Di Susun Oleh :
2035160004
Ilmu Komunikasi
REVIEW JURNAL 1
Amerika Serikat maupun RRT merupakan negara yang besar dengan potensi
kekuatan nasional yang terhitung luar biasa. Dari segi ekonomi, kedua negara
merupakan negara yang memimpin perekonomian saat ini. Dari segi militer, alutista
kedua negara merupakan salah satu yang terbaik didunia. Dari segi budaya, budaya
yang dimiliki kedua pihak telah memiliki pengaruh yang besar. Tetapi, dengan status
yang dimiliki kedua negara tersebut, hubungan mereka cenderung bersifat kompetisi
dibanding kerjasama. Hubungan kedua negara dipercaya tidak dilatarbelakangi oleh
kesamaan budaya melainkan niat kedua negara untuk membangun hubungan
diplomatik dan kesamaan kepentingan yang ingin dicapai kedua negara tersebut.
Salah satu sumber yang membentuk Soft Diplomacy ialah nilai yang dimiliki suatu
negara. Dalam kaitannya, Soft Diplomacy RRT pastinya juga dilatar belakangi oleh
nilai nilai luhur yang mendorong cara mereka berperilaku. Nilai nilai ini dijadikan
landasan dalam bernegara dan menjalin hubungan dengan kerabat, keluaraga maupun
orang lain. Soft Diplomacy RRT sesungguhnya merupakan manifestasi dari ajaran
konfusius terdahulu.
KEKURANGAN JURNAL
Melihat dari pembahasan yang di paparkan , jurnal ini memiliki kekurangan, lebih
fokus membahas tentang definisi mengenai Soft Diplomacy daripada menjabarkan
Diplomacy yang dilakukannya kepada Amerika Serikat, jadi fokus isi didalamnya
lebih ke menerangkan sejarah dan terbentuknya Soft Diplomacy yang di dirikan
Tiongkok, tetapi masih kurang dalam pembahasan dan Soft Diplomacy apa yang di
lakukan Tiongkok untuk membangun hubungan bilateral yang baik dengan Amerika
Serikat, mungkin dalam bidang-bidangnya. Tidak dijelaskan secara Diplomacy apa
yang akan Tiongkok berikan kepada Amerika Serikat. Jadi menurut pendapat saya
identifikasi dari jurnal ini masih kurang , isi dari kerjasama itu apa dan hanya
mencakup pada sarana Soft Diplomacy
REVIEW JURNAL 2
Dalam jurnal ini membahas mengenai Hard Power yang dimiliki dari negara
Tiongkok yang dimana politik internasional yang anarkis dalam prespektif realism
mengangap pentingnya power atau kekuatan dan kekuasaan. Sehingga negara
berupaya untuk mengembangkan kekuatan power yang dimanfaatkan untuk
mendorong pencapaian kepentingan nasional. Logika situasi kepentingan nasional
yang harus dicapai melalui interaksi dengan negara lain yang dirumuskan oleh para
pengambil kebijakan.
Seperti yang sudah dibahas bahwa Power secara sederhana memiliki arti
untuk bisa mengontrol aktor lain dalam bentuk prilaku apapun. Bagi kaum realis
antara kepentingan dan power tidak bisa dipisahkan, oleh karena itu peningkatan
power militer merupakan kunci dalam mempertahankan negara.
Kebijakan untuk menaikkan atau meningkatkan anggaran militer sangat
dipengaruhi oleh faktor ekonomi dalam negeri yaitu pertumbuhan ekonomi.Dengan
menggunakan teori ini tidak berlaku dalam konteks belanja militer Tiongkok yang
anggaran belanja Tiongkok selalu meningkat setiap tahun.
Dari jurnal ini memaparkan bahwa kerja orang Tiongkok sangat tinggi dalam
memajukan ekonominya. Tradisi yang melekat dalam sejarah Tiongkok menjadi
salah satu landasan filosofis dalam proses pengmabilan kebijakan negara begitu pula
dalam bidang ekonomi. Tiongkok mampu merubah image negaranya dari Negara
yang miskin menjadi negara yang memiliki kekuatan ekonomi baru di Asia.Lebih
dari itu bahwkan dalam artikel kompas dengan judul “Ekonomi China Resmi Salip
Jepang” kondisi ekonomi Tiongkok bisa menyalip Jepang di bawah ekonomi
Amerika Serikat. Soft power hanya bisa efektif dilaksanakan apabila pihak lain
mengenali upaya tersebut.
KELEBIHAN JURNAL
Kekuatan dalam jurnal ini adalah berdasarkan gagasan yang di miliki oleh Tiongkok
dalam menstabilkan dan meningkatkan keamanannya melalui belanja militer yang
mereka gunakan untuk melindungi negaranya dalam jangka Panjang. Hal ini
menjadikan Tiongkok unggul dalam hal keamanan yang sudah mereka sediakan
untuk masa mendatang, Hard Power yang dimiliki Tiongkok menjadi landasan negara
ini untuk meningkatkan Power Militer yang menjadi kunci dalam mempertahankan
negara sekaligus mengembangkan berbagai kerja sama dalam berbagai bidang, aspek
militer tetap menjadi hal signifikan dan diperhitungkan. Dalam pembahasan jurnal
dan kelebihannya . Tiongkok dianggap sebagai seorang aktor rasional yang
memeperhitungkan untung rugi dalam setiap serangan. Disinilah tidak adanya saling
percaya ketika setiap negara berlomba meningkatkan kapasitas militernya.
KEKURANGAN JURNAL
Dalam jurnal kedua ini memiliki kelemahan yaitu, pembahasan yang sangat monoton
dan lebih menyorot ke agresifan Tiongkok dalam menyerang dan melumpuhkan
lawan. Yang menjadikan Power menjadi tolak ukur bagaimana paradigm negara
dalam memandang anarkisme politik global. Kekurangan dua hard power besar
China, yakni militer dan ekonomi, sehingga bisa diketahui alasan China
menggunakan lebih banyak soft power. Jadi ketika China sudah jelas memiliki hard
power yang kekuatannya mendekati hard power milik Amerika Serikat, mereka justru
lebih memilih menggunakan soft power untuk membangun national image mereka
sebagai kekuatan besar dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Shiddiq, F. A. (2014, Maret). Sarana Kebangkitan Damai China. Jurnal Analisis Hubungan
Internasional, Vol 3 No 1.
Prof. Dr. Bambang Cipto, M. (2018). Strategi China merebut status super power. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Mochama, Y. (2018). SOFT POWER DAN SOFT DIPLOMACY. Jurnal TAPIs, Vol 14 No.2 .