1.iya karena tuna wicara juga masih bisa mendengarkan bahasa yang kita sampaikan
dan serta dikomunikasikan meskipun cara penyampaian tuna wicara dengan bahasa
isyarat.
Bahasa indonesia sendiri tetap berfungsi sebagai alat komunikasi bagi tuna wicara karna walaupun
bahasa yg mereka gunakan kebanyakan merupakan bahasa isyarat akan tetapi makna dari isyarat
tersebut dapat di terjemahkan dalam bahasa indonesia, dan juga bahasa indonesia tidak hanya bisa
di sampaikan secara lisan tetapi juga bisa di tuliskan dalam kalimat ini juga salah satu fungsi bahasa
indonesia sebagai alat komunikasi di masyarakat dengan tuna rungu.
yaa, kedudukan bahasa sebagai alat pemersatu masyarakat dan berfungsi sebagai alat
komunikasi untuk para Tuna Rungu Wicara. Walaupun mereka tidak bisa mendengar dengan
jelas apa yg lawan bicaranya sampaikan, tetapi mereka bisa tau apa yg di sampaikan melalu
bahasa isyarat/ gerak tubuh (CIBI), bahasa ibu /lahir ( BISINDO), dengan
membaca/memperhatikan gerak bibir lawan bicaranya ada juga yg menyampaikan nya
dengan tulisan. karna berkomunikasi tidak hanya dengan lisan, melaikan bisa juga dengan
tulisan.
dengan menggunakan bahasa indonesia dalam setiap pembicaraan sehari-hari baik dalam
kegiatan formal maupun non-formal sesuai dengan ejaan dan kata yang di sempurnakan
( EYD-PUEBI ) dan masih dalam norma yang berlaku ( secara sopan dalam pengucapan
nya )
HUKUM PAJAK
JAWABAN AKU
1. Jelaskan Teori -teori yang memberikan pembenaran mengapa negara harus memungut
pajak ?
2. dalam undang - undang pajak penghasilan diatur bagaimana cara pembayaran pajak,
coba anda jelaskan ? jawaban
online banking
kantor pos / teller bank
online pajak ( E-billing Pajak ) - Daftar di OnlinePajak - Buat ID Billing di ASP
OnlinePajak - Manfaatkan ID Billing untuk bayar pajak secara online
2. Buat ID Billing di ASP OnlinePajak. Ada dua cara untuk membuat ID Billing di
OnlinePajak:
Untuk diketahui, ID Billing yang telah dibuat hanya berlaku selama 7 hari. Jika setelah 7 hari
pajak belum dibayarkan, Anda harus membuat ID Billing baru.
Masukkan nomor ID Billing yang telah dibuat dengan menggunakan fitur pembayaran
pajak online di OnlinePajak (khusus CIMB Niaga dan BNI), bank persepsi, ATM,
internet banking, sms banking, atau menyerahkan langsung ke teller di bank.
Anda kemudian akan mendapatkan Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN) setelah
menyelesaikan pembayaran. Kemudian masukan NTPN tersebut ke dalam laporan
SPT Anda saat akan melakukan e-Filing atau pelaporan telah membayar pajak.
1. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari akuntan, arsitek,
pengacara, dokter, konsultan, aktuaris, penilai, dan notaris.
2. Bintang film, pemain musik, penyanyi, pembawa acara, bintang iklan, bintang
sinetron, peragawan, kru film, sutradara, foto model, pelukis, pemain drama, penari,
pemahat, dan seniman lainnya.
3. Olahragawan, pelatih, penyuluh, pengajar, penasihat, moderator, dan penceramah.
4. Peneliti, pengarang, dan penerjemah.
5. Penyedia jasa komputer dan sistem aplikasi, fotografi, teknik, telekomunikasi,
ekonomi, elektronika, sosial dan penyedia jasa kepanitiaan.
6. Petugas dinas luar asuransi, direct selling, distributor perusahaan multi-level
marketing, petugas penjaja barang dagangan.
7. Dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap perusahaan atau
anggota dewan komisaris. Penerima penghasilan atas keikutsertaan dalam kegiatan
seperti peserta perlombaan dan seni dalam segala bidang termasuk perlombaan
olahraga,ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ketangkasan dan jenis perlombaan
lainnya.
8. Peserta pertemuan, sidang, konferensi, kunjungan kerja, dan peserta rapat. Peserta
pendidikan dan pelatihan, peserta kegiatan lainnya.
