dalam pandangan Hans Kelsen dengan teorinya
“Stuffenbau Theorie des Recht” (ii) di tetapkan mengikat atau berlaku
karena menunjukkan hubungan keharusan antara suau kondisi dengan
akibatnya seperti pandangan J.H.A. Logemen (iii) di tetapkan sebagai
norma hukum menurut prosedur pembentukan hukum yang berlaku seperti
dalam pandangan W . Zevenbergen, dan (iv) di tetapkan sebagai norma
hukum oleh lembaga yang memang berwenang untuk itu. Jika ketiga
kriteria tersebut telah terpenuhi sebagaimana mestinya, maka norma
hukum yang bersangkutan dapat di katakan memang berlaku secara
juridis.
8
kalaupun hukum islam itu secara sosiologis dapat dikatakan berlaku
maka, hal itu berlaku semata-mata disebabkan oleh kenyataan bahwa
masyarakat hukum adat sudah meresepsikannya terhadap hukum adat
masyarakat setempat.
9
Mahfud MD mengatakan, bahwa relasi hukum dan politik dapat di
bagi menjadi tiga model hubungan. Pertama sebagai das sollen, hukum
determinan atas politik karena setiap agenda politik harus tunduk pada
aturan – aturan hukum. Kedua, sebagai das sein, politik determinan atas
hukum karena dalam faktanya hukum merupakan produk politik sehingga
hukum yang ada di depan kita tak lebih dari kristalisasi dari kehendak –
kehendak politik yang saling bersaing. Ketiga, politik dan hukum
berhubungan secara interdeterminan karena politik tanpa hukum akan
zalim sedangkan hukum tanpa pengawalan akan lumpuh. Melihat
kategorisasi yang ada, secara normatif konsep relasi ketiga adalah yang
paling sesuai.
Akan tetapi, kalau melihat dari iklim politik di Indonesia. Saat ini
Negara kita sedang terjadi Das sein, di mana politisasi dominan terhadap
produk hukum. Sehingga produk yang di hasilkan tak lebih dari kristalisasi
tawar – menawar antar elite politik. Ilmu hukum juga merupakan ilmu
bantu dalam ilmu politik. Hal ini dapat di pahami karena sejak dahulu
terutama di Eropa barat ilmu hukum dan politik memang sudah demikian
erat. Kedua – duanya memiliki persamaan daya “mengatur dan memaksa
undang – undang” (law enforcement) yang merupakan salah satu
kewajiban Negara yang begitu penting. Di samping itu analisis – analisis
menegenai hukum serta hubungannya dengan Negara, mulai di
perkembangkan pada abad ke – 19, tetapi pada itu masih terbatas pada
penelitian mengenai Negara – Negara Barat saja.
10
D. Pengaruh Poltik Dalam Pembentukan Hukum Nasioanal
Dalam paradigma baru, hukum tidak lagi di lihat sebagai entitas yang
berdiri sendiri, melainkan harus mampu berinteraksi dengan entitas lain
dengan tujuan pokok untuk mengadopsi kepentingan – kepentingan yang
ada di dalam masyarakat. Untuk itu, tidaklah heran jika hukum bias
berinteraksi dengan politik. Hukum yang demikian ini akan lebih mampu
memahami atau menginterpretasi ketidaktaatan dan ketidakteraturan yang
terjadi di masyarakat. Dengan demikian, di dalam hukum yang responsif
terbuka lebar ruang dialog untuk memberikan wacana dan adanya
pluralistik gagasan sebagai sebuah realitas.
16
Moh. Mahfud MD. 1993. Perkembangan Politik: Studi tentang Pengaruh Konfigurasi Politik terhadap Produk
Hukum di Indonesia” (Disertasi Doktor), Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, halaman 26.
17
Pasal 7 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang – undangan.
11
Bahkan, tidak dapat di nafikan peraturan perundang – undangan yang
telah di sahkan dan di undangkan di mintakan pengujian kepada
Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung.
Kekuatan- kekuatan politik dapat dilihat dari dua sisi yakni sisi
kekuasaan yang dimiliki oleh kekuatan politik formal (institusi politik)
dalam hal ini yang tercermin dalam struktur kekuasaan lembaga negara,
seperti Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat dan lembaga- lembaga
negara lainnya dan sisi kekuatan politik dari infrastruktur politik adalah
seperti: partai politik, tokoh-tokoh masyarakat, organisasi
kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat, organisasi profesi dan
lain-lain. Dengan demikian dapatlah disimpilkan bahwa pembentukan
produk hukum adalah lahir dari pengaruh kekuatan politik melalui proses
politik dalam institusi negara yang diberikan otoritas untuk itu.
