Anda di halaman 1dari 16

PAPER

HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL

INTERNATIONAL MONETARY FUND

( IMF )

Oleh :

KELOMPOK 6

1. Annisa Himmah W. 175010100111025


2. Maryorie Dagna T. 175010100111039
3. Wahyu Nur F. P. 175010100111044
4. Eva Wijayanti 175010101111011
5. Fitrah Al Rizky 175010101111077

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
INTERNATIONAL MONETARY FUND

Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) adalah


organisasi internasional yang bertanggung jawab dalam mengatur sistem finasial global yang
menyediakan pinjaman kepada negara anggotanya untuk membantu masalah – masalah
keseimbangan neraca keuangan masing – masing negara. Salah satu misinya adalah
membantu negara – negara yang mengalami kesulitan ekonomi yang serius, dan sebagai
imbalannya, negara tersebut diwajibkan melakukan kebijakan – kebijakan tertentu, misalnya
privatisasi badan usaha milik negara.

Sejarah dan Latar Belakang IMF

Pada saat akhir Perang Dunia II tersebut, ekonomi cenderung mengerucut pada satu
tumpuan kekuatan, Amerika Serikat (AS). Britania Raya mengalami kebangkrutan ekonomi
akibat resesi sejak akhir abad ke – 19 dengan kehilangan cadangan emasnya. Eropa Barat
hancur sebagai akibat perang dunia. Demikian juga dengan Jepang. Dan tidak ada negara
satupun di dunia yang cukup kuat kecuali AS.

AS menjadi kekuatan ekonomi tunggal pada saat itu dengan memiliki cadangan emas
mencapai 65% dari seluruh dunia. AS juga menjadi pemimpin dalam Perang Dunia II dan
menang. AS juga, yang secara fisik tidak tersentuh dan terseret menjadi medan perang
kecuali wilayah Hawai yang dihajar oleh Jepang.

Atas dasar peta kekuatan tersebut, kesepakatan Bretton Woods sangat kental dengan
nuansa peran AS dalam mengatur tatanan ekonomi dunia. Salah satunya, peran dolar AS
sebagai satu – satunya alat pembayaran dunia. Pada saat itu, setiap mata uang yang ditetapkan
nilai berdasarkan cadangan emas masing – masing negara dan kemudian menetapkan nilai
tukar mata uang terhadap dolar AS berdasarkan nilai paritasnya terhadap emas masing –
masing.

Internasional Monetary Fund (IMF) muncul sebagai hasil dari perundingan Bretton
Woods, pasca Great Depression yang melanda dunia pada dekade 1930-an. Pada tanggal 22
Juli 1944 (sebagai akibat dari Great Depressin) 44 negara mengadakan pertemuan di Hotel
Mount Washington Hotel, Kota Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat, untuk
membahas kerangka kerja sama ekonomi internasional yang akan dibangun setelah Perang
Dunia II. Negara – negara ini percaya bahwa kerangka kerja sama tersebut sangat dibutuhkan
untuk menghindari pengulangan bencana ekonomi yang terjadi selama Great Depression.
Pertemuan ini melahirkan “Bretton Woods Agreements” yang membangun IMF dan
organisasi kembarannya, The International Bank for Reconstruction and Development
(sekarang lebih dikenal dengan nama Word Bank). Pada awalnya IMF hanya beranggotakan
29 negara, namun kemudian pada awal tahun 2004 anggota IMF sudah mencapai 184 negara,
yang berarti hampir semua negara anggota PBB juga menjadi anggota IMF.1

Pembentukan IMF

Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) didirikan pada
bulan Desember 1945 ketika 29 negara pendirinya (kini anggotanya terdiri dari 188 negara)
menandatangani Articles of Agreement yang menjadi anggaran dasarnya. Badan ini mulai
beroperasi pada 1 Maret 1947. Otorisasi pendirian IMF sesungguhnya telah disepekati pada
waktu dilangsungkannya konferensi Bretton Woods bulan Juli tahun 1994.

Pertanyaan besar selama konferensi Bretton Woods, dalam kaitannya dengan salah
satu lembaga yang akan dibentuk yakni IMF, adalah persoalan akses terhadap likuiditas
internasional dan apakah sumbernya akan berbentuk bank sentral dunia yang dapat
menciptakan dana cadangan baru atau mekanisme peminjaman yang lebih terbatas.

Sekalipun dihadiri banyak negara, pembicaraan selama konferensi didominasi dua


rencana yang berlawanan dari Amerika Serikat dan Inggris. Sebagai ketua dewan pakar
ekonomi internasional pada Departemen Keuangan AS (US Treasury) antara tahun 1942-
1944, Harry Dexter White membuat cetak biru AS bagi akses internasional atas likuiditas
yang bersaing dengan rencana yang telah digariskan Inggris oleh John Maynard Keynes.
Secara keseluruhan, rencana White cenderung pada adanya insentif yang didesain untuk
menciptakan stabilitas harga dalam perekonomian dunia, sementara Keynes menghendaki
suatu sistem yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pada saat itu jurang pemisah antara White dan Keynes begitu besar. Menggambarkan
kesulitan untuk menciptakan suatu sistem yang dapat diterima semua bangsa, dalam
pidatonya pada penutupan sidang pleno konferensi Bretton Woods, Keynes menyatakan :

“We delegates of this converence, Mr. President, have been trying to accomplish
something very difficult to accomplish. It has been our task to find a common measure,
a common standart, a common rule acceptable to each and not irksome to any.”

1
Insani. 2016. Latar Belakang Sejarah dan Organisasi IMF. Diakses pada dokumen pdf di
www.scribd.com//aplikasi.pdf pada tanggal 14 September 2018 pukul 18.45 WIB.
Proposal Keyness bermaksud menciptakan mata uang cadangan (yang menurutnya
akan disebut bancor) yang dijalankan oleh sebuah bank sentral yang memiliki kewenangan
mencetak uang dan untuk mengambil langkah dalam skala lebih luas lagi.

Dalam hal ini ketidakseimbangan neraca pembayaran, Keynes merekomendasikan


bahwa baik debitur maupun kreditur harus mengubah kebijakannya. Sebagaimana
digambarkan Keynes, negara – negara dengan surplus pembayaran harus menambah
impornya dari negara yang defisit perdagangan luar negeri. Dengan demikian, Keynes
sensitif terhadap permasalahan bahwa menempatkan bebas terlalu besar pada negara yang
mengalami defisit akan deflasioner.

Akan tetapi AS sebagai calon negara kreditur, yang bernafsu untuk mengambil peran
sebagai Iokomotif perekonomian dunia, mengabaikan rencana Keynes tersebut. Delegasi AS
terlalu mencemaskan tekatan inflasi terhadap perekonomian dunia pasca perang, dan White
melihat ketidakseimbangan hanya sebagai permasalahan negara – negara defisit.

Sekalipun dicapai kompromi atas beberapa poin, namun mengingat digdayanya


kekuatan ekonomi dan militer AS, maka para peserta sebagian besar menyetujui rencana
White. Apa yang muncul kemudian adalah sesuai dengan rencana AS. IMF menyiapkan dana
(fund) yang merupakan kontribusi anggota dalam bentuk emas atau mata uang mereka.
Ketika bergabung dengan IMF, anggota diberi kuota yang merefleksikan kekuatan ekonomi
mereka masing – masing sebagai semacam credit deposit, wajib membayar iuran
(subscription) dalam jumlah sesuai kuotanya.

Tujuan IMF

Sekalipun telah berubah, dengan berlalunya waktu, namun tujuan statuta IMF masih sama
seperti ketika didirikan pada tahun 1945 yakni sebagaimana tercantum dalam Article 1
berikut ini :

1. Untuk mempromosikan kerjasama moneter internasional melalui lembaga permanen


yang menyediakan mekanisme untuk konsultasi dan kolaborasi tentang masalah
moneter internasional.
2. Untuk memudahkan perluasan dan pertumbuhan yang seimbang dari perdagangan
internasional, dan dengan demikian ikut mendukung pembinaan dan pemeliharaan
tingkat kesempatan kerja maupun pendapatan riil yang tinggi dan pengembangan
sumber daya produktif semua anggota sebagai tujuan utama kebijakan ekonomi.
3. Untuk mempromosikan stabilitas nilai tukar, untuk memelihara pengaturan pertukaran
yang tertib di antara anggota, dan untuk menghindari depresiasi pertukaran yang
kompetitif.
4. Untuk membantu pembentukan sistem pembayaran multilateral dalam rangka
menghormati transaksi berjalan antara anggota dan untuk menghapuskan pembatasan
valuta asing yang menghambat pertumbuhan perdagangan dunia.
5. Untuk memberikan kepercayaan diri bagi para anggotanya dengan menyediakan
sumber daya umum IMF yang tersedia bagi mereka dengan tetap menjaga keamanan
sumberdaya secara memadai, sehingga mampu memberi kesempatan kepada anggota
untuk mengoreksi ketidaksesuaian dalam neraca pembayaran mereka tanpa
mengambil langkah-langkah yang menghambat kemakmuran nasional atau
internasional.
6. Sejalan dengan hal di atas, untuk memperpendek waktu dan mengurangi tingkat
ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran internasional para anggota.

Fungsi IMF

IMF berkiprah untuk pertumbuhan global dan stabilitas ekonomi. Badan ini
memberikan nasihat kebijakan serta pembiayaan kepada anggota yang mengalami kesulitan
ekonomi, juga bekerja dengan negara-negara berkembang untuk membantunya mencapai
stabilitas makro-ekonomi dan mengurangi kemiskinan. Dasar pemikirannya adalah bahwa
pasar kapital privat internasional tidak berfungsi sempurna dan banyak negara yang tidak
memiliki cukup akses ke pasar finansial. Ketidaksempurnaan pasar ini, bersama dengan
pembiayaan neraca pembayaran, memberikan justifikasi pada pembiayaan resmi (official
financing), yang tanpa dilakukannya tindakan ini maka banyak negara akan melakukan
koreksi atas ketidakseimbangan pembayaran luar negerinya dengan cara-cara menghambat
kemakmuran perekonomiannya baik secara nasional maupun internasional. IMF dapat
menyediakan sumber-sumber pembiayaan lainnya bagi negara-negara yang membutuhkan,
yang tidak dapat diperoleh kecuali jika memiliki program-program stabilitasi ekonomi yang
didukung IMF.

Saat didirikan, IMF dibebani dua fungsi utama, yaitu mengawasi nilai tukar tetap
mata uang (fixed exchange rate) di antara negara-negara, dengan demikian membantu
pemerintah nasional menjaga nilai tukar mata uangnya dengan memungkinkan pemerintah-
pemerintah ini memprioritaskan pertumbuhan ekonomi, dan menyediakan kapital jangka
pendek untuk membantu neraca pembayaran. Bantuan ini dimaksudkan untuk mencegah
meluasnya krisis ekonomi. IMF juga bertujuan membantu merapikan perekonomian
internasional yang porak poranda pascadepresi-ekonomi (great depression) dan Perang Dunia
II.

