Anda di halaman 1dari 2

DEDOLARISASI GLOBAL : TITIK BALIK KERUNTUHAN ADIDAYA AMERIKA

Oleh : Aldi Wiratama

Latar belakang

Amerika merupakan negara adidaya yang berkuasa sejak pasca perang dunia kedua. Titik
awal Amerika menjadi negara adidaya adalah saat Amerika memberikan pinjaman kepada Negara-
negara pasca perang dunia kedua dengan bunga yang fantastis dan dengan ketentuan politik yang
dapat membuat Amerika melakukan intervensi politik terhadap suatu negara. Sebagai contoh,
Belanda sebenarnya tidak mau meninggalkan penjajahannya di Indonesia, namun belanda tidak bisa
berkutik saat hastratnya tersebut tidak direstui oleh Amerika. Hal ini disebabkan karena Belanda
terikat perjanjian hutang dengan Amerika, dan karena Amerika memiliki agenda politik tertentu atas
Indonesia.

Amerika telah sangat berjasa dalam proses pemulihan Ekonomi global khususnya Eropa
pasca perang dunia kedua lewat “hutang”. Praktis pada saat itu dollar menjadi mata uang yang
sangat “diinginkan”, bahkan dijadikan sebagai barometer mata uang dalam perdagangan dunia.
Ditahun 1944 Amerika telah berhasil Negara Adidaya dunia saat Dollar telah berhasil dijadikan
sebagai satu-satunya acuan dalam standar devisa suatu Negara atau dalam perdagangan global
karena pada saat itu dianggap sebagai satu-satunya mata uang yang paling stabil.

Bisnis Dollar merupakan bisnis yang sangat menguntungkan untuk Amerika diantara bisnis
besar Amerika yang lain seperti bisnis perang/persenjataan dan minyak yang saat ini dijalankan.
Mengapa ? bayangkan saja, seluruh dunia membutuhkan dollar untuk transaksi perdagangan
globalnya, maka setiap negara di saat yang sama berupaya keras bagaimana caranya agar dapat
mendatangkan dollar ke dalam Negerinya, diantaranya adalah dengan cara
1. mendatangkan investasi luar negeri untuk eksploitasi kekayaan alam dalam negerinya.
2. Merancang pariwisata sebagus mungkin agar dapat menarik minat turis luar negeri.
3. Dll.
Dalam hal ini, Amerika tidak memiliki modal apapun, selain “mencetak dollar” untuk belanja dan
pemenuhan kebutuhan dalam Negerinya, oleh karnanya, dalam aktivitas ekonomi Global yang
menjadikan dollar sebagai nilai mata uang, Amerikalah satu-satunya Negara yang paling diuntungkan.

Kekuatan Dollar sebenarnya terletak pada “kepercayaan” para pelaku pasar dan investor
bahwa dollar merupakan mata uang global yang stabil. Kepercayaan ini tidak memiliki pondasi yang
kuat untuk menopangnya, karena Amerika sebenarnya sejak tahun 1973 telah meninggalkan konsep
pencetakkan uang yang didasari pada cadangan emas. Itu artinya, amerika tidak memiliki dasar yang
solid secara ekonomi untuk setiap nilai dollar yang terbit.

Munculnya BRICS

Pada tahun 2001, Jim O’Neil mengumumkan sebuah teori akan potensi munculnya negara
adidaya baru. Mantan ekonom senior goldman sach ini, meyebutkan setidaknya terdapat 4 negara
yang jika di gabungkan akan layak menjadi pesaing amerika dalam memperebutkan gelar negara
adidaya dunia, Negara-negara tersebut adalah Berazil, Rusia, India, China (BRIC).

Sepuluh tahun kemudian, BRIC menjelma menjadi sebuah aliansi atas Negara-negara yang
telah menjadi bagian integral prediksi ekonomi dan korporat. Bahkan kalangan investor dapat
berinvestasi dalam dana BRIC yang ditawarkan hampir setiap bank. Markus Jäger, analis dari Riset
Deutsche Bank di New York, telah menulis sejumlah laporan mengenai perkembangan empat negara
BRIC. "Sejauh urusan pemasaran, BRIC memang sangat penting. Tapi di balik itu, negara-negaranya
juga penting. Bukan hanya dari segi ekonomi, namun juga dalam hal global governance, di Dana
Moneter Internasional (IMF), atau dalam kesepakatan dagang. Negara-negara ini menjadi semakin
berkuasa," jelas Jäger.

Daya Tarik BRIC sangat mendunia. Krisis tahun 2008, telah membuka mata dunia, bahwa
dollar memang serapuh itu, dan sangat berbahaya jika di jadikan sebagai satu-satunya acuan pada
devisa. Hal inilah yang membuat Afrika selatan (South Africa) bergabung dengan aliansi BRIC pada
tahun 2010. Maka sejak saat itu, BRIC dikenal menjadi BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan South
Africa).

BRICS menyerang Amerika

Bulan April 2023, BRICS mengumumkan akan meluncurkan mata uang baru sebagai
perdagangan lintas negara yang tergabung pada aliansi BRICS. Mata uang ini diluncurkan untuk
mengakhiri ketergantungan negara aliansi BRICS pada dollar dan Euro.
Mata uang ini rencananya akan dilaunching pada KTT BRICS bulan agustus 2023 mendatang.
Melansir dari India Times, mata uang BRICS disinyalir akan menggunakan emas dan logam tanah
jarang (LTJ). Bahan mata uang ini digunakan untuk menciptakan alat pembayaran alternatif yang
sangat stabil dan tidak terpengaruh pada fluktuasi mata uang mayor.
Desas desus dan pernyataan BRICS menyoal pada munculnya mata uang dunia baru telah
membuat dollar turun drastis secara global.

Anda mungkin juga menyukai