Anda di halaman 1dari 2

AS penentu bandul politik global

Tadinya Amerika melakukan kebijakan luar negeri nya lewat hard power. Yaitu
kebijakan mengandalkan kepada kemampuan mesin perangnya. Itu sudah
dibuktikan di negara lain seperti Iran, Irak dan Timur tengah dan Amerika latin. Tapi
apa hasilnya? tidak menghasilkan apapun. Bahkan kerugian besar bagi AS. Mesin
perang memang mudah memenangkan pertempuran tapi tidak pernah
memenangkan perang. Paham nasionalisme terlalu kuat untuk bisa dilemahkan
secara militer, apalagi ditundukkan. Sampai kini semua negara yang tadinya pernah
merasakan bombadir AS seperti Vietnam, Suriah, Irak, Iran, Afganistan tetap tegak
sebagai bangsa berdaulat. Sementara AS kehilangan prajurit tidak sedikit dan
korban uang triliunan dollar.

Berangkat dengan kebijakan yang gagal itu, kemudian AS menerapkan kebijakan


soft power. Apa itu Soft Power ? Soft power adalah penggunaan daya tarik dan
persuasi. Dalam bentuk apa ? ya dalam bentuk kebijakan strategis yang berkaitan
dengan geopolitk global. Dalam hal ini adalah nilai nilai demokrasi dan kelembagaan
international seperti BIS, WTO, PBB, IMF, WHO dll. Soft power ini sebagai sebuah
konsep memang menjadi wacana politik populer sejak diciptakan oleh Joseph Nye
dari Harvard. Untuk lebih jelas bisa baca buku " Soft Power and US Foreign Policy:
Theoretical, Historical and Contemporary Perspectives (Routledge Studies in US
Foreign Policy)" oleh Inderjeet Parmar dan Michael Cox.

Nah saat krisis global tahun 2008, AS menggunakan softpower dalam bentuk
kebijakan moneter global. Mengapa? AS penguasa mata uang USD. Baca dech buku
"The Lords of Easy Money" yang ditulis Christopher Leonard. Di buku itu anda bisa
paham bagaimana kuat ( culasnya ) AS mengelola moneternya. Negara lain bisa
saja kuat tapi tidak ada yang bisa bertahan dalam keadaan ketidak seimbangan
pasokan dollar dan mata uang lokal. Sekuat apapun rezim, dia akan dijatuhkan oleh
rakyat apabila gagal mengendalikan keseimbangan kurs. Karena implikasinya
terhadap ekonomi luas sekali. Sistemik.! Saya akan bahas softpower AS dalam
bidang moneter.

Untuk menjaga keseimbangan pasokan dollar dan mata uang lokal, AS memberikan
fasilitas kepada negara yang dianggapnya patuh dan loyal. Tentu hanya China dan
Rusia yang tidak tergantung kepada fasiltas moneter AS. Ada dua jenis fasilitas itu,
yaitu Fasilitas FX Swap dan Repo FIMA. Baik saya jelaskan secara sederhana kedua
fasilitas ini.

Fasilitas FX Swap. Kalau negara lain kurang pasok dollar, maka mereka bisa
mencetak uangnya sendiri dan uang itu dijadikan jaminan untuk mereka dapatkan
pasokan dollar dari AS. Jadi semacam barter. Tentu dengan suku bunga yang
ditetapkan AS. Nah oleh bank centeral negara bersangkutan, USD itu disalurkan
oleh lewat operasi pasar uang dengan mengatur volatile kurs dan suku bunga.
Sehingga keseimbangan terjadi. Ekonomi bergerak lagi.

Fasilitas Repo FIMA. Fasilitas ini diberikan oleh Foreign and International
Monetary Authorities. Gimana konkretnya ? Negara yang butuh dollar, dapat
menjadikan cadangan devisanya sebagai collateral untuk dapatkan pasokan dollar
dari FIMA-AS. Nah karena cadangan devisa itu dalam bentuk instrument pasar uang,
maka saat mengembalikan pinjaman harus menebus collateral ( repo) itu seharga
yang ditentukan di depan. Jadi dengan skema ini, bank cetral bisa dapatkan
pasokan dollar tanpa harus menjual cadangan devisanya.

Dengan dua skema ini maka, rezim akan aman dari ketidak seimbangan valas dan
mata uang lokal. Mereka bisa terus kelola negaranya dan ditengah
resesi ekonominya tetap sehat walau GINI Rasio tinggi dan Ease of doing business

Page 1 of 2
(EODB) index yang buruk, Index corruption yang buruk, Index competitive yang
rendah. Semakin besar ketergantungan negara kepada fasilitas moneter AS ini,
semakin besar negara tersebut patuh kepada AS. Contoh. tahun 2020 BI dapat
fasilitas Repo line USD 60 miliar dari FIMA. Kalau fasilitas ini dicabut oleh AS, kurs
bisa terjun bebas dan pemerintahan jatuh.

Jadi jangan anggap enteng Anies Baswedan. Karena hanya dia Balon Presiden yang
tidak dalam posisi sebagai pejabat negara yang diundang makan oleh Dubes AS.
Dan itu dilakukan di Bali saat G20. Show of force kepada dunia dan politisi dalam
negeri. Proses politik Anies menuju Ri-1 memang tidak mudah. Tapi dia tidak
sendirian. Dalam konstelasi global proses politik di Indonesia itu menjadi sangat
serius bagi China dan Rusia.

Page 2 of 2

Anda mungkin juga menyukai