Anda di halaman 1dari 15

Makalah Epidemiologi Penyakit Menular

“ Diare dan Hepatitis“


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi penyakit menular

Kelompok 6

Disusun Oleh :

- Fazrin Nurmalinda (244019002)


- Mulyani (244019019)

Semester IV
Program Studi : S1-Kesehatan Masyarakat

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GARUT


( STIKes Garut )
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-
Nyalah sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Diare dan
Hepatitis”. Tugas makalah ini dibuat guna untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah
Epidemiologi Penyakit Menular.
Adapun makalah ini tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak dalam proses pembuatan
makalah ini, sehingga tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
yang telah membantu dalam penyelasaian makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini mulai
dari penyusunan maupun materi tersebut. Untuk itu diperlukan kritik dan saran agar dapat
memperbaiki makalah ini lebih baik lagi.
Akhirnya penyusun mengharapkan dari makalah ini agar dapat menambah wawasan, serta
dapat bermanfaat bagi pembaca maupun semua orang. Sekali lagi penyusun ucapkan banyak
terima kasih.

Garut, Maret 2020

Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar .....................................................................................................................i


Daftar Isi...............................................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................1
Bab 2 Pembahasan
A. Definisi Diare ...............................................................................................................2
B. Jenis-Jenis Diare............................................................................................................2
C. Penyebab Diare..............................................................................................................2
D. Alur Penularan Diare.....................................................................................................3
E. Pencegahan Diare..........................................................................................................4
F. Definisi Hepatitis..........................................................................................................5
G. Epidemiologi.................................................................................................................6
H. Jenis-Jenis Hepatitis......................................................................................................6
I. Alur Penularan Hepatitis...............................................................................................8
J. Pencegahan Hepatitis.....................................................................................................9
Bab 3 Penutup
Kesimpulan...............................................................................................................................11
Daftar Pustaka .........................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan konsistensi tinja (menjadi cair)
disertai peningkatan frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/ hari) disertai perubahan,
dengan atau tanpa darah dan atau lendir. Diare dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu diare
akut dan diare kronik ( Suraatmaja, 2007 ).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF tahun 2012, di seluruh
dunia terdapat kurang lebih dua miliar kasus penyakit diare setiap tahunnya. 1,9 juta
penderitanya adalah anak – anak yang berusia kurang dari 5 tahun, jika tidak ditangani bisa
berujung pada kematian, utamanya di negara berkembang. Jumlah ini 18% dari semua
kematian anak di bawah usia lima tahun dan berarti bahwa lebih dari 5000 anak-anak mati
setiap hari sebagai akibat dari penyakit diare (WGO, 2012).
Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang dapat disebabkan oleh berbagai kausa,
termasuk infeksi virus atau pajana ke bahan – bahan toksik. Pada hepatitis virus, Peradangan
hati yang berkepanjangan atau berulang, yang biasanya berkaitan dengan alkoholisme kronik,
dapat menyebabkab sirosis, suatu keadaan berupa penggantian hepatosit yang rusak secara
permanen oleh jaringan ikat.
Hepatitis telah menjadi masalah global, dimana dipengaruhi oleh pola makan,
kebiasaan merokok, gaya hidup tidak sehat, penggunaan obat-obatan, bahkan tingkat
ekonomi dan pendidikan menjadi beberapa penyebab dari penyakit ini. Penyakit hepatitis
merupakan suatu kelainan berupa peradangan organ hati yang dapat disebabkan oleh banyak
hal, antara lain infeksi virus, gangguan metabolisme, obat-obatan, alkohol, maupun parasit.
Hepatitis juga merupakan salah satu penyakit yang mendapatkan perhatian serius di
Indonesia, terlebih dengan jumlah penduduk yang besar serta kompleksitas yang terkait.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari diare dan hepatitis?
2. Apa penyebab diare dan hepatitis?
3. Bagaimana alur penularab diare dan hepatitis?
4. Bagaimana cara mencegah penyakit diare dan hepatitis?
C. Tujuan
1. Agar mengetahui definisi dari diare dan hepatitis
2. Agar mengetahui penyebab dari diare dan hepatitis.
3. Agar mengetahui alur penularan diare dan hepatitis
4. Agar mengetahui pencegahan diare dan hepatitis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diare
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari
biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari
penderita (Depkes RI, Kepmenkes RI tentang pedoman P2D, Jkt, 2002).
Jika ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan konsistensi feses
(tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya bisa terjadi lebih dari
dua kali sehari dan berlangsung dalam jangka waktu lama tapi kurang dari 14hari. Seperti
diketahui, pada kondisi normal, orang biasanya buang besar sekali atau dua kali dalam sehari
dengan konsistensi feses padat atau keras.
B. Jenis-Jenis Diare
Adapun jenis-jenis diare sebagai berikut:
1) Diare Akut
Merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotaviru yang ditandai
dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya biasanya
(3kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare Rotavirus ini
merupakan virus usus patogen yang menduduki urutan pertama sebagai penyebab diare akut
pada anak-anak.
2) Diare Bermasalah
Merupakan yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit, intoleransi laktosa,
alergi protein susu sapi. Penularan secara fecal-oral, kontak dari orang ke orang atau kontak
orang dengan alat rumah tangga. Diarae ini umumnya diawali oleh diare cair kemudian pada
hari kedua atau ketiga baru muncul darah, dengan maupun tanpa lendir, sakit perut yang
diikuti munculnya tenesmus panas disertai hilangnya nafsu makan dan badan terasa lemah.
3) Diare Persisten
Merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare persisten
adalah keruskan mukosa usus. Penyebab diare persisten sama dengan diare akut.
C. Penyebab Diare
Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu makanan. Faktor
lingkungan dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus penyebab diare. Makanan
yang tidak cocok atau belum dapat dicerna dan diterima dengan baik oleh anak dan
keracunan makanan juga dapat menyebabkan diare.
Kadang kala sulit untuk mengetahui penyebab diare. Diare dapat disebabkan oleh
infeksi pada perut atau usus. Peradangan atau infeksi usus oleh agen penyebab :
1. Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa)
a) Virus (penyebab diare tersering – dan umumnya karena Rotavirus) gejala : Berak-berak
air (watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir, berbau asam.Virus penyebab diare Viral
gastroenteritis atau yang dikenal sebagai “stomach virus”, virus perut.
b) Bakteri - Berak2 dengan darah/lendir , sakit perut. Memerlukan antibioka sebagai terapi
pengobatan.
c) Parasite(Giardiasis) – Berak darah+/- dan lendir, sakit perut. Perlu antiparasite. Parasit
cryptosporidium atau microsporidium menyebabkan diare yang terjadi pada banyak
Odha. Kejadian infeksi parasit ini sudah menurun di AS sejak terapi antiretroviral (ART)
dipakai.
Macam-macam bakteri dan parasit yang biasa menyerang perut :
a. Coli bacteria
b. Salmonella enteritidis bacteria
c. Compylobacter bacteria
d. Shigella bacteria
e. Giardo parasite
f. Cryptosporidium parasite
2. Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia.
Contoh Obat ARV
a. Obat ARV: Beberapa jenis obat yang dipakai oleh Odha dapat menyebabkan diare. Hal
ini sering berlaku dengan nelfinavir, ritonavir, Kaletra, ddI, foskarnet, tipranavir dan
interferon alfa.
b. Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka – Bila diare terjadi saat anak sedang
dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda.
c. Terlalu banyak makan buah mentah atau makanan berlemak
3. Kekurangan gizi misalnya : kelaparan, kekurangan zat putih telur
Gizi yang buruk. Keadaan ini melemahkan kondisi tubuh penderita, sehingga
timbulnya diare akibat penyakit lain menjadi sering dan semakin parah
4. Tidak tahan terhadap makanan tertentu, misalnya : Alergi terhadap susu , si anak tidak
tahan meminum susu yang mengandung lemak atau laktosa
a. Alergi susu,- diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu
tersebut , biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi.
b. Penggunaan obat-obatan tertentu yang tidak dapat diterima oleh jaringan tubuh akan
menyebabkan penyakit sampingan berupa diare
5. Immuno defesiensi
6. Reaksi Obat Contoh antibiotik, obat-obat tekanan darah dan antasida yang mengandung
magnesium.
7. Penyakit Intestinal Penyakit inflamasi usus atau penyakit abdominal. Gangguan fungsi
usus, seperti sindroma iritasi usus dimana usus tidak dapat bekerja secara normal

D. Alur Penularan Diare


Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti :
a. Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh
serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor
b. Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan
tangan/ mainan / apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan
udara sampai beberapa hari.
c. Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar
d. Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih
e. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan
tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang
dipegang.
Etiologi
1. Infeksi bakteri
Beberapa jenis bakteri dapat termakan melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi dan menyebabkan diare seperti campylobacter, salmonella shigella dan
Escherichia coli.
2. Infeksi Virus
Virus yang menyebabkan diare yaitu rota virus,Norwalk,cytomegalovirus, virus
herpes simplex dan virus hepatitis.
3. Intoleransi Makanan
Factor makanan misalnya makanan basi, beracun,atau alergi terhadap
makanan.penularan melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,seperti:
4. Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi,baik yang sudah dicemari oleh
serangga atau terkontaminasi oleh tangan yang kotor.
5. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar.
6. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.
7. Parasit
Masuk dalam tubuh melalui makanan minuman yang kotor dan menetap dalam
system pencernaan seperti giardia lamblia, entamoeba histolytica dan cryptosporidium.
8. Reaksi Obat
Seperti antibiotic, obat-obatan, tekanan darah dan antasida mengandung magnesium.
9. Penyakit Inflamasi
Penyakit inflamasi usus atau penyakit abdominalis gangguan fungsi usus seperti
sindroma iritasi usus dimana usus tidak dapat bekerja secara normal.
E. Pencegahan Dan Penanggulangan
Penyakit diare dapat dicegah melalui :
1. Menggunakan air bersih. Tanda-tanda air bersih :
a. Tidak berwarna
b. Tidak berbau
c. Tidak berasa
2.Memasak air sampai mendidih sebelum diminum untuk mematikan sebagian besar kuman
penyakit.
3. Membuang tinja bayi dan anak-anak dengan benar.
Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang bersih dan
sehat.
a. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
b. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
c. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di lingkungan tempst
tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak
berasa.
d. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
e. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
f. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat. Kalau bisa
membawa makanan sendiri saat ke sekolah
g. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air bersih
dan jamban/WC yang memadai.
h. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak antara
jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air sedikitnya 10 meter agar
air tidak terkontaminasi. Dengan demikian, warga bisa menggunakan air bersih untuk
keperluan sehari-hari, untuk memasak, mandi, dan sebagainya.
F. Pengertian Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang dapat disebabkan oleh berbagai kausa,
termasuk infeksi virus atau pajana ke bahan – bahan toksik. Pada hepatitis virus, Peradangan
hati yang berkepanjangan atau berulang, yang biasanya berkaitan dengan alkoholisme kronik,
dapat menyebabkab sirosis, suatu keadaan berupa penggantian hepatosit yang rusak secara
permanen oleh jaringan ikat. Jaringan hati memiliki kemampuan mengalami regenerasi, dan
dalam keadaan normal mengalami pertukaran sel yang bertahap. Apabila sebagian jaringan
hati rusak, jaringan yang rusak tersebut dapat diganti melalui peningkatan kecepatan
pembelahan sel – sel yang sehat. Tampaknya terdapat suatu faktor dalam darah yang
bertanggung jawab mengatur proliferasi sel hati, walaupun sifat dan mekanisme factor
pengatur ini masih merupakan misteri. Namun, seberapa cepat hepatosit dapat diganti
memiliki batas. Selain hepatosit, di antara lempeng – lempeng hati juga ditemukan beberapa
fibroblast ( sel jaringan ikat ) yang membentuk jaringan penunjang bagi hati. Bila hati
berulang – ulang terpajan ke bahan – bahan toksik, misalnya alcohol, sedemikian seringnya,
sehingga hepatosit baru tidak dapat beregenerasi cukup cepat untuk mengganti sel – sel yang
rusak, fibroblast yang kuat akan memanfaatkan situasi dan melakukan proliferasi berlebihan.
Tambahan jaringan ikat ini menyebabkan ruang untuk pertumbuhan k kuembali hepatosit
berkurang.
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan
oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia.
(Sujono Hadi, 1999). Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar ,
hepatitis virus merupakan jenis yang paling dominan. Luka pada organ liver dengan
peradangan bisa berkembang setelah pembukaan untuk sejumlah farmakologi dan bahan
kimia dari inhalasi, ingesti, atau pemberian obat secara parenteral (IV) . Toxin dan Drug
induced Hepatitis merupakan hasil dari pembukaan atau terbukanya hepatotoxin, seperti :
industri toxins, alkohol dan pengobatan yang digunakan dalam terapi medik.
Istilah "Hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver).
Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk
obat tradisional. Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F
dan G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut ( hepatitis A ) dapat pula hepatitis
kronik (hepatitis B,C) dan adapula yang kemudian menjadi kanker hati ( hepatitis B dan C ).
hepatitis yang biasanya disebabkan oleh obat-obatan, alkohol (hepatitis alkoholik), dan
obesitas serta gangguan metabolisme yang menimbulkan nonalkoholik steatohepatitis
(NASH) disebut Hepatitis Nonvirus.
G. Epidemiologi
Insiden hepatitis virus yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan
masyarakat. Penyakit tersebut penting karena mudah ditularkan, memiliki morbiditas yang
tinggi dan menyebabkan penderitanya absen dari sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang
lama. 60% sampai 90% kasus–kasus hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa
dilaporkan. Keberadaan kasus-kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus–
kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan
yang kurang dari keadaan sebenarnya. Meskipun kurang lebih 50% orang dewasa di Amerika
Serikat telah memilki antibodi terhadap virus hepatitis A, banyak orang tidak mengingat
kembali episode atau kejadian sebelumnya yang memperlihatkan gejala hepatitis
H. Jenis-Jenis Hepatitis
a) HEPATITIS A
Etiologi. Virus hepatitis A (HAV) merupakan virus RNA kecil yang berdiameter 27 nm,
virus ini dapat dideteksi di dalam feses pada akhir masa inkubasi dan dalam fase preikterik.
Epidemiologi. HAV merupakan jenis infeksi hepatitis virus yang paling sering di Amerika
Serikat. Pada tahun 1988, 50% dari kasus hepatitis yang dilaporkan adalah infