Anda di halaman 1dari 103

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia internasional pasca Perang Dingin, 1991, bisa dikatakan didominasi oleh

Amerika Serikat dalam berbagai bidang. Amerika Serikat, sebagai pemenang Perang

Dingin setelah runtuhnya Uni Soviet, menjadi satu-satunya negara yang memiliki

potensi untuk menjaga stabilitas dan keamanan internasional. Sejak saat itulah, Amerika

Serikat memulai upayanya dalam menyebarkan pengaruh ideologi liberalisnya, pada

negara-negara di seluruh belahan dunia melalui berbagai cara. Pengaruh serta kekuatan

ini telah dipergunakan oleh Amerika Serikat untuk menerapkan suatu hegemoni dunia.

Dominasi Amerika Serikat dapat dilihat dalam berbagai bidang, mulai dari politik,

pertahanan kemanan, ekonomi-perdagangan, finansial, industri dan teknologi, serta

dalam bidang sosial budaya.

Dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional terdapat pada

kepemilikan hak vetonya sebagai salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Kepemilikan hak veto tersebut, memberikan hak istimewah bagi Amerika Serikat

dibandingkan dengan negara yang tidak memiliki hak veto. Amerika Serikat bisa

menggunakan hak vetonya untuk membatalkan semua resolusi yang berpotensi

merugikan atau mengganggu kepentingan nasionalnya. Selain itu, Amerika Serikat juga

menggunakan hak vetonya untuk melindungi sekutu-sekutunya dari pengenaan sanksi

PBB, seperti yang terlihat pada veto yang berkaitan dengan Israel.

Dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional, juga terlihat dari

besarnya pengaruh yang dimilikinya dalam berbagai organisasi dan forum internasional

lainnya. Amerika Serikat merupakan penggagas pembentukan berbagai lembaga

1
internasioanal, salah satunya PBB, dan juga menjadi penyuplai dana terbesar dalam

beberapa organisasi internasional, misalnya dalam World Bank.1 Amerika Serikat juga

menjadi pusat perpolitikan dunia dengan keberadaan sekretariat PBB dan berbagai

organisasi lainnya di New York dan Washington D.C. Selain itu, kebanyakan nilai-nilai

yang dianut secara internasional merupakan nilai-nilai dari Amerika Serikat seperti,

demokrasi, hak asasi manusia, dan pasar bebas.2

Dominasi Amerika Serikat dalam bidang pertahanan keamanan, tergambar dari

julukannnya sebagai polisi dunia. Julukan tersebut didapat karena Amerika Serikatlah

satu-satunya negara yang memiliki kemampuan untuk menyebarkan kekuatan

militernya untuk menjaga keamanan dunia. Militer Amerika Serikat merupakan yang

terbesar dan terkuat di dunia. Anggaran belanja militernya sebesar US$ 711 milyar pada

tahun 2008, atau sekitar 48% dari seluruh belanja militer negara-negara di dunia.3

Dari segi persenjataan, Amerika Serikat memiliki keunggulan senjata nuklir dan

teknologi militer yang canggih. Hal ini, nampak dari kemampuan Amerika Serikat

memproses informasi tentang medan perang dan menghancurkan sasaran jarak jauh

dengan ketepatan menakjubkan. Ditambah kualitas angkatan darat, udara, dan laut yang

memiliki kemampuan menebarkan kekuasaan Amerika Serikat ke seluruh dunia.4

Dominasi Amerika Serikat dalam ekonomi-perdagangan internasional terlihat

dari posisinya sebagai pusat atau kiblat perekonomian dunia. Hal ini, dikarenakan

1
Ivanovich Agusta. (2009). Percobaan Pembangunan Partisipatif dalam Otonomi Daerah.
Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia, 3.2, 173-198, hal. 179. Diakses dari
http://jurnalsodality.ipb.ac.id/jurnalpdf/edisi8-2.pdf, tanggal 23 Maret 2012.
2
Martin Jacques. (2011). Ketika China Menguasai Dunia: Kebangkitan Dunia Timur dan Akhir
Dunia Barat. Jakarta: Kompas, hal. 408.
3
Ibid., hal. 6.
4
Stephen G. Brooks dan William C. Wohlforth. (2005). Keunggulan Amerika dalam Tinjauan.
Dalam A. Zaim Rofiqi (Ed.), Amerika dan Dunia: Memperdebatkan Bentuk Baru Politik Internasional
(hal. 267-286). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hal. 269.

2
Amerika Serikat merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia.5

Perekonomiannya memiliki teknologi paling maju dan paling inovatif di dunia,

tercermin dari Lembah Silikonnya. Ditambah dengan keberadaan industri film

Hollywoodnya yang menguasai perfilman internasional. Serta banyaknya merek-merek

korporasi-korporasinya yang sudah menyebar ke seluruh dunia seperti Coca-Cola, KFC,

Google, dan Microsoft.6

Selain dalam bidang politik, militer, dan ekonomi, Amerika Serikat juga

mendominasi dalam bidang sosial budaya. Dalam bidang sosial dan budaya, dominasi

Amerika Serikat terlihat dari penggunaan nilai-nilai Amerika Serikat dalam berbagai

negara seperti liberalisme, individualisme, persamaan hak, dan penghargaan HAM.

Selain itu, juga nampak dari penyerapan budaya pop Amerika Serikat di berbagai

negara di dunia.

Dalam bidang finansial, dominasi Amerika Serikat terlihat dari penggunaan

mata uang dolar Amerika Serikat sebagai mata uang internasional. Oleh karena itu,

banyak negara yang menyimpan cadangan devisanya dalam mata uang dolar Amerika

Serikat. Hal ini, membuat Amerika Serikat memiliki kemampuan untuk mengontrol

kondisi keuangan internasional.7

Dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional, dalam beberapa waktu

tidak mendapat tantangan yang berarti dari negara lainnya. Namun, kondisi ini berubah

dengan munculnya negara-negara kekuatan baru dunia, seperti Uni Eropa, Rusia,

Jepang, India, dan Republik Rakyat China (RRC). Kekuatan-kekuatan baru dunia ini

berbasis pada peringkat keunggulan perekonomian.

5
China resmi Salib Jepang. (2010). Kompas, 18 Agustus, hal. 9.
6
Martin Jacques. loc. cit.
7
Andy Hoffman. (2009). U.S. Global Hegemony: The Beginning and the End. Diakses dari
http://news.goldseek.com/GoldSeek/1240158180.php, tanggal 17 Maret 2012.

3
Kemunculan negara-negara kekuatan baru dunia ini ikut mempengaruhi

eksistensi Amerika Serikat dalam dunia internasional. Bahkan beberapa pihak

beranggapan bahwa dominasi Amerika Serikat sudah tidak relevan lagi dengan posisi

percaturan perpolitikan internasional di masa sekarang ini, dengan munculnya negara

kekuatan baru dunia tersebut. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Samuel P.

Huntington bahwa:

Konfigurasi struktur power global pasca Perang Dingin ditandai dengan situasi
the lonely superpower via a vis multiple powers, dimana Amerika Serikat
sebagai satu-satunya negara superpower sepeninggal Uni Soviet berhadapan
dengan new emerging multiple power (Uni Eropa, Rusia, RRC, dan Jepang).8

Di antara kekuatan baru dunia tersebut, RRC menjadi negara yang paling

dianggap bisa menjadi penyeimbang dominasi Amerika Serikat dalam beberapa tahun

terakhir. Hal ini disebabkan, RRC mengalami kemajuan yang luar biasa sejak

dimulainya modernisasi pada tahun 1978.9 RRC berhasil mengubah pandangan dunia

dari negara miskin ke negara kekuatan ekonomi dunia. Kemajuan di bidang ekonomi

ini, berdampak pada kemajuan berbagai bidang lainnya, sehingga semakin menguatkan

posisi RRC dalam dunia internasional. Keunggulan RRC ini dapat dilihat dari berbagai

bidang seperti ekonomi, politik, dan pertahanan keamanan.

Dalam bidang ekonomi, RRC berhasil meraih posisi kedua sebagai negara

dengan kekuatan perekonomian terbesar dunia setelah melewati Jepang pada Agustus

2010.10 Hal ini, disebabkan oleh pertumbuhan perekonomian RRC yang merupakan

tertinggi di dunia dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2010 pertumbuhan

8
Yulius Purwadi Hermawan. (2008). Kevin Rudd dan Inovasi Baru Menghadapi Kekuatan Global
dan Multilateralisme. Jurnal Luar Negeri: Menjalin Keakraban Baru Indonesia-Australia, 25 (1-4), 1-17,
hal. 12.
9
Martin Jacques. op. cit., hal. 170.
10
China Resmi Salip Jepang. loc. cit.

4
ekonomi RRC sebesar 10,3%,11 dan 9,7% pada triwulan I 2011,12 dan IMF

memperkirakan akan menjadi 9% pada tahun 2012.13 Meskipun mengalami

perlambatan, pertumbuhan ekonomi RRC ini merupakan yang tertinggi jika

dibandingkan dengan negara lain. Selain itu, dari segi perdagangan RRC bisa dikatakan

mengungguli Amerika Serikat dengan tercatatnya defisit neraca perdagangan Amerika

Serikat dalam perdagangannya dengan RRC.14

Dalam bidang politik internasional, kekuatan yang dimiliki RRC terlihat dari

kepemilikan hak vetonya. Sebagai salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB,

RRC bisa menggunakan hak vetonya untuk memperjuangkan kepentingannya. Selain

itu, RRC mulai memiliki pengaruh yang besar terhadap negara lain. Pendekatan RRC ke

berbagai negara di dunia agak berbeda dengan Amerika Serikat. Jika Amerika Serikat

terkesan memberikan bantuan bersyarat misalnya mensyaratkan penerapan demokrasi

dalam memberikan bantuan ke negara berkembang, RRC justru memberikan bantuan

tanpa syarat dengan mempertimbangkan dampak ekonomi ke depannya.15 Oleh karena

itu, sekarang negara-negara berkembang, seperti yang berada di Afrika dan Amerika

Latin, lebih cenderung menyukai menerima bantuan dari RRC dan lebih senang

bekerjasama dengan RRC dibandingkan dengan Amerika Serikat.

11
Kementerian Keuangan RI. (2011). Kinerja Perekonomian 2010 dan Proyeksi 2011. Kerangka
Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok kebijakan Fiskal 2012, 2012, hal. 10. Diakses dari
http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/adoku/2011/KEM_PPKF_2012.pdf, tanggal 4 Desember 2011.
12
Bank Indonesia. (2011). Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter: Perkembangan
Ekonomi Dunia. Tinjauan Kebijakan Moneter: Ekonomi, Moneter, dan Perbankan, 2011 (5), hal. 6.
Diakses dari http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/4A917924-52DD-4D5C-B376-
D7ADECEA4A8D/23095/zTKMMei2012.pdf, tanggal 4 Desember 2011.
13
Rosdiansyah. (2011). IMF Ungkap Pertumbuhan Ekonomi BRICs 2011. Diakses dari
http://www.lensaindonesia.com/2011/09/21/imf-ungkap-pertumbuhan-ekonomi-brics-2011.html, tanggal
4 Desember 2011.
14
Eswar Prasad. (2011). The U.S.-China Economic Relationship: Shifts and Twists in the Balance
of Power. Diakses dari http://www.brookings.edu/testimony/2010/0225_us_china_debt_prasad.aspx,
tanggal 27 Oktober 2011.
15
Marwaan. (2011). Pengaruh Bantuan China dan India. Diakses dari http://lookriau.com/article-
150-pengaruh-bantuan-china-dan-india.html, tanggal 10 Desember 2011.

5
Dari segi kekuatan pertahanan keamanan, RRC tergolong kuat. Sekarang RRC

tercatat sebagai negara nomor dua dalam kekuatan militer terbesar di dunia.16 Anggaran

militer RRC selalu meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2008 sebesar USD 84,9

milyar17 dan menjadi sebesar USD 91,5 milyar pada tahun 2011.18 Namun, jumlah ini

masih terhitung kecil jika dibandingkan dengan Amerika Serikat yang anggaran

militernya sebesar US$ 711 milyar pada tahun 2008.

Capaian-capaian yang diraih RRC sebagai kekuatan baru dunia membuat RRC

berpotensi menjadi penyeimbang dominasi Amerika Serikat dibandingkan dengan

kekuatan baru dunia lainnya. Selain itu, faktor lain yang membuat RRC bisa menjadi

penyeimbang dominasi Amerika Serikat adalah sejarah hubungannya dengan Amerika

Serikat. Sejarah menunjukkan bahwa hubungan RRC-Amerika Serikat sangat fluktuatif

karena diwarnai berbagai konflik. Mulai dari konflik ideologi sampai pada campur

tangan Amerika Serikat dalam berbagai konflik RRC dengan negara lain. Sehingga

munculnya RRC sebagai kekuatan baru dunia menjadi kekhawatiran Amerika Serikat.

Sejak kemunculan RRC sebagai kekuatan baru dunia terjadilah persaingan

dengan Amerika Serikat. Persaingan yang terjadi bukan hanya di satu bidang saja, tetapi

di berbagai bidang. Seperti politik, ekonomi, pertahanan keamanan, teknologi serta

budaya. Dibandingkan negara kekuatan dunia baru lainnya, RRC-lah yang sangat

berpotensi mengancam eksistensi Amerika Serikat sebagai pemegang dominasi dunia.

Hal ini, dikarenakan posisi RRC yang hampir selalu berlawanan dengan Amerika

Serikat sedangkan negara lainnya cenderung sebagai sekutu Amerika Serikat.


16
Tim Riset Global Future Institute. (2009). Amerika Kuasai 42 Persen Seluruh Anggaran Militer
Dunia. Diakses dari http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=589&type=8,
tanggal 10 Desember 2011.
17
Anggaran Militer China Terbesar Kedua. (2009). Kompas, 9 Juni. Diakses dari
http://female.kompas.com/read/2009/06/09/14552348/Anggaran.Militer.China.Terbesar.Kedua, tanggal
10 Desember 2011.
18
China akan Tingkatkan Angaran Militer. (2011). BBC, 4 Maret. Diakses dari
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/03/110304_chinadefense.shtml, tanggal 10 Desember 2011.

6
Chris Patten, rektor Universitas Oxford, berpendapat bahwa kebangkitan

RRC menjadi negara yang kuat mampu menjadi penyeimbang dominasi Amerika

Serikat. Hal ini, tertuang pidatonya yang menyatakan, that there had been a major shift

in the global balance of economic power and that India and China would dominate this

century, creating a new global hierarchy dominated by the East.19 Beberapa ahli

lainnya juga memprediksi bahwa RRC akan memperluas dominasinya terhadap negara-

negara Asia Tenggara sama seperti Amerika Serikat yang mendominasi Amerika

Latin.20

Kemajuan dan potensi RRC menjadi pemain dominan dalam dunia internasional,

sudah ditulis dalam berbagai artikel dan buku, salah satunya dalam buku Chinas

Megatrends, yang ditulis oleh John dan Doris Naisbitt. Dalam bukunya, Naisbitt

menggambarkan bagaimana kebangkitan RRC menjadi pemain utama dalam dunia

internasional. Dalam buku tersebut, mereka memaparkan 8 pilar yang membuat RRC

berkembang pesat yaitu emansipasi pikiran, penyeimbangan top-down dan bottom-up,

membingkai hutan dan membiarkan pepohonan tumbuh, menyeberangi sungai dengan

merasakan bebatuan, persemaian artistik dan intelektual, bergabung dengan dunia,

kebebasan dan keadilan, dan dari medali emas olimpiade menuju hadiah nobel.

Kedelapan pilar inilah yang berusaha dielaborasi dan diimplementasikan oleh

pemerintah RRC untuk menguasai dunia dan menjadi pesaing utama Barat.21

Berhasilnya RRC menjadi salah satu pemain utama dalam dunia internasional

dan dengan adanya pendapat berbagai ahli yang menyatakan RRC dapat menyeimbangi

19
Naomi Canton. (2011). India and China to Dominate this Century. Diakses dari
http://www.rediff.com/news/slide-show/slide-show-1-india-and-china-to-dominate-this-
century/20110927.htm, tanggal 26 Oktober 2011.
20
Tyler Marshall. (2006). China Poised to Dominate Influence in Asia. Diakses dari
http://pulitzercenter.org/articles/china-poised-dominate-influence-asia, tanggal 26 Oktober 2011.
21
John dan Doris Naisbitt. (2010). Chinas Megatrends: 8 Pilar yang Membuat Dahsyat China.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

7
Amerika Serikat menjadi alasan pentingnya tema ini dibahas. Oleh karena itu, penulis

tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian yang berjudul, Kedudukan Republik

Rakyat China sebagai Penyeimbang Dominasi Amerika Serikat dalam Dunia

Internasional. Berdasarkan judul tersebut, akan dilakukan pengkajian lebih lanjut

untuk mengetahui apakah munculnya RRC sebagai kekuatan baru dunia mampu

menyeimbangi dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional dan bagaimana

konfigurasi penyeimbangan yang akan terbentuk.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Pembahasan dalam tulisan ini hanya akan membahas kedudukan RRC sebagai

salah satu dari negara kekuatan baru dunia, dalam menyeimbangi dominasi Amerika

Serikat dalam dunia internasional. Karena hubungan antara RRC dan Amerika Serikat

bisa dikatakan terdapat pada semua bidang baik itu bersifat kerjasama maupun konflik.

Oleh karena itu, pembahasan dalam penelitian akan dibatasi hanya pada data-data dan

analisis yang menunjukkan kekuatan/potensi RRC yang dapat menjadi penyeimbang

bagi dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional.

Berdasarkan batasan tersebut, pembahasan diformulasikan dalam rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Keunggulan apa yang dimiliki RRC sehingga dianggap penyeimbang

dominasi Amerika Serikat?

2. Bagaimana bentuk komposisi penyeimbangan RRC terhadap dominasi

Amerika Serikat?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan dan kegunaan penelitian ini sebagai berikut:

8
1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan menjelaskan keunggulan yang dimiliki RRC sehingga

dianggap penyeimbang dominasi Amerika Serikat.

b. Untuk mengetahui dan menjelaskan bentuk komposisi penyeimbangan RRC

terhadap dominasi Amerika Serikat.

2. Kegunaan Penelitian

Melalui tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan dapat berguna

sebagai:

a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan pemerintah dan

lembaga terkait dalam memahami dan menanggapi kedudukan RRC sebagai

penyeimbang dominasi Amerika Serikat.

b. Diharapkan tulisan ini dapat memberikan gambaran mengenai kedudukan RRC

sebagai penyeimbang dominasi AS dalam dunia internasional dan berbagai

implikasinya. Serta dapat menjadi bahan bacaan bagi peneliti lain yang tertarik

membahas objek yang sama dalam tulisan ini.

D. Kerangka Konseptual

Interaksi antarnegara dalam dunia internasional selama ini diwarnai dengan pola

hirarki. Dimana negara yang kuat, yang dikonotasikan sebagai negara maju selalu

mendominasi negara yang lemah, yang dikonotasikan sebagai negara berkembang. Hal

ini, lebih terlihat pada kedudukan Amerika Serikat dalam dunia internasional pasca

Perang Dingin sampai sekarang, yang dikatakan mendominasi seluruh negara-negara di

dunia.

Dominasi memiliki beberapa pengertian yang agak berbeda tergantung pada

bidangnya. Secara harfiah diartikan sebagai penguasaan oleh pihak yang lebih kuat

9
terhadap yang lebih lemah, baik di bidang politik, militer, ekonomi, perdagangan,

olahraga, dan sebagainya.22 Dalam politik, dominasi berarti sebuah paham politik untuk

melakukan penaklukan atau penguasaan, dalam hal ini bisa melalui eksploitasi terhadap

agama, ideologi, kebudayaan, dan wilayah, dengan maksud agar mendapatkan

keuntungan secara ekonomi atau kekuasaan.23

Dominasi Amerika Serikat terdapat di semua bidang, mulai dari politik, milter,

ekonomi, dan kebudayaan serta media. Sehingga, dominasi Amerika Serikat ini sering

disebut sebagai sebuah imperium dunia. Jadi tidak heran jika Amerika Serikat dapat

mengontrol dunia melalui kebijakan-kebijakannya, karena bisa dikatakan semua

berpusat kepadanya.24

Dominasi yang dipegang oleh Amerika Serikat mulai goyah dengan

bermunculannya beberapa kekuatan baru dunia. Negara-negara yang disebut kekuatan

baru dunia ini menjadi kompetitor Amerika Serikat dalam dunia internasional.

Kompetitor biasa diartikan sebagai orang atau pihak yang saling berlomba untuk

memojokkan lawan.25 Namun, tidak selamanya keberadaan kompetitor berdampak

negatif. Keberadaan kompetitor bisa menjadi motivator dan tantangan bagi pihak

tertentu untuk menciptakan inovasi baru agar tidak terkalahkan dari kompetitor tersebut.

Seperti dalam bisnis, dengan adanya kompetitor, pihak-pihak yang terkait akan

berbisnis secara kompetitif dan bersaing secara sehat dengan menunjukkan jati diri

(image) dan karakter yang unik dan unggul dibandingkan kompetitornya. Hal inilah

22
Dominasi. (n.d.) Diakses dari http://www.artikata.com/arti-325562-dominasi.html, tanggal 7
Desember 2011.
23
Dominasi. (2009). Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Dominasi, tanggal 10 Desember
2011.
24
Martin Jacques. op. cit., hal. 408-410.
25
Kompetitor. (n.d.) Diakses dari http://www.artikata.com/arti-335841-kompetitor.html, tanggal 7
Desember 2011.

10
yang terjadi pada kemunculan RRC sebagai salah satu pemain utama terhadap eksistensi

Amerika Serikat.

Keberadaan kompetitor dalam mengimbangi dominasi suatu negara bisa

mengakibatkan perimbangan kekuasaan atau ekuilibrium. Ekuilibrium secara sederhana

diartikan sebagai keadaan stabil dimana kekuatan saling membatalkan satu sama lain.26

Menurut Walter S. Jones, perimbangan kekuasaan mencakup semua kemampuan

politik negara-negara, baik bersifat paksaan atau bujukan, yang mempertahankan

perimbangan konflik tanpa perang.27 Walter S. Jones juga mengatakan bahwa, dalam

hubungan internasional, kekuasaan selalu ada, sehingga tujuan suatu keseimbangan

bukan untuk menghapuskan kekuasaan, tetapi untuk mengawasi dan mengaturnya bagi

tujuan-tujuan perdamaian.28 Sedangkan menurut Hans J. Morgenthau, ekuilibrium

adalah:

Stabilitas di dalam suatu sistem yang terdiri atas beberapa kekuatan yang
otonom. Apabila ekuilibriumnya terganggu oleh kekuatan luar maupun oleh
perubahan pada salah satu dari unsur-unsur penyusun sistem, maka sistem
tersebut cenderung mengembalikan kepada sistem semula atau mencapai
ekuilibrium yang baru.29

E. Metode Penelitian

1. Tipe Penelitian

Dalam tulisan ini, penelitian menggunakan metode penelitian dekskriptif.

Metode ini dilakukan dengan menggambarkan kedudukan RRC dalam menyeimbangi

dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional. Dimulai dari penggambaran

26
Equilibrium. (n.d.) Diakses dari http://artikata.com/arti-60816-equilibrium.html, tanggal 7
Desember 2011.
27
Walter S. Jones. (1993). Logika Hubungan Internasional: Kekuasaan, Ekonomi Politik
Internasional, dan Tatanan Dunia 2. Jakarta: Gramedia Purtaka Utama, hal. 35.
28
Ibid., hal 38.
29
Hans J. Morgenthau dan Kenneth W. Thompson. (2010). Politik Antarbangsa. Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia, hal. 200.

11
kelebihan/potensi RRC sebagai penyeimbang dominasi Amerika Serikat sampai

gambaran mengenai konfigurasi penyeimbangan yang akan terbentuk.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam tulisan ini, adalah telaah

pustaka (library research). Yaitu dengan mengumpulkan berbagai data dari literatur-

literatur seperti jurnal, buku, artikel, dan bahan tertulis lainnya. Serta pemberitaan dari

media elektronik dan cetak yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.

Data-data yang didapat dari berbagai literatur tersebut, digunakan sebagai bahan untuk

membantu menganalisa fenomena yang dibahas dalam penelitian. Adapun tempat yang

menjadi sumber literatur selama pengumpulan data dilakukan yaitu Perpustakaan Pusat

Universitas Hasanuddin di Makassar ditambah beberapa literatur dari koleksi pribadi

penulis.

3. Jenis Data

Berdasarkan pembahasan yang telah ditentukan maka, jenis data yang digunakan

dalam penelitian ini berupa data teoritis yang berhubungan dengan penelitian yang

ditulis. Data ini diperoleh dari berbagai literatur dan hasil olahan dari berbagai sumber

terkait. Data teoritis ini yang dianalisis untuk menjawab permasalahan yang ditentukan.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam tulisan ini adalah teknik analisis data

kualitatif. Dengan teknik ini, analisis ditekankan pada data kualitatif yang analisisnya

akan diarahkan pada data non-matematis. Namun untuk data pelengkap, juga disertakan

data kuantitatif berupa angka-angka statistik yang memiliki keterkaitan dengan obyek

penelitian.

12
5. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deduktif.

Penulisan dimulai dengan menggambarkan permasalahan secara umum. Kemudian

berdasarkan teori-teori dan data-data yang didapat ditarik kesimpulan yang bersifat

khusus.

13
BAB II

TELAAH PUSTAKA

Untuk dapat mengantar dan menguraikan materi judul skripsi ini, maka pada

hakekatnya penulis telah mengidentifikasi beberapa konsep dasar. Konsep-konsep ini,

akan digunakan sebagai acuan pemikiran dan penuntun dalam penulisan skripsi ini,

yakni konsep tentang dominasi, kompetitor, dan ekuilibrium. Berikut, penjabaran ketiga

konsep tersebut:

A. Konsep tentang Dominasi

Dunia internasional sejak dahulu sampai sekarang selalu menunjukkan pola yang

sama, dimana selalu terdapat pihak yang menguasai (superior) dan ada pihak yang

dikuasai (inferior). Perbedaan yang terlihat hanyalah pada bentuk penerapannya. Jika

dulu menggunakan sistem negara kolonial dan negara jajahan, maka sekarang

menggunakan sistem negara kuat dan negara lemah, yang umumnya dikategorikan

berdasarkan kekuatan politik, ekonomi, dan pertahanan keamanan. Negara kuat inilah

yang dikonotasikan sebagai pihak yang memiliki dominasi terhadap negara yang

lainnya.

