Anda di halaman 1dari 1

negeri diatas awan

Sebelum tidur “ Pah. udah lama papa engga dongengin mama. Coba cerita pah. Enak dengar
papa cerita. “ Kata Oma. Saya peluk oma. “ janji ya jangan tidur” “ Ya.” “ Ini cerita dari negeri
diatas awan. Mau benar dengarnya? “ Mau. “ Tahun 1998, Presiden Aryana terpilih menggantikan
presiden Darna yang mengundurkan diri akibat chaos politik. Aryana menunjuk Perwira tinggi
Dulkanak sebagai dubes di Singapore. Saat itu hampir semua konglomerat melarikan diri ke
Singapore. Mereka menjadikan singapore sebagai safehouse. Dulkanak manfaatkan posisinya
untuk melobi para konglomerat yang hengkang ke singapore itu. Mereka dibujuk untuk pulang.
Dia akan atur semua agar reformasi itu tidak menjadikan mereka pecundang. Tapi ya harus setor
uang ke dia. Mana ada yang gratis. Dulkanak berhasil melobi partai pendukung Aryana agar
menolak laporan pertanggungan jawab sebagai presiden. Karena itu Aryana gagal maju capres.
Dia berada dibalik terjadinya koalisi menjadikan Dewi dari partai pemenang pemilu hanya dapat
jabatan wakil saja. Dan menempatkan temannya, Patria sebagai presiden. Diapun dapat posisi
sebagai menteri. Tapi jabatan itu hanya seumur kekuasaan Patria saja. Patria dijatuhkan oleh
Parlemen. Diapun tersingkir. Selanjutnya berkat bantuan konglomerat, dia dapat modal untuk
bisnis tambang. Dia pun jadi konglomerat. Sebenarnya proxy dari konglomerat orba. Tahun 2004
sebagai pengusaha, Dulkanak melobi konglomerat yang masih jadikan singapore sebagai
safehouse untuk membantu temannya, Sorbun sebagai Capres dalam Pilpres 2004. Kompensasi
adalah masalah hutang mereka kepada negara dalam kasus skandal perbankan, akan diamankan
dari kejaran hukum. Deal terjadi, uang mengalir. Tahun 2004 Dulkanak berhasilkan menjadikan
Sorbun sebagai presiden mengalahkan Dewi dalam Pemilu langsung. Namun dia tidak dapatkan
posisi apapun dalam kabinet. Dia memilih focus mengembangkan bisnisnya bersama para
konglomerat teman temannya. Dia kawal dan pastikan kasus skandal perbankan tidak menyentuh
teman temannya. Dalam perjalanan dia berhasil menempatkan proxy konglomerat sebagai
menteri ekonomi dalam kabinet Sorbun. Tahun 2014, dia membujuk Sorbun agar mendukung
proses suksesi ke temannya, Wiratama sebagai capres. Tetapi teman teman militernya inginkan
calon itu dari partai Dewi. Sorbun lebih mendengar kalangan militer daripada dia. Dia tidak ada
jalan untuk bicara dengan Dewi. Akhirnya melalui Surdin, teman satu partai dengannya yang juga
punya akses ke masa islam, dia meminta agar membujuk Dewi menyetujui Wiratama sebagai
capres. Kepada Surdin, Dewi setuju saja asalkan ada yang mendukung dana. Surdin janji akan
siapkan dana. Tahun 2014 Pemilu dimenangkan partai Dewi dan Wiratama jadi presiden. Setelah
Wiratama jadi presiden. Nama Dulkanak tidak ada dalam kabinet. Itu karena sikap Dewi yang
ogah berdekatan dengan Dulkanak. Terjadi intrik antara Surdin, Dewi yang ingin mengontrol
Wiratama. Maklum, Surdin merasa berjasa sediakan dana dan Dewi merasa berhak karena pakai
bendera partainya. Dari intrik ini akhirnya terjadi kompromi. Wiratama tunjuk Dulkanak sebagai
ring 1, masuk dalam kabinet. Saat itulah, melalui Dulkanak , Wiratama mengendalikan Dewi dan
Surdin. Bandul politik dia yang tentukan. Sementara konglomerat semakin tajir. “ Kok bisa ? “
Semua bisa diatur. Mana ada sih elite yang bersih. Ini bukan di sorga. Yang penting uang. Selesai
urusan” Kata saya tetap mata oma udah 5 watt. Benar. Saya diam bebepa menit, dia sudah
berlayar jauh kedalam mimpi. Bersambung kalau besok oma minta dongen lagi.

Page 1 of 1

Anda mungkin juga menyukai