9. Mantan pegawai.
1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai tetap, baik berupa penghasilan yang
bersifat teratur maupun tidak teratur.
2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh Penerima pensiun secara teratur berupa uang
pensiun atau penghasilan sejenisnya.
3. Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan penghasilan sehubungan
dengan pensiun yang diterima secara sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat
pensiun, tunjangan hari tua atau jaminan hari tua, dan pembayaran lain sejenis.
4. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah harian, upah
mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang dibayarkan secara bulanan.
5. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi, fee, dan imbalan
sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan.
6. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang representasi, uang
rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan
imbalan sejenis dengan nama apapun.
1. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi sehubungan dengan
asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea
siswa.
2. Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dalam bentuk apapun diberikan
oleh Wajib Pajak atau Pemerintah, termasuk Pajak Penghasilan yang ditanggung oleh
pemberi kerja, termasuk yang ditanggung oleh Pemerintah, merupakan penerimaan.
3. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan, iuran tunjangan hari tua atau iuran jaminan hari tua kepada badan
penyelenggara tunjangan hari tua atau Badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja
yang dibayar oleh pemberi kerja.
4. Zakat yang diterima oleh Orang Pribadi yang berhak dari Badan atau lembaga amil zakat
yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah, atau sumbangan keagamaan yang sifatnya
wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia yang diterima oleh orang pribadi yang
berhak dari lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah sepanjang
tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara
pihak-pihak yang bersangkutan.
5. Beasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Ayat (3) huruf l Undang-Undang Pajak
Penghasilan.
Tarif PPh 21
Tarif pajak yang dimuat pada PPh Pasal 21 dibebankan kepada Wajib Pajak yang telah
berpenghasilan. Namun, sebelumnya Anda harus mengetahui terlebih dahulu tentang besaran
Penghasilan Kena Pajak (PKP) PPh Pasal 21 yang diatur dalam peraturan Direktorat Jenderal
Pajak sebagai berikut.
Menurut Peraturan Direktorat Jenderal Pajak No. PER-32/PJ/2015 Penghasilan Kena Pajak
adalah pegawai tetap dan penerima pensiun berkala dikenakan PKP sebesar Penghasilan
Netto dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) terbaru. Sementara pegawai
tidak tetap dikenakan PKP sebesar Penghasilan Bruto dikurangi Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP) terbaru.
Sedangkan untuk pegawai yang termuat dalam Peraturan Direktorat Jenderal Pajak No. PER-
32/PJ/2015 Pasal 3 huruf c, dikenakan sebesar 50% atas PKP dari jumlah penghasilan bruto
dikurangi PTKP dalam satu bulan.
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) merupakan pendapatan yang tidak dikenai Pajak
Penghasilan seperti yang termuat dalam PPh Pasal 21. Menurut Direktorat Jenderal Pajak,
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dijelaskan sebagai pengeluaran untuk memenuhi
kebutuhan dasar Wajib Pajak beserta keluarga, dalam satu tahun. Maka tidak termasuk dalam
PPh Pasal 21.
Berdasarkan PMK No. 101/PMK. 010/2016, Wajib Pajak tidak akan dikenakan pajak
penghasilan apabila penghasilan Wajib Pajak sama dengan atau tidak lebih dari
Rp54.000.000,-. Objek Penghasilan Tidak Kena Pajak dipaparkan sebagai berikut.
1. Penghasilan sampai dengan Rp50.000.000 per tahun dikenakan tarif pajak sebesar
5%.
2. Penghasilan Rp50.000.000,- sampai dengan Rp250.000.000,- per tahun dikenakan
tarif pajak sebesar 15%.
3. Penghasilan Rp250.000.000,- sampai Rp500.000.000,- per tahun dikenakan tarif
sebesar 25%.
4. Penghasilan di atas Rp500.000.000,- per tahun dikenakan tarif pajak sebesar 30%.
Sedangkan untuk Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP dikenakan tarif sebesar 20% lebih
tinggi daripada Wajib Pajak yang telah memiliki NPWP.
Bagi pihak penerima penghasilan yang belum memiliki NPWP, perhitungan dilakukan
dengan mengalikan 120% dengan total pajak yang terutang.
