MATAKULIAH:
Ketahanan Nasional
Dosen: Dr. Rivai Ras
Disusun oleh:
Dhimas Rahmaputra
1406598106
Mempelajari berjaya dan jatuhnya suatu negara ternyata dapat diukur oleh sebuah alat
analisis, yaitu J Curve. Tidak ada negara-negara di dunia yang bertahan tanpa didukung
ketahanan nasional. Dalam buku The J Curve, Ian Bremmer merumuskan beragam strategi
yang menyebabkan suatu negara berjaya dan sebaliknya mengungkapkan berbagai fenomena
yang menyebabkan suatu negara runtuh bahkan punah dalam kepemimpinan nasionalnya.
Kurva J adalah sebuah alat yang dirancang untuk membantu para pembuat kebijakan
mengembangkan kebijakan-kebijakan luar negeri yang lebih berwawasan dan lebih efektif.
Sehinnga kurva J tersebut akan menunjukkan tingkat kestabilan suatu negara serta ancaman-
ancaman yang membuat suatu negara itu mengalami ketidakstabilan.
Bentuk huruf J dengan dua sisi yang berbeda panjang yakni sisi kanannya panjang
sementara ssi kiri pendek, ini menunjukkan perbedaan gerak perubahan suatu negara.
Sedangkan garis lengkung di bawah adalah garis penghubung. Semua negara. Kata Bremmer
sebagai pelopor konsep Kurva tersebut, bisa di baca dengan menggunakan kurva J.
Dalam bukunya tersebut Bremmer mengakategorikan negara-negara yang berda di ujung kiri
kurva J antara lain; Korea Utara di bawah kepemimpinan Kim Juang II, Kubadi bawah Catros
dan Irak di bawah kepemimpinan kerasnya Saddam Husein. Mereka semua adalah rezim-
rezim otoriter yang terkonsolidasi. Para diktator tersebut membuat ketidakstabilan di luar
negeri dengan tujuan mempertahankan kestabilan di dalam negeri. Seperti Saddam Husein
yang menolak kerjasama dengan mematuhi resolusi-resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa.
Sementara Korea Utara juga pada prinsipnya tidak akan sanggup mengisolasi diri selamanya,
dengan terus menutup diri dari membukan akses dengan pihak luar dan terus berupaya sekuat
tenaga mempertahankan kestabilan semu di dalam negeri sendiri. Kestabilan semu yang
dimaksud justru semakin menggerogoti konflik pada masa yang akan datang. Korea Utara
memiliki peluru kendali dan pusat militerisasi terkuat sedunia. Sementara Cadangan nuklir
yang menjadi agendan persenjataan mereka juga turut memperburuk ketidakstabilan
internasional.
Ujung kiri adalah kurva J yang paling kontraintuitif yaitu negara-negara yang sering
digolongkan sebagai negara paling melarat dan paling terpuruk di luar dugaan ternyata
mereka stabil. Bagian kiri kurva tentu menyiratkan keadaan yang paling negatif. Maka, setiap
peristiwa-peristiwa penyebab ketidakstabilan dapat dengan cepat mendorong negara-negara
di bagian kiri kurva ke situasi tidak stabil yang membahayakan.
Afrika Selatan dan Yugoslavia merupakan negara yang berada di titik paling rendah
Kurva J. Keduanya memasuki titik paling rendah pada kurva J dalam setengah dasawarsa
yang sama. Afrika Selatan berhasil selamat berada di sisi kanan kurva, sementara Yugoslavia
terjerumus dalam peperangan. Serta sangat sulit menemukan pemimpin yang mampu
menjadikan Yugoslavia menuju kestabilan. Militerisme Milosevic semakin memicu
kekuatan-kekuatan sentrifugal yang menarik Yugoslavia ke berbagai arah. Sementara otoritas
politik dan moral Mandela di Afrika Selatan diakui secara luas, sehingga berbagai kelompok
ras, suku dan etnis yang berbeda bersedia bersatu dalam proyek bersama.
Bagian kanan kurva tentunya menunjukkan kestabilan setiap negara dengan konsep
keterbukaannya terhadap berbagai pengaruh luar baik dalam hal politik, ekonomi, sosial dan
kultural. Negara-negara ini secara hukum juga mengabadikan perlindungan atas hak-hak
warga negara dan hak asasi manusia. Lembaga-lembaga pemerintahannya yang saling
independen terhadap yang lain juga memperkuat stabilitas negara itu.
Bremmer mengkategorikan Negara-negara yang masuk dalam bagian kanan kurva J antara
lain; Turki, Israel dan India. Masyarakat di negara-negara ini memiliki banyak kesamaan
yang mendasar. Mereka merupakan masyarakat yang dinamis, modern, sudah terbiasa dengan
ekonomi pasar, demokrasi partai dan perubahan. Sangat berbeda dengan negara-negara di
bagian kiri Kurva yang sangat enggan dengan konsep kewirausahaan maupun ekonomi yang
membangun kerakyatan.