Peranan IMF telah berubah secara fundamental sejak diberlakunya nilai tukar
mengambang (floating exchange rate) setelah tahun 1971. Lembaga ini fokus pada
pemeriksaan kebijakan ekonomi negara-negara anggota dengan perjanjian pinjaman yang
dibuat IMF untuk menentukan apakah kekurangan kapita disebabkan oleh fluktasi ekonomi
atau kebijakan ekonomi. IMF juga meneliti tipe-tipe kebijakan pemerintah seperti apa yang
akan menjamin kebangkitan kembali perekonomian. Tantangan yang baru adalah cara
meningkatkan dan mengimplementasikan kebijakan yang dapat mengurangi frekuensi krisis
di antara negara-negara yang pasarnya sedang tumbuh, terutama negara berpenghasilan
menengah yang terbuka bagi arus kapital besar-besaran. Dari posisinya sebagai pengawas
nilai tukar, fungsi IMF beralih menjadi pengawas performance makroekonomi.2

Sumber Dana IMF

Sumber daya (pendanaan) IMF terutama berasal dari pembayaran iuran kuota (atau
modal) dari negara-negara anggota ketika mereka bergabung dengan IMF, atau melalui
tinjauan berkala dari kenaikan kuota. Negara membayar 25 persen dari pembayaran iuran
kuota mereka dalam bentuk Hak Penarikan Khusus (Special Drawing Rights— SDR, lihat
Kotak 3) atau dalam bentuk mata uang utama, seperti dolar A.S. atau yen Jepang. IMF dapat
meminta sisa 75 persen pembayaran kuota dalam bentuk mata uang negara anggota sendiri,
yang dapat disediakan untuk pinjaman sesuai kebutuhan. Kuota tidak hanya menentukan
jumlah pembayaran iuran sebuah negara, tetapi juga kekuasaaan hak pilihnya; jumlah
pembiayaan/pinjaman yang dapat diterima dari IMF, dan bagiannya dalam alokasi SDR.
Kuota dimaksudkan untuk mencerminkan secara luas ukuran relatif anggota dalam
perekonomian dunia: semakin besar output ekonomi negara, dan juga semakin besar dan
lebih bervariasi perdagangannya, maka kuotanya cenderung semakin tinggi. Amerika Serikat,
sebagai perekonomian terbesar di dunia, menyumbang IMF paling banyak yaitu 17,6 persen
dari total kuota; Palau, Terkecil di dunia, menyumbang sebesar 0,001 persen. Kuota Selalui
ditinjau secara berkala. Tinjauan kuota paling akhir (ke sebelas) dimulai pada bulan Januari
1999, menghasilkan keputusan peningkatan kuota IMF (untuk pertama kalinya sejak tahun

2
Hata. 2016. Hukum Ekonomi Internasional. Bandung: Setara Press
1990) dengan hampir 45 persen hingga mencapai 212 miliar SDR (sekitar $290 miliar).
Dalam kondisi yang diperlukan, IMF bisa meminjam dana untuk menambah sumber daya
yang tersedia dari kuotanya. IMF memiliki dua rangkaian pengaturan tetap untuk meminjam
jika diperlukan supaya dapat menanggulangi ancaman atas sistem moneter internasional:
a. General Arrangements to Borrow—GAB, didirikan di tahun 1962, yang
mempunyai 11 peserta (pemerintah atau bank sentral dari Kelompok Sepuluh
negara industry dan Switzerland), dan
b. New Arrangements to Borrow—NAB, diperkenalkan di tahun 1997, dengan
25 negara dan lembaga yang ikut berpartisipasi
Di bawah ke dua pengaturan tersebut, IMF memiliki sampai dengan 34 miliar SDR (sekitar
$46 miliar) tersedia untuk dipinjam.

*Tabel Sumber Dana IMF melalui tinjauan berkala dari kenaikan kuota

Keanggotaan

The Borad of Govenors dari IMF menetapkan syarat-syarat bagi negara untuk menjadi
anggotanya. Syarat yang dimaksud yaitu anggota IMF haruslah negara yang mampu
melaksanakan hubungan luar negeri, dan mampu dan berkehendak untuk melaksanakan
kewajiban-kewajiban sebagai anggota IMF. Kaya miskin atau tingkat ekonomi suatu negara
tidak menjadi syarat. Sampai dengan tahun 2000, negara anggota IMF berjumlah 182
negara.3