18
Daniel S Lev. 1990. Hukum dan politik di Indonesia, Kesinambungan dan Perubahan, Cet 1 Jakarta: LP3S Halaman
xii
19
Miriam Budiarjo. 2005. Dasar – Dasar Ilmu Politik. Cet. Ke 27. Jakarta: PT Grafindo Pustaka Utama, Halaman 182
20
Bagir Manan. 1992. Dasar – Dasar Perundang – undangan di Indonesia. Jakarta: halaman 14
12
Asshiddiqie ada 5 (lima) landasan pembentukan peraturan perundang-
undangan, yakni: 21
21
Jimly Asshiddiqie. 2006. Perihal Undang – Undang Di Indonesia. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan
Mahkamah Konstitusi RI MK, halaman 170 – 174
13
dengan lahirnya sejumlah undang-undang yang memberi apresiasi yang
begitu besar dan luas.
22
Soerjono Soekanto. 1983. Faktor – factor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta: Rajawali, halaman 4 -
5
14
Dan ketiga, unsur lingkungan yang meliputi pribadi warga negara dan
sosial. 23
23
Satjipto Rahardjo. 1983. Masalah Penegakan Hukum. Jakarta: Sinar Baru, halaman 23 – 24.
24
Satjipto Rahardjo. 1985. Beberapa Pemikiran tentang Ancaman Antar Disiplin dalam Pembinaan Hukum
Nasional. Bandung: Sinar Baru, halaman 71.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa relasi hukum dan politik dapat dibagi menjadi tiga model
hubungan. Pertama sebagai das sollen, hukum determinan atas politik
kerena setiap agenda politik harus tunduk pada aturan-aturan hukum.
Kedua, sebagai das sein, politik determinan atas hukum karena dalam
faktanya hukum merupakan produk politik sehingga hukum yang ada di
depan kita tak lebih dari kristalisasi dari kehendak-kehendak politik yang
saling bersaing. Ketiga, politik dan hukum berhubungan secara
interdeterminan karena politik tanpa hukum akan zalim sedangkan hukum
tanpa pengawalan akan lumpuh.
B. Saran
16
Daftar pustaka
Sunaryati Hartono, Politik hukum menuju satu sistem hukum nasional, Alumni,
Bandung, 1991.
Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari, Dasar – dasar politik hukum, PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 1999.
LJ. Van Appeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, Cet. Ke-18, PradnyaParamitha, Jakarta,
19981.
A.S.S. Tambunan, Politik Hukum Berdasarkan UUD 1945, Puporis Publishers, Jakarta
2002.
Teuku Muhammad Radhie dalam majalah PRISMA, no. 6 tahun ke I-II, Desember 1973.
Abdul Hakim Garuda Nusantara, Politik Hukum Indonesia, YLBHI, Jakarta, 1988.
Padmo Wahjono, dalam Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia (Jakarta: Rajawali,
2010)
Abdul Hakim Garuda Nusantara, dalam Mahfud MD, Membangun Politik Hukum,
menegakkan Konstitusi, (Jakarta: Rajawali Press,2011)
F. Sugeng Istanto dalam Abdul Latief dan Hasbi Ali, Politik Hukum, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2010)
Marzuki Wahid “konfigurasi Politik Hukum Islam di Indonesia; studi tentang pengaruh
Politik Hukum Orde Baru terhadap Kompilasi Hukum Islam, “mimbar studi, No.2 Tahun
XXII 9 Januari-April 1999)
Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari. 2010. Dasar – Dasar Politik Hukum. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Moh. Mahfud MD. 1993. Perkembangan Politik: Studi tentang Pengaruh Konfigurasi
Politik terhadap Produk Hukum di Indonesia” (Disertasi Doktor), Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada.
.
Pasal 7 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang –
undangan.
17
Daniel S Lev. 1990. Hukum dan politik di Indonesia, Kesinambungan dan Perubahan,
Cet 1 Jakarta: LP3S.
Miriam Budiarjo. 2005. Dasar – Dasar Ilmu Politik. Cet. Ke 27. Jakarta: PT Grafindo
Pustaka Utama.
Satjipto Rahardjo. 1985. Beberapa Pemikiran tentang Ancaman Antar Disiplin dalam
Pembinaan Hukum Nasional. Bandung: Sinar Baru.
18