Anda di halaman 1dari 3

Silakan Anda diskusikan apa perbedaan antara resensi dan sinopsis.

JAWABAN NYONTEK

Resensi atau teks ulasan adalah teks yang berisi pertimbangan dan pembicaraan tentang buku
tersebut yang bertujuan untuk memberikan gambaran kepada mengenai suatu karya apakah
layak dibaca tidak.

Sinopsis adalah ringkasan atau ikhtisar yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan
karya asli. Contoh pada sinopsis buku. Sinopsis ditulis pada bagian belakang buku.

Perbedaan sinopsis dan resensi adalah

1. Berdasarkan isi, Resensi memuatu ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan suatu
karya. Sedangkan sinopsis memuat ringkasan atau ikthisar karya tersebut.
2. Resensi tertulis terpisah dari karya tersebut. Sinopsis ditulis bersamaan karya tersebut.
3. Dalam penulisannya. resensi memiliki struktur dan kaidah kebahasaan yang telah
baku. Sedangkan pada sinopsis, untuk penulisannya tidak ada ketentuan baku.

Soal Diskusi 8 :

1. Pada tanggal 10 Februari 2019, PT ABC menyewakan ruang kantor untuk PT XZ


dengan harga sewa Rp 40.000.000 (belum termauk PPN) untuk masa 1 tahun. Buat
jurnal yang dicatat oleh PT ABC untuk akuntansi pajak tersebut, jika:

 PT ABC dan PT YZ sebagai KP


 PT ABC sebagai Non-KP dan PT YZ sebagai KP

2. PT ABC adalah distributor tunggal semen Tonasa menjual semen seharga


Rp450.000.000 kepada PT XYZ secara tunai. Tarif PPh Pasal 22 sebesar 0,25% dari
DPP PPN. Buatlah ayat jurnal PT ABC

  JAWABAN NYONTEK

1. Jurnal transaksi sebagai berikut :

a)      Kas                                     40.000.000

PPh Pasal 4 Ayat (2)          4.000.000

              Ppn Keluaran                                 4.000.000

              Pendapatan sewa                         40.000.000

b)      Kas                                     36.000.000

PPh Pasal 4 ayat (2)         4.000.000


              Pendapatan sewa                         40.000.000

1. Jurnal transaksi sebagai berikut :

2. PT ABC

Saat terjadi transaksi

Kas                                                   451.125.000

              PPh pasal 22 terutang                                 1.125.000

              Penyetoran                                                   450.000.000

Saat penyetoran PPh Pasal 22

PPh Pasal 22 terutang                  1.125.000

              Kas                                                                  1.125.000

Selamat berdiskusi.. 

Beberapa waktu yang lalu pemerintah mewacanakan untuk memasukan perwira militer aktif
non job dalam struktur kelembagaan/ instansi sipil. Hal ini mengingatkan kita pada
pelaksanaan Dwi Fungsi ABRI di jaman Orde Baru dibawah pemerintahan Presiden
Soeharto.

Berikan tanggapan saudara terhadap wacana dari pemerintah tersebut, argumen yang saudara
sampaikan supaya menyandarkan pada aturan yang berlaku saat ini.!!

Silahkan tanggapi..

JAWABAN NYONTEK

Assalamualaikum, Selamat Siang Tutor dan Teman-Teman Tuton


Berikut adalah tanggapan saya mengenai persoalan yang di atas

Menurut saya wacana tersebut seharusnya tidak benar-benar dilaksanakan karena menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku,
anggota TNI tidak dapat menduduki jabatan struktural di instansi sipil.
UU No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI) Pasal 47 ayat (1)
menjelaskan :
“Prajurit hanya dapat menduduki jabatan sipil setelah mengundurkan diri atau pensiun dari
dinas aktif keprajuritan”.
dan ada beberapa dampak negatif jika wacana pemerintah "Dwi Fungsi Abri" itu benar
terlaksana
1. Terjadi dominasi oleh ABRI terhadap masyarakat sipil
Pada masa Orde Baru, akibat dominasi ABRI, sangat banyak jabatan penting di Indonesia,
seperti walikota, bupati dan gubernur iisi oleh para prajurit maupun purnawirawan ABRI.
Akibatnya, peluang dan aspirasi politis masyarakat sipil menjadi terhambat.

2. ABRI menjadi alat politik praktis


Dengan Dwi Fungsi ABRI, di MPR dan DPR terdapat anggota dewan dan majlis yang
ditunjuk oleh ABRI.
Bersama dengan para kepala daerah yang berasal dari ABRI, mereka dianggap sebagai
kepanjangan tangan dari Presiden Soeharto.
Akibatnya, setelah pemerintahan Soeharto tumbang, keberadaan Fraksi ABRI dan anggota
MPR/DPR dari ABRI dihapuskan.

3. Akan ada kecemburuan yang bisa memicu masalah internal di tubuh kementerian atau
lembaga itu sendiri. Misalnya saja yang bisa jadi contoh adalah
ketika seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berkarier di sebuah kementerian, kariernya
justru terhalang dan tiba-tiba gagal karena dimasuki TNI.

4. Selain itu, Peraturan Pemerintah nomor 39 tahun 2010 juga menjelaskan prajurit yang
memasuki birokrasi merupakan atas permintaan pimpinan kementerian dan lembaga
pemerintah non-kementerian.
Dari aturan ini, jelas bahwa jika masuknya perwira TNI ke lembaga pemerintahan bukan
berdasarkan kebutuhan, maka akan merusak sistem promosi karier di lembaga atau
kementerian tersebut

Anda mungkin juga menyukai