3
Adolf, Huala. 2010. Hukum Ekonomi Internasional Suatu Pengantar. Bandung:CV Keni Media
Hak Anggota

Hak Anggota IMF dilakukan dengan memberikan pelayanan berupa :

1. Meninjau dan memonitor perkembangan keuangan dan ekonomi global dan nasional
dan menasehatkan anggotanya tentang kebijakan ekonomi mereka.
2. Memberikan pinjaman mata uang keras kepada mereka untuk mendukung
penyesuaian dan kebijakan reformasi yang ditetapkan untuk mengoreksi masalah
neraca pembayaran dan mempromosikan pertumbuhan yang berkelanjutan.
3. Menawarkan berbagai macam bantuan teknis, juga pelatihan bagi para pejabat bank
pemerintah dan sentral, didalam bidang keahlliannya.

Kewajiban Anggota

1. Berusaha penuh untuk mengarahkan kebijakan ekonomi dan finasialnya untuk tujuan
menguatkan perkembangan ekonomi yang baik dengan stabilitas harga yang wajar,
berdasarkan keadaan yang berlangsung.
2. Mencari jalan untuk memajukan stabilitas dengan menguatkan keamanan berdasarkan
kondisi ekonomi dan finansial dan sistem moneter yang tidak mengarah pada
kekacauan.
3. Menghindari manipulasi tingkat pertukaran atau sistem moneter internasional untuk
menjaga saldo efektif dari penyesuaian pembayaran atau untuk mendapatkan
keuntungan kompetitif yang bersifat curang dari anggota lainnya.
4. Menjalankan kebijakan perdagangan sesuai dengan ketetapan yang berlaku.