Pengertian dominasi dapat dilihat dari berbagai aspek. Secara harfiah dominasi

diartikan sebagai penguasaan oleh pihak yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah,

baik di bidang politik, militer, ekonomi, perdagangan, olahraga, dan sebagainya.30

Dalam politik, dominasi berarti sebuah paham politik untuk melakukan penaklukan atau

penguasaan, dalam hal ini bisa melalui eksploitasi terhadap agama, ideologi,

30
Dominasi. (n.d.). loc. cit.

14
kebudayaan, dan wilayah, dengan maksud agar mendapatkan keuntungan secara

ekonomi atau kekuasaan.31

Berdasarkan pengertian di atas, istilah dominasi digunakan untuk menyatakan

bahwa suatu pihak memiliki pengaruh yang besar atau penguasaan yang lebih besar

terhadap sesuatu atau pihak lain, jika dibandingkan pihak yang lainnya. Dalam ilmu

hubungan internasional, sering didapatkan pernyataan bahwa Negara A memiliki

dominasi terhadap Negara B atau Negara A mendominasi dunia internasional dalam

berbagai aspek. Dari kedua pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa Negara A

memiliki pengaruh dan kekuasaan terhadap Negara B, atau Negara A menguasai

dunia internasional dalam berbagai aspek. Penggunaan kata dominasi sering kali

disamaartikan dengan kata hegemoni, namun harus diketahui bahwa dominasi dan

hegemoni berbeda. Perbedaaan keduanya dapat dilihat berdasarkan pengertian dominasi

itu sendiri.

Menurut Bungaran Anton Simanjuntak, Guru Besar Sosiologi Universitas

Negeri Medan, dalam Jurnal Sosiologi Budaya Etnivos, dominasi adalah:

keadaan di mana seseorang atau sekelompok orang ingin menguasai orang lain
dalam pemikiran, ide, bahkan proses kehidupan kelompok lain sehingga
mereka menerima gagasan kelompok yang dominan. Kelompok dominan
adalah kelompok yang merasa kuat, merasa mampu untuk mengatur dan
menguasai orang lain sesuai kehendaknya melalui dominant value system yang
diciptakannya.32

Lebih lanjut, dikatakannya bahwa dominasi bisa terjadi jika terdapat perbedaan

dalam masyarakat akibat adanya kemajemukan sosial. Secara ilmiah, terdapat

kecenderungan keinginan dalam diri seseorang atau suatu kelompok untuk

mendominasi orang atau kelompok lainnya. Dominasi, biasanya berdampak negatif bagi

31
Dominasi. (2009). loc cit.
32
Bungaran Anton Simanjuntak. (2005). Strategi Dominasi dan Keutuhan Negara Bangsa yang
Pluralistik. Jurnal Antropologi Sosial Budaya ETNOVISI, 1.2 (10), 57-60, hal. 57. Diakses dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15274/1/etv-okt2005-2.pdf, tanggal 7 Desember 2011.

15
pihak yang terdominasi, dan berdampak positif secara internal bagi pihak yang

mendominasi. Dominasi bisa terjadi antara satu golongan yang berbeda dengan yang

lain atau dalam satu golongan yang sama.33

Sementara hegemoni dalam lingkup internasional, diartikan sebagai

kepemimpinan atau kekuasaan besar yang dijalankan oleh suatu negara atas negara lain,

dengan demikian dapat mendominasi mereka.34 Dalam teori hegemoni sebagaimana

yang diutarakan Antonio Gramsci, dikatakan bahwa hegemoni merupakan kondisi di

mana kelompok dominan mempertahankan dominasi mereka dengan mendapatkan

persetujuan spontan dari kelompok bawahan, termasuk kelas pekerja, melalui

pembangunan negosiasi konsensus politik dan ideologis yang mencakup kedua

kelompok tersebut.35

Berdasarkan pengertian tersebut, hegemoni merupakan proses penguasaan oleh

kelompok dominan atas kelompok di bawahnya, yang diperoleh tanpa melalui

kekerasan melainkan melalui persetujuan pihak yang dikuasai. Persetujuan ini diperoleh

melalui penguasaan basis-basis pikiran, kemampuan kritis, dan kemampuan efektif

kelompok bawahan dengan menggunakan konsensus yang mengantarkan kesadaran

masyarakat ke dalam pola yang telah ditentukan kelompok dominan. Dalam hal ini,

kelompok di bawah juga aktif mendukung ide-ide kelompok dominan.

Salah satu jenis dominasi yang dirasakan orang, pada umumnya ialah dominasi

ekonomi. Dominasi ekonomi terjadi karena satu kelompok minoritas menguasai

lapangan ekonomi dan perdagangan dalam arti seluas-luasnya. Penguasaan yang

dimaksud berupa penguasaan dalam proses kehidupan perekonomian, mulai dari hulu

33
Ibid.
34
T.J. McKeown. (n.d.). Hegemony in International Relations. International Relations, II, hal. 1-2.
Diakses dari http://www.eolss.net/Sample-Chapters/C14/E1-35-02-02.pdf, tanggal 12 Maret 2012.
35
Monica Stillo. (n.d.). Antonio Gramsci. Diakses dari http://www.theory.org.uk/ctr-gram.htm,
tanggal 12 Maret 2012.

16
sampai ke hilir, dari seluruh jenis komoditi yang diperdagangkan atau diproduksi.

Kelompok dominan ini sangat berkuasa, sehingga mereka bisa mempengaruhi

kehidupan suatu negara dengan kekuatan ekonominya. Misalnya, jika mereka

menginginkan suatu kekacauan, mereka dapat menimbulkan stagnasi perekonomian

nasional, dengan tidak berproduksi dan tidak menyalurkan bahan-bahan kebutuhan

hidup, sehingga akan terjadi kekacauan perdagangan. Sama halnya jika mereka ingin

mengacaukan bidang moneter, dengan memborong seluruh valuta asing sehingga harga

menjadi membumbung, atau tidak mempergunakan atau menyimpan uangnya sehingga

jumlah uang yang beredar sedikit, akibatnya pembangunan mengalami stagnasi bahkan

negatif.36

Dalam pembahasan mengenai dominasi, istilah dominant power akan muncul.

Menurut The Greenwood Encyclopedia of International Relations, dominant power

adalah status lokal, regional, atau global yang diperoleh (dimiliki) oleh suatu negara

yang kuat, yang mana tidak memiliki lawan yang jelas dan pilihan kebijakan luar

negerinya biasanya terus bergoyang.37 Dominant power harus dijelaskan melalui tujuan

dan juga melalui kekuatan, pada umumnya, menarik bagi beberapa desain persatuan

internasonal dan solidaritas.38

Dalam sejarah dunia internasional, sejak terbentuknya negara modern, dominasi

telah dilakukan oleh beberapa negara. Pada abad ke-19, dominasi dunia internasional

dipegang oleh Inggris. Dalam kurun waktu tersebut, Inggris unggul dalam berbagai

aspek mulai dari politik, ekonomi, dan militer serta menjadi pusat perhatian

36
Bungaran Anton Simanjuntak. op. cit. hal. 58.
37
Cathal J. Nolan. (2002). Dominant Power. The Greenwood Encyclopedia of International
Relations A-E, 1, 445, hal. 445.
38
Ian Clark. (2011). China and the United States: A Succession of Hegemonies?. International
Affairs 87.1, 1328, hal. 18. Diakses dari
http://www.chathamhouse.org/sites/default/files/public/International%20Affairs/2011/87_1clark.pdf,
tanggal 24 Desember 2011.

17
internasional. Namun setelah Perang Dunia II, dominasi Inggris menurun akibat perang

yang berkepanjangan, yang dimulai dari Perang 30 tahun di Eropa, Perang Dunia I,

sampai Perang Dunia II. Di tengah kemunduran Inggris ini, muncullah Amerika Serikat

sebagai pemegang dominasi baru.

Pasca Perang Dunia II, 1945, Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara yang

tetap memiliki kemampuan untuk menjadi penjaga dunia. Negara-negara Eropa lainnya,

termasuk Inggris, meski sebagai pihak pemenang perang tetap mengalami kerugian dan

kerusakan yang besar, sehingga tidak bisa lagi memikirkan kondisi negara lain. Mereka

hanya fokus pada pemulihan kondisi dalam negeri. Satu-satunya penantang Amerika

Serikat pasca Perang Dunia II, adalah Uni Soviet yang menciptakan Perang Dingin

sampai 1991. Setelah runtuhnya Uni Soviet, Amerika Serikat kembali menjadi satu-

satunya negara superpower di dunia yang memiliki keunggulan di berbagai bidang

kehidupan, seperti politik, ekonomi, pertahanan keamanan, finansial, dan kebudayaan.

Keunggulan-keunggulan yang dimiliki Amerika Serikat tersebut, menyebabkan

Amerika Serikat mendominasi segala aspek hubungan internasional.

Besarnya dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional membuatnya

sering disebut sebagai hegemon dunia. Namun pada tahun 2008, terjadi krisis finansial

di Amerika Serikat, yang menyebabkan Amerika Serikat mengalami kemunduran dalam

sektor perekonomian. Hal ini menjadi pemicu munculnya anggapan, bahwa dominasi

Amerika Serikat mulai mengalami kemunduran, dengan tambahan berbagai faktor

lainnya seperti masalah Perang di Afganistan dan Irak, serta memudarnya pengaruh

Amerika Serikat di beberapa negara dan kawasan.

Pada sisi lain, muncul kekuatan baru lainnya, yaitu Republik Rakyat China

(RRC), yang dianggap mampu menyaingi dominasi Amerika Serikat selama ini.

18
Anggapan ini, didasarkan pada keberhasilan pembangunan dan kemajuan yang dicapai

RRC. Fakta-fakta kemajuan RRC dalam dunia internasional dapat dilihat pada bidang-

bidang ekonomi dan perdagangan, kekayaan dan industrinya, serta pembangunan

kekuatan militernya.

B. Konsep tentang Kompetitor

Setiap negara memiliki kepentingan nasional yang harus dicapai melalui

interaksi internaional. Pencapaian kepentingan inilah yang mewarnai hubungan

antarnegara dalam interaksi internasional. Interaksi yang terjadi bisa berupa kerjasama

ataupun kompetisi. Terjadinya kompetisi bisa disebabkan oleh adanya tujuan yang sama

(biasanya dalam perebutan pengaruh, sumber daya, dan lainnya) ataupun adanya

perbedaan pandangan terhadap sesuatu. Jadi, jika kompetisi atau persaingan terjadi

antara dua negara atau lebih, maka keberadaan negara yang satu terhadap negara

lainnya adalah sebagai kompetitor.

Kompetitor menurut Michael Agnes dalam Websters New World College

Dictionary, adalah orang atau sesuatu yang bisa menyamai atau melampaui orang atau

sesuatu yang lain dalam beberapa cara. Atau, kompetitor juga dapat diartikan sebagai

orang atau benda yang dapat menanggung perbandingan, misalnya plastik yang bersaing

dengan berbagai bahan logam.39 Dalam konteks hubungan internasional, contoh

kompetitor yang pernah ada, ialah keberadaan Jerman pada masa Perang Dunia bagi

negara-negara Eropa lainnya, dan keberadaan Uni Soviet bagi Amerika Serikat pada

masa Perang Dingin.

Kompetitor atau biasa juga disebut pesaing, secara umum terbagi menjadi dua

tipe. Tipe pertama, ialah pesaing destruktif, dan yang kedua, ialah pesaing konstruktif.
39
Michael Agnes. (2002). Websters New World College Dictionary. Ohio: Wiley Publishing, hal,
1238.

19
Tipe pesaing destruktif, lebih kepada menguatkan kekuatan untuk menghancurkan

pengaruh dan kekuatan lawannya, dalam bisnis, dilakukan dengan menghancurkan

pengaruh pasar lawannya. Sedangkan tipe konstruktif, lebih memilih untuk membangun

iklim persaingan yang sehat dan saling mendukung dengan pihak lawannya. Dalam

bisnis, pesaing (perusahaan) tipe ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah, nilai

manfaat, nilai pemuasaan, dan nilai kecocokan yang tinggi dengan pelanggan tanpa

melakukan strategi yang akan menurunkan profit margin perusahaannya sendiri.40

Kompetitor biasanya diartikan sebagai orang atau pihak yang saling berlomba

untuk memojokkan lawan.41 Namun, dengan adanya dua tipe kompetitor tersebut

menandakan, bahwa tidak selamanya keberadaan kompetitor berdampak negatif.

Keberadaan kompetitor bisa menjadi motivator dan tantangan bagi pihak tertentu, untuk

menciptakan inovasi baru, agar tidak terkalahkan dari kompetitor tersebut. Seperti

dalam bisnis, dengan adanya kompetitor, pihak-pihak yang terkait, akan berbisnis secara

kompetitif dan bersaing secara sehat, dengan menunjukkan jati diri (image) dan karakter

yang unik, dan unggul dibandingkan kompetitornya. Hal yang sama, juga terjadi dalam

persaingan antarnegara dalam hubungan internasional, yang saling berkompetisi dalam

mencapai kepentingan nasionalnya.

Setiap kompetitor memiliki daya saing yang menjadi ukuran efisiensinya jika

dibandingkan saingannya. Daya saing ini umumnya dilihat dari keseluruhan

penyelenggaraan ekonomi nasional seperti tingkat produktivitas, standar hidup, dan

rasio ekspor impor.42 Saat daya saing suatu negara mulai kuat atau mengalami

40
Ipan Pranashakti. (n.d.). Strategi Bisnis: Memahami Tipe Pesaing dalam Bisnis. Diakses dari
http://ipan.web.id/strategi-bisnis-arti-pesaing-dalam-manajemen-bisnis-dan-strategi-bisnis/ tanggal 12
Desember 2011.
41
Kompetitor. loc. cit.
42
Cathal J. Nolan. (2002). Competitive. The Greenwood Encyclopedia of International Relations
A-E, 1, 331, hal. 331.

20
peningkatan, maka negara-negara lain yang merasa akan terganggu atau terkena dampak

dari peningkatan terebut akan mulai mengawasi pertumbuhan negara tersebut, bahkan

terkadang melakukan langkah pembendungan.

Kemunculan RRC sekarang ini sebagai salah satu pemain utama dalam dunia

internasional, bisa dipandang sebagai kompetitor dominasi Amerika Serikat. Hubungan

RRC-Amerika Serikat berbeda dengan hubungan antara Jerman dan negara-negara

Eropa lainnya, atau hubungan Amerika Serikat-Uni Soviet, saat Perang Dingin dulu.

Jika keberadaan Jerman atau Uni Soviet bersifat destruktif bagi negara-negara Eropa

atau Amerika Serikat, maka keberadaan RRC sekarang, lebih bersifat konstruktif bagi

Amerika Serikat.

C. Konsep tentang Ekuilibrium

Keseimbangan kekuasaan atau biasa disebut ekuilibrium, sudah tidak asing lagi

dalam hubungan internasional. Istilah ini sudah dikenal sejak zaman kerajaan Eropa,

pada zaman Perang Dingin sampai sekarang. Bahkan menurut Oppenheim,

equilibrium between the members of the Family of Nations is an indispensable

condition of the very existence of international law.43

Keseimbangan kekuasaan merupakan hasil perkembangan alamiah dan tidak

terhindarkan dari persaingan kekuasaan. Umur keseimbangan kekuasaan sama tuanya

dengan sejarah politik itu sendiri, namun refleksi teoritis sistematisnya, baru dimulai

pada abad ke-16 dan mencapai puncaknya pada abad ke-18 dan ke-19. Umumnya,

keseimbangan kekuasaan dipahami sebagai alat pelindung dari suatu persekutuan

43
Ian Clark. op. cit., hal. 15.

21
bangsa-bangsa, yang mengkhawatirkan kemerdekaan mereka, melawan bangsa lainnya

yang bermaksud mendominasi dunia.44

Pengertian dan pemahaman tentang ekuilibrium memang mengalami perbedaan

antara masa Kerajaan Eropa dengan masa negara modern, terutama setelah Perang

Dingin. Penjelasan di atas, lebih merupakan pemahaman tentang ekuilibrium pada

zaman Kerajaan Eropa sampai masa Perang Dingin. Namun, sekarang ekuilibrium

secara sederhana, diartikan sebagai keadaan stabil dimana kekuatan saling membatalkan

satu sama lain.45 Menurut Walter S. Jones, perimbangan kekuasaan mencakup semua

kemampuan politik negara-negara, baik bersifat paksaan atau bujukan, yang

mempertahankan perimbangan konflik tanpa perang.46 Walter S. Jones juga

mengatakan bahwa, dalam hubungan internasional, kekuasaan selalu ada, sehingga

tujuan suatu keseimbangan bukan untuk menghapuskan kekuasaan tetapi untuk

mengawasi dan mengaturnya bagi tujuan-tujuan perdamaian.47 Sedangkan menurut

Hans J. Morgenthau dalam Politik Antarbangsa, ekuilibrium adalah:

Stabilitas di dalam suatu sistem yang terdiri atas beberapa kekuatan yang
otonom. Apabila ekuilibriumnya terganggu oleh kekuatan luar maupun oleh
perubahan pada salah satu dari unsur-unsur penyusun sistem, maka sistem
tersebut cenderung mengembalikan kepada sistem semula atau mencapai
ekuilibrium yang baru.48

Tujuan dari semua ekuilibrium, ialah mempertahankan stabilitas sistemnya tanpa

keanekaragaman unsur-unsur susunannya. Seandainya tujuannya hanya berupa

terciptanya stabilitas saja, hal itu dapat tercapai dengan membiarkan salah satu unsur

menghancurkan atau menundukkan unsur-unsur lainnya, dan mengambil tempat

mereka. Akan tetapi, karena aspirasinya berupa kestabilan, sekaligus pelestarian semua

44
Hans J. Morgenthau dan Kenneth W. Thompson. op. cit., hal. 220.
45
Equilibrium. loc. cit.
46
Walter S. Jones. loc. cit.
47
Ibid., hal. 38.
48
Hans J. Morgenthau dan Kenneth W. Thompson. loc. cit., hal. 200.

22
unsur sistem, maka ekuilibrium harus diarahkan untuk mencegah unsur yang mana pun

mengungguli yang lainnya. Sarana yang digunakan untuk mempertahankan ekuilibrium,

ialah membiarkan unsur-unsur yang berbeda itu mengikuti berbagai kecenderungan

mereka yang saling bertentangan, sampai pada titik, di mana kecenderungan satu unsur

tidak lagi kuat untuk mengatasi kecenderungan unsur-unsur lainnya, namun, masih

cukup kuat untuk mencegah yang lain-lainnya mengatasi kecenderungan sendiri.49

Ada berbagai cara melakukan ekuilibrium atau keseimbangan kekuasaan yang

pernah dilakukan dalam sejarah hubungan internasional, yaitu sebagai berikut:50

1. Memecah belah untuk menguasai. Cara ini digunakan oleh bangsa-bangsa agar

saingan-saingan mereka menjadi terpecah-belah atau membiarkan mereka tetap

terpecah-belah. Contohnya, politik Perancis terhadap Jerman dan politik Uni

Soviet terhadap wilayah Eropa lainnya.

2. Kompensasi-kompesansi. Pada abad ke-18 dan ke-19 kompensasi yang bersifat

teritorial merupakan alat yang lazim untuk mempertahankan keseimbangan

kekuasaan yang telah atau akan terganggu oleh adanya perolehan wilayah dari

salah satu bangsa. Contohnya, dapat dilihat pada Perjanjian Utrecht pada tahun

1713, yang mengakhiri Perang Pewarisan Takhta Spanyol untuk pertama kali,

mengakui dengan jelas prinsip keseimbangan kekuasaan dengan cara pemberian

kompensasi teritorial. Perjanjian tersebut mengatur pembagian sebagian besar

wilayah yang dikuasai oleh Spanyol, Eropa, dan wilayah jajahannya, antara

bangsa Hapsburg dan bangsa Bourbon ad conservanduni in Europa

equilibrium, sebagaimana tercantum dalam perjanjian. Contoh lainnya dapat

dilihat dalam pembagian Afrika ke dalam distribusi wilayah jajahan dan

49
Ibid., 201.
50
Ibid., hal. 211-214.

23
penentuan batas-batas lingkungan pengaruh wilayah jajahan dan wilayah semi

jajahan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

3. Persenjataan-persenjataan. Perlombaan senjata di mana bangsa A mencoba

mengimbangi, dan selanjutnya mengungguli persenjataan bangsa B, dan

sebaliknya, merupakan peralatan khas yang tidak stabil dari keseimbangan

kekuasaan yang dinamis. Contohnya pada situasi sebelum Perang Dunia I, dengan

adanya persaingan angkatan laut antara Jerman dan Inggris Raya dan persaingan

tentara antara Perancis dan Jerman.

4. Persekutuan-persekutuan. Menurut sejarah, manifestasi keseimbangan kekuasaan

yang paling penting tidak terdapat dalam ekuilibrium dari dua bangsa yang

terisolasi melainkan dalam hubungan-hubungan antara satu bangsa atau

persekutuan bangsa dengan persekutuan bangsa lainnya. Persekutuan merupakan

fungsi yang perlu dalam keseimbangan kekuasaan yang berlaku dalam suatu

sistem banyak negara. Namun, suatu bangsa akan menjauhi persekutuan jika

berkeyakinan cukup kuat dengan bertahan sendiri tanpa bantuan atau

berkeyakinan bahwa beban kewajiban-kewajiban persekutuan boleh jadi akan

melampaui keuntungan-keuntungan yang diharapkan.

Dalam ekuilibrium gaya lama, khususnya dalam perlombaan senjata, setiap

pihak mengembangkan persenjataannya masing-masing untuk mengimbangi atau

mencapai superioritas terhadap pihak lain. Namun, dalam ekuilibrium gaya baru, jika

satu pihak mengembangkan persenjataannya, maka pihak lain berusaha untuk tidak

menyeimbangkan dengan meningkatkan persenjataannya juga, tetapi membatasi dan

24
mencegah berkembangnya persenjataan pihak tersebut, dan pada saat yang sama

menurunkan kemampuan militernya sendiri.51

Keberadaan RRC sebagai penyeimbang Amerika Serikat dalam dunia

internasional, membuat suatu ekulibrium baru. Keseimbangan kekuasaan antara RRC

dan Amerika Serikat merupakan ekuilibrium gaya baru, yang lebih bersifat saling

mengontrol dibandingkan konflik terang-terangan di antara keduanya, seperti yang

terjadi pada ekulibrium sebelumnya. Keduanya tidak saling menjatuhkan dan

menyerang secara langsung melainkan saling mengontrol, sehingga tidak ada yang

bertindak semaunya.

51
Samuel P. Huntington. (2005). Benturan Peradaban. Dalam A. Zaim Rofiqi (ed.), Amerika dan
Dunia: Memperdebatkan Bentuk Baru Politk Internasional (hal. 53-86), Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, hal. 84.

25
BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG REPUBLIK RAKYAT CHINA

DAN DOMINASI AMERIKA SERIKAT

A. Republik Rakyat China (RRC)

1. Perkembangan dan Strategi Pembangunan RRC

Sebelum tahun 1978, RRC tidak lebih dari sebuah negara berkembang dengan

segala permasalahannya. Bahkan sering dikatakan sebagai negara paria dalam hal

perekonomian. Namun, keadaan RRC berubah sejak tahun 1978 dengan dilakukannya

reformasi perekonomian, yang dicetuskan oleh salah satu pemimpin RRC, Deng

Xiaoping. Pada bulan Mei 1978, Deng Xiaoping mengambil langkah pertama dan

penting dalam transformasi RRC menuju modernitas dan menjadi suatu negara yang

kuat, yaitu dengan menyerukan kepada rakyatnya bahwa kita perlu menjalankan

emansipasi besar dalam pikiran kita.52

Emansipasi pikiran yang diserukan Deng Xiaoping, menjadi titik awal

perubahan pola pikir masyarakat RRC untuk berpikir bagi mereka sendiri, dan membuat

keputusannya sendiri. Sebelumnya, masyarakat RRC dipengaruhi oleh pemikiran yang

mementingkan dan bergantung pada kelompok, yang selalu ditanamkam pemimpim

sebelumnya, Mao Zedong, dan terkungkung dalam satu pola yang diciptakannya.

Emansipasi pikiran inilah yang memicu masyarakat untuk berkreatifitas dan membuat

inovasi-inovasi baru dalam berbagai bidang, yang berperan dalam pembangunan RRC.

Selain menyerukan emansipasi pikiran, Deng Xiaoping juga mengajukan empat

program modernisasi dalam reformasi perekonomian RRC. Empat modernisasi tersebut

meliputi modernisasi bidang Pertanian, Pertahanan, Industri, dan Ilmu pengetahuan dan

52
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 1.

26
Teknologi. Program modernisasi ini, dimulai pada moderniasai bidang pertanian. Jika

pada masa pemerintahan Mao Zedong, khusunya pada saat Lompatan Jauh ke Depan

pemerintah mengontrol ketat politik, produksi, dan pemerintahan setempat, maka pada

masa Deng Xiaoping pemerintah memberi kebebasan kepada para petani. Pemerintah

memperkenalkan usaha-usaha pertanian baru berupa Sistem Tanggung Jawab

(Zerenzhi), di mana, setiap keluarga petani tidak lagi bekerja bersama dalam sebuah

komune, melainkan melakukan perjanjian dengan pemerintah administratif untuk

mengerjakan sebidang tanah dan mendapatkan keuntungan langsung. Para petani juga

dipercayakan untuk memegang areal pertanian secara pribadi, sehingga setiap keluarga

petani bisa mengolah sendiri tanahnya, dan mengambil keputusan masing-masing.

Dengan sistem ini, terlihat bahwa kebijakan kolektivitasasi yang diterapkan Mao

Zedong sudah ditinggalkan.53

Kebijakan yang diambil Deng Xiaoping ini mendapat pro dan kontra, dalam

tubuh Partai Komunis China (PKC), yang menganggap Deng Xiaoping kapitalis.

Pemikiran Deng Xiaoping memang bertentangan dengan pemikiran Mao Zedong, dan

pengikutnya yang ingin menjalankan Marxisme Ortodoks dan melarang ekonomi

pasar.54 Namun, Deng Xiaoping tetap menjalankan kebijakan tersebut dengan teori

kucingnya, yang berbunyi, tidak peduli apakah kucing itu hitam atau putih, yang

penting dia dapat menangkap tikus. Maksudnya, perdebatan bukan pada apakah

komunisme atau kapitalisme yang terbaik bagi RRC, yang penting adalah mana yang

efektif dan mana yang tidak, bagi bangsa itu untuk meraih potensi pada masa depan.55

Berdasarkan hal ini, para pengambil kebijakan RRC di bawah kepemimpinan Deng

53
A. Zaenurrofik. (2008). China Naga Raksasa Asia: Rahasia Sukses China Menguasai Dunia.
Jogjakarta: Garasi, hal. 127-128.
54
Ibid., hal. 126.
55
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. xviii.

27
Xiaoping, tidak boleh lagi berkutat pada ideologi komunis, tetapi pada pengembangan

ekonomi.

Sejak tahun 1979, fokus utama pemerintah RRC adalah pembangunan ekonomi.

Melalui modernisai pendidikan, ratusan ribu warga RRC dikirim ke Amerika Serikat

dan Eropa untuk belajar fondasi perekonomian pasar. Selain itu, RRC juga memutuskan

meliberalisasi sektor keuangan dengan memanfaatkan kehadiran bank. Pemerintah juga

melakukan desentralisasi wewenang terhadap pemerintah lokal untuk mengembangkan

perekonomian setempat.56

Liberalisai ekonomi lainnya yang ditempuh oleh pemerintah ialah

dihapuskannya monopoli negara, yang diumumkan pada 1 Januari 1985. Sejak

dihapuskannya monopoli negara, BUMN atau perusahaan milik negara, bukan lagi satu-

satunya pelaku ekonomi. Badan usaha milik swasta sudah diizinkan beroperasi dan

RRC sudah terbuka bagi modal asing. Kebijakan pintu terbuka ini, membuat beberapa

kota dikembangkan menjadi zona ekonomi khusus. RRC telah mendirikan lebih dari

2.000 zona ekonomi khusus, di mana hukum investasi diliberalisasi untuk menarik

modal asing.57

Zona ekonomi khusus RRC, terbagi menjadi Zona Pengembangan Perdagangan

Bebas (FTZ), Zona Pengembangan Industri Berteknologi Tinggi (HIDZ), Zona

Kerjasama Ekonomi (BECZ), Zona Pemrosesan Ekspor (EPZ), dan beberapa kota yang

disediakan untuk lokasi resort wisata dan liburan. Bagi investor yang berasal dari

Taiwan, dipersiapkan empat kota atau wilayah yang berada di dekat seberang Taiwan

yaitu Fuzhou, Jimei, Xinlin, dan Haicang, yang hanya diperuntukkan bagi investasi

Taiwan. Semua lokasi ini sudah diatur untuk memberikan pelayanan dan fasilitas

56
Ibid., hal. xvii-xviii.
57
A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 128-129 dan 160.

28
lengkap untuk memenuhi kebutuhan para investor, mulai dari infrastruktur, sistem

keamanan, sampai pada pelayanan administrasi di bawah satu atap.58

Modal asing diperlukan untuk membantu pertumbuhan ekonomi RRC. Melalui

modal asing, RRC mampu memperbanyak kegiatan produksi dan menyerap tenaga kerja

yang banyak. Selain itu, juga menguntungkan dengan terjadinya alih dan transfer

teknologi. Sehingga, tenaga produksi masyarakat serta kreativitas yang ada menjadi

terpacu, akhirnya pertumbuhan ekonomi pun menjadi semakin meningkat.59 RRC

memanfaatkan modal asing dalam tiga kategori utama, yaitu: pinjaman luar negeri,

kredit ekspor, dan penerbitan obligasi luar negeri; penanaman modal langsung termasuk

perusahaan patungan China-asing, penanaman modal asing 100%, dan proyek

pembangunan yang dimiliki bersama oleh China-asing; dan Leasing internasional,

perdagangan kompensasi, pemrosesan dan perakitan, penerbitan saham di luar negeri.60

Pelaksanaan mekanisme pasar dalam perekonomian RRC semakin gencar setelah

masuknya RRC ke dalam WTO pada tahun 2001.

Selain sektor ekonomi, sektor sosial khususnya pendidikan juga mengalami

perbaikan. RRC mewajibkan semua masyarakat mendapatkan pendidikan dasar

sembilan tahun dan semua desa sudah harus menjalankannya pada tahun 2006.

Pendidikan tinggi juga diperbaiki, jumlah murid yang memasuki pendidikan tinggi naik

3,5 kali pada 2003, dengan penekanan lebih kuat pada pendidikan teknik. Dengan

meningkatnya pendidikan, kualitas pekerja juga naik. Pekerja yang masuk pasar tiga

58
Simon Siragih. (2006). Pelayanan, Infrastruktur, dan Pekerja China Sangat Istimewa. Dalam
Bagus Dharmawan (ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 16-22). Jakarta:
Kompas, hal. 16-17.
59
A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 130.
60
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 71.

29
kali lebih banyak dari yang mulai memasuki sekolah. Hasilnya, upah pekerja membaik

karena kegiatan ekonomi makin membesar dengan pendidikan lebih baik.61

Deng Xiaoping pernah mengatakan bahwa menjadi kaya adalah mulia, hal ini

menandakan bahwa RRC mulai meninggalkan paham komunisme. Namun, perlu dicatat

bahwa hal ini hanya berlaku dalam kehidupan ekonominya. Dalam kehidupan politik

RRC tidak melepaskan simbol-simbol komunisme karena tetap menganggap sistem

terkendali terpusat oleh negara merupakan cara yang paling efektif untuk

mengendalikan keamanan dan ketertiban di RRC.62 Emansipasi pikiran memang

membolehkan masyarakat berpikir sendiri dan menciptakan sasaran-sasaran pribadi

yang memajukan masyarakat. Namun, sasaran-sasaran itu harus sejalan dengan tujuan

besar yang dibingkai oleh PKC yaitu mengurangi kemiskinan dan memerangi

keterbelakangan.63 Pemahaman ini, diteruskan oleh para pemimpin RRC selanjutnya.

Masih dominannya PKC dalam perpolitikan RRC memiliki keunggulan yang

menguntungkan bagi pembangunan RRC. Salah satunya, kemampuannya menciptakan

stabilitas dalam negeri. Stabilitas menjadi kata kunci yang menjamin kelangsungan

kemajuan RRC selama ini. Dalam China Daily, dikemukakan bahwa kemajuan yang

dicapai RRC dalam 30 tahun terakhir, berkat keberhasilan pemerintah menjaga

stabilitas. Selain membuat seluruh program ekonomi pemerintah bisa dilaksanakan

dengan baik, stabilitas politik yang kuat juga membuat investasi asing berbondong-

bondong mengalir ke RRC.64

61
Simon Siragih. (2006). China Jadi Pasar Mobil Terbesar di Dunia. Dalam Bagus Dharmawan
(ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 63-78). Jakarta: Kompas, hal. 75.
62
James Luhulima. (2006). Sistem Kendali Terpusat, Dasar Kemajuan Chins. Dalam Bagus
Dharmawan (ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 3-9). Jakarta: Kompas,
hal. 4.
63
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 63.
64
James Luhulima. op. cit., hal. 4-5.

30
Dalam merancang pembangunan negaranya, pemerintah RRC menjalankan

konsep biarkan beberapa kota kaya terlebih dulu.65 Hal ini tercermin dari

pengembangan wilayah timur, yang berupa wilayah pesisir, terlebih dahulu pada awal

reformasi dengan pembentukan zona ekonomi khusus. Reformasi ini didasarkan pada

pendekatan selangkah demi selangkah, sepotong-sepotong, dan coba-coba. Jika suatu

kebijakan berjalan lancar maka akan diperluas ke daerah lain, namun jika gagal akan

dihentikan.

RRC dengan luas total 9.596.961 km persegi terdiri dari tiga kawasan, barat,

sentral, dan timur. Kawasan barat terdiri dari 12 provinsi atau berupa kota besar dan

kawasan otonom, kawasan sentral terdiri dari 6 provinsi atau kawasan otonom, dan

kawasan timur terdiri dari 11 provinsi atau kota besar dan kawasan otonom.66 Setelah

keberhasilan pembangunan kawasan timur, pemerintah mulai mencanangkan

pembangunan di kawasan sentral dan barat.

Beberapa tahun ke belakang, pemerintah pusat telah menjalankan kebijakan

untuk membangun kawasan sentral dan barat. Dimulai pada tahun 1999, saat presiden

Jiang Zemin dan Perdana Menteri Zhu Rongji, membuka kawasan barat atau yang

disebut xibu dakaifa, untuk memperkecil ketimpangan sosial dan ekonomi dari

kawasan timur.67 Pembangunan dilakukan dalam beberapa langkah. Pertama,

pembangunan fisik dan transfer industri pengolahan sumber daya alam dan industri

padat karya. Kedua, penyesuaian tingkat harga hingga mampu membangun kemandirian

kawasan. Ketiga, memberikan kemudahan lalu lintas keuangan dari dan ke kawasan

timur. Keempat, mengakselerasi langkah reformasi kawasan dengan memperkuat

65
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 89.
66
Bob Widyahartono. (2010). China: Nasionalisme di Balik Visi Pembangunan. Kompas, 27
September, hal. 11.
67
Agoeng Wijaya. (2012, 29 Januari). China: Bangkitnya Sang Naga. Tempo, 23, 50-64, hal. 53.

31
dukungan ke daerah-daerah miskin dan memperkuat kemitraan di antara ketiga

kawasan. Selain pembangunan fisik, peningkatan dan pemerataan pendidikan, serta

pengembangan ilmu dan teknologi di kawasan barat dan sentral juga dilakukan untuk

menopang rencana pembangunan yang ada. Untuk mengatasi kesenjangan

antarkawasan, pemerintah memiliki Road Map pembangunan yang terbagi dalam tiga

tahap, 2000-2010, 2011-2030, dan 2031-2050.68 Salah satu keberhasilan pemerintah

dalam membangun kawasan tertinggal terlihat dari kemajuan provinsi Chongqing, yang

yang sudah setara dengan Hongkong.69

Pada masa pemerintahan Presiden Hu Jintao dan Perdana Menteri Wen Jiabao,

pemerintah RRC lebih diminta untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi

yang cepat, tetapi bermutu dan efisien. Dalam rapat paripurna tahunan pada tahun 2005,

dihasilkan bule print ekonomi RRC untuk tahun 2006-2010, yang memfokuskan

pemerintah untuk membangun masyarakat yang lebih harmonis dan keadilan yang

merata. Termasuk pengentasan kemiskinan dan penanganan masalah sosial lainnya.70

Dalam bidang pertahanan, modernisasi dilakukan untuk meningkatkan kualitas

pertahanan RRC, dan mengurangi ketergantungan RRC pada negara lain. Modernisasi

ini, dilakukan dengan menyesuaikan diri dengan trend baru dalam perkembangan dunia

militer, namun tetap dengan karakteristik China. Angkatan militer RRC, Peoples

Liberation Army (PLA), mengadopsi strategi untuk memperkuat militer melalui ilmu

pengetahuan dan teknologi. PLA secara bertahap menggeser fokusnya dari kuantitas

dan skala ke kualitas dan efisiensi, dari tenaga kerja-intensif ke model padat teknologi.

Hal ini, ditetapkan dalam strategi pembangunan tiga langkah dan mengadopsi

68
Bob Widyahartono. loc. cit.
69
Agoeng Wijaya. op. cit., hal. 52-55.
70
China Buat Cetak Biru Ekonomi 2010. (2005). Republika, 8 Oktober, hal. 12.

32
pendekatan langkah-perubahan yang membutuhkan mekanisasi sebagai dasar dan

informanisasi sebagai fokus.71

Pergeseran fokus PLA tersebut membuat pemerintah RRC berencana untuk

mengurangi kekuatan personil militernya, khususnya pada angkatan darat. Sehingga,

pembangunan militer akan lebih difokuskan pada peningkatan kualitas personil dan

peningkatan teknologi persenjataan.72 Seiring pengurangan personil angkatan darat,

pusat perhatian militer RRC lebih ditujukan untuk peningkatan kemampuan angkatan

laut dan udara. Untuk menjaga kepentingan strategis RRC di luar negeri, pemerintah

RRC ingin membentuk kekuatan angkatan laut biru, yaitu angkatan laut yang mampu

beroperasi jauh ke tengah samudera. Hal ini, dikarenakan pemerintah RRC menyadari

bahwa, ancaman dari dalam sudah tidak ada, ancaman yang dihadapi RRC sekarang

adalah ancaman dari luar, terkait sengketa Laut Kuning, Laut China Timur, dan Laut

China Selatan.73

Untuk membentuk personil angkatan bersenjatanya, RRC memiliki beberapa

institusi tempat para tentaranya meningkatkan kualitasnya. Institusi tersebut ialah

Akademi Ilmu Militer (Academy Military Science-AMS), Universitas Pertahanan

Nasional (National Defense University-NDU), dan Universitas Nasional Teknologi

Pertahanan (National University of Defense Technology).74 Melalui pemberlakuan

Implementation Measures for Military High-Level Personnel Project in Scientific and

Technological Innovation, setiap dua tahun PLA memilih 200 ilmuwan terkemuka dan

orang berbakat dengan kinerja tinggi dari berbagai disiplin ilmu untuk menjalani

71
International Office of the State Council The Peoples Republic of China. (2010). Chinas
National Defense in 2010. Beijing: Foreign Languages Press, hal. 14.
72
Dahono Fitrianto. (2011). Membaca Ambisi China di Lautan. Kompas, 2 Januari, hal. 10.
73
China Menolak Eksistensi Permanen. (2012). Kompas, 7 Maret, hal 10.
74
Athiqah Nur Alami. (2005). Respons China terhadap Kebijakan Pertahanan Australia. Dalam Tri
Nuke Pudjiastuti (Ed.). Kebijakan Pertahanan Australia 2000-2005 dan Respons Negara-Negara Asia
Timur dan Selandia Baru (hal. 139-173). Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, hal. 148.

33
pelatihan khusus. Hal ini, dilakukan dalam rangka meningkatkan bakat inovasi para

personil PLA dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.75

Konsep keamanan RRC pada awal berdirinya masih bersifat tradisional. Konsep

keamanan hanya meliputi kedaulatan nasional dan integritas wilayah. Oleh karena itu,

strategi keamanan yang diterapkan hanya berupa penggunaan militer dan diplomasi

untuk mempertahankan kedaulatan dan kepentingan integritas wilayah. Seiring

perubahan dalam dunia internasional, konsep keamanan RRC juga mengalami

perubahan dan perkembangan untuk menyesuaikan diri. Kondisi keamanan

internasional sekarang sangat kompleks, untuk menghadapinya RRC memegang teguh

prinsip perdamaian, pembangunan, dan kerjasama antarnegara. Konsep keamanan RRC

meliputi seluruh konsep keamanan, keamanan politik, ekonomi, militer, sosial, dan

keamanan informasi. RRC juga memperkenalkan konsep keamanan barunya yang

berdasarkan kepercayaan dan ikatan kepentingan bersama, kesetaraan, kerjasama, dan

win-win.76

Kebijakan pertahanan nasional RRC bersifat pertahanan aktif dan pembangunan

untuk tujuan damai. Sehingga RRC tidak akan mencoba menjalankan hegemoni atau

melakukan ekspansi bagaimanapun tingginya pertumbuhan ekonominya. RRC

menjalankan strategi attacking only after being attacked, maksudnya, RRC hanya

akan menggunakan kekuatan nuklirnya sebagai tanggapan atas serangan nuklir

terhadapnya. Berdasarkan strategi ini, RRC memiliki dua komitmen yaitu, RRC tidak

akan pernah menggunakan senjata nuklir pertama terhadap setiap negara nuklir lainnya,

dan RRC tidak akan pernah menggunakan atau mengancam untuk menggunakan senjata

nuklir terhadap setiap negara non-senjata nuklir atau terhadap zona bebas senjata

75
International Office of the State Council The Peoples Republic of China. op. cit. hal. 24.
76
Ibid., hal. 7.

34
nuklir.77 Berdasarkan Konstitusi RRC, angkatan bersenjata berkewajiban melawan

segala bentuk agresi asing, mempertahankan daratan RRC, dan melindungi keseluruhan

stabilitas sosial dan menjaga rakyat RRC, serta terlibat dalam pembangunan nasional.78

Keberhasilan reformasi ekonomi tahap awal yang diraih RRC, memantapkan

RRC untuk melangkah maju, dan meraih capaian yang lebih besar. Hal ini tertuang

dalam Road Map pembangunan ekonomi RRC yang memperlihatkan rencana capaian

RRC pada masa depan, yaitu tahun 2000-2010 merupakan tahap pemulihan, tahun

2011-2030 RRC akan setara dengan Eropa, dan tahun 2031-2050 RRC akan setara

dengan Amerika Serikat.79 Untuk mencapai rencana pembangunan ini, RRC

menuangkannya ke dalam Rencana Pembangunan Lima Tahunannya (Repelita).

Semenjak 1978, pemerintah RRC telah menjalankan 7 Repelita dan sekarang

telah masuk Repelita ke-8 (Repelita ke-12 jika dihitung dari sebelum reformasi).

Repelita-Repelita ini yang menjadi panduan pemerintah RRC dalam menjalankan

negaranya hingga bisa menjadi seperti sekarang. Tidak seperti kebanyakan negara

berkembang lainnya, RRC termasuk yang menjalankan Repelita-Repelitanya dengan

baik, bahkan sering melampaui target. Seperti yang terlihat pada Repelita tahun 2001-

2005, di dalamnya direncanakan akan meraih pertumbuhan ekonomi rata-rata sekitar

7%,80 kenyataannya pada tahun tersebut, pertumbuhan ekonomi rata-rata RRC

mencapai sekitar 9%.81

77
United States of America Department of Defense . (2011). Military and Security Developments
Involving the Peoples Republic of China. Annual Report to Congress 2011, hal. 34. Diakses dari
http://www.defense.gov/pubs/pdfs/2011_cmpr_final.pdf, tanggal 15 Februari 2012.
78
International Office of the State Council The Peoples Republic of China. op. cit., hal. 8-9.
79
Bob Widyahartono. loc. cit.
80
Letian Pan (ed.). (2006). The 10th Five-Year Plan (2001-2005). Dikases dari
http://english.gov.cn/2006-04/05/content_245624.htm, tanggal 3 maret 2012.
81
World Bank. (2011). GDP per capita growth (annual%). Diakses dari,
http://search.worldbank.org/quickview?view_url=http%3A%2F%2Fdatabanksearch.worldbank.org%2FD
ataSearch%2FLoadReport.aspx%3Fdb%3D2%26cntrycode%3D%26sercode%3DNY.GDP.PCAP.KD.Z
G%26yrcode%3D, tanggal 15 Februari 2012.

35
Dalam mencapai tujuan dari repelita-repelitanya, RRC menjalankan berbagai

strategi, baik dalam ekonomi, politik, maupun militer untuk memaksimalkan potensi

yang dimilikinya. Strategi yang dilakukan RRC selama ini bisa dibagi dalam strategi

yang berlaku di dalam negeri dan strategi yang diberlakukan di luar negeri. Berdasarkan

penjelasan sebelumnya, strategi yang dilakukan RRC dalam negeri berupa pembukaan

diri terhadap dunia luar, mengubah sistem ekonomi dari ekonomi terpusat ke ekonomi

pasar, pembangunan infrastuktur (transportasi, komunikasi, dan sarana prasarana

lainnya), pembenahan birokrasi pemerintah, perbaikan kualitas sumber daya manusia,

menggunakan inovasi negara lain kemudian dikembangkan berdasarkan karakteristik

sendiri (transfer teknologi), modernisasi militer. Adapun strategi yang dilakukan dalam

hubungan luar negerinya berupa melakukan politik dumping, pelemahan nilai tukar

yuan sehingga produknya bisa bersaing di perdagangan internasional (negara Barat

menyebutnya manipulasi kurs), diplomasi perdagangan, menjalin hubungan baik

dengan negara berkembang dengan tetap menganggap diri negara berkembang,

memberikan bantuan tanpa syarat yang memberatkan kepada negara-negara

berkembang lainnya.

2. Keunggulan-Keunggulan RRC

Keberhasilan pelaksanaan reformasi ekonomi RRC sejak tahun 1978 sampai

sekarang telah menunjukkan banyak capaian-capaian. Capaian-capaian tersebut tidak

hanya pada bidang ekonomi, tetapi juga pada bidang lainnya, seperti politik, militer, dan

industri-teknologi. Capaian yang diraih RRC tidak hanya memberikan keunggulan

dalam taraf domestik, tetapi juga dalam taraf internasional, yang telah berhasil

mengangkat RRC menjadi salah satu negara yang disegani dalam percaturan

internasional.

36
2.1. Politik Internasional

Melalui keberhasilannya dalam bidang ekonomi serta terciptanya kestabilan

dalam negeri, posisi politik RRC dalam dunia internasional juga meningkat.

Keunggulan RRC dalam politik internasional dapat dilihat dari perannya di PBB,

khususnya di Dewan Keamanan PBB. Sejak menggantikan Republik China (Taiwan) di

PBB pada tahun 1971,82 RRC resmi menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB

dengan kepemilikan hak veto.

Dari tahun 1971 sampai sekarang RRC hanya memakai hak vetonya delapan

kali. RRC lebih sering memilih absten jika dihadapkan dengan pengambilan kebijakan

yang bisa mengganggu hubungannya dengan negara lain. Namun, seiring dengan

menguatnya posisi RRC melalui perkembangan ekonominya, RRC mulai berani

menggunakan hak vetonya meski harus menentang Amerika Serikat. Dalam lima tahun

terakhir, RRC telah memveto empat draft resolusi yang diajukan Dewan Keamanan,

sebelumnya RRC juga mengeluarkan empat kali veto dari tahun 1971-2006 (35

tahun).83

Veto pertama RRC dikeluarkan pada tanggal 25 Agustus 1972, terkait

permohonan keanggotaan Banglades di PBB. Veto kedua dikeluarkan pada tanggal 10

September 1972 bersama dengan Rusia, terkait pelanggaran gencatan senjata 1967 di

Timur Tengah. Pada tahun 1997, RRC juga memveto draft resolusi mengenai otoritas

155 peneliti di Guatemala. Tahun 1999, veto RRC terkait perpanjangan UNPREDEP di

Republik Makedonia. Veto ke-5 RRC pada tahun 2007 terkait kritik atas pelanggaran

HAM Myanmar. Veto selanjutnya bersama Rusia pada tahun 2008 mengenai sanksi

82
China and the United Nations. (2012). Diakses dari
http://en.wikipedia.org/wiki/United_Nations_Security_Council_veto_power, tanggal 21 Februari 2012.
83
China and the United Nations. loc. cit.

37
terhadap pemerintah Zimbabwe atas kekerasan terhadap warga sipil dan oposisinya.84

Pemakian hak veto RRC terbaru terkait kondisi Suriah, bersama dengan Rusia pada

tahun 2011 RRC memveto pemberian sanksi terhadap Suriah85 dan pada Februari baru-

baru ini kembali memveto draft resolusi yang berisi pelaksanaan intervensi militer di

Suriah.86

Pada tanggal 5 Oktober 2011 lalu, RRC bersama Rusia memveto draft resolusi

yang diajukan ke Dewan Keamanan PBB oleh Perancis, Inggris, Jerman, dan Portugal.

Draft resolusi tersebut berisi sanksi dan ultimatum terhadap Suriah agar menghentikan

aksi kekerasan terhadap gerakan reformasi, yang menginginkan lengsernya Presiden

Bashar al-Assad. Alasan RRC dan Rusia melakukan veto tersebut ialah karena resolusi

tersebut dinilai bersifat konfrontasional dan hanya akan menjadi pintu masuk intervensi

asing ke Suriah. Kedua negara ini, khawatir Suriah akan bernasib sama dengan Libya.87

Meskipun begitu, bila dilihat dari pandangan lain, dari keempat veto ini nampak

bahwa RRC menggunakan kekuatan yang dimikilinya yaitu hak veto, untuk membantu

negara-negara tersebut. Karena jika ditelusuri, RRC memiliki kepenting pada negara-

negara tersebut, selain untuk mendapatkan suplai minyak juga untuk menarik simpati

mereka. Hal ini, menunjukkan bahwa RRC sudah berani menentukan posisinya bahkan

terkesan berani berhadapan dengan Amerika Serikat jika memang menyangkut dengan

kepentingan nasionalnya.

Dari penggunaan hak veto yang berlawanan dengan keinginan Amerika Serikat

ini, RRC menempatkan diri sebagai kekuatan penyeimbang Amerika Serikat dalam

84
Subjects of UN Security Council Vetoes. (2009). Diakses dari
http://www.globalpolicy.org/component/content/article/102/40069.html, tanggal 21 Februari 2012.
85
AS Marah, Cina-Rusia Veto Resolusi PBB. (2011). Diakses dari
http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=9129:as-marah-cina-
rusia-veto-resolusi-pbb&catid=3:luar-negeri&Itemid=79, tanggal 10 Desember 2011.
86
Veto Rusia dan China. (2012). Kompas, 6 Februari, hal. 6.
87
AS Marah, Cina-Rusia Veto Resolusi PBB. loc. cit.

38
PBB. Tidak seperti negara pemegang hak veto lain yang hampir selalu setuju dengan

keputusan Amerika Serikat, kecuali Rusia. Berdasarkan kenyataan tersebut, tidak heran

jika ada anggapan, bahwa RRC bisa menjadi penyeimbang dominasi Amerika Serikat,

karena RRC-lah yang bisa diharapakan untuk menyeimbangi tingkah unipolaritas yang

sering ditunjukkan Amerika Serikat.

Keunggulan RRC dalam perpolitikan internasional juga dilihat dari keterlibatan

dan pengaruhnya dalam berbagai organisasi dan forum internasional. Setelah

menjalankan open door policy, RRC aktif terlibat dalam dunia internasional. Sekarang

ini, RRC bergabung dalam berbagai organisasi baik bersifat regional maupun global

seperti, PBB dan organisasi di bawahnya, G-20, ASEAN+3, Shanghai Coorporation

Organization (SCO), BRICS, dan lainnya. Keterlibatan RRC dalam berbagai forum

internasional ini, semakin memperluas pengaruh RRC dalam perpolitikan internasional.

Melalui organisasi dan forum internasional ini, RRC menanamkan pengaruhnya,

dan bisa dikatakan berusaha mencari pendukungnya dalam pengambilan keputusan di

PBB. Hal ini, terlihat dari masalahnya dengan Taiwan. Beberapa kali Permohonan

Taiwan untuk menjadi anggota PBB, ditolak oleh kebanyakan negara untuk menjadi

agenda sidang majelis umum PBB. Melalui BRICS, RRC bersama negara anggota

lainnya berusaha melakukan pengimbangan terhadap kekuatan Barat, khususnya

Amerika Serikat.

Selain pengaruhnya di PBB dan organisasi internasional lainnya, kekuatan

politik RRC juga dapat terlihat dari makin eratnya hubungan bilateral maupun

multilateralnya dengan banyak negara. Bahkan, sekarang RRC terkesan lebih disukai

dibandingkan Amerika Serikat oleh beberapa negara, khususnya negara-negara yang

tidak menyukai atau mulai meninggalkan Amerika Serikat, seperti negara-negara di

39
Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin. Hal ini dikarenakan, metode pendekatan

yang digunakan RRC berbeda dengan Amerika Serikat yang terkesan memaksakan

nilai-nilainya. RRC menggunakan pendekatan ekonomi untuk menanamkan

pengaruhnya di negara lain, salah satunya melalui negosiasi perdagangan. RRC sering

menawarkan bantuan pembangunan infrastruktur pada negara-negara berkembang

lainnya sebagai imbalan kontrak eksklusif sumber daya alam yang menguntungkan.88

Penurunan pengaruh Barat di Timur Tengah, Afrika Tengah, dan Amerika

Selatan sangat kontras dengan peningkatan pengaruh RRC. Hal ini dikarenakan, RRC

memanfaatkan penurunan pengaruh Amerika Serikat ini untuk mendapat simpati di

kawasan tersebut. RRC bersedia memberikan bantuan kepada suatu negara, tanpa

persyaratan yang berat seperti yang dilakukan Amerika Serikat. RRC juga terkadang

tidak mempedulikan kondisi internal negara yang akan diberikan bantuan tersebut,

karena menurutnya itu adalah urusan dalam negeri mereka yang tidak bisa diintervensi

negara lain. RRC bersedia memberikan bantuan ke tempat IMF dan Bank Dunia tidak

mau pergi.89 Tindakan RRC ini tentunya demi pencapaian kepentingan nasionalnya,

khususnya pemenuhan kebutuhan sumber daya alam, berupa minyak dan bahan mentah

untuk industrinya. Namun, hal ini wajar dalam dunia internasional karena setiap negara

termasuk Amerika Serikat juga melakukan hal yang sama.

Liberalisme dan demokratisasi, yang diusung Amerika Serikat selama ini dalam

perpolitikan internasional sebagai sistem dan nilai yang paling baik untuk diaplikasikan

ke semua negara, kini mendapat tantangan dari RRC yang menjalankan sistem baru

yaitu komunisme berkarakteristik China. Melalui sistem ini, RRC menggabungkan

komunisme dan liberalisme sekaligus, tanpa perlu mempermasalahkannya. Masih

88
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 167.
89
Ibid., hal. 168-170.

40
ketatnya kontrol pemerintah dalam perpolitikan menjadi satu keuggulan sendiri bagi

RRC yang memiliki wilayah yang luas. Hal ini, bisa menjadi contoh bagi negara lain

yang sudah terbukti penggunaan kapitalisme dan demokratisasi tidak berhasil

menyelesaikan masalah dalam negeri mereka.

2.2. Militer dan Strategi

Keunggulan RRC dalam bidang militer dapat dilihat melalui beberapa indikator.

Indikator tersebut berupa jumlah dan kualitas angkatan bersenjatanya, anggaran belanja

militernya, dan pengembangan teknologi militernya. Selain itu, keunggulan militer RRC

juga dapat dilihat dari perannya dalam dunia internasional.

Angkatan bersenjata yang dimaksud terbagi menjadi dua yaitu dari segi personil

dan peralatan. Dari segi personil, RRC menempati posisi pertama sebagai negara yang

memiliki jumlah pasukan tentara terbesar di dunia.90 Sedangkan secara keseluruhan,

sekarang RRC tercatat sebagai negara kedua terbesar dalam kekuatan militer di dunia.91

Angkatan militer RRC, PLA, terdiri dari angkatan darat, laut, dan udara. Selain

itu, RRC juga memiliki sebuah institusi independen berupa tentara artileri kedua.

Komponen penting lain dalam angkatan bersenjata RRC yaitu milisi dan tentara

cadangan. Dengan jumlah penduduk yang banyak, 1,3 milyar jiwa, total anggota PLA

ialah 2,3 juta personil aktif. Sedangkan, jumlah personil cadangannya sekitar 1,2 juta

personil. 2,3 juta personil PLA ini terbagi menjadi 1,9 juta personil di angkatan darat,

250 ribu personil di angkatan laut, dan 470 ribu personil di angkatan udara.92

Dari segi persenjataan, RRC masih dalam tahap pengembangan melalui

modernisasi persenjataannya. Meskipun begitu, kekuatan persenjataan RRC sudah

90
A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 164.
91
Tim Riset Global Future Institute. loc. cit.
92
China Military and Armed Forces (People's Liberation Army, PLA). (n.d.) Diakses dari
http://www.chinatoday.com/arm/, tanggal 20 Februari 2012.

41
tergolong kuat, terbukti dengan posisinya sebagai kekuatan militer kedua terbesar di

dunia. Dengan peningkatan rata-rata GDP menghampiri 10% tiap tahunnya93 dan

peningkatan anggaran militernya, RRC terus melakukan perbaikan dan peningkatan

kekuatan militernya. Bahkan, peningkatan kekuatan militer RRC dalam beberapa tahun

terakhir, telah mengkhawatirkan berbagai negara, khususnya negara-negara tetangganya

dan tentunya Amerika Serikat, karena negara-negara ini, khawatir RRC akan melakukan

ekspansi teritorial dengan peningkatan kekuatan militernya.94

Berdasarkan data resmi yang dikeluarkan pemerintah RRC, kekuatan darat RRC

dilengkapi dengan 14.000 tank, 14.500 ribu satuan artileri, 453 unit helikopter, 2.400

peluncur roket, 7.700 senjata antipesawat, dan 6.500 unit senjata antitank. Untuk

kekuatan angkatan laut, dilengkapi dengan 760 unit kapal perang, 1.822 unit kapal

pengangkut, 66 unit kapal selam, 27 unit kapal perusak (destroyer), 52 fregat, 121 unit

amfibi, dan 368 unit kapal patroli pantai. Sementara untuk kekuatan udaranya, RRC

melengkapinya dengan 2.556 unit pesawat tempur, 400 jet penyerang udara, dan 67 unit

lapangan udara.95

Selain persenjataan di atas, RRC juga memiliki persenjataan dengan teknologi

tinggi, yaitu berupa rudal nuklir dan antirudal. Militer RRC memiliki 140 rudal nuklir

dan 1.000 antirudal. PLA memperoleh sejumlah besar rudal jelajah yang sangat akurat,

di antaranya banyak yang memiliki rentang lebih dari 185 km. Rudal ini termasuk

produksi domestik, seperti ground-launched DH-10 land-attack cruise missile (LACM)

dan ground-and ship-launched YJ-62 anti-ship cruise missile (ASCM). Pada Desember

2010, PLA telah mengerahkan 1.000-1.200 rudal jarak pendek balistik (Short-Range

93
World Bank. loc. cit.
94
China Dituduh Meniru Lebensraum Nazi. (2010). Kompas, 1 November, hal. 10.
95
China Military and Armed Forces (People's Liberation Army, PLA). loc. cit. dan Agoeng
Wijaya. (2012, 29 Januari). Poros dengan Nuansa Baru. Tempo, 23, 73-81, hal. 81.

42
Ballistic Missile, SRBM) untuk kesatuan yang berhadapan dengan Taiwan.96 Misil dan

sistem pertahanan RRC sudah sangat tinggi, bahkan sudah bisa mencapai Australia

(Darwin dan Perth).97

Selain itu, RRC memiliki senjata Dong Feng 21D yang berupa rudal darat yang

mampu mencapai sebuah kapal induk sejauh 2.000 mil dari lepas pantai. RRC telah

lama memiliki rudal balistik dengan hulu ledak nuklir. Tapi dalam beberapa tahun

terakhir, RRC telah mengembangkan sistem untuk meluncurkan rudal-rudal dari truk.

Sistem ini disebut Transporter Erector Launcher (TEL). Rudal ini disebut Dongfeng-

31. ("Dongfeng" berarti Angin Timur). Dipercayai bahwa rudal ini bisa menjangkau

utara-barat Amerika Serikat. RRC juga membeli hak lisensi dan mereproduksi jet

tempur Sukhoi-27 dari Uni Soviet, setelah keruntuhannya. RRC kini telah

mengembang-ujikan pertama jet tempur siluman, J-20, yang hanya dimiliki oleh

Amerika Serikat selama ini.98 Selain itu, pada Januari 2010, RRC menyatakan telah

berhasil menguji coba teknologi pencegat rudal di udara yang berbasis di darat.99

Menurut Pentagon dalam laporannya kepada Kongres, RRC telah mempercepat

usaha untuk memproduksi rudal antikapal yang bisa menghancurkan kapal induk

pengangkut pesawat, memperbaiki radar sasaran, menambah armada kapal selam

bertenaga nuklir dan kapal perang. RRC juga maju dalam teknologi satelit dan senjata

perang cyber. Pentagon juga menyebutkan RRC berusaha memperkuat pasukan

nuklirnya dengan menambah rudal balistik mobil-jalan. Dan menekankan taktik

96
United States of America Department of Defense . op. cit. hal. 2.
97
Biro Hubungan Internasional Deputi Seswapres Bidang Politik Sekretariat Wakil Presiden
Republik Indonesia. (2008). Hegemoni Global China dan Peluang Kemanfaatan Bagi Indonesia. Malang:
Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia, hal. 32-33.
98
Adam Brookes. (2011). US Watches China Warily. BBC, 12 Maret. Diakses dari
http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/4342527.stm, tanggal 27 Oktober 2011.
99
China Uji Pencegat Rudal. (2010). Kompas, 13 Januari, hal. 10.

43
kamuflase untuk memastikan gudang senjata atom mereka bisa bertahan dari serangan

potensial.100

Kekuatan militer RRC semakin lengkap dengan diluncurkannya kapal induk

pertamanya pada 10 Agustus 2011. Kapal induk ini diberi nama Shi Lang, diambil dari

nama Laksamana China dari Dinasti Qing dan Ming pada abad ke-17. Shi Lang

dibangun dari bekas kapal induk Uni Soviet, Varyang, yang pembangunannya terhenti

seiring bubarnya Uni Soviet, kemudian kapal ini dilelang ke RRC pada tahun 1998.101

Shi Lang berukuran 300 meter dengan bobot 67.500 ton, kapal ini sekelas dengan kapal

induk Admiral Kuznetsov milik angkatan laut Rusia, dengan begitu Shi Lang mampu

mengangkut 41 pesawat terdiri dari 17 pesawat sayap tetap sekelas Sukhoi Su-33 dan

Sukhoi Su-25, dan 24 helikopter sekelas Kamov Ka-27. Menurut Dinas Intelejen

Angkatan Laut Amerika Serikat, Shi Lang digunakan sebagai basis latihan sebelum

RRC meluncurkan sendiri kapal induk buatannya setelah 2015. Menurut Michael

Mazza, peneliti senior dari Center for Defense Studies, RRC berencana membangun

empat kapal induk, dua kapal bertenaga nuklir dan dua kapal konvensional dalam waktu

15 tahun.102

RRC di samping mengimpor persenjataan dari luar juga melakukan ekspor.

Bahkan sekarang, RRC merupakan eksportir utama senjata dan teknologi persenjataan.

RRC telah mengekspor bahan baku ke Libya dan Irak yang bisa digunakan untuk

menciptakan senjata nuklir serta gas saraf yang mematikan. RRC juga menjual

teknologi nuklir ke Iran dan mengirimkan komponen peluru kendali berdaya jelajah 300

100
AS Waspadai Militer China. (2011). SINDO, 26 Agustus. Diakses dari http://www.seputar-
indonesia.com/edisicetak/content/view/423910/, tanggal 26 Oktober 2011.
101
Agoeng Wijaya. op. cit., hal. 80.
102
Dahono Fitrianto. loc. cit.

44
mil ke Pakistan. Selain itu, RRC juga membantu Aljazair membangun reaktor yang

dapat digunakan untuk melakukan penelitian serta memproduksi senjata nuklir.103

Militer RRC juga aktif dalam penjagaan perdamaian dunia internasional. RRC

merupakan salah satu dari negara penyumbang terbesar pasukan penjaga perdamaian

PBB, yaitu sebanyak 1.955 pasukan yang tersebar di 12 misi perdamaian PBB pada

bulan Desember 2010. Jumlah ini merupakan yang terbanyak dibandingkan anggota

tetap Dewan Keamanan lainnya. Berdasarkan resolusi PBB, RRC mengirimkan kapal

laut untuk mengadakan operasi pengawalan di Teluk Aden dan perairan Somalia pada

26 Desember 2008.104

Meningkatnya pendapatan negara melalui keberhasilan kemajuan ekonomi

mempengaruhi jumlah anggaran belanja militer RRC. Dengan peningkatan nilai GDP

yang besar, anggaran militer RRC juga mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada

tahun 2006, RRC masih menempati posisi ketiga sebagai negara dengan anggaran

militer terbesar setelah Amerika Serikat dan Rusia. Namun, dalam beberapa tahun saja

RRC sudah bisa menggeser Rusia pada posisi kedua.105 Pada tahun 2006, anggaran

belanja militer RRC sebesar US$ 35 milyar kemudian meningkat menjadi US$ 91,5

milyar pada tahun 2011.106 Sejak tahun 1990-an, RRC konsisten mempertahankan

kenaikan anggaran militernya sebesar dua digit, dalam kurun waktu tersebut, hanya dua

kali kenaikan anggaran militer RRC yang kurang dari dua digit.107

Peningkatan anggaran militer RRC digunakan untuk memodernisasi angkatan

militernya. Berubahnya fokus dari kuantitas dan skala ke kualitas dan efisiensi, dari
103
Samuel P. Huntington. op. cit., hal. 83.
104
International Office of the State Council The Peoples Republic of China. op. cit., hal. 34.
105
A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 165.
106
China Military and Armed Forces (People's Liberation Army, PLA). (n.d.) Diakses dari
http://www.chinatoday.com/arm/, tanggal 20 Februari 2012.
107
Anggaran Pertahanan China Naik Lagi. (2012). Kompas, 4 Maret. Diakses dari
http://internasional.kompas.com/read/2012/03/04/14383497/Anggaran.Pertahanan.China.Naik.Lagi,
tanggal 6 Maret 2012.

45
tenaga kerja-intensif ke model padat teknologi, menyebabkan pemerintah RRC

malakukan pengurangan jumlah personil, sehingga anggaran yang ada bisa digunakan

untuk membentuk pasukan yang lebih handal dan persenjataan yang lebih canggih.108

Selain untuk memodernisasi kekuatan militernya, kenaikan anggaran militer RRC juga

digunakan untuk mengawal pembangunan ekonominya dengan pengamanan supplai

bahan baku dan energinya. Keberadaan sumber-sumber daya dan energi di luar wilayah

RRC, mengharuskan perluasan kekuatan PLA untuk melindungi kepentingan strategis

RRC di luar negeri.109

Sebenarnya banyak pihak yang meragukan kebenaran anggaran militer RRC

yang diumumkan pemerintah secara resmi. Banyak kalangan termasuk Amerika Serikat,

menganggap anggaran pertahanan RRC sebenarnya enam kali lebih besar dari anggaran

resmi yang diumumkan. Mereka mencurigai sebagian besar anggaran pertahanan RRC

disamarkan dalam anggaran belanja sipil dan subsidi silang dari keuntungan operasi

non-militer perusahaan pertahanan, dan dari klab malam hingga produk makanan.

Selain itu, anggaran tersebut diatas belum memasukkan anggaran untuk belanja

kebutuhan intelijen, penggunaan anggaran di daerah bermasalah, dan anggaran

Research & Development (R&D).110

Menurut pengakuan pemerintah RRC, kenaikan anggaran militernya bukanlah

untuk mengancam negara lain. Kenaikan anggaran tersebut sebagian besar ditujukan

untuk membayar gaji dan tunjangan tentara yang berjumlah 2,3 juta personil. Sisanya

digunakan untuk modernisasi peralatan militer, pengembangan kualitas personil,

108
Kapabilitas AL dan AU Ditingkatkan. (2009). Kompas, 1 Oktober, hal. 10.
109
China Menolak Eksistensi Permanen. loc. cit.
110
A. Zaenurrofik. (2008). op.cit., hal. 165.

46
program pembangunan kapasitas (kontraterorisme dan bantuan bencana alam), dan

perlindungan kedaulatan dan integritas teritorialnya.111

2.3. Ekonomi-Perdagangan

Perkembangan perekonomian RRC sejak dilakukannya reformasi ekonomi,

ditopang oleh beberapa faktor. Salah satunya dengan kepemilikan jumlah penduduk

yang besar, RRC menyediakan tenaga kerja yang murah dibandingkan negara lainnya,

dan juga menjadikan RRC sebagai pasar yang besar untuk mendistribusikan produk-

pruduk hasil industri. Selain itu, pembangunan zona ekonomi khusus juga menjadi daya

tarik bagi investor.

Potensi ekonomi yang dimiliki RRC tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi

juga dari luar negeri, yaitu keberadaan chinese overseas. Chinese overseas yang

tersebar di berbagai benua dan negara menjadi sumber investasi utama RRC khususnya

pada awal reformasi. Tidak hanya itu, banyak chinese overseas yang berhasil di luar

negeri memilih kembali ke RRC sehingga menjadi salah satu kekuatan ekonomi, baik

dengan kepemilikan ilmu dan pengalamannya maupun dengan investasinya. Chinese

overseas generasi baru (imigran baru dalam suatu negara) berfungsi sebagai duta

perdagangan yang mempererat ekonomi RRC dengan negara-negara tempat tinggal baru

mereka. Pada umumnya mereka berprofesi sebagai pedagang yang menjual barang-

barang China. Keberadaan chinese overseas juga menjadi salah satu faktor tingginya

nilai perdagangan RRC ke negara-negara tempat mereka berdiaspora.112

Keunggulan-keunggulan RRC dalam bidang ekonomi dapat dilihat melalui

beberapa indikator. Indikator-indikator tersebut berupa aktivitas industrinya, volume

perdagangannya (ekspor-impornya), cadangan devisa, dan pertumbuhan ekonominya

111
Interbational Office of the State Council The Peoples Republic of China. op. cit., hal. 58-59.
112
China Kian Berkobar. (2012, 19 Januari). Trust, 10(X), 14-22, hal. 19.

47
secara keseluruhan. Berikut uraian keunggulan ekonomi RRC melalui keempat

indikator tersebut:

2.3.1. Industri

Sejak reformasi ekonomi, RRC menjadi pasar terbuka dengan melakukan

marketisasi. Diizinkannya investasi asing masuk ditambah dihapuskannya monopoli

negara dalam perekonomian membuat berbagai perusahaan asing memasuki RRC. Dari

500 perusahaan teratas dunia, 450 di antaranya sudah memasuki RRC, bahkan banyak

di antaranya telah memindahkan pabriknya ke RRC. Pada tahun 2007, tercatat ada

591.000 perusahaan yang didirikan oleh investor yang didanai oleh asing.113

Sejalan dengan perkembangan perekonomian, industri RRC juga semakin

meningkat dengan adanya perbaikan di segala lini. Perindustrian RRC telah memasuki

produksi di mana teknologi berperan penting, mulai dari teknologi tingkat rendah

sampai produksi berteknologi tinggi. Hal ini, bisa dilihat dalam industri penerbangan,

otomotif, dan industri barang eletroniknya.

Industri penerbangan RRC mengalami perbaikan yang sangat signifikan. Pada

tahun 1990-an, penerbangan RRC merupakan yang paling berbahaya di dunia. Namun,

sekarang RRC menempati posisi pertama sebagai negara dengan penerbangan yang

paling aman di dunia. Keselamatan udara RRC memiliki catatan yang lebih baik

dibandingkan Amerika Serikat dan Eropa. Perubahan ini diakibatkan keterbukaan RRC

untuk belajar dan mendapatkan bantuan dari negara lain. Tahun 2007, 185 juta orang

terbang di RRC dan 3 juta ton kargo diangkut. Pasar kargo udara domestik RRC tumbuh

113
F. Harianto Santoso. (2006). Zona Pengembangan Ekonomi. Dalam Bagus Dharmawan (ed.).
Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 50-55). Jakarta: Kompas, hal. 50.

48
US$ 3,1 milyar menurut China Economic Review. Selain itu, RRC juga membuat suku

cadang, baik untuk Airbus maupun Boeing.114

Industri otomotif RRC juga mengalami peningkatan dalam dua dekade terakhir.

Dimulai dengan produksi barang otomotif dalam negeri melalui perusahaan patungan

RRC-asing. Dengan adanya produksi dalam negeri ini, kebutuhan akan barang otomotif

sudah tidak tergantung sepenuhnya pada impor. Seiring dengan alih teknologi yang

berlangsung melalui perusahaan patungan tersebut, perusahaan lokal RRC mulai

melakukan inovasinya sendiri dengan menciptakan berbagai model mobil yang sesuai

dengan kebutuhan masyarakat RRC. Bahkan beberapa diantaranya sudah menembus

pasar global.

Jumlah penduduk yang banyak menjadikan RRC pasar yang besar termasuk bagi

industri otomotif. Dari total penjualan otomotif di RRC, 45% sudah terpenuhi oleh

merek-merek lokal sperti Chery, Greely, Great Wall, Foton, dan lainnya. Sedangkan

sisanya terpenuhi oleh merek-merek global yang merupakan produksi perusahaan

patungan lokal-asing, seperti Audi, VW, Chevrolet, BMW, Mercedes, dan lainnya.

Sejak tahun 2009, RRC menjadi pasar otomotif terbesar dengan total penjualan sebesar

13,6 juta unit, mengalahkan Amerika Serikat yang hanya sebesar 10,4 juta unit. Jumlah

ini makin meningkat pada tahun 2010 dengan total penjualan RRC mencapai 17,2 juta

unit.115

RRC juga aktif sebagai produsen di mana teknologi mempunyai peranan tinggi

dan tenaga kerja tidak menjadi faktor biaya yang dominan. Mulai dari produksi yang

berteknologi rendah, sedang, sampai yang berteknologi tinggi. Pada tahun 2005, RRC

adalah penghasil setengah pemanas microwave dunia, penghasil sepertiga televisi dan

114
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 157-158.
115
China Ungguli AS dalam Penjualan Mobil. (2010). Kompas, 13 Januari, hal. 11.

49
air conditioner dunia, serta seperlima lemari es yang dijual di dunia.116 Bahkan

sekarang, RRC adalah pemain dominan dalam membangun industri padat karya skala

global. Pabrik-pabrik yang berbasis di RRC sekarang menghasilkan 70% produk

mainan dunia, 60% sepeda di dunia, 50% sepatu dunia, dan 30% koper dunia. Dan yang

paling bisa terlihat dari berkembang pesatnya industri RRC secara global adalah

maraknya produk made in China di berbagai negara di dunia.117 Berdasarkan IHS

Global Insight, RRC telah menggantikan Amerika Serikat sebagai produsen manufaktur

terbesar di dunia pada tahun 2010.118

2.3.2. Volume Perdagangan (Ekspor-Impor)

Setelah bergabung dengan WTO pada tahun 2001, volume perdagangan luar

negeri RRC semakin meningkat. Pada tahun 1978, pangsa ekspor dunia RRC sama

dengan Libya yang sebesar 0,8%. Tapi, pada tahun 2009 RRC berhasil mengalahkan

Jerman sebagai negara eksportir terbesar di dunia. Ekspor RRC meningkat sebesar

20%-30% setiap tahun.119

RRC dikenal sebagai produsen dan eksportir terbesar barang-barang elektronik

dan teknologi informasi. Sektor ini menyumbang sebesar 28% dari total ekspor RRC.

Pada tahun 2006, berdasarkan laporan Organiasai Kerjasama dan Pembangunan

(OECD), RRC telah melangkahi posisi Amerika Serikat sebagai penyuplai terbesar

barang-barang teknologi informasi. Pada tahun yang sama, total perdagangan RRC

116
Ming Zeng dan Peter J. Williamson. (2008). Ancaman Sang Naga: Strategi China Menggempur
Dominasi Pesaing Mapan di Pasar Global. Jakarta: Gramedia, hal. 18.
117
Rene L. Pattiradjawane. (2006). Menuju Keterbukaan Abad China. Dalam Bagus Dharmawan
(ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 193-196). Jakarta: Kompas, hal. 193.
118
Agoeng Wijaya. (2012, 29 Januari). Poros dengan Nuansa Baru. Tempo, 23, 73-81, hal. 75.
119
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 159 dan 204.

50
mencapai US$ 1,76 trilyun, menjadikan RRC sebagai negara yang kapasitas

perdagangannya terbesar setelah Amerika Serikat dan Jerman.120

Pasar barang mewah RRC mencapai US$ 631 juta pada tahun 2006, atau 5%

dari jumlah penjualan barang mewah di seluruh dunia. Pasar barang mewah ini

mengalami peningkatan antara 50%-60% tiap tahunnya. Hanya dalam 10 tahun, RRC

dapat menyaingi Jepang sebagai konsumen papan atas barang-barang mewah di dunia.

Selain itu, RRC menjadi negara importir terbesar kedua pada tahun 2010.121

Perkembangan ekspor dan impor RRC dari awal reformasi sampai sekarang

menunjukkan adanya perbaikan dalam sistem perdagangan RRC. Pada awalnya, RRC

mengalami defisit perdagangan namun sejak tahun 1990 dan seterusnya, RRC berhasil

meraih surplus perdagangan dari total perdagangannya. Seperti yang ditunjukkan pada

tabel berikut:

Tabel 3.2. Volume Perdagangan Dunia RRC: 1979-2010 (US$ milyar)


Tahun Ekspor Impor Trade Balance
1979 13,7 15,7 -2,0
1980 18,1 19,5 -1,4
1985 27,3 42,5 -15,3
1990 62,9 53,9 9,0
1995 148,8 132,1 16,7
2000 249,2 225,1 24,1
2001 266,2 243,6 22,6
2002 325,6 295,2 30,4
2003 438,4 412,8 25,6
2004 593,4 561,4 32,0
2005 762,0 660,1 101,9
2006 969,1 791,5 177,6
2007 1.218,0 955,8 262,2
2008 1.428,9 1.131,5 297,4
2009 1.202,0 1.003,9 198,2
2010 1.578,4 1.393,9 184,5
Sumber: Congressional Research Service Report for Congress, 24 Juli 2011.122

120
A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 136 dan 162.
121
Wayne M. Morrison. (2011). Chinas Economic Conditions. CRS Report for Congress, 24 Juni,
hal. 10. Diakses dari http://www.fas.org/sgp/crs/row/RL33534.pdf, tanggal 14 Februari 2012.
122
Ibid., hal. 11.

51
Dalam perdagangan globalnya, RRC memiliki mitra utama. Sampai pada tahun

2010, mitra dagang utama RRC adalah Uni Eropa, Amerika Serikat, Jepang, negara-

negara ASEAN, dan Korea Selatan. Dari perdagangan dengan Jepang, negara ASEAN,

dan Korea Selatan pada tahun 2010, RRC mengalami defisit perdagangan masing-

masing sebesar US$ 55,6 milyar, US$ 16,4 milyar, dan US$ 69,2 milyar. Namun, RRC

memperoleh surplus perdagangan dari Uni Eropa sebesar US$ 142,7 milyar dan

Amerika Serikat sebesar US$ 181,3 milyar.123

Surplus perdagangan RRC terhadap Amerika Serikat telah berlangsung dalam

beberapa tahun terakhir. Ekspor RRC ke Amerika Serikat mencapai US$ 125 milyar

pada tahun 2002, sebaliknya ekspor Amerika Serikat ke RRC hanya US$ 19 milyar.124

Perbedaan ini selain disebabkan oleh murahnya produk RRC, juga pada dasarnya

disebabkan oleh fakta bahwa masyarakat Amerika Serikat mengonsumsi lebih banyak

dari yang mereka produksi, sedangkan masyarakat RRC yang kebanyakan memiliki gaji

lebih rendah tidak mampu membeli produk mahal Amerika Serikat. Jumlah ini makin

meningkat tiap tahunnya, pada tahun 2009, ekspor RRC ke Amerika Serikat menjadi

US$ 296 milyar sedangkan impornya menjadi US$ 70 milyar.125 Jika dibandingkan

dengan tahun 2002, surplus perdagangan RRC atau defisit perdagangan bagi Amerika

Serikat meningkat dari US$ 106 milyar menjadi US$ 226 milyar pada tahun 2009.

Surplus perdagangan RRC, menghasilkan cadangan devisa yang besar setiap

tahunnya, yang mengakibatkan semakin kuatnya kondisi finansial RRC. Kondisi

finansial RRC dapat terlihat dari cadangan devisa dan tabungan domestiknya. Tabungan

123
Ibid., hal. 16.
124
A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 160.
125
Eswar Prasad. loc. cit.

52
domestik RRC mencapai 44,7% dari GDP pada tahun 2004126 dan mencapai 53,9%

pada tahun 2010. Jumlah ini merupakan yang tertinggi di dunia.127

Cadangan devisa RRC mengalami peningkatan tiap tahunnya. Tahun 2004, Bank

Sentral RRC menyebutkan cadangan devisa RRC mencapai US$ 618,57 milyar.128 Pada

2009, cadangan devisa RRC mencapai US$ 2,4 trilyun.129 Jumlah ini semakin

meningkat pada tahun berikutnya, mencapai US$ 2,65 trilyun pada September 2010130

dan US$ 3,197 trilyun pada Juli 2011.131

Jumlah cadangan devisa RRC tersebut memiliki selisih yang besar dengan

Jepang yang menempati urutan kedua sebagai negara yang memiliki cadangan devisa

terbesar. Pada tahun 2011, cadangan devisa Jepang sebesar US$ 1,14 trilyun sedangkan

RRC memiliki US$ 3,197 trilyun. RRC juga jauh meninggalkan Amerika Serikat yang

berada pada peringkat ke-17. Cadangan devisa Amerika Serikat berjumlah US$ 136,53

milyar pada tahun 2010 dan meningkat menjadi US$ 149,541 milyar pada tahun 2011

berdasarkan data yang dikeluarkan U.S. Department of the Treasury pada tanggal 10

Februari 2012 lalu.132 Berdasarkan hal ini, RRC memiliki kekuatan lebih dalam

finansial untuk mengimbangi Amerika Serikat dibandingkan negara lain.

2.3.3. Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu indikator dalam melihat perkembangan ekonomi RRC ialah

pertumbuhan ekonominya. Pada umumnya, pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat

126
Simon Siragih. (2006). Fondasi Ekonomi Makro China Juga Kukuh. Dalam Bagus Dharmawan
(ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 71-78). Jakarta: Kompas, hal. 77.
127
Wayne M. Morrison op.cit., hal. 5.
128
Simon Siragih. (2006). Fondasi Ekonomi Makro China Juga Kukuh. op.cit., hal. 72.
129
Cadangan Devisa China Naik. (2010). Kompas, 12 Juli, hal. 11.
130
Nur Farida Ahniar. (2010). 10 Negara dengan Cadangan Devisa Terbesar. Diakses dari
http://politik.vivanews.com/news/read/190554-10-negara-dengan-cadangan-devisa-terbesar, tanggal 21
Februari 2012.
131
China Finance / Banking. (2012). Diakses dari http://www.chinatoday.com/fin/a.htm, tanggal
20 Februari 2012.
132
U.S. International Reserve Position. (2012). Diakses dari http://www.treasury.gov/resource-
center/data-chart-center/IR-Position/Pages/2102012.aspx, tanggal 21 Februari 2012.

53
dilihat dari GDP atau Produk Domestik Brutonya (PDB). GDP RRC mengalami

peningkatan yang sangat signifikan, sebelum reformasi (1960-1978) GDP RRC rata-rata

5,3% sedangkan setelah reformasi (1978-2010) menjadi 9,8%. Dari 1989-2011, GDP

tertinggi dicapai pada tahun 1992 sebesar 14,2% dan GDP terendah didapat pada tahun

1990 sebesar 3,8%.133

Pertumbuhan ekonomi RRC dalam dua dekade terakhir hampir mencapai 10%.

Angka ini merupakan prestasi bagi RRC sebagai satu-satunya negara di dunia dalam 50

tahun terakhir yang mencapai GDP sebesar itu. Berikut GDP RRC dari tahun 2001-

2011 berdasarkan data Bank Dunia.

Diagram 3.1. GDP RRC dari tahun 2001-2011 (%)

13,6
14
12,1
12 10,6
9,4 9,6 9,43
10 9,3 9,0
8,4 8,6
7,5
8

0
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Sumber: Diolah dari data World Bank, 2011.134

Menurut data IMF, GDP RRC naik dari US$ 309,3 milyar pada tahun 1980

menjadi sekitar US$ 1,2 triliun pada tahun 2000.135 Sedangkan pada tahun 2010, GDP
133
China GDP Annual Growth Rate. (2012). Diakses dari
http://www.tradingeconomics.com/china/gdp-growth-annual, tanggal 14 Februari 2012.
134
Diolah berdasarkan data dari: World Bank. (2011). GDP per capita growth (annual%).
Diakses
dari,http://search.worldbank.org/quickview?view_url=http%3A%2F%2Fdatabanksearch.worldbank.org%
2FDataSearch%2FLoadReport.aspx%3Fdb%3D2%26cntrycode%3D%26sercode%3DNY.GDP.PCAP.K
D.ZG%26yrcode%3D, tanggal 15 Februari 2012, dan sumber lainnya.

54
RRC bernilai US$ 1,33 trilyun yang berhasil melampaui Jepang yang memiliki GDP

bernilai US$ 1,28 trilyun. Menurut perkiraan IMF dalam China Economic Outlok 2012,

pertumbuhan ekonomi RRC akan tetap di atas 8% pada tahun 2012-2013.136

Selain melalui ketiga indikator di atas, keberhasilan ekonomi RRC juga dapat

dilihat dari peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Perbaikan perekonomian yang

dilakukan RRC telah berhasil membebaskan 635 juta rakyatnya dari kemiskinan

(berdasarkan standar kemiskinan US$ 1,25 per hari) dan proporsi dari populasi yang

hidup dalam kemiskinan menurun dari 84% menjadi 16% pada tahun 2005.137 Selain

itu, sekarang RRC memiliki tingkat melek huruf sebesar 90,9% dan angka harapan

hidup saat lahir 73 tahun.138 Jumlah orang kaya di RRC juga meningkat seiring dengan

pertumbuhan ekonominya.

Dalam Majalah Forbes Asia edisi 14 November 2005, dilaporkan bahwa RRC

menjadi tempat hidup sepuluh milyuner terkaya di dunia, padahal pada tahun

sebelumnya hanya ada tiga milyuner. Selain para milyuner tersebut, masih terdapat

banyak jutawan, serta lapisan kelas menengah yang jumlahnya tidak kecil, dengan daya

beli yang besar. Mereka inilah yang menguasai media, perbankan, agrobisnis,

transportasi, real estate, perawatan kesehatan, dan lainnya.139

Pada akhir 2008, terdapat 1,6 juta kepala rumah tangga kaya di RRC (sedikit

lebih besar dari satu per seribu populasi), jumlah ini tumbuh 16% per tahun. Di antara

1,6 juta rumah tangga kaya itu, sekitar 50% belum kaya empat tahun sebelumnya. Yang

135
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 66.
136
IMF Resident Representative Office Peoples Republic of China. (2012). China Economic
Outlook, 6 Feberuari, hal. 1. Diakses dari http://www.imf.org/external/country/CHN/rr/2012/020612.pdf,
tanggal 15 Februari 2012.
137
Zhonmg Wu, Phil Karp, dan Yan Wang. (2010). Chinas International Poverty Reduction
Center a Platform for South-South Learning. Development Outreach, Oktober 2010, 32-34, hal. 33.
138
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 9.
139
F. Harianto Santoso. (2006). Peranan Deng Xiaoping. Dalam Bagus Dharmawan (ed.). Cermin
dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 10-15). Jakarta: Kompas, hal. 10-11.

55
paling mengejutkan adalah orang kaya RRC jauh lebih muda dari orang kaya yang ada

di Amerika Serikat dan Jepang. Sekitar 80% orang kaya RRC berumur di bawah 45

tahun, sedangkan di Amerika Serikat hanya 30% dan 19% di Jepang.140

RRC menempati posisi kedua dalam daftar negara berdasarkan Gross National

Product (GNP) pada tahun 2009-2010 dengan GNP masing-masing sebesar US$

4.857.623 juta dan US$ 5.700.018 juta, sebelumnya pada tahun 2008 menempati posisi

ketiga dengan GNP sebesar US$ 4.853.005 juta. Sementara yang menempati peringkat

pertama ialah Amerika Serikat dengan GNP US$ 14.506.142 juta pada tahun 2008, US$

14.223.686 juta tahun 2009, dan US$ 14.600.828 juta tahun 2010.141

Keberhasilan pembangunan ekonomi RRC bisa dikatakan luar biasa. Menurut

laporan Bank Dunia, Amerika Serikat membutuhkan 50 tahun dan Jepang 60 tahun

untuk mencapai pertumbuhan semacam itu, sementara RRC hanya menghabiskan waktu

28 tahun.142 Berdasarkan data-data di atas terbukti bahwa RRC sudah menjadi pemain

utama di pasar global dan telah menjadi produsen terbesar di dunia.

2.4. Teknologi Antariksa

Teknologi antariksa RRC juga mengalami kemajuan yang pesat. RRC

merupakan negara ketiga yang berhasil mengirimkan astronot (disebut taikonot di RRC)

ke luar angkasa. Pada 15 Oktober 2003, RRC meluncurkan taikonot pertamanya, Letnan

Kolonel Yang Liwei, menggunakan roket Long March 2F dan kendaraan angkasa

berawak, Shenzhou V, ke wilayah orbit di luar angkasa. Sebelumnya, RRC telah

meluncurkan satelit pertamanya pada tahun 1970 dan pada 16 oktober 2003, terhitung

sudah ada 79 satelit yang diluncurkan (67 peluncuran sukses, 8 mengalami kegagalan,

140
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 201.
141
Gross National Product. (2012). Diakses dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Gross_national_product, tanggal 15 Februari 2012.
142
A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 131.

56
dan 4 mengalami ketidaksempurnaan dalam orbitnya). Pada umumnya, peluncuran

satelit tersebut untuk kepentingan komunikasi, penyelidikan cuaca, navigasi, dan satelit-

satelit yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan.143

RRC mencapai prestasi besar dalam program antariksa pada akhir tahun 2011

lalu. RRC berhasil meluncurkan satelit percobaan jaringan pemosisian global (Global

Positioning System, GPS), Beidou. Rencananya akan meluncurkan 35 satelit sampai

tahun 2020. Jika jaringan Beidou ini berhasil maka militer RRC akan bebas dari

ketergantungan pada sinyal GPS Amerika Serikat dan sistem GLONASS Rusia.

Bahkan, jaringan ini akan memberikan keakuratan untuk memandu rudal, mesiu pintar,

dan senjata lain kepada RRC. Sekarang ini, RRC telah menempatkan satelit yang

mampu memonitor sinyal dan emisi, yang disebut intelijen elektronik atau platform

ELINT.144

Sejak tahun 1978, RRC telah menjalankan beberapa Repelita yang jika dicek

dapat dilihat bahwa sasaran-sasaran yang direncanakan dalam Repelita-Repelita tersebut

tercapai dan sering kali melebihi target. Dalam road maps pembangunan ekonomi RRC

tertulis tahun 2000-2010 merupakan tahap pemulihan, 2010-2030 RRC akan setara

dengan Eropa, dan tahun 2030-2050 RRC akan setara dengan Amerika Serikat.

Berdasarkan kondisi RRC sekarang, terlihat bahwa RRC sudah berhasil melewati Eropa

dan mulai menyamai Amerika Serikat. Hal ini membuktikan RRC berhasil melampaui

rencana pembangunan yang telah ditetapkan pada awal reformasi. Bahkan, badan

143
A. Zaenurrofik. op.cit., hal. 169.
144
Ambisi Antariksa Militer China-Satelit Beidou Ancam Dominasi GPS AS. (2011). SINDO, 31
Desember. Diakses dari http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/456278/, tanggal 23
Februari 2012.

57
intelijen RRC menyebutkan bahwa pada 2020 negara ini akan memiliki kekayaan

sepertiga lebih sedikit dan sedikit lebih dari setengah kemampuan AS.145

B. Dominasi Amerika Serikat

Untuk memahami seberapa dominan Amerika Serikat dalam dunia internasional,

perlu dilihat dari berbagai bidang. Seperti, dalam perpolitikan internasional, militer dan

strategi, sampai industri dan teknologinya. Selain itu juga dilihat dari segi ilmu

pengetahuannya.

Sejak berakhirnya Perang Dunia II, Amerika Serikat menjadi satu-satunya

negara super power di dunia. Hal ini, dikarenakan negara-negara pemenang perang

lainnya mengalami kerusakan besar, sehingga mereka fokus pada perbaikan kondisi

dalam negerinya. Sementara itu, Amerika Serikat melalui kombinasi kecerdikan,

kekuatan keuangan, dan etika kerja, berhasil mengamankan bagian terbesar dari pangsa

pasar manufaktur global, mencapai zaman keemasan di era 1950-an dan 60-an, yang

menandai puncak kedudukannya di dunia.146 Satu-satunya penantang Amerika Serikat

pasca Perang Dunia II adalah Uni Soviet yang menciptakan Perang Dingin. Namun,

setelah runtuhnya Uni Soviet yang menandakan berakhirnya Perang Dingin pada tahun

1991, Amerika Serikat tidak lagi mempunyai lawan tandingan dalam berbagai bidang.

Dari tahun 1998-2007, pengeluaran militer dunia meningkat 33%, sementara

pengeluaran militer Amerika Serikat meningkat 66%. Angka ini menghampiri setengah

dari pengeluaran militer global. Pada waktu yang sama, Amerika Serikat juga menjadi

sumber dari hampir seperempat aktivitas ekonomi global. Sejak tahun 1960-an, GDP

Amerika Serikat berkisar 23%-36% dari GDP global, lebih besar dari gabungan negara

Uni Eropa. Dari segi finansial, sekitar 65% dari cadangan mata uang dunia terus
145
Stephen G. Brooks dan William C. Wohlforth. op. cit., hal. 275.
146
Andy Hoffman. loc. cit.

58
berpatokan pada dolar Amerika Serikat. Berdasarkan keunggulan ini, belum ada yang

menyamai dominasi Amerika Serikat dalam sejarah sistem negara bedaulat.147

1. Politik Internasional

Dalam perpolitikan internasional, Amerika Serikat merupakan pemeran utama.

Selain sebagai penggagas terbentuknya berbagai organisasi atau forum internasional,

Amerika Serikat sampai sekarang juga menjadi penyuplai dana terbesar di dalamnya,

seperti di dalam World Bank.148 Jadi, tidak mengherankan jika Amerika Serikat

memiliki pengaruh yang besar dalam setiap organisasi internasional. Hal ini terlihat

dalam PBB, di mana Amerika Serikat memiliki hak veto yang selama ini digunakan

untuk membela kepentinganya sendiri dan sekutunya.

Sebagai pemegang hak veto, Amerika Serikat memiliki kedudukan yang berbeda

dengan negara yang tidak memiliki hak veto. Hak veto memberikan kekuasaan kepada

Amerika Serikat untuk menolak atau membatalkan resolus1i yang telah dihasilkan oleh

semua negara anggota PBB. Sehingga, setiap resolusi yang dihasilkan harus mendapat

persetujuan dari Amerika Serikat. Dengan kata lain, hak suara yang dimiliki negara lain

akan menjadi tidak berarti, jika Amerika Serikat menggunakan hak vetonya.

Kepemilikan hak veto, juga membuat Amerika Serikat dapat menghindari

hukuman yang akan dijatuhkan kepadanya bahkan terhadap sekutunya, seperti yang

terjadi selama ini, dalam vetonya terkait Israel. Tercatat bahwa Amerika Serikat sering

menggunakan hak vetonya untuk membela Israel yang notabene sekutunya. Sebaliknya,

Amerika Serikat sering memaksakan pengesahan resolusi PBB yang berkaitan dengan

negara-negara Arab. Misalnya untuk mengusir Irak dari Kuwait, menyingkirkan senjata

canggih Iran yang diduga mengembangkan senjata nuklir, dan pemberian sanksi pada

147
Ian Clark. op. cit., hal. 19-20.
148
Ivanovich Agusta. loc. cit.

59
Libya. Kasus yang terakhir mengenai pemberian sanksi kepada Suriah. Semua ini

menunjukkan kekuatan Amerika Serikat yang mendominasi PBB.

Amerika Serikat selalu mengklaim bertindak untuk kepentingan nasional orang-

orang dari segala bangsa. Seperti yang terlihat dalam penyerangannya ke Afganistan

pada tahun 2001 dan Irak pada tahun 2003. Amerika Serikat mengatakan, serangan

tersebut dilakukan dalam rangka war on terrorism. Meskipun Amerika Serikat

bertindak unilateralis dan tanpa Resolusi Dewan Keamanan, Amerika Serikat tidak

mendapat sanksi dari PBB, dikarenakan kepemilikan hak vetonya. Hal ini, menjadi

bukti dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional.149

Dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional, juga terlihat dari

banyaknya organisai internasional seperti PBB, World Bank, IMF, dan UNICEF yang

berpusat di Amerika Serikat, khususnya di New York. Hal ini, membuktikan bahwa

Amerika Serikat menjadi pusat politik internasional. Selain itu, kebanyakan nilai-nilai

yang dianut secara internasional merupakan nilai-nilai dari Amerika Serikat seperti,

demokrasi, hak asasi manusia (HAM), dan pasar bebas.150 Politik luar negeri Amerika

Serikat juga secara tidak langsung menjadi agenda internasional seperti war on terror,

penegakan HAM, perbaikan lingkungan, dan demokratisasi.

Secara umum selalu dikatakan bahwa Amerika Serikat mendominasi lembaga

politik, ekonomi, dan keamanan internasional. Misalnya, keputusan-keputusan yang

dibuat di Dewan Keamanan PBB dan World Bank disajikan kepada dunia sebagai

keputusan-keputusan yang mencerminkan kepentingan masyarakat dunia, padahal

keputusan tersebut lebih ke kepentingan Amerika Serikat. Karenanya, banyak kalangan

149
Hans Kochler. (2006). The United Nations Organization and Global Power Politics: The
Antagonism between Power and Law and the Future of World Order. Diakses dari
http://chinesejil.oxfordjournals.org/content/5/2/323.full, tanggal 19 Maret 2012.
150
Martin Jacques. loc. cit.

60
berangapan bahwa lembaga-lembaga internasional yang ada, hanyalah alat bagi

Amerika Serikat untuk mendapatkan legitimasi dalam mencapai kepentingan-

kepentingannya di negara lain.

2. Militer dan Strategi

Kekuatan militer Amerika Serikat merupakan yang terbesar dan tak tertandingi

di dunia sampai sekarang. Hal ini, dikarenakan seluruh komponen militer mulai dari

kualitas personil, perlengakapan militer, anggaran belanja militer, sampai teknologi

semuanya berada di posisi teratas di dunia. Kecuali untuk jumlah personilnya, Amerika

Serikat menempati urutan kedua setelah RRC.

Angkatan bersenjata Amerika Serikat memiliki 1.477.896 tentara aktif dan

1.458.500 personil cadangan.151 Angkatan darat sebanyak 570.000 personil, angkatan

laut sebanyak 202.000 personil, dan sisanya merupakan angkatan udara.152 Amerika

Serikat juga memiliki pasukan khusus seperti para intelegennya yang memiliki

kemampuan yang handal. Angkatan udara Amerika Serikat paling dominan di dunia

sedangkan angkatan lautnya yang paling tangguh, dan Amerika Serikat memiliki

kemampuan untuk menebar kekuasaan militernya ke seantero dunia.

Amerika Serikat juga memiliki pangkalan militer di luar negeri. Bahkan,

Amerika Serikat memiliki lebih dari 700 pangkalan militer di seluruh dunia, yang

terbagi dalam gugus-gugus armada di sejumlah kawasan. Jumlah ini belum termasuk

ratusan pangkalan militer di dalam negeri, dan pangkalan rahasia. Pada setiap gugus

armada, Amerika Serikat menempatkan satu atau dua kapal induk yang mampu

151
United States of America Military Strength. (2011). Diakses dari
http://www.globalfirepower.com/country-military-strength-detail.asp?country_id=United-States-of-
America, tanggal 23 Februari 2012.
152
Amerika Serikat Pangkas 100.000 Prajurit. (2012). Diakses dari
http://internasional.kompas.com/read/2012/01/27/13010040/Amerika.Serikat.Pangkas.100.000.Prajurit,
tanggal 23 Februari 2012.

61
mengangkut puluhan pesawat tempur dan kendaraan bersenjata lapis baja. Selain itu,

ratusan ribu tentaranya, baik yang reguler maupun yang profesional selalu siaga dan

setiap saat siap diterjunkan ke daerah-daerah rawan konflik untuk menjalankan misi

perang.153

Dari segi peralatan militer, Amerika Serikat menggunakan teknologi yang

unggul. Amerika Serikat memiliki teknologi nuklir yang luar biasa. Keunggulan

militernya lebih terlihat dalam hal kualitas daripada kuantitas. Amerika Serikat menjadi

pemimpin dunia dalam memanfaatkan penerapan teknologi komunikasi dan informasi

yang cangih dalam militer, dan memperlihatkan kemampuan tak tertandingi dalam

mengordinasi dan memproses informasi mengenai medan peperangan, dan

menghancurkan sasaran jarak jauh dengan ketepatan yang sangat menakjubkan.154

Sekarang, sebagian besar superioritas Amerika Serikat datang dari basis komputer

sistem integrasi yang memungkinkan angkatan bersenjatanya untuk beroperasi mulus

melintasi dimensi. Dengan sistem ini, seorang tentara di darat dapat meminta serangan

udara terhadap target dan dipastikan terget itu akan hancur dalam hitungan menit,

meskipun dalam keadaan berawan, malam, bahkan badai pasir.155

Dalam angkatan bersenjatanya, Amerika Serikat memiliki peralatan yang

canggih dan pada umumnya dalam jumlah banyak jika dibandingkan dengan negara

lain. Angkatan darat Amerika Serikat memiliki total senjata darat sebanyak 56.269,

9.573 tank, 2.163 artileri, 7.500 mortir, 26.653 APCs / IFVs, 950 SPGs, 1.430 MLRSs,

8.000 senjata antitank, 2.106 senjata antipesaway, dan 267.247 kendaraan logistik.

Angkatan laut memiliki total kapal sebanyak 2.384, 75 kapal selam, 30 frigate, 59 kapal

153
Mohammad Shoelhi. (2007). Di Ambang Keruntuhan Amerika. Jakarta: Grafindo Khazanah
Ilmu, hal. 68.
154
Stephen G. Brooks dan William C. Wohlforth. loc. cit., hal. 269-270.
155
James Pinkerton. (2003). Next Place for U.S. Dominance Is Exosphere. Diakses dari
http://newamerica.net/node/6502, tanggal 19 Maret 2012.

62
perusak, 30 amphibious assailt craft, 418 merchant marine strength, 11 kapal induk, 12

kapal patroli, 14 mine warface craft, dan 21 pelabuhan utama dan terminal. Sementara

angkatan udaranya memiliki total 18.234 pesawat (aircraft), 6.417 helikopter, dan

15.097 bandara.156 Selain itu, Amerika Serikat juga terdepan dalam persenjataan

berteknologi tinggi seperti nuklir, radar, dan berbagai tipe kendaraan tempur lainnya,

yang hanya dimilikinya, misalnya kepemilikan predator dalam angakatan udaranya.

Amerika Serikat memiliki 5.113 hulu ledak operasional dikerahkan, dalam

cadangan aktif, atau diadakan dalam penyimpanan aktif pada September 2009. Angka

ini, tidak termasuk beberapa ribu hulu ledak yang telah pensiun dan dijadwalkan untuk

pembongkaran.157 Amerika Serikat juga memiliki ribuan penangkal nuklir berhulu

ledak, yang cukup untuk menghancurkan negara manapun yang mengancam Amerika

Serikat secara langsung atau mengancam kemerdekaannya.158 Keunggulan nuklir

Amerika Serikat, memungkinkannya dapat menghancurkan persenjataan nuklir Rusia

dan RRC dari jarak jauh dengan serangan pertama. Amerika Serikat memiliki triad

nuklir yang terdiri dari pembom strategis, rudal balistik antarbenua, dan balistik-rudal

peluncuran kapal selam, dan memiliki kemampuan untuk menghancurkan semua

kekuatan nuklir musuh dengan serangan pertama.159

Berdasarkan fakta ini, tidak ada negara yang bisa mengalahkan kekuatan militer

Amerika Serikat, bahkan untuk menyamainya, sampai sekarang belum ada negara yang

bisa. Amerika Serikat tidak akan gampang disaingi negara-negara lain, karena adanya

156
United States of America Military Strength. loc. cit.
157
Fact Sheet Increasing Transparency in the U.S. Nuclear Weapons Stockpile. (2010). Diakses
dari http://www.defense.gov/npr/docs/10-05-
03_Fact_Sheet_US_Nuclear_Transparency__FINAL_w_Date.pdf, tanggal 23 Maret 2012.
158
Stephen M. Walt. (2012). America is Realy, Really Secure. Diakses dari
http://walt.foreignpolicy.com/posts/2012/02/23/couldnt_have_said_it_better_myself, tanggal 19 Maret
2012.
159
Pao Yu Ching. (2012). American Imperialism and its Domination over Asia Refuting The Myth
That China is Becoming an Economic Super Power. Diakses dari
www.globalresearch.ca/index.php?context=va&aid=4999, tanggal 18 Maret 2012.

63
perbedaan besar dalam anggaran R&D. Amerika Serikat mengeluarkan dana tiga kali

lebih besar dari gabungan tiga negara untuk R&D. Pada tahun 2005, Amerika Serikat

mengucurkan dana untuk R&D militer yang jumlahnya lebih besar daripada yang

dikeluarkan Jerman dan Inggris untuk pertahanan secara keseluruhan.160

Anggaran belanja militer Amerika Serikat selama bertahun-tahun merupakan

yang terbesar di dunia. Pada tahun 2003, Amerika Serikat mengucurkan belanja

pertahanan yang jumlahnya lebih besar daripada gabungan 15-20 negara pembelanja

terbesar. Hebatnya, jumlah ini hanyalah 3,5% dari GDP-nya.161 Tahun 2008, anggaran

militer RRC sebesar US$ 500 milyar dan menjadi US$ 700 milyar jika anggaran operasi

di Afganistan dan Irak dimasukkan.162

Pada tahun 2010, anggaran militer Amerika Serikat merupakan yang terbesar di

dunia dengan 43% dari total belanja militer di dunia. Anggaran militer juga menjadi

yang terbesar dalam alokai pembelanjaan Amerika Serikat yaitu sebesar 39%.163 Data

terakhir menyebutkan bahwa anggaran militer Amerika Serikat sebesar US$ 692 milyar

di tahun 2011.164

3. Industri dan Teknologi

Amerika Serikat dikenal sebagai negara industri sejak lama. Hal ini terlihat dari

produktivitas kerja masyarakatnya. Standar kerja masyarakat Amerika Serikat, baik pria

maupun wanita, tetap menjadi standar untuk dunia. Pekerja Amerika Serikat rata-rata

menghasilkan produk dan jasa yang bernilai lebih dari US$ 92.000 pada tahun 2007.

160
Stephen G. Brooks dan William C. Wohlforth. loc. cit., hal. 269-270.
161
Ibid., hal. 270.
162
Richard N. Haass. (2008). The Age of Nonpolarity: What Will Follow U.S. Dominance?.
Foreign Affairs, 87 (5/6), 44-56, hal. 46. Diakses dari
http://acme.highpoint.edu/~msetzler/IR/IRreadingsbank/EmpireOverNonpolarHauss.FA08.x.pdf, tanggal
22 Desember 2011.
163
World Military Spending. (2011). Diakses dari http://www.globalissues.org/article/75/world-
military-spending#WorldMilitarySpending, tanggal 23 Februari 2012.
164
Defense Spending Budgets by Country. (2011). Diakses dari
http://www.globalfirepower.com/defense-spending-budget.asp, tanggal 23 Februari 2012.

64
Hal ini, hampir 20% lebih dibandingkan dengan rata-rata puluhan negara Eropa

terkemuka dan 85% lebih tinggi dari RRC, menurut U.S. Conference Board.165

Produktivitas Amerika Serikat rata-rata meningkat sebesar 2% per tahun dari

tahun 2000 sampai 2006. Dalam satu penelitian dari 16 negara industri utama, hanya

Korea Selatan, Swedia, dan Taiwan, yang memiliki pertumbuhan produktivitas yang

lebih tinggi daripada Amerika Serikat, selama tahun yang sama. Peningkatan

produktivitas ini, telah membantu Amerika Serikat mempertahankan angka

pengangguran dan inflasi relatif rendah.166

Industri Amerika Serikat didukung oleh penggunaan teknologi, mulai dari

teknologi rendah sampai teknologi paling mutakhir. Kepemimpinan teknologi Amerika

Serikat, terus berkembang dari fondasi pada komputer, perangkat lunak, mulitimedia,

bahan terdepan (advanced materials), ilmu kesehatan, dan bioteknologi pada saat ini ke

penggagas nanoteknologi dan genetika. Antara tahun 1995 dan 2005, Amerika Serikat

meningkatkan investasi R&D yang hampir mencapai 40%.167

Produktivitas tinggi pekerja Amerika Serikat dan kepemimpinan dalam

teknologi memungkinkannya untuk ditempatkan sebagai produsen terkemuka dunia

pada tahun 2006. Industri Amerika Serikat mencapai US$ 1,5 trilyun dalam produk

pada tahun tersebut, atau sekitar seperempat dari total produksi di seluruh dunia.

Manufaktur Amerika Serikat mempekerjakan lebih dari 14 juta pekerja, dan 6 juta

pekerjaan lain di industri terkait. Menurut laporan Institute Manufaktur Amerika

Serikat, pekerjaan manufaktur membayar sekitar 25% lebih dalam upah dan manfaat

dari pekerjaan non-manufaktur di Amerika Serikat. Manufaktur negara menghasilkan

165
Michael Jay Friedman (ed.) (2009). Outline of the U.S. Economy. Washington: Bureau of
International Information Programs United States Department of State, hal. 7.
166
Ibid.
167
Ibid., hal. 8 dan 58.

65
pertumbuhan dan keuntungan produktivitas lebih antara tahun 2001 dan 2005 daripada

sektor lain dalam ekonomi AS.168

Perkembangan teknologi mengubah dasar-dasar persaingan ekonomi terutama

dengan ditemukannya komputer. Era komputer bermula dengan ditemukannya

mikroprosesor komputer pertama pada tahun 1971. Mikroprosesor ini, merupakan

temuan ilmuwan Intel Corporation. Sebelum penemuan mikroprosesor ini, komputer

adalah perangkat besar yang melayani instansi pemerintah dan perusahaan besar, dan

dioperasikan oleh spesialis. Tapi pada tahun 1976, dua orang Amerika Serikat, Steve

Jobs dan Steve Wozniak, mengembangkan sebuah komputer kecil lengkap dengan

mikroprosesor, keyboard, dan layar. Mereka menyebutnya Apple I, dan ini memulai era

komputasi personal dan penyebaran kekuatan komputer untuk setiap sektor ekonomi.169

Pemenang terbesar dalam bisnis komputer ini adalah Microsoft dan Redmond.

Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat mulai meninggalkan manufaktur dan beralih ke

produk yang berdasarkan pada perangkat lunak. Pemilik Microsoft, Bill Gates, telah

menangkap pentingnya mendominasi perangkat lunak operasi internal yang membuat

komputer pribadi bekerja.170 Dapat dilihat bahwa dalam industri perkomputeran

internasional sekarang, Microsoft masih mendominasi meski sudah muncul banyak

pesaing. Amerika Serikat sebagai pelopor teknologi komputer menjadi yang terdepan

dalam pengembangannya. Bahkan, Amerika Serikat memiliki Silicon Valley yaitu

wilayah California di selatan San Fransisco yang menjadi pusat inovasi komputer

Amerika Serikat atau bisa dikatakan dunia.

Produk industri Amerika Serikat pada umumnya berorientasi ekspor. Ekspor

utama Amerika Serikat pada tahun 2006 terdiri dari berbagai ketegori. Kendaraan
168
Ibid., 53.
169
Ibid., hal. 31-32.
170
Ibid., hal. 32-33.

66
bermotor dan bagian-bagiannya serta mesin, semikonduktor, pesawat sipil, aksesoris

komputer, farmasi, peralatan telekomunikasi, bahan kimia, bahan plastik, dan peralatan

obat.171 Semua komoditas ekspor utama ini merupakan produk industri dan teknologi.

Pada tahun 2008, nilai ekpor impor Amerika Serikat meningkat. Total ekspor sebesar

US$ 1,16 trilyun dengan penyebaran 25,2% ke Eropa, 20,1% ke Kanada, 11,7% ke

Meksiko, 5,5% ke RRC, 5,1% ke Jepang, 12,6% ke negara-negara Pasifik lainnya, dan

19,8% ke negara lainnya di dunia. Sementara total impor sebesar US$ 1,96 trilyun

dengan sumber 20,7% dari Eropa, 16,1% dari RRC, 16,0% dari Kanada, 10,3% dari

Meksiko, 6,6% dari Jepang, 8,4% dari negara-negara Pasisfik lainnya, dan 21,9% dari

negara lainnya di dunia.172

Keunggulan industri Amerika Serikat juga terlihat dalam banyaknya jumlah

Multi National Coorporation-nya (MNC). Menururt World Economic Forum, yang

konferensi tahunannya merupakan pertemuan para pemerintah internasional dan

pemimpin perusahaan, ekonomi Amerika Serikat adalah ekonomi paling kompetitif di

dunia. Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat pada umumnya telah beroperasi pada

pasar internasional melalui penentuan fokus pada inovasi, pengurangan biaya, dan

kembalinya keuntungan kepada pemegang saham. Dari daftar majalah Fortune 2007

dari 500 perusahaan terbesar di seluruh dunia, 162 yang bermarkas di Amerika

Serikat.173

Dari segi aset yang dikumpulkan, MNC-MNC dari Amerika Serikat juga

menempati urutan teratas. MNC-MNC ini bergerak dalam berbagai bidang seperti

Coca-Cola Company, McDonalds, Johnson & Johnson, Nike Inc., Wall-Mart Stores,

Walt Disney Company, Boeing, Chevron Corporation, Exxon Mobil, Ford Motor
171
Michael Jay Friedman (ed.). op. cit., hal. 117-118.
172
Ibid., hal. 57.
173
Michael Jay Friedman (ed.). op. cit., hal. 7-8.

67
Company, General Electric Company, General Motors, Google, IBM, Intel Corporation,

Microsoft Corporation, Apple Inc., dan Yahoo! Inc. Dari seratus merek dunia, 62 di

antaranya adalah merek dari Amerika Serikat.174

Keunggulan industi dan teknologi Amerika Serikat lainnya, terlihat dalam

teknologi luar angkasanya. Amerika Serikat memulai program luar angkasanya pada

tahun 1958 dengan peluncuran satelit pertamanya, Explorer I. Kemudian disusul dengan

penerbangan antariksa berawak pertamanya, Alan Shepard, pada tahun 1968.

Pelaksanaan program luar angkasa ini, dimungkinkan dengan penemuan sistem propulsi

roket oleh Robert Goddard, ilmuwan dari Massachusetts, yang berhasil menembakkan

roket pertama yang mencapai ketinggian 12,5 meter pada tahun 1926. Sepuluh tahun

kemudian, roket Goddard berhasil mencapai ketinggian sederhana hampir dua

kilometer. Berdasarkan penemuan ini, ketertarikan dan kepentingan dalam peroketan

meningkat di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Uni Soviet.175

Melalui National Aeronautics and Space Administration (NASA), Amerika

Serikat terus melakukan riset untuk menciptakan pesawat luar angkasanya untuk

berbagai keperluan. Dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan manusia untuk

berkomunikasi, penginderaan, pemetaan udara, dan untuk kepentingan pertahanan

keamanan, pesawat luar angkasa ini diciptakan untuk membawa satelit pada orbit-

orbitnya. Program ruang angkasa Amerika telah melahirkan tampilan menakjubkan dari

ilmu terapan. Satelit luar angkasa yang dimiliki mampu mengirimkan data komputer,

panggilan telepon, radio, dan siaran televisi. Selain itu, satelit cuaca melengkapi data

yang diperlukan untuk memberikan laporan dan peringatan dini jika akan terjadi badai

174
List of Multinational Corporations by Country. (2007). Diakses dari
http://www.investmentsandincome.com/investments/list_mnc_by_country.html,tanggal 5 Maret 2012.
175
Technological and industrial history of the United States. (2012). Diakses dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Technological_and_industrial_history_of_the_United_States, tanggal 21
Maret 2012.

68
parah. Amerika Serikat juga memiliki Global Positioning System (GPS), yaitu suatu

sistem navigasi satelit yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika

Serikat. GPS berfungsi untuk melacak dan melihat dimana posisi geografis suatu benda

(lintang, bujur, dan ketinggian di atas permukaan laut) di muka bumi. Teknologi GPS

juga dipergunakan Amerika Serikat dalam militer, untuk mengawasai dan melacak

pergerakan senjata nuklir atau segala aktivitas militer negara lain.176

Dalam pengembangan program luar angkasanya, Amerika Serikat bersama

degan Jepang, Rusia, dan Eropa memprogramkan pembangunan International Space

Station (ISS) pada tahun 1990-an. Stasiun ini terdiri dari modul bertekanan, gulungan

eksternal, solar array, dan komponen lainnya, yang telah diluncurkan oleh Rusia Proton

dan roket Soyuz, dan pesawat ulang-alik Amerika Serikat. Saat ini sedang dirakit di

Orbit Bumi Rendah. Konstruksi dimulai pada 1998 dan pembangunan Segmen Orbital

Amerika Serikat selesai pada 2011. Operasi diperkirakan akan terus berlanjut sampai

dengan tahun 2020. Stasiun ini dapat dilihat dari Bumi dengan mata telanjang dan, pada

2011, merupakan satelit buatan terbesar di orbit Bumi dengan massa dan volume lebih

besar dari setiap stasiun ruang angkasa sebelumnya.177

4. Ilmu Pengetahuan

Pada tahun 1945, pasca Perang Dunia II, Amerika Serikat tidak hanya menjadi

kekuatan ekonomi dan militer terkuat di dunia, melainkan juga dominan dalam ilmu

pengetahuan. Dominasi Amerika Serikat ini, dapat dilihat dari banyaknya penemu dan

ahli dalam berbagai bidang, yang berasal dari Amerika Serikat. Selain itu, juga terlihat

dari kualitas perguruan tingginya, dan banyaknya inovasi baru yang ditemukan oleh

176
Ibid.
177
NASA. (2012). Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/NASA, tanggal 23 Maret 2012.

69
orang Amerika Serikat. Dominasi ini juga bisa dilihat dalam banyaknya orang Amerika

Serikat yang menerima penghargaan Nobel.

Ilmuwan dan ahli yang berasal dari Amerika Serikat telah menemukan berbagai

hal yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, bahkan beberapa penemuan

mengubah cara hidup manusia menjadi lebih mudah dan efisien. Para ilmuwan tersebut

ialah: Thomas Alva Edison yang menemukan bola lampu dan proyektor film; Wilbur

dan Orville Wright yang menemukan pesawat terbang; J.L. Baird & C.F. Jenkins yang

menemukan televisi; Samuel F.B. Morse yang menemukan telegrap; Christopher Sholes

yang menemukan mesin ketik; Alexander Graham Bell yang menemukan piringan

hitam; Louis Jacques Monde da Guerre & Edwin Land yang menemukan kamera; dan

Charles Goodyear Berasal yang menemukan ban karet.178

Berbagai temuan para ilmuwan tersebut, membuktikan bahwa Amerika Serikat

selalu unggul dalam ilmu pengetahuan di setiap masa. Temuan-temuan ini, juga telah

menjadi sumber kekuatan dan kekayaan bagi Amerika Serikat, karena menjadi sumber

industri utama dalam perekonomian Amerika Serikat. Dengan pengembangan berbagai

temuan tersebut menggunakan kemajuan teknologi yang ada, membuat Amerika Serikat

terdepan dalam inovasi di dunia. Apalagi setelah masuknya era komputerisasi, para ahli

Amerika Serikat banyaknya menemukan dan mengembangkan inovasi baru dalam

bidang teknologi, baik berupa hardware dan software komputer, penemuan berbagai

penyakit dan obatnya, serta pengembangan bioteknologinya dan nanoteknologi.

Dominasi Amerika Serikat dalam ilmu pengetahuan juga terlihat dari banyaknya

sarjananya yang mendominasi berbagai bidang ilmu pengetahuan. Misalnya ilmu

hubungan internasional, yang didominasi oleh para sarjana Amerika Serikat, seperti

178
Michael H. Hart. (2009). Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Jakarta:
Pustakan Jaya.

70
Henry Kissinger, Zbigniew Brzezinski, Peter Katzenstein, dan Ernst Haas. Hal ini

dikarenakan, peran Amerika Serikat dominan di era pasca Perang Dunia II.179

Keunggulan lain Amerika Serikat dalam ilmu pengetahuan terdapat pada

universitas-universitasnya, yang sangat terkenal di seluruh dunia. Hebatnya, jumlahnya

tidak hanya satu atau lima universitas yang memiliki reputasi internasional. Berdasarkan

data yang dikeluarkan Times Higher Education, Worlds Top 100 Univesities 2011,

universitas Amerika Serikat menempati posisi pertama dan terbanyak. Peringkat ini,

disusun berdasarkan survei terhadap 13.388 akademisi di 131 negara. Dalam peringkat

universitas tersebut, Amerika Serikat menempatkan 45 universitasnya. Dari 10

universiats terbaik, 7 di antaranya merupakan universitas dari Amerika Serikat

(Universitas Harvard, Massachusetts Institute of Technology, Universitas California

Berkeley, Universitas Stanford, Universitas Princeton, Universitas Yale dan California

Institute of Technology.180

Gabungan dari berbagai keunggulan ini, menyebabkan tingginya minat

masyarakat internasional untuk menuntut ilmu di berbagai lembaga pendidikan Amerika

Serikat khususnya di universitas-universitasnya. Sampai sekarang, Amerika Serikat

masih menjadi tujuan utama pelajar internasional. Pada kurung waktu 2008-2009,

sekitar 671.616 pelajar internasional menjalani pendidikan di lembaga-lembaga

Amerika Serikat. Jumlah ini meningkat sekitar 8% dari tahun sebelumnya.181

Selain itu, Amerika Serikat merupakan negara penerima Nobel terbanyak. Dari

tahun 1906-2011, Amerika Serikat telah menerima 325 penghargaan Nobel dengan 62
179
Stephen M. Walt. (2011). Is IR still an American Social Science?. Diakses dari
http://walt.foreignpolicy.com/posts/2011/06/06/is_ir_still_an_american_social_science, tanggal 18 Maret
2012.
180
World's top 100 universities 2011: their reputations ranked by Times Higher Education.
(2011). Dikases dari http://www.guardian.co.uk/news/datablog/2011/mar/10/world-top-100-universities-
reputation-rankings-reputation-times-higher-education, tanggal 3 Maret 2012.
181
Number of Foreign Students in U.S. Hit a New High Last Year. (2009). Diakses dari
http://chronicle.com/article/Number-of-Foreign-Students-/49142/, tanggal 3 Maret 2012.

71
penghargaan pada bidang ilmu kimia, 49 penghargaan pada ilmu ekonomi, 11

penghargaan dalam kesusastraan, 21 penghargaan dalam bidang perdamaian, 87

penghargaan pada ilmu fisika, dan 95 penghargaan dalam fisiologi atau ilmu

kedokteran.182 Berdasarkan data ini, bisa dilihat keunggulan dan kualitas para ilmuawan

Amerika Serikat.

Dominasi Amerika Serikat lainnya juga terdapat pada bidang finansial. Finansial

Amerika Serikat lebih terlihat dari mata uang dolarnya yang menjadi alat tukar

internasional. Kebanyakan negara menyimpan cadangan devisanya dalam bentuk dolar.

Pemakaian dolar Amerika sebagai mata uang internasional berawal dari pemberlakuan

sistem Bretton Woods. Dalam pertemuan di Bretton Woods tahun 1944, para wakil

negara maju memutuskan untuk melahirkan sistem moneter internasional baru, yaitu

mengikat nilai tukar uang dunia dengan dolar Amerika. Mereka setuju nilai tukarnya

sama dengan US$ 35 per ons emas. Pemilihan mata uang dolar dikarenakan waktu itu

Amerika Serikat menghasilkan lebih dari separuh kapasitas manufaktur dunia dan

memiliki paling banyak emas di dunia.183 Meskipun sekarang sistem Bretton Woods

tidak lagi digunakan, namun dolar Amerika Serikat tetap menjadi mata uang

internasional.

Amerika Serikat dalam segala aspek memang dikenal sangat kuat. Dalam hal

ekonomi, kekayaannya mencapai ribuan trilyun dolar Amerika Serikat, atau bahkan

mungkin jauh lebih besar lagi. Amerika Serikat juga merupakan negara kreditor.

Banyak negara mendapatkan bantuan utang dari Amerika Serikat asalkan bisa

memenuhi persyaratan dan punya sumber daya alam yang bisa digunakan sebagai

182
United States Nobel Prize Winners. (2011). Diakses dari
http://www.jinfo.org/US_Nobel_Prizes.html, tanggal 3 Maret 2012.
183
Sumantri Ar. (penerjemah.). op. cit., hal. 163.

72
jaminan. Meskipun begitu, ternyata Amerika Serikat adalah negara debitor terbesar di

dunia.184

Selama beberapa tahun ke belakang, Amerika Serikat menghadapi berbagai

persoalan. Banyak yang mengindikasikannya sebagai tanda-tanda kemunduran Amerika

Serikat. Namun, sampai sekarang Amerika Serikat masih menempati posisi utama

dalam berbagai hal. Seperti, Amerika Serikat menjadi negara nomor satu dalam

pembiayaan R&D, menempati posisi pertama dalam peringkat universitas terbaik di

dunia, paling banyak menerima penghargaan Nobel, pertama dalam index pengusaha.185

Amerika Serikat juga mendominasi dalam informasi dan komunikasi serta budaya,

khususnya budaya modern yang disebarkan melalui film dan televisi.186

184
Mohammad Shoelhi. op. cit., hal. 68-69.
185
Joseph S. Nye. (2011). The Decline and Fall of Americas Decline and Fall. Diakses dari
http://www.project-syndicate.org/commentary/nye99/English, tanggal 27 Oktober 2011.
186
Richard N. Haass. loc. cit.

73
BAB IV

KOMPOSISI KESEIMBANGAN RRC-AMERIKA SERIKAT

Keberhasilan reformasi ekonomi yang dilakukan RRC sejak tahun 1978

membuatnya menjadi salah satu pemain penting dalam dunia internasional saat ini.

Munculnya RRC sebagai salah satu kekuatan baru dunia yang paling menonjol dalam

dunia internasional membuatnya menjadi perhatian banyak pihak. Banyak penelitian

dan tulisan yang memaparkan tentang kebangkitan dan keunggulan RRC, termasuk

kemungkinan RRC menjadi pesaing Amerika Serikat. Hal ini, didasarkan pada

keberhasilan dan keunggulan yang dicapai RRC sekarang ini. Keunggulan-keunggulan

RRC dalam berbagai bidang tersebut, menjadi dasar kekuatan RRC untuk menjadi

pemain utama, bahkan menjadi penyeimbang Amerika Serikat yang selama ini

mendominasi dunia internasional. Dalam bab ini, akan dibahas komposisi

keseimbangan antara RRC dan Amerika Serikat dalam bidang poilitk internasional,

militer dan stategi, ekonomi perdagangan, dan dalam bidang teknologi antariksa.

A. Politik Internasional

Dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional terdapat pada

posisinya sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto.

Sebagai pemegang hak veto, Amerika Serikat sering menunjukkan dominasinya dengan

bertindak sendiri dan mementingkan kepentingan nasionalnya tanpa mempedulikan hak

suara anggota PBB lainnya. Hal ini, terlihat dari tindakannya menyerang Afganistan dan

Irak, serta penggunaan hak vetonya dalam pemberian sanksi terhadap Israel.

Tindakan unilateralis Amerika Serikat ini disebakan adanya imunitas dari

pengenaan sanksi PBB dengan adanya hak veto yang dimilikinya. Selain itu, juga

74
disebabkan tidak adanya negara yang bisa mengontrol tindakan Amerika Serikat dalam

perpolitikan internasional tersebut. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul

RRC sebagai penyeimbang dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan intrernasional.

Hal ini dikarenakan, selain RRC memiliki hak veto sebagai anggota tetap Dewan

Keamanan PBB, RRC juga memiliki kekuatan lainnya, yaitu kekuatan keberhasilan

ekonominya yang menjadikan RRC salah satu negara yang penting dalam dunia

internasional.

Sebelum kebangkitan ekonominya, RRC lebih bersifat pasif dalam Dewan

Keamanan PBB. Meskipun memiliki hak veto, RRC jarang menggunakannya, dan lebih

sering memilih absten jika dihadapkan pada pengambilan keputusan yang bisa

mengganggu hubungannya dengan negara besar lainnya. Dari tahun 1971 sampai

sekarang, RRC hanya memakai hak vetonya delapan kali, empat kali dalam kurun

waktu 1971-2006 dan empat kali dalam lima tahun terakhir. Perubahan ini diakibatkan

menguatnya posisi RRC melalui perkembangan ekonominya, kini, RRC mulai berani

menggunakan hak vetonya meski harus menentang Amerika Serikat. Hal ini terlihat dari

veto RRC terhadap pemberian sanksi kepada Suriah. Dari penggunaan hak veto yang

berlawanan dengan keinginan Amerika Serikat ini, RRC menempatkan diri sebagai

kekuatan pengontrol dan penyeimbang Amerika Serikat dalam PBB.

Jika diamati, menguatnya RRC yang memiliki hak veto di dalam PBB membuat

negara-negara lain, yang tidak memiliki hak veto, memiliki pilihan lain selain Amerika

Serikat sebagai tempat meminta tolong jika ada kepentingan yang ingin dicapai dalam

PBB. Hal ini, akan membuat negara-negara lain, khususnya negara-negara yang

bermasalah atau memiliki konflik dengan Amerika Serikat, mendekatkan diri ke RRC,

yang menjadi pihak selain Amerika Serikat yang memiliki kekuatan dalam PBB.

75
Keberhasilan ekonomi RRC membuat negara ini mampu memperluas

pengaruhnya ke berbagai negara. Namun, cara yang digunakan RRC berbeda dengan

yang digunakan Amerika Serikat. Amerika Serikat dikenal sebagai pemberi bantuan

terbesar ke berbagai negara di dunia, baik secara langsung maupun melalui World Bank

dan IMF. Namun, pemberian bantuan tersebut mengsyaratkan penegakan demokratisasi

dan pasar bebas, di dalam negara yang menerima bantuan tersebut. Sementara RRC,

memberikan bantuan tanpa persyaratan seperti yang diterapkan Amerika Serikat.

Bantuan RRC ke berbagai negara dijadikan RRC sebagai diplomasi perdagangan,

dimana bantuan tersebut membantu RRC mendapatkan kontrak ekonomi di berbagai

negara. Bagi RRC, kondisi dalam negeri suatu negara tidak menjadi persoalan dalam

melakukan kerjasama ekonomi, karena menurutnya hal tersebut merupakan urusan

dalam negeri suatu negara yang tidak bisa dicampuri oleh negara lain.

Berkat pola pendekatannya yang berbeda dengan Amerika Serikat, RRC kini

lebih disenangi oleh negara-negara berkembang yang berada di Afrika dan Amerika

Latin, khususnya negara-negara yang anti Amerika Serikat. Makin besarnya pengaruh

RRC di berbagai kawasan, perlahan menggeser posisi Amerika Serikat yang selama ini

mendominasi perpolitikan internasional. Pemberlakuan sistem komunisme

berkarakteristik China, yang berhasil mengubah RRC menjadi pemain utama dalam

dunia internasional juga menjadi tantangan bagi sistem liberalisme dan demokratisasi

yang dijalankan Ameika Serikat yang sealma ini dianggap sistem terbaik dalam

menjalankan suatu negara.

Penyeimbangan RRC terhadap dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan

internasional, khususnya dalam PBB memang terjadi dan dapat dilihat dalam berbagai

interaksi internasional. Namun jika diamati, penyeimbangan RRC terhadap Amerika

76
Serikat ini akan seperti zero sum game. Hal ini dikarenakan keduanya sama-sama

memiliki hak veto, yang jika memang nantinya mereka terpaksa berhadapan, keduanya

akan saling membatalkan kekuatan melalui veto tersebut.

Berbagai kekuatan RRC ini sudah membuktikan bahwa kini posisi RRC sangat

penting dalam hubungan internasional. Jika sebelumnya hanya ada Amerika Serikat

yang disebut sebagai sebuah hegemon pasca runtuhnya Uni Soviet dan satu-satunya

kekuatan dominan dalam hubungan internasional, kini RRC muncul sebagai

penyeimbang dominasi tersebut, walaupun belum bisa melampauinya. Sampai sekarang

Amerika Serikat masih menjadi nomor satu dalam perpolitikan internasional, namun,

dengan keberadaan RRC, Amerika Serikat tidak lagi menjadi satu-satunya pemain

utama. Amerika Serikat bahkan akan memikirkan reaksi RRC dalam pengambilan

keputusannya ataupun kebijakannya baik dalam negeri maupun luar negeri yang terkait

dengan RRC.

B. Militer dan Strategi

Sejak berakhirnya Perang Dunia II, militer Amerika Serikat merupakan yang

terbesar dan terhebat di dunia. Hal ini, terlihat dari keunggulan personil dan

persenjataan yang dimilikinya. Belum ada negara yang bisa menandingi kekuatan

militer Amerika Serikat selama ini, namun dengan bangkitnya kekuatan militer RRC

dalam beberapa tahun terakhir menarik perhatian internasional, bahkan

mengkhawatirkan pemerintah Amerika Serikat. Hal ini, disebabkan adanya perkiraan

bahwa, dengan peningkatan pembangunan dan modernisasi militer RRC tiap tahunnya,

maka suatu saat militer RRC akan bisa menyamai dan melampaui militer Amerika

Serikat. Berikut perbandingan kekuatan militer RRC dan Amerika Serikat:

77
Tabel 4.1. Perbandingan Kekuatan Militer RRC-Amerika Serikat

Pembanding Amerika Serikat RRC

Total Jumlah Personil 1.477.896 personil 2,3 juta personil


Angkatan Darat
- Jumlah personil 570.000 personil 1,9 juta personil
- Tank 9.573 unit 14.000 unit
- Helikopter 6.417 unit 453 unit
- Senjata Antipesawat 2.106 unit 7.700 unit
- Senjata Antitank 8.000 unit 6.500 unit

Angkatan Laut
- Jumlah personil 202.000 personil 250 ribu personil
- Kapal Selam 75 unit 66 unit
- Destoyer 59 unit 27 unit
- Frigate 30 unit 52 unit
- Amfibi 30 unit 121 unit
Angkatan Udara
- Jumlah Personil 705.896 personil 470 ribu
- Pesawat Tempur 18.234 unit 2.556 unit
- Lapangan Udara 15.097 unit 67 unit
Senjata Nuklir 5.113 hulu ledak* 240 hulu ledak*
Anggran Belanja Militer 2011 US$ 692 milyar US$ 91,5 milyar
Personil Cadangan 1.458.500 personil 1,2 juta personil
* data tahun 2009.187
Sumber: Data dari Global Fire Power, 2012, dan sumber lainnya.

Berdasarkan kekuatan militernya, seperti yang tertuang pada tabel di atas apalagi

sebagai negara kedua terbesar dalam militer, RRC tentunya memiliki peluang yang

lebih dibandingkan negara lain untuk menjadi penyeimbang Amerika Serikat. Kekuatan

militer RRC yang dimilikinya sekarang, sudah memiliki peran penting dalam

187
David J. Baylor. (2011). Considerations for a US Nuclear Force Structure Below a 1,000-
Warhead Limit. Strategic Studies Quarterly, Summer 2011, 52-72, hal. 55. Diakses dari
http://www.au.af.mil/au/ssq/2011/summer/baylor.pdf, tanggal 21 Maret 2012.

78
perdamaian internasional. Hal ini, terlihat dari keterlibatannya dalam pasukan

perdamaian PBB yang merupakan yang paling banyak dibandingkan negara pemegang

hak veto lainnya.

Pengembangan militer RRC yang semakin membaik tiap tahunnya dengan

dilakukannya modernisasi mendapat perhatian dunia internasonal. Terutama bagi

negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat yang sangat mengkhawatirkan

perkembangan militer RRC. Hal ini, didasarkan pada anggapan mereka bahwa dengan

perkembangan militer RRC yang semakin kuat akan menjadi ancaman bagi negara

tetangganya dan juga bagi keamanan internasional. Mereka mengatakan bahwa RRC

akan menggunakan militer mereka untuk memperluas pengaruhnya dan mengancam

negara-negara tetangganya, terutama bagi Taiwan yang selama ini tidak mengakui

menjadi bagain dari RRC.

Peningkatan anggaran militer RRC tiap tahunnya juga menjadi kekhawatiran dan

sorotan banyak negara. Meskipun pemerintah RRC telah mengatakan peningkatan

kekuatan militer mereka untuk tujuan damai dan hanya untuk defense serta telah

menjelaskan alasan kenaikan anggarannya. Akan tetapi, Amerika Serikat dan sekutunya

tidak mempercayai sepenuhnya pernyataan tersebut dan tetap menganggap peningkatan

kekuatan militer RRC akan menganggu keamanan internasional. Kekhawatiran Amerika

Serikat dan negara Barat lainnya tampaknya disebabkan oleh ideologi komunis yang

dianut RRC. Mungkin, jika RRC merupakan negara yang menganut ideologi liberal

seperti Amerika Serikat dan sekutunya, maka kekhawatiran tersebut tidak akan muncul.

Timbulnya kekhawatiran Barat, khususnya Amerika Serikat mengenai

perkembangan militer RRC membuktikan bahwa dari segi militer, RRC sudah

menempati posisi yang penting. Dalam hal ini juga bisa dikatakan bahwa dengan

79
hadirnya militer RRC yang kuat dalam dunia internasional, sekarang Amerika Serikat

lebih berhati-hati dalam mengambil langkah atau menjalankan suatu kebijakan apalagi

jika berkaitan dengan kawasan Asia Timur dan Pasisfik. Amerika Serikat terkesan akan

memprediksi terlebih dahulu reaksi yang akan diberikan RRC jika akan menjalankan

aksi militer khususnya di kawasan terebut. Misalnya dalam hal pengiriman senjata ke

Taiwan, penanganan nuklir Korea Utara, dan bantuan militer kepada Jepang terkait

perebutan kepulauan Senkaku dengan RRC, serta masalah sengketa Laut China Selatan.

Sampai sekarang kekuatan militer Amerika Serikat tetap menjadi nomor satu

dan belum ada yang bisa mengungulinya, namun dengan kebangkitan militer RRC bisa

dikatan bahwa militer Amerika Serikat tidak lagi menjadi pemain tunggal. Selain RRC

tentunya ada banyak negara lain yang memiliki kekuatan militer yang besar seperti

Rusia, Inggris, Perancis, dan lainnya. Namun, yang perlu diperhatikan adalah apakah

mereka mempunyai keinginan untuk menggunakan kekuatan militer tersebut untuk

menantang Amerika Serikat. Perlu diingat bahwa selain Rusia, negara pemilik militer

besar lainnya merupakan aliansi Amerika Serikat atau lebih tepat sekutunya yang

kemungkinan kecil untuk melakukan konfrontasi.

Potensi RRC sebagai penyeimbang dominasi militer Amerika Serikat juga dapat

dilihat dari pembangunan pangkalan militer baru Amerika Serikat di Darwin, Australia.

Jika diamati, pembangunan pangkalan militer tersebut ditujukan untuk membendung

militer RRC yang semakin meningkat dan bertambah kuat tiap tahunnya. Hal ini,

membuktikan bahwa RRC telah muncul sebagai kompetitor Amerika Serikat yang

membuat Amerika Serikat merasa terancam sehingga perlu untuk meningkatkan

kemampuannya sendiri dan dengan melakukan pembendungan terhadap militer RRC.

80
Untuk pertama kalinya sejak berakhirnya perang Dingin, Amerika Serikat

menghadapi RRC sebagai penantang potensial yang dapat diharapkan untuk bersaing

dengannya dalam setiap dimensi peperangan yang sebenarnya, di udara, di atas atau di

bawah laut, di ruang angkasa, dan lebih lanjut di informasi perbatasan.188 Untuk

menghindari tampilnya RRC sebagai poros kekuatan baru dunia, Amerika Serikat juga

mengharapkan terjadinya perang yang bisa melibatkan RRC. Misalnya perang India

melawan Pakistan dan/atau RRC melawan Taiwan.189 Dengan terjadinya perang India-

Pakistan, RRC akan mengerahkan dukungan tenaga dan berbagai sumber dayanya

kepada India sehingga kekuatannya akan terkuras. Begitu pula halnya jika terjadi perang

RRC-Taiwan. Dalam kedua perang itu, Amerika Serikat akan berada di pihak Pakistan

dan/atau Taiwan. Dengan demikian, kebangkitan RRC sebagai blok kekuatan baru di

masa depan diharapkan dapat diganjal atau digagalkan.

Kekuatan militer Amerika Serikat memang bukan tandingan bagi militer negara

lain dan kekuatan militer Amerika Serikat tidak akan pudar. Namun, mungkin

kekuatannya berhenti berkembang sehingga hilang jurang pemisah antara militer

Amerika Serikat dan negara-negara besar lainnya. Meskipun kekuatan RRC sekarang

ini memang belum mencapai titik kemajuan penuh, namun, dengan pertumbuhan

ekonominya yang hampir 10% pertahunnya, RRC tinggal menunggu selesainya

modernisasi sistem pertahanan.190

188
A. Shlapak. (2010). Question of Balance: The Shifting Cross-Strait Balance and Implications
for the U.S. Santa Monica: RAND Corporation, hal. 4. Diakses dari
http://www.rand.org/pubs/testimonies/2010/RAND_CT343.pdf, tanggal 22 Desember 2011.
189
Mohammad Shoelhi. op. cit., hal. 224-225.
190
Ibid., hal. 195-196.

81
C. Ekonomi-Perdagangan

Ekonomi Amerika Serikat masih merupakan ekonomi terbesar di dunia. Nilai

GDP Amerika Serikat merupakan yang terbesar di dunia, misalnya, pada tahun 2007,

GDP Amerika Serikat mencapai US$ 14 trilyun.191 Namun, dengan bangkitnya

perekonomian RRC dalam beberapa tahun terakhir, posisi Amerika Serikat sebagai

negara ekonomi terbesar mendapat ancaman, bahkan dalam beberapa item, RRC telah

berhasil melampaui Amerika Serikat.

Perindustrian RRC telah mencapai taraf yang luar biasa sejak reformasi.

Perekonomian RRC yang awalnya berdasarkan pertanian kini berubah menjadi salah

satu negara industri terbesar di dunia. Industri RRC menghasilkan banyak produk yang

diekspor ke berbagai negara, mulai dari produk berteknologi rendah sampai ke produk

berteknologi tinggi. Sekarang ini, produk made in China bisa ditemui di mana saja.

Bahkan pada tahun 2009, RRC berhasil melewati Jerman sebagai negara pengeskpor

terbesar.

Sebelum kemunculan RRC sebagai pemain utama dalam perdagangan

internasional, produk dari Barat khususnya Amerika Serikat merajai perdagangan

internasional. Produk Amerika Serikat mengungguli dalam berbagai lini baik dalam

barang-barang elektronik, tekstil, alat komunikasi dan informasi, maupun produk

pertanian. Perusahaan waralaba Amerika Serikat juga tersebar ke seluruh dunia seperti

KFC, Starbusck, McDonalds, dan lainnya. Merek-merek dari Amerika Serikat juga

menjadi standar kualitas bagi barang-barang yang diperdagangkan. Namun, dengan

keberadaan produk RRC yang sudah memasuki setiap lini dan terdapat di mana-mana,

dominasi produk Amerika Serikat ini mendapat saingan.

191
Richard N. Haass. loc. cit.

82
Jika produk Amerika Serikat mengandalkan kualitas dan kekuatan mereknya

yang menandakan kemewahan dan berkelas, maka produk RRC masuk dengan

mengandalkan harga yang murah yang terjangkau bagi semua kalangan. Meskipun

kualitas produk RRC kalah dengan kualitas produk Amerika Serikat, namun dengan

harga yang terjangkau produk RRC berhasil menyaingi produk Amerika Serikat dalam

perdagangan internasional. Hal ini terbukti dari peningkatan permintaan akan produk

RRC yang menjadikan RRC sebagai negara pengekspor terbesar di dunia dan pada

tahun 2006, berhasil menggantikan Amerika Serikat sebagai penyuplai terbesar barang-

barang teknologi informasi.

Industrialisasi RRC juga telah menarik Foreign Direct Investment (FDI) yang

besar masuk ke RRC. Seperti yang disebut sebelumnya bahwa dari 500 perusahaan

terbesar dunia, 450 di antaranya telah memasuki RRC. Pada tahun 2003, RRC melewati

Amerika Serikat sebagai negara tujuan FDI terbesar dunia. Padahal, sebelumnya

Amerika Serikat yang menempati posisi tersebut. Hal ini, menunjukkan bahwa RRC

telah muncul sebagai kompetitor Amerika Serikat dalam perekonomian salah satunya

dengan muncul sebagai pilihan lain tujuan FDI yang selama ini dikuasai Amerika

Serikat.

Sejak tahun 2009, RRC menjadi pasar otomotif terbesar dengan total penjualan

sebesar 13,6 juta unit, mengalahkan Amerika Serikat yang hanya sebesar 10,4 juta unit.

Jumlah ini makin meningkat pada tahun 2010 dengan total penjualan RRC mencapai

17,2 juta unit.192

Peningkatan industrialisasi RRC otomatis berpengaruh pada perdagangan luar

negerinya. Dengan berubahnya RRC sebagai negara industi, RRC juga menjadi salah

192
China Ungguli AS dalam Penjualan Mobil. (2010). Kompas, 13 Januari, hal. 11.

83
satu negara pengekspor terbesar. Bahkan produk-produk RRC telah menembus pasar-

pasar Amerika Serikat dan Eropa, hal ini dikarenakan produk RRC memiliki harga yang

lebih terjangkau dibandingkan dengan produk negara lain dengan kualitas yang

bersaing.

Volume perdagangan RRC meningkat dari tahun ke tahun, seperti yang bisa

dilihat dari tabel 3.2. Pada awal reformasi, RRC mengalami defisit perdagangan namun

keadaan terus berubah dari tahun ke tahun sehingga sekarang RRC mendapat surplus

perdagangan yang besar, tahun 2010 surplus perdagangan RRC sebesar US$ 184,5

milyar. RRC, pada umumnya memperoleh surplus perdagangan dengan negara-negara

maju seperti Amerika Serikat dan negara negara Eropa dan sebaliknya mengalami

defisit perdagangan dengan negara-negara berkembang. Hal ini dikarenakan, komoditas

perdagangan antara keduanya berbeda. Perdagangan RRC dengan negara-negara maju

didominasi oleh produk elektronik dan berbagai produk hasil industri lainnya.

Sedangkan perdagangan RRC dengan negara-negara berkembang selain di dominasi

oleh produk-produk industri juga didominasi oleh produk sumber daya alam seperti

minyak, bahan mentah untuk industri, dan sebagainya.

Meningkatnya ekspor RRC dalam perdagangan internasional berefek ke

perdagangan negara lain. Dengan meningkatnya permintaan akan produk RRC,

mengakibatkan permintaan produk negara lain termasuk produk Amerika Serikat

menurun. Hal inilah yang mengkhawatirkan negara-negara lain bahkan sering

memprotes pemerintah RRC yang dinilai melakukan unfair trade dengan melakukan

manipulasi kurs.

Dalam perdagangan luar negerinya, RRC menerima surplus perdagangan

sementara negara lain mengalami defisit perdagangan termasuk Amerika Serikat.

84
Perdagangan RRC-Amerika Serikat, mengakibatkan defisit perdagangan yang besar

bagi Amerika Serikat. Besarnya defisit perdagangan yang dialami Amerika Serikat,

membuat pemerintah Amerika Serikat didesak untuk mengenakan sanksi perdagangan

kepada RRC. Pengenaan sanksi perdagangan ini dikarenakan mereka menuduh RRC

melakukan manipulasi kurs dengan membiarkan nilai tukar yuan tetap berada di bawah

pasar atau lebih rendah dari nilai yang semestinya. Serbuan produk RRC

mengakibatkan hilangnya dua juta lapangan pekerjaan di Amerika Serikat. Jadi, jika

sanksi perdagangan diberlakukan, maka produk RRC akan mahal 10% dan berpotensi

menciptakan sejuta lapangan pekerjaan baru.193

Adanya desakan pengenaan sanksi perdagangan terhadap RRC membuktikan

besarnya pengaruh RRC terhadap perekonomian Amerika Serikat. Hal ini,

membuktikan bahwa Amerika Serikat merasa terancam dan terganggu dengan kemajuan

ekonomi RRC. Besarnya impor Amerika Serikat dari RRC, menjadi ancaman bagi

berbagai sektor ekonomi Amerika Serikat, khususnya bidang manufaktur. Kepemilikan

tenga kerja murah dan pasar yang besar menjadi daya saing RRC terhadap manufaktur

Amerika Serikat dan menyebabkan berbagai perusahaan Amerika Serikat bangkrut atau

direlokasi ke RRC sehingga mengakibatkan hilangnya lapangan pekerjaan seperti yang

disebut di atas.

Pengeluaran Amerika Serikat untuk R&D antara tahun 1999 dan 2009

mengalami penurunan yaitu dari 38% menjadi 31% dari total pembiayaan R&D dunia.

Penurunan ini, bersamaan dengan meningkatnya biaya R&D di kawasan Asia dari 24%

menjadi 35%. Peningkatan cepat biaya R&D kawasan Asia ini dimotori oleh RRC

dengan pertumbuhan biaya R&D sebesar 28% pada 2008-2009, menempatkannya pada

193
Perang Dagang: AS-China Saling Serang. (2010). Kompas, 1 Oktober, hal. 9.

85
posisi kedua setelah Amerika Serikat.194 Jika kondisi ini terus berlangsung, tidak

menutup kemungkinan RRC akan mengungguli Amerika Serikat nantinya. Dengan

pengembangan R&D yang besar, Amerika Serikat dikenal terdepan dalam inovasi dan

pengembangan teknologi mutakhir, jadi jika RRC berhasil menyamai atau mengungguli

pengembangan R&D Amerika Serikat maka kemungkinan besar RRC akan mengambil

alih predikat Amerika Serikat tersebut.

Keunggulan perekonomian RRC lainnya dan yang paling terlihat adalah

pertumbuhan ekonominya. Pertumbuhan ekonomi RRC merupakan yang tertinggi di

dunia, meskipun telah mengalami perlambatan dalam beberapa tahun terakhir, seperti

yang terlihat pada diagram 3.1. berdasarkan pada GDP-nya. Dengan peningkatan

pertumbuhan ekonominya, RRC telah berhasil bertransformasi dari negara paria

menjadi negara unggul dalam perkonomian. Pertumbuhan perekonomian yang dicapai

RRC dalam kurung waktu 30 tahun belum pernah terjadi dalam sejarah negara modern.

Dan jika perekonomian RRC terus mengalami perbaikan dan pertumbuhan tiap

tahunnya sementara perekonomian Amerika Serikat tetap stagnan maka besar peluang

RRC untuk bisa mengguli Amerika Serikat dalam perekonomian internasional.

Keunggulan-kunggulan RRC dalam ekonomi perdagangan sekarang ini

menjadikannya kompetitor terkuat Amerika Serikat dibandingkan negara lainnya.

Keberhasilan industrialisasi RRC telah menjadikannya pusat baru aliran FDI dan

menjadi kompetitor kuat bagi Amerika Serikat yang selama ini menjadi tujuan utama

FDI. Volume perdagangan yang tinggi menjadikan RRC negara pengekspor terbesar di

dunia dan mengakibatkan mendunianya produk made in China yang menjadi saingan

bagi produk Amerika Serikat. Ekspor impor RRC menghasilkan surplus perdagangan

194
Ann Bednarz. (2012). U.S. Losing High-TechJjobs, R&D Dominance to Asia. Diakses dari
http://www.networkworld.com/news/2012/011912-science-tech-jobs-255072.html, tanggal 3 Maret 2012.

86
yang tinggi, yang berefek ke perdagangan dan perekonomian negara lain termasuk

Amerika Serikat. Kondisi ekonomi perdagangan internasional yang terbentuk setelah

bangkitnya RRC menjadi pemain utama, memperlihatkan konfigurasi penyeimbangan

RRC terhadap dominasi Amerika Serikat.

Keberhasilan ekonomi RRC berdampak pada perbaikan kondisi finansialnya.

Surplus perdagangan yang diraih membuat cadangan devisa RRC semakin besar tiap

tahunnya. Cadangan devisa sebesar US$ 3,197 trilyun pada tahun 2011 menempatkan

RRC sebagai negara pemilik cadangan devisa terbesar di dunia. Cadangan devisa RRC

jika dibandingkan dengan negara-negara lain memiliki perbedaan yang besar.

Surplus pedagangan yang besar dipergunakan RRC untuk membeli mata uang

asing khususnya obligasi Amerika Serikat, obligasi Uni Eropa, dan obligasi

internasional lainnya. RRC juga menginvestasikan sebagian dananya di pasar saham

dan instrumen finansial lain yang dikelola oleh China Investment Corp. Pada Januari

2012, RRC telah memiliki obligasi Amerika Serikat sebesar US$ 1,1 trilyun. Pembelian

obligasi ini bertujuan untuk mencegah tekanan inflasi dan apresiasi kurs yuan. Karena,

jika surplus perdagangan tersebut dibelanjakan dalam negeri maka akan menimbulkan

tekanan inflasi dan memperkuat kurs yuan. Jika hal tersebut terjadi, maka akan

melemahkan daya saing ekspor RRC, yang selama ini menjadi keunggulannya

dibandingkan negara lain.

Kepemilikan obligasi Amerika Serikat yang besar menjadikan RRC kreditor

terbesar Amerika Serikat. Selain menjaga kurs yuan, kepemilikan obligasi ini juga

memberikan bargaining position bagi RRC dalam hubungan bilateralnya dengan

Amerika Serikat maupun dengan negara debitor lainnya. Hal ini, terlihat dari

keengganan dan kehati-hatian Amerika Serikat dalam membahas dan memprotes RRC

87
terkait masalah defisit anggarannya dan kebijakan nilai tukar yuan yang diterapkan

RRC. Bahkan pada tahun 2008, pemerintah RRC telah menggunakan pengaruh

kepemilikan obligasinya untuk menekan Departemen Keuangan Amerika Serikat dan

Federal Reserve terhadap kebijakan mereka yang mempengaruhi nilai dolar.195

Kekuatan RRC dalam finansial internasional sekarang ini terlihat dalam krisis

finansial Eropa. Untuk mengatasi krisis tersebut, para pemimpin Eropa menginginkan

RRC memanfaatkan cadangan devisanya untuk membantu Eropa. Meskipun RRC

menolak menggunakan cadangan devisanya untuk membantu menangani krisis Eropa,

karena lebih memilih menggunakan investasi dan dana talangan yang tidak bersumber

dari cadangan devisa. Permintaan dan keinginan para pemimpin Eropa ini telah

memperlihatkan kedudukan finansial RRC yang bisa menjaga kestabilan finansial

internasional.196 Selain itu, Presiden Bank Dunia, Robert Zoellick, juga mengatakan

bahwa RRC juga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi global dengan meningkatkan

konsumsi domestik serta mengurangi ketergantungan pada ekspor dan investasi.197

Kedua kondisi ini, menunjukkan bahwa RRC telah menjadi pemain utama yang sangat

berpengaruh pada kondisi dunia internasional.

Kuatnya kondisi finansial RRC yang ditopang kepemilikan cadangan devisa

terbesar membuatnya menjadi kompetior dominasi Amerika Serikat dalam finansial

internasional. Cadangan devisa Amerika Serikat memang tertinggal jauh dari RRC,

meskipun begitu, dari segi finansial, Amerika Serikat masih dominan dengan

kepemilikan mata uang dolarnya yang masih menjadi mata uang internasional. Jadi, jika

195
James Kurth. (2009). Pillars of the Next American Century. Diakses dari http://www.the-
american-interest.com/article.cfm?piece=688, tanggal 2 Maret 2012.
196
China Janji Bantu Eropa. (2012). Kompas, 6 Februari. Diakses dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/02/06/03593671/China.Janji.Bantu.Eropa, tanggal 11 Maret
2012.
197
China Bisa Bantu Ekonomi Dunia. (2011). Kompas, 6 September, hal. 10.

88
RRC unggul dengan cadangan devisanya maka Amerika Serikat unggul dengan

kepemilikan dolarnya. Kedua hal ini saling berkaitan dan mempengaruhi serta tidak bisa

dipisahkan dalam menentukan kondisi finansial internasional sekarang ini. Kondisi ini

membuktikan bahwa RRC telah menyeimbangi dominasi Amerika Serikat dalam hal

finansial internasional.

D. Teknologi Antariksa

Bangkitnya RRC sebagai salah satu pemain utama dunia, tidak hanya menjadi

kompetitor dan penyeimbang Amerika Serikat dalam bidang perpolitikan internasional,

militer, dan ekonomi-perdagangan internasional. Kemajuan yang diraih RRC juga sudah

menjangkau teknologi antariksa. Keberhasilan RRC dalam bidang antrariksa ini, juga

memiliki potensi untuk menyaingi teknologi antariksa Amerika Serikat di masa yang

akan datang.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa, RRC telah berhasil mengirimkan

taikonotnya ke luar angkasa pada tahun 2003. Dengan keberhasilan ini, RRC

merupakan negara ketiga yang berhasil mengirimkan astronotnya ke luar angkasa

setelah Uni Soviet (Rusia sekarang) dan Amerika Serikat. Sebelumnya, RRC juga telah

meluncurkan satelit pertamanya pada tahun 1970 dan pada 16 oktober 2003. Prestasi

besar dalam program antariksa RRC, dicapai pada akhir tahun 2011 lalu, dengan

berhasilnya peluncuran satelit percobaan jaringan pemosisian global (GPS) Beidou.

Jika jaringan Beidou ini berhasil maka militer RRC akan bebas dari

ketergantungan pada sinyal GPS Amerika Serikat dan sistem GLONASS Rusia.

Bahkan, jaringan ini akan memberikan keakuratan untuk memandu rudal, mesiu pintar,

dan senjata lain kepada RRC. Tentunya, keberhasilan RRC ini, mempengaruhi dominasi

Amerika Serikat dalam teknologi antariksa. Jika dulunya negara-negara di dunia hanya

89
berpatokan dan bergantung pada sistem GPS Amerika Serikat, maka dengan berhasilnya

RRC membangun sistem Beidou tersebut dalam beberapa tahun ke depan, akan

memberikan alternatif lain bagi negara-negara lainnya. Meskipun hal ini belum terjadi,

sekali lagi, RRC menunjukkan kemampuan untuk menjadi kompetitor dan kekuatan

penyeimbang bagi dominasi Amerika Serikat.

Berdasarkan fakta-fakta yang ada, telah terbukti bahwa sekarang RRC telah

menjadi salah satu pemain utama dalam dunia internasional. RRC telah memiliki

pengaruh yang besar dalam segala bidang, apapun yang terjadi di RRC, apapun

kebijakan yang diambil Pemerintah RRC akan mendapat perhatian dunia internasional.

Bahkan, perubahan yang terjadi di RRC akan mempengaruhi semua aspek kehidupan

internasional. Tidak seperti dengan salah satu negara di Afrika atau Amerika Latin

misalnya, jika ada kejadian atau ada kebijakan yang terjadi palingan hanya menjadi

perhatian negara-negara yang memiliki kepentingan pada negara tersebut. Hal ini,

membuktikan bahwa Pengaruh RRC memang sudah menjangkau seluruh dunia sama

seperti Amerika Serikat, walaupun tidak sama besar.

Munculnya RRC sebagai pemain utama dalam dunia internasional berpengaruh

pada dominasi Amerika Serikat selama ini. Dulunya Amerika Serikat tidak memiliki

lagi pesaing dalam semua dimensi kekuatan yang penting setelah runtuhnya Uni Soviet.

Namun dengan keberadaan RRC, dominasi Amerika Serikat ini mendapat pesaing yang

bisa menyeimbanginya meski belum bisa melampauinya. Sehingga, sekarang jika

berpikir atau membahas mengenai Amerika Serikat dan masa depannya maka tidak

akan bisa tanpa berpikir dan membahas mengenai RRC.

Hubungan dan persaingan RRC-Amerika Serikat sekarang ini berbeda dengan

kondisi Amerika Serikat-Uni Soviet, pada masa Perang Dingin. Karena sekarang bukan

90
lagi zamannya bersaing dalam bentuk perang ideologi dan adu kekuatan militer secara

konfrontasi langsung. Sekarang ini, adalah era persaingan ekonomi yang lebih

membutuhkan kerjasama semua negara. Seperti yang ditulis Michael Porter dalam U.S.

Council on Competitiveness Index bahwa tujuan utama daya saing adalah kemakmuran

rakyat suatu bangsa.198 Alasan inilah yang membuat hubungan RRC-Amerika Serikat

tetap terjalin dengan baik meski banyak hal yang menjadi permasalahan dalam

hubungan bilateral kedua negara tersebut.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, dua negara yang paling kuat tidak akan

menjadi lawan, tapi mitra dalam ekonomi dunia. Hal ini, dikarenakan tingkat saling

ketergantungan antara keduanya sangat tinggi. Amerika Serikat membutuhkan RRC

dalam menangani beberapa negara seperti Iran dan Korea Utara. Dalam ekonomi,

meskipun RRC memegang obligasi terbesar Amerika Serikat yang bisa digunakan

untuk menghancurkan ekonomi Amerika Serikat jika RRC menginginkannya. Namun

RRC juga akan hati-hati dalam menggunakannya karena dengan menghancurkan

perekonomian Amerika Serikat juga berarti menghancurkan perekonomiannya sendiri

karena ketergantungan terhadap impor Amerika Serikat dalam perdagangan

internasionalnya.

Masa depan hubungan RRC dan Amerika Serikat akan menetukan kondisi dunia

internasional ke depannya. Jika, hubungan RRC-Amerika Serikat berjalan dengan baik

maka perdamaian internasional akan tetap terjaga. Namun, jika mereka berkonflik dan

saling berhadapan secara langsung sehingga menimbulkan perang maka akan tercipta

Perang Dunia ataupun Perang Dingin tahap baru. Hal ini, membuktikan bahwa RRC

mampu menjadi penyeimbang dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional.

198
John dan Doris Naisbitt. op. cit. hal. 204.

91
Semua kondisi hubungan RRC-Amerika Serikat ini sesuai dengan pengertian

ekuilibrium bahwa ekuilibium terjadi saat keadaan stabil dimana kekuatan saling

membatalkan satu sama lain. Kondisi dunia internasional sekarang tergolong dalam

keadaan stabil secara garis besarnya, dengan kemunculan RRC sebagai kompetitor

Amerika Serikat dalam mendomiasi dunia, maka kekuatan RRC dan Amerika Serikat

saling mengontrol dan membatalkan satu sama lain.

Kondisi hubungan RRC-Amerika Serikat juga sejalan dengan Walter S. Jones

yang mengatakan, perimbangan kekuasaan mencakup semua kemampuan politik

negara-negara, baik bersifat paksaan atau bujukan, yang mempertahankan perimbangan

konflik tanpa perang. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa hubungan kedua

negara ini tidak seperti hubungan Amerika Serikat-Uni Soviet yang terang-terangan

saling berhadapan. Hubungan RRC-Amerika Serikat lebih bersifat koperatif meskipun

hal ini hanya berlangsung dipermukaan, dalam artian RRC dan Amerika Serikat

sebenarnya memiliki konflik dalam beberapa hal, namun mereka menjaga agar konflik

tersebut tidak merusak hubungan kerjasama yang terjalin antara keduanya.

92
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya,

kesimpulan yang dapat ditarik sebagai berikut:

1. Dominasi Amerika Serikat selama ini, yang telah disandangnya sejak pasca

Perang Dunia II, telah mengalami kepudaran akibat berbagai faktor, baik dari

dalam negeri sendiri maupun pengaruh eksternal seperti krisis di Eropa.

2. Republik Rakyat China telah muncul sebagai pemain utama dalam dunia

internasional, dengan segala keunggulannya. Kemajuan tersebut sangat

menakjubkan, karena Republik Rakyat China berhasil berubah dari sebuah negara

tirai bambu yang serba tertutup, mengeliat menjadi negara raksasa. Prestasi

ini diperoleh sebagai produk open door policy, sebagaimana yang dicanangkan

oleh mendiang pemimpinnya, Deng Xiaoping, yang lebih dikenal dengan empat

program modernisasi. Prestasi ini, secara riil berwujud pada keberhasilan-

keberhasilan dalam bidang pertumbuhan ekonomi, cadangan devisa negara,

industri dan teknologi, serta anggaran militernya, yang semakin menguatkan

posisi RRC dalam perpolitikan internasional.

3. Kondisi yang diraih oleh Republik Rakyat China tersebut, telah memberikan arti

tersendiri bagi konfigurasi kekuatan dunia, di mana selama ini didominasi oleh

Amerika Serikat, dengan keunggulan Republik Rakyat China tersebut, telah

menjadi penyeimbang dalam dunia internasional, pada berbagai bidang yakni

politik internasional, militer, ekonomi-perdagangan, serta industri dan teknologi.

93
B. Saran-Saran

1. Amerika Serikat sebaiknya dapat menolerir keadaan ini, tanpa berusaha untuk

menjegal kemajuan Republik Rakyat China tersebut dalam bentuk persaingan atau

ketegangan baru yang bisa berakibat pada konflik terbuka antarkeduanya.

2. Kemajuan yang diperoleh Republik Rakyat China sebaiknya memberi imbas

positif bagi negara-negara lain, khususnya yang bertetangga dengannya, dengan

tidak melemahkan kekuatan dan keamanan mereka, di balik keunggulan-

keunggulan yang dicapainya.

3. Kedudukan keseimbangan antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat China

semestinya dinilai sebagai hal yang positif dalam konfigurasi hubungan

internasional, serta tidak dinilai sebagai rivalitas baru pengganti era Perang

Dingin, antara Amerika Serika dan Uni Soviet.

94
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Agnes, Michael. (2002). Websters New World College Dictionary. Ohio: Wiley
Publishing.
Alami, Athiqah Nur. (2005). Respons China terhadap Kebijakan Pertahanan Australia.
Dalam Tri Nuke Pudjiastuti (Ed.). Kebijakan Pertahanan
Australia 2000-2005 dan Respons Negara-Negara Asia
Timur dan Selandia Baru (hal. 139-173). Jakarta: Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Ar., Sumantri (penerjemah.). (n.d.) Garis Besar Ekonomi Amerika Serikat. Jakarta:
Departemen luar Negeri AS Kantor Program Informasi
Internasional.
Biro Hubungan Internasional Deputi Seswapres Bidang Politik Sekretariat Wakil
Presiden Republik Indonesia. (2008). Hegemoni Global
China dan Peluang Kemanfaatan Bagi Indonesia. Malang:
Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia.
Brooks, Stephen G. dan Wohlforth, William C. (2005). Keunggulan Amerika dalam
Tinjauan. Dalam A. Zaim Rofiqi (Ed.), Amerika dan Dunia:
Memperdebatkan Bentuk Baru Politik Internasional (hal.
267-286). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Dharmawan, Bagus. (ed.). (2006). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era
Globalisasi. Jakarta: Kompas.
Friedman, Michael Jay (ed.) (2009). Outline of the U.S. Economy. Washington: Bureau
of International Information Programs United States
Department of State.
Hart, Michael H. (2009). Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah.
Jakarta: Pustaka Jaya.
Haryono, Endi dan Ilkodar, Saptopo B. (2005). Menulis Skripsi: Panduan untuk
Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Huntington, Samuel P. (2005). Benturan Peradaban. Dalam A. Zaim Rofiqi (ed.),
Amerika dan Dunia: Memperdebatkan Bentuk Baru Politk
Internasional (hal. 53-86), Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Jacques, Martin. (2011). Ketika China Menguasai Dunia: Kebangkitan Dunia Timur
dan Akhir Dunia Barat. Jakarta: Kompas.
Jones, Walter S. (1993). Logika Hubungan Internasional: Kekuasaan, Ekonomi Politik
Internasional, dan Tatanan Dunia 2. Jakarta: Gramedia
Purtaka Utama.

95
Masoed, Mohtar. (1990). Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi.
Yogyakarta: LP3ES.
Morgenthau, Hans J. dan Thompson, Kenneth W. (2010). Politik Antarbangsa. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Naisbitt, John dan Naisbitt, Doris. (2010). Chinas Megatrends: 8 Pilar yang Membuat
Dahsyat China. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Nolan, Cathal J. (2002). The Greenwood Encyclopedia of International Relations A-E,
1. London: Greenwood Publishing.
Shoelhi, Mohammad. (2007). Di Ambang Keruntuhan Amerika. Jakarta: Grafindo
Khazanah Ilmu.
Zaenurrofik, A. (2008). China Naga Raksasa Asia: Rahasia Sukses China Menguasai
Dunia. Jogjakarta: Garasi.
Zeng, Ming dan Williamson, Peter J. (2008). Ancaman Sang Naga: Strategi China
Menggempur Dominasi Pesaing Mapan di Pasar Global.
Jakarta: Gramedia.

Jurnal
Agusta, Ivanovich. (2009). Percobaan Pembangunan Partisipatif dalam Otonomi
Daerah. Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi
Manusia, 3.2, 173-198, hal. 179. Diakses dari
http://jurnalsodality.ipb.ac.id/jurnalpdf/edisi8-2.pdf,
tanggal 23 Maret 2012.
Baylor, David J. (2011). Considerations for a US Nuclear Force Structure Below a
1,000-Warhead Limit. Strategic Studies Quarterly,
Summer 2011, 52-72. Diakses dari
http://www.au.af.mil/au/ssq/2011/summer/baylor.pdf,
tanggal 21 Maret 2012.
Clark, Ian. (2011). China and the United States: A Succession of Hegemonies?.
International Affair,s 87 (1), 1328. Diakses dari
http://www.chathamhouse.org/sites/default/files/public/Int
ernational%20Affairs/2011/87_1clark.pdf, tanggal 24
Desember 2011.
Haass, Richard N. (2008). The Age of Nonpolarity: What Will Follow U.S.
Dominance?. Foreign Affairs, 87 (5/6), 44-56. Diakses
dari
http://acme.highpoint.edu/~msetzler/IR/IRreadingsbank/E
mpireOverNonpolarHauss.FA08.x.pdf, tanggal 22
Desember 2011.

96
Hermawan, Yulius Purwadi. (2008). Kevin Rudd dan Inovasi Baru Menghadapi
Kekuatan Global dan Multilateralisme. Jurnal Luar
Negeri: Menjalin Keakraban Baru Indonesia-Australia, 25
(1-4), 1-17.
Simanjuntak, Bungaran Anton. (2005). Strategi Dominasi dan Keutuhan Negara Bangsa
yang Pluralistik. Jurnal Antropologi Sosial Budaya
ETNOVISI, 1.2 (10), 57-60, hal. 57. Diakses dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15274/1/et
v-okt2005-2.pdf, tanggal 7 Desember 2011.
Wu, Zhonmg, Karp, Phil, dan Wang, Yan. (2010). Chinas International Poverty
Reduction Center a Platform for South-South Learning.
Development Outreach, Oktober 2010, 32-34.

Dokumen
Bank Indonesia. (2011). Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter:
Perkembangan Ekonomi Dunia. Tinjauan Kebijakan
Moneter: Ekonomi, Moneter, dan Perbankan, 2011 (5).
Diakses dari http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/4A917924-
52DD-4D5C-B376-
D7ADECEA4A8D/23095/zTKMMei2012.pdf, tanggal 4
Desember 2011.
IMF Resident Representative Office Peoples Republic of China. (2012). China
Economic Outlook, 6 Feberuari, hal. 1. Diakses dari
http://www.imf.org/external/country/CHN/rr/2012/020612
.pdf, tanggal 15 Februari 2012.
International Office of the State Council The Peoples Republic of China. (2010).
Chinas National Defense in 2010. Beijing: Foreign
Languages Press.
Shlapak, A. (2010). Question of Balance: The Shifting Cross-Strait Balance and
Implications for the U.S. Santa Monica: RAND
Corporation. Diakses dari
http://www.rand.org/pubs/testimonies/2010/RAND_CT34
3.pdf, tanggal 22 Desember 2011.
United States of America Department of Defense . (2011). Military and Security
Developments Involving the Peoples Republic of China.
Annual Report to Congress 2011. Diakses dari
http://www.defense.gov/pubs/pdfs/2011_cmpr_final.pdf,
tanggal 15 Februari 2012.
Wayne M. Morrison. (2011). Chinas Economic Conditions. CRS Report for Congress,
24 Juni. Diakses dari
http://www.fas.org/sgp/crs/row/RL33534.pdf, tanggal 14
Februari 2012.

97
Majalah
China Kian Berkobar. (2012, 19 Januari). Trust, 10(X), 14-22.
Wijaya, Agoeng. (2012, 29 Januari). China: Bangkitnya Sang Naga. Tempo, 23, 50-64.
____________. (2012, 29 Januari). Poros dengan Nuansa Baru. Tempo, 23, 73-81.

Koran
Cadangan Devisa China Naik. (2010). Kompas, 12 Juli, hal. 11.
China Bisa Bantu Ekonomi Dunia. (2011). Kompas, 6 September, hal. 10.
China Dituduh Meniru Lebensraum Nazi. (2010). Kompas, 1 November, hal. 10.
China Menolak Eksistensi Permanen. (2012). Kompas, 7 Maret, hal 10.
China resmi Salib Jepang. (2010). Kompas, 18 Agustus, hal. 9.
China Uji Pencegat Rudal. (2010). Kompas, 13 Januari, hal. 10.
China Ungguli AS dalam Penjualan Mobil. (2010). Kompas, 13 Januari, hal. 11.
Fitrianto, Dahono. (2011). Membaca Ambisi China di Lautan. Kompas, 2 Januari, hal.
10.
Kapabilitas AL dan AU Ditingkatkan. (2009). Kompas, 1 Oktober, hal. 10.
Negara-Negara Pemberi Utang Kepada AS. (2011). Kompas, 11 Januari.
Perang Dagang: AS-China Saling Serang. (2010). Kompas, 1 Oktober, hal. 9.
Veto Rusia dan China. (2012). Kompas, 6 Februari, hal. 6.
Widyahartono, Bob. (2010). China: Nasionalisme di Balik Visi Pembangunan. Kompas,
27 September, hal. 11.

Internet
Ahniar, Nur Farida. (2010). 10 Negara dengan Cadangan Devisa Terbesar. Diakses
dari http://politik.vivanews.com/news/read/190554-10-
negara-dengan-cadangan-devisa-terbesar, tanggal 21
Februari 2012.
Ambisi Antariksa Militer China-Satelit Beidou Ancam Dominasi GPS AS. (2011, 31
Desember). SINDO. Diakses dari http://www.seputar-
indonesia.com/edisicetak/content/view/456278/, tanggal
23 Februari 2012.
Amerika Serikat Pangkas 100.000 Prajurit. (2012). Diakses dari
http://internasional.kompas.com/read/2012/01/27/1301004

98
0/Amerika.Serikat.Pangkas.100.000.Prajurit, tanggal 23
Februari 2012.
Anggaran Militer China Terbesar Kedua. (2009). Kompas, 9 Juni. Diakses dari
http://female.kompas.com/read/2009/06/09/14552348/Ang
garan.Militer.China.Terbesar.Kedua, tanggal 10 Desember
2011.
Anggaran Pertahanan China Naik Lagi. (2012). Kompas, 4 Maret. Diakses dari
http://internasional.kompas.com/read/2012/03/04/1438349
7/Anggaran.Pertahanan.China.Naik.Lagi, tanggal 6 Maret
2012.
AS Marah, Cina-Rusia Veto Resolusi PBB. (2011). Diakses dari
http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_con
tent&view=article&id=9129:as-marah-cina-rusia-veto-
resolusi-pbb&catid=3:luar-negeri&Itemid=79, tanggal 10
Desember 2011.
AS Waspadai Militer China. (2011). SINDO, 26 Agustus. Diakses dari
http://www.seputar-
indonesia.com/edisicetak/content/view/423910/, tanggal
26 Oktober 2011.
Bednarz, Ann. (2012). U.S. Losing High-TechJjobs, R&D Dominance to Asia. Diakses
dari http://www.networkworld.com/news/2012/011912-
science-tech-jobs-255072.html, tanggal 3 Maret 2012.
Belanja Militer China 2007 Melonjak 17,8 Persen. (2007). Diakses dari
http://www.antaranews.com/news/54888/belanja-militer-
china-2007-melonjak-178-persen, tanggal 21 Februari
2012
Brookes, Adam. (2011). US Watches China Warily. BBC, 12 Maret. Diakses dari
http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/4342527.stm, tanggal
27 Oktober 2011.
Canton, Naomi. (2011). India and China to Dominate this Century. Diakses dari
http://www.rediff.com/news/slide-show/slide-show-1-
india-and-china-to-dominate-this-century/20110927.htm,
tanggal 26 Oktober 2011.
China akan Tingkatkan Angaran Militer. (2011). BBC, 4 Maret. Diakses dari
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/03/110304_ch
inadefense.shtml, tanggal 10 Desember 2011.
China and the United Nations. (2012). Diakses dari
http://en.wikipedia.org/wiki/United_Nations_Security_Co
uncil_veto_power, tanggal 21 Februari 2012.

99
China Finance / Banking. (2012). Diakses dari http://www.chinatoday.com/fin/a.htm,
tanggal 20 Februari 2012.
China GDP Annual Growth Rate. (2012). Diakses dari
http://www.tradingeconomics.com/china/gdp-growth-
annual, tanggal 14 Februari 2012.
China Janji Bantu Eropa. (2012). Kompas, 6 Februari. Diakses dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/02/06/03593
671/China.Janji.Bantu.Eropa, tanggal 11 Maret 2012.
China Military and Armed Forces (People's Liberation Army, PLA). (n.d.) Diakses dari
http://www.chinatoday.com/arm/, tanggal 20 Februari
2012.
China's Defense Budget to Grow 7.5% in 2010: Spokesman. (2010). Diakses dari
http://www.chinadaily.com.cn/china/2010-
03/04/content_9537753.htm, tanggal 24 Februari 2012.
Ching, Pao Yu. (2012). American Imperialism and its Domination over Asia Refuting
The Myth That China is Becoming an Economic Super
Power. Diakses dari
www.globalresearch.ca/index.php?context=va&aid=4999,
tanggal 18 Maret 2012.
Defense Spending Budgets by Country. (2011). Diakses dari
http://www.globalfirepower.com/defense-spending-
budget.asp, tanggal 23 Februari 2012.
Dominasi China di Industri Otomotif ?. (2011). Diakses dari
http://paulusbsuranto.blogdetik.com/2011/10/31/dominasi-
china-di-industri-otomotif/, tanggal 16 Februari 2012.
Dominasi. (2009). Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Dominasi, tanggal 10
Desember 2011.
Dominasi. (n.d.) Diakses dari http://www.artikata.com/arti-325562-dominasi.html,
tanggal 7 Desember 2011.
Equilibrium. (n.d.) Diakses dari http://artikata.com/arti-60816-equilibrium.html, tanggal
7 Desember 2011.
Fact Sheet Increasing Transparency in the U.S. Nuclear Weapons Stockpile. (2010).
Diakses dari http://www.defense.gov/npr/docs/10-05-
03_Fact_Sheet_US_Nuclear_Transparency__FINAL_w_
Date.pdf, tanggal 23 Maret 2012.
Full text: China's National Defense in 2010. (2010). Diakses dari
http://english.gov.cn/official/2011-
03/31/content_1835499_10.htm, tanggal 24 Februari
2012.

100
GDP per capita growth (annual%). Diakses
dari,http://search.worldbank.org/quickview?view_url=http
%3A%2F%2Fdatabanksearch.worldbank.org%2FDataSea
rch%2FLoadReport.aspx%3Fdb%3D2%26cntrycode%3D
%26sercode%3DNY.GDP.PCAP.KD.ZG%26yrcode%3D,
tanggal 15 Februari 2012.
Gross National Product. (2012). Diakses dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Gross_national_product,
tanggal 15 Februari 2012.
Hoffman, Andy. (2009). U.S. Global Hegemony: The Beginning and the End. Diakses
dari http://news.goldseek.com/GoldSeek/1240158180.php,
tanggal 17 Maret 2012.
Kementerian Keuangan RI. (2011). Kinerja Perekonomian 2010 dan Proyeksi 2011.
Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok kebijakan
Fiskal 2012, 2012, hal. 10. Diakses dari
http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/adoku/2011/KEM_P
PKF_2012.pdf, tanggal 4 Desember 2011.
Kochler, Hans. (2006). The United Nations Organization and Global Power Politics:
The Antagonism between Power and Law and the Future
of World Order. Diakses dari
http://chinesejil.oxfordjournals.org/content/5/2/323.full,
tanggal 19 Maret 2012.
Kompetitor. (n.d.) Diakses dari http://www.artikata.com/arti-335841-kompetitor.html,
tanggal 7 Desember 2011.
Kurth, James. (2009). Pillars of the Next American Century. Diakses dari
http://www.the-american-
interest.com/article.cfm?piece=688, tanggal 2 Maret 2012.
List of Multinational Corporations by Country. (2007). Diakses dari
http://www.investmentsandincome.com/investments/list_
mnc_by_country.html,tanggal 5 Maret 2012.
Marshall, Tyler. (2006). China Poised to Dominate Influence in Asia. Diakses dari
http://pulitzercenter.org/articles/china-poised-dominate-
influence-asia, tanggal 26 Oktober 2011.
Mataloni, Lisa. (2012). Gross Domestic Product: Fourth Quarter and Annual 2011
(Advance Estimate). Diakses dari
http://www.esa.doc.gov/sites/default/files/ei/documents/20
12/January/grossdomesticproductfourthquarterandannual2
011.pdf, tanggal 23 Februari 2012.
McKeown, T.J. (n.d.). Hegemony in International Relations. International Relations, II.
Diakses dari http://www.eolss.net/Sample-
Chapters/C14/E1-35-02-02.pdf, tanggal 12 Maret 2012.

101
NASA. (2012). Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/NASA, tanggal 23 Maret 2012.
Number of Foreign Students in U.S. Hit a New High Last Year. (2009). Diakses dari
http://chronicle.com/article/Number-of-Foreign-Students-
/49142/, tanggal 3 Maret 2012.
Nye. Joseph S. (2011). The Decline and Fall of Americas Decline and Fall. Diakses
dari http://www.project-
syndicate.org/commentary/nye99/English, tanggal 27
Oktober 2011.
Pan, Letian (ed.). (2006). The 10th Five-Year Plan (2001-2005). Dikases dari
http://english.gov.cn/2006-04/05/content_245624.htm,
tanggal 3 maret 2012.
Pranashakti, Ipan. (n.d.). Strategi Bisnis: Memahami Tipe Pesaing dalam Bisnis.
Diakses dari http://ipan.web.id/strategi-bisnis-arti-pesaing-
dalam-manajemen-bisnis-dan-strategi-bisnis/ tanggal 12
Desember 2011.
Prasad, Eswar. (2011). The U.S.-China Economic Relationship: Shifts and Twists in the
Balance of Power. Diakses dari
http://www.brookings.edu/testimony/2010/0225_us_china
_debt_prasad.aspx, tanggal 27 Oktober 2011.
Rosdiansyah. (2011). IMF Ungkap Pertumbuhan Ekonomi BRICs 2011. Diakses dari
http://www.lensaindonesia.com/2011/09/21/imf-ungkap-
pertumbuhan-ekonomi-brics-2011.html, tanggal 4
Desember 2011.
Stillo, Monica. (n.d.). Antonio Gramsci. Diakses dari http://www.theory.org.uk/ctr-
gram.htm, tanggal 12 Maret 2012.
Subjects of UN Security Council Vetoes. (2009). Diakses dari
http://www.globalpolicy.org/component/content/article/10
2/40069.html, tanggal 21 Februari 2012.
Sudarsono, Juwono. (2010). Perimbangan Kekuatan Ekonomi dan Militer RRC-AS.
Diakses dari
http://news.okezone.com/read/2010/02/12/279/302924/per
imbangan-kekuatan-ekonomi-dan-militer-rrc-as, tanggal
26 Oktober 2011.
Technological and industrial history of the United States. (2012). Diakses dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Technological_and_industrial
_history_of_the_United_States, tanggal 21 Maret 2012.
Tim Riset Global Future Institute. (2009). Amerika Kuasai 42 Persen Seluruh Anggaran
Militer Dunia. Diakses dari http://www.theglobal-
review.com/content_detail.php?lang=id&id=589&type=8,
tanggal 10 Desember 2011.

102
U.S. International Reserve Position. (2012). Diakses dari
http://www.treasury.gov/resource-center/data-chart-
center/IR-Position/Pages/2102012.aspx, tanggal 21
Februari 2012.
United States Nobel Prize Winners. (2011). Diakses dari
http://www.jinfo.org/US_Nobel_Prizes.html, tanggal 3
Maret 2012.
United States of America Military Strength. (2011). Diakses dari
http://www.globalfirepower.com/country-military-
strength-detail.asp?country_id=United-States-of-America,
tanggal 23 Februari 2012.
Walt, Stephen M. (2011). Is IR still an American Social Science?. Diakses dari
http://walt.foreignpolicy.com/posts/2011/06/06/is_ir_still_
an_american_social_science, tanggal 18 Maret 2012.
_________. (2012). America is Realy, Really Secure. Diakses dari
http://walt.foreignpolicy.com/posts/2012/02/23/couldnt_ha
ve_said_it_better_myself, tanggal 19 Maret 2012.

World Bank. (2011). GDP per capita growth (annual%). Diakses


dari,http://search.worldbank.org/quickview?view_url=http
%3A%2F%2Fdatabanksearch.worldbank.org%2FDataSea
rch%2FLoadReport.aspx%3Fdb%3D2%26cntrycode%3D
%26sercode%3DNY.GDP.PCAP.KD.ZG%26yrcode%3D,
tanggal 15 Februari 2012.
World Military Spending. (2011). Diakses dari
http://www.globalissues.org/article/75/world-military-
spending#WorldMilitarySpending, tanggal 23 Februari
2012.
World's top 100 universities 2011: their reputations ranked by Times Higher Education.
(2011). Dikases dari
http://www.guardian.co.uk/news/datablog/2011/mar/10/w
orld-top-100-universities-reputation-rankings-reputation-
times-higher-education, tanggal 3 Maret 2012.

103

Anda mungkin juga menyukai