Satria adalah seorang karyawan swasta yang mulai bekerja di PT Harapan Kreasi pada bulan
Januari 2018 dengan status menikah dan mempunyai dua orang anak. Gaji pokok Satria
adalah sebesar Rp10.000.000 per bulan dengan tambahan tunjangan pada bulan Januari 2018
dari perusahaan sebagai berikut:
Selain itu, perusahaan juga mengikuti program BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
yang menimbulkan iuran yang harus dibayarkan sebagai berikut:
Januari 2018
Pengurang:
Berarti PPh 21 yang harus dipotong oleh PT Harapan Kreasi pada bulan Januari 2018 adalah
sebesar Rp449.120,83.
Tania adalah seorang freelancer dengan status belum menikah dan sudah memiliki NPWP.
Penghasilannya adalah Rp2.000.000 per minggu. Maka akan diakumulasikan sebulan yaitu
Rp8.000.000. Perhitungan pajak Tania yang gajinya dibayarkan secara mingguan adalah
sebagai berikut:
Rp2.000.000 x 4 = Rp8.000.000,-.
Penghasilan bruto = Rp8.000.000,-.
PTKP setahun untuk Wajib Pajak Tidak Kawin adalah Rp54.000.000 = Rp91.200.000 –
Rp54.000.000,-.
Maka PPh Pasal 21 dalam satu bulan yang dikenakan pada penghasilan Tania adalah
Rp38.750,-.
1. Login di aplikasi e-Faktur dengan akun PKP yang sudah Anda miliki. Masukkan
NPWP dan password serta kode keamanan yang tertera.
2. Akan muncul pilihan a menu yaitu e-Billing, e-Form, dan e-Filing. Klik e-Filing
untuk melaporkan SPT PPh 21. Pilih file SPT Masa PPh Pasal 21 yang ingin Anda
laporkan (dalam bentuk CSV dan PDF) namun pastikan nama kedua file tersebut
sudah sama. Setelah itu Anda dapat klik “Start Upload” maka akan muncul pesan
bahwa proses upload selesai.
3. Selanjutnya Anda akan diminta untuk meminta kode verifikasi. Klik “oke” dan akan
muncul kode rincian SPT yang akan dilaporkan serta kolom kode verifikasi. Segera
ambil kode verifikasi dengan klik link yang dimaksud. Anda bisa copy kode verifikasi
yang dikirimkan ke email Anda dan masukkan ke kolom kosong. Sesudah
memastikan SPT dan kode verifikasi sudah benar, klik “Kirim SPT”.
4. Selanjutnya cek email kembali untuk memastikan Anda mendapat tanda terima
Laporan SPT Masa PPh 21 secara online atau Bukti Penerimaan Elektronik (BPE).
Simpan bukti tersebut sebagai tanda Anda sudah berhasil melakukan cara lapor SPT
Masa PPh Pasal 21 online.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata kuliah yang bertujuan untuk memupuk
rasa cinta tanah air dikalangan mahasiswa merupakan usaha bersama antar
komponen bangsa. Berikan pendapat saudara terkait dengan adanya beberapa
kelompok mahasiswa yang memperjuangkan aspirasi Papua merdeka!
Menurut saya, kelompok Mahasiswa tersebut adalah kelompok Mahasiswa yang telah
mendapat suatu doktrin yang salah dari pihak2 yang akan merasa diuntungkan dengan
kerusuhan ataupun kekacauan yang akan terjadi.
Bahkan mungkin sebagian dari mereka hanya menjadi pengikut atau seperti supporter yang
tidak mengerti permasalahan yang Ada, namun karna ada temannya yg ikut, jadi mereka ikut
terlibat juga.
Sebagai Mahasiswa yang "sadar" sebaiknya kita tidak ikut pro dan kontra nya masalah
tersebut, namun terus berdoa bagi keutuhan NKRI, karna kita tahu bahwa kuasa TUHAN
lebih besar dari "mereka" yang mau mengadu domba bangsa kita, seperti pada sila pertama
Pancasila, Ketuhanan yang maha esa.
JAWABAN AKU
Pendapat saya terkait adanya beberapa kelompok mahasiswa yang memperjuangkan aspirasi
Papua merdeka adalah sebagai berikut.
Gerakan menuntut kemerdekaan yang dilakukan beberapa kelompok di Indonesia tidak dapat
dibenarkan. Hal ini karena kita merupakan satu bangsa dan negara. Cara terbaik mengatasi
gerakan tersebut adalah memastikan terwujudnya keadilan sosial di seluruh masyarakat.