Anda di halaman 1dari 4

Marsya Putra

Bahasa Indonesia 11

Legenda si Pahit Lidah

Unsur intrinsik

Tema: Dikutip dari “ada seorang pangeran bernama Serunting” dan “ia mengajak
istrinya untuk tinggal di israna “yang menyatakan bahwa tema dari dongeng ini merupakan
kerajaan.

Penokohan: tokoh dari legenda ini berisikan Serunting Sakti Si Pahit Lidah, Sitti
yang merupakan istri dari Serunting, dan Aria Tebing adik dari sitti sekaligus adik ipar
Serunting.
-Serunting sakti: seorang tokoh utama di cerita ini yang menjadi Si Pahit Lidah.
Diceritakan bahwa serunting. Merupakan seorang pangeran dari kerajaan di daerah tersebut.
Serunting memiliki sifat iri hati dikutip dari “serunting iri hati karena melihat nasib baik yang
didapat oleh adik iparnya tersebut.” Dan juga memiliki sifat yang teguh dengan tujuannya
dibuktikan dari serunting bertapa 2 tahun hingga daun bamboo mulai menutupi dirinya untuk
mendapatkan kesaktian.

-Sitti: memiliki sifat yang penyayang kepada adiknya sehingga berani menghianati
suaminya dikutip dari “


-Aria Tebing: memiliki sifat yang tak ingin berusaha dan berbuat curang dimana dia
mencari kelemahan sang serunting dibanding untuk melatih dirinya agar bisa menandingi Si
Pahit Lidah dikutip dari :

Alur:
Pengenalan
Pengenalan dalam dongeng ini dimulai dari seorang pangeran yang mempersunting seorang
gadis desa yang bernama Sitti. Sitti mempunyai adik. Mereka bersaudara mendapat warisan
dari orang tua mereka kemudian sang pangeran menganjurkan untuk membagi dua warisan
yang berbentuk tanah tersebut dengan menancapkan sebuah tongkat ditengah tanah
tersebut.
Permunculan konflik
Konflik muncul saat tongkat tersebut ditumbuhi jamur. Namun, jamur yang.tumbuh
dibagian Aria Tebing bukanlah jamur biasa tetapi itu jamur emas yang berharga. Melihat itu
Si Pahit Lidah iri hati dan menuduh hingga menantang Aria Tebing
Klimaks
Dihari yang ditentukan mereka bertarung dan Aria Tebing yang sebelumnya telah meminta
bantuan kakaknya untuk menghianati sang pangeran demi mengetahui kelemahan Si Pahit
Lidah. Kemudian Si Pahit Lidah pun kalah
Anti-klimaks
dan melihat ia dikhianati oleh istrinya, ia pun mengasingkan diri dan bertapa selama 2 tahun
untuk mendapatkan kesaktian. Setelah itu ia pulang dan menjadi sakti mandraguna dan ia
pun telah melupakan pengkhianatan istrinya.

Sudut Pandang:

Sudut pandang pada dongen ini diketahui sebagai sudut pandang orang ketiga serba
tahu karena diceritakan. Oleh orang ketiga dan bisa menceritakan apa yang terjadi dalam
diri para tokoh. Diketahui dari “

Latar Tempat: Di kerajaan dan pedesaan di daerah Sumidang Sumatera Selatan.

AMANAT: amanat yang disampaikan di cerita ini yaitu bahwa kita menjadi orang harus
bersyukur akan apa yang ada dan jangan menyimpan sedikitpun rasa iri hati dalam diri kita

Unsur Ekstrinsik:

Latar Belakang masyarakat:


Terlihat bahwa di cerita tersebut adanya pertapaan dan kesaktian yang mana
masyarakat Sumatera Selatan dahulu meyakini bahwa dengan pertapaan untuk mendapat
kesaktian dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha yang pada zaman itu masih sangat kental.
Diketahui dari kutipan berikut.
Tanggapan Personal dan kata yang jarang dipakai
Menurut saya dongeng ini sangat menarik dibaca akan tetapi sulit di percaya akan hal-hal
yang diceritakan dongeng ini. Dongeng ini sebenarnya sebuah legenda oleh masyarakat
Sumatera Selatan dan menganggap Si Pahit Lidah benar-benar ada. Tetapi bagi saya
dongeng ini hanyalah dongen yang hanya untuk bersifat menghibur saja.

Kata yang jarang dipakai


-Engkau
-Cendawan
-Kanda

Anda mungkin juga menyukai