Sifat-sifat Kunci Pinjaman IMF


1. IMF adalah bukan lembaga bantuan atau bank pembangunan. IMF memberikan
pinjaman untuk membantu anggotanya mengatasi masalah neraca pembayaran dan
membangun kembali pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.Valuta asing yang
disediakan, dengan batasannya yang ditetapkan berdasarkan kuota anggota dalam
IMF, didepositokan ke bank sentral negara tersebut untuk menambah cadangan
internasionalnya dan dengan demikian memberikan dukungan umum bagi neraca
pembayaran. Tidak seperti pinjaman lembaga pembangunan, dana IMF tidak
disediakan untuk membiayai proyek atau kegiatan khusus.
2. Pinjaman IMF adalah bersyarat pada kebijakan: negara peminjam harus mengadopsi
kebijakan yang menjanjikan pembetulan masalah neraca pembayarannya. Persyaratan
yang berhubungan dengan pinjaman IMF membantu memastikan bahwa dengan
meminjam dari IMF, sebuah negara tidak hanya menunda langkah yang sulit dan
mengakumulasi lebih banyak hutang, tetapi dapat memperkuat ekonominya dan
membayar kembali pinjaman. Negara tersebut dan IMF harus setuju dengan tindakan
kebijakan ekonomi yang dibutuhkan. IMF juga memberikan dana dalam beberapa
fase, yang dikaitkan dengan dipenuhi atau tidaknya kewajiban kebijakan yang
dijadwalkan oleh negara peminjam.
3. Pinjaman IMF adalah bersifat temporer. Tergantung pada fasilitas pinjaman yang
digunakan, pinjaman bisa diberikan dalam waktu sesingkat 6 bulan dan sepanjang
sampai empat tahun. Periode pembayaran kembali adalah tiga seperempat sampai
lima tahun dari pinjaman jangka pendek (di bawah Pinjaman Siaga), atau empat
setengah sampai sepuluh tahun untuk pembiayaan jangka menengah (di bawah
Pinjaman yang Lebih Panjang); tetapi di bulan Nopember 2000, Dewan Eksekutif
menyetujui diperkenalkannya ekspektasi pembayaran lebih awal—dalam waktu dua
seperempat sampai empat tahun bagi Pinjaman Siaga dan empat setengah sampai
tujuh tahun bagi Pinjaman yang lebih Panjang. Periode pembayaran kembali untuk
pinjaman negara berpendapatan rendah di bawah fasilitas pinjaman bersyarat IMF,
PRGF, adalah 10 tahun dengan tenggang waktu lima setengah tahun pada pembayaran
pokok.
4. IMF mengharapkan para peminjam memberikan prioritas untuk membayar kembali
pinjamannya. Negara peminjam harus mengembalikan ke IMF sesuai jadwal,
sehingga dana tersebut tersedia untuk pinjaman bagi negara lain yang membutuhkan
pembiayaan neraca pembayaran. IMF memiliki prosedur yang disiapkan untuk
menghindari bertumpuknya tunggakan, atau pembayaran yang terlambat dan suku
bunga. Namun, paling penting, adalah masyarkat international menekankan betapa
pentingnya status IMF sebagai kreditor yang lebih disukai. Ini memastikan bahwa
IMF adalah di antara yang pertama dilunasi walaupun IMF sering merupakan pemberi
pinjaman terakhir yang bersedia memberikan dana kepada sebuah negara, walaupun
kemampuan negara tersebut untuk memenuhi kewajibannya sudah jelas
dipermasalahkan.
5. Negara yang meminjam dari program pinjaman biasa, bukan pinjaman konsesional
IMF—kecuali negara berkembang berpendapatan rendah—membayar tingkat suku
bunga dan biaya jasa yang sesuai dengan tingkat bunga komersial, ditambah biaya
komitmen yang dapat dikembalikan. Biaya tambahan bisa dipungut di atas ambang
tertentu untuk mendorong penggunaan dana IMF yang banyak. Biaya tambahan juga
dikenakan untuk penarikan berdasarkan Fasilitas Cadangan Tambahan. Negara
berpendapatan rendah yang meminjam di bawah Fasilitas Pertumbuhan dan
Pengurangan Kemiskinan membayar suku bunga tetap konsesional sebesar setengah
persen per tahun.
6. Untuk lebih menjaga penggunaan anggota atas sumber daya IMF, di bulan Maret
2000 IMF mulai memperlakukan penilaian kepatuhan bank sentral dengan praktek-
praktek yang diinginkan untuk prosedur kontrol internal, pelaporan keuangan dan
mekanisme audit. Pada waktu yang sama, Dewan Eksekutif memutuskan memperluas
penerapan, dan menggunakan secara lebih sistematis, berbagai mekanisme yang
sudah tersedia untuk menangani negara yang meminjam dari IMF berdasarkan
informasi yang salah.
7. Dalam kebanyakan kasus, IMF, ketika memberi pinjaman, menyediakan hanya
sebagian kecil keperluan pembiayaan ekternal sebuah negara. Tetapi karena
persetujuan pemberian pinjaman IMF menunjukkan bahwa kebijakan ekonomi sebuah
negara berada pada jalur yang benar, ini meyakinkan para investor dan komunitas
resmi dan membantu menghasilkan pembiayaan tambahan dari sumber tersebut.
Sehingga, pembiayaan IMF dapat bertindak sebagai pengungkit yang penting, atau
katalis, untuk menarik dana lain. Kemampuan IMF untuk melaksanakan peranan
katalis tersebut berdasarkan pada tingkat kepercayaan yang dimiliki para pemberi
pinjaman lain tentang operasinya dan khususnya tentang kredibilitas persyaratan
kebijakan yang dikaitkan dengan pinjamannya.
Annual Meetings IMF-World Bank di Bali, Oktober 2018

Pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank digelar pada
tanggal 8-14 Oktober, di Nusa Dua, Bali. Kegiatan dalam pertemuan tahunan (Annual
Meetings) ini meliputi kegiatan dalam bidang keuangan dan pembangunan. Bidang keuangan
adalah kegiatan-kegiatan terkait IMF, bank-bank sentral, dan berbagai pertemuan untuk
tujuan investasi. Sementara dalam bidang pembangunan lebih terkait dengan Bank Dunia.
Sidang Tahunan IMF-WBG (AM 2018) merupakan forum pertemuan terbesar bidang
ekonomi, keuangan, dan pembangunan di tingkat global, yang mempertemukan pihak
pemerintah (Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral) dari 189 negara, dan pihak non
pemerintah yang menguasai sektor keuangan dan ekonomi dunia. Setiap tiga tahun sekali,
negara-negara di dunia bersaing untuk menjadi tuan rumah pertemuan ini, karena potensi
manfaat yang sangat besar bagi perekonomian negara tuan rumah, baik untuk
mempromosikan destinasi investasi, wisata, pusat penyelenggaraan event internasional,
maupun untuk menunjukkan kemajuan dan stabilitas ekonomi negara tuan rumah. Selain itu
lokasi penyelenggaraan juga akan menikmati manfaat secara langsung dari kontrak bisnis
untuk mensuplai kebutuhan penyelenggaraan Sidang Tahunan, dan sektor pariwisata serta
industri MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Events) yang akan menikmati manfaat
langsung dari penyelenggaraan event-event lain serta spending dari para delegasi/ peserta.
Juga manfaat jangka panjang dari promosi Bali yang menjadi lokasi penyelenggaraan,
sebagai destinasi kunjungan wisata kelas dunia. Tidak heran apabila banyak negara bersaing
untuk bisa terpilih sebagai tuan rumah kegiatan ini yang diselenggarakan setiap 3 tahun sekali
di luar Amerika Serikat. Bahkan untuk Sidang Tahunan di tahun 2021 nanti, sudah ada 21
negara yang mendaftar dan bersaing untuk menjadi negara tuan rumah.

AM 2018 merupakan acara event internasional terbesar yang pernah ditangani Indonesia.
Sebelumnya Bali pernah menjadi tuan rumah berbagai pertemuan internasional berskala besar
seperti pertemuan APEC di 2013 dengan jumlah delegasi sekitar 5.000 orang dari 21 negara,
dan pertemuan COP - UNFCCC di 2007 dengan jumlah delegasi 10.000 orang dari 189
negara. Dalam kegiatan ini, jumlah negara yang terlibat mencapai 189 negara dengan total
delegasi asing jauh lebih besar yang diperkirakan bisa mencapai 18.000 hingga lebih dari
20.000 orang, termasuk:

o Lebih dari 400 orang, seluruh Menteri Keuangan, Menteri Pembangunan dan
Gubernur Bank Sentral
o Sekitar 20 Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan
o Sekitar 5.000 pejabat tinggi dan delegasi resmi dari pemerintah dan bank
sentral
o ‫۔‬1.000 orang senior manajemen, experts, dan staf IMF dan World Bank Group
o 1.000 orang para pengambil keputusan dan eksekutif senior dari organisasi
internasional, lembaga keuangan internasional, sektor swasta, akademisi,
lembaga think tank, dan NGO
o 2.000 jurnalis dan awak media internasional
o Sebagian dari para delegasi/ peserta juga akan membawa spouses dan keluarga
untuk memanfaatkan kunjungan ke AM 2018 ini, sekaligus untuk berwisata di
Indonesia dan diperkirakan jumlahnya dapat mencapai 4.000 orang.

Dampak Positif Annual Meetings IMF-World Bank di Bali ntuk Ekonomi Indonesia

Sebagai tuan rumah, Indonesia bertanggung jawab terhadap penyediaan berbagai fasilitas
untuk penyelenggaraan pertemuan dan kelancaran delegasi, yang meliputi penyediaan hotel/
venue/ offices, handling delegasi, transportasi, fasilitas pertemuan, fasilitas kantor, fasilitas
IT/ Audio Visual dan jaringan telekomunikasi, medis dan keamanan. Sementara biaya
akomodasi dan makan para delegasi/ peserta selama di Bali akan ditanggung sendiri. Dapat
dibayangkan, dengan jumlah pertemuan dan delegasi yang begitu besar, maka pemenuhan
kebutuhan logistik dan kompleksitas pelayanan pertemuan yang disediakan menjadi sangat
besar, misalnya :

o Para delegasi akan menyewa kantor dan ruangan dari Pemerintah Indonesia
dengan tarif yang disepakati dengan Meeting Team Secretariat IMF - WBG,
dan biaya sewa itu akan menjadi penerimaan pemerintah Indonesia. Selain itu
pemerintah juga mengalokasikan 21 official hotels yang dapat disewa delegasi
asing sebagai lokasi akomodasi mereka.
o Jumlah pekerja lokal yang terlibat mencapai lebih dari 20.000 orang, dimana
lebih dari 3.000 pekerja terlibat dalam industri layanan terkait yang bertindak
sebagai supplier dan vendor bagi seluruh kegiatan AM 2018. Di kawasan Nusa
Dua sendiri terdapat sekitar 12.000 pekerja yang terlibat di main venues,
offices, dan official hotel, sekitar 1.000 orang yang terlibat di bidang
transportasi, dan lebih 5.000 orang yang bekerja di sektor terkait seperti
restauran, cindera mata, airport handling, dan sebagainya.
o Panitia Nasional juga merekrut sebanyak lebih dari 400 orang Liaison Officer
(LO) untuk para delegasi, serta hampir 1.000 relawan untuk membantu
kelancaran pertemuan dan titik-titik strategis di Bali. IMF dan WBG sendiri
juga akan merekrut dan mempekerjakan staf lokal sebanyak lebih dari 130
orang untuk membantu tugas-tugas administrasi dan manajemen mereka di
Indonesia selama kegiatan berlangsung.
o Sejumlah tenaga medis disiapkan oleh pemerintah Indonesia untuk
mengantisipasi permasalahan kesehatan, dan pemerintah juga telah menunjuk
4 rumah sakit sebagai rujukan bagi para peserta Sidang Tahunan, serta
menyiapkan KRI Soeharso sebagai fasilitas floating-hospital untuk kebutuhan
evakuasi.
o Lebih dari 2.000 pekerja seni nasional, industri kuliner, dan industri kerajinan
juga akan turut memeriahkan AM 2018 melalui pertunjukan seni budaya,
festival kuliner, dan kerajinan Indonesia di lokasi penyelenggaraan. Hal ini
untuk memberikan kesan yang mendalam bagi para delegasi asing dan
memperkenalkan kekayaan budaya dan kekhasan Indonesia ke dunia
internasional.
o Pemerintah juga telah menyiapkan 7 destinasi wisata utama di seluruh
Indonesia untuk diperkenalkan kepada para delegasi/ peserta yang
diperkirakan akan memperpanjang durasi tinggal di Indonesia dan
menggunakan waktunya untuk sekaligus berwisata dan mengenal keindahan
alam Indonesia.
Daftar Pustaka

1. Insani. 2016. Latar Belakang Sejarah dan Organisasi IMF. Diakses pada dokumen
pdf di www.scribd.com//aplikasi.pdf pada tanggal 14 September 2018 pukul 18.45
WIB.
2. International Monetary Fund, Layanan Publikasi. 2001. Buku Pedoman tentang IMF,
diakses pada dokumen pdf di
https://www.imf.org/external/pubs/ft/exrp/what/IND/whati.pdf pada tanggal 14
September 2018 pukul 18.55 WIB.
3. Hata. 2016. Hukum Ekonomi Internasional. Bandung: Setara Press.
4. Adolf, Huala. 2010. Hukum Ekonomi Internasional Suatu Pengantar. Bandung:CV
Keni Media.
5. Sidang Tahun 2018. Diakses dalam https://www.am2018bali.go.id/id/sidang-tahunan-
2018 pada tanggal 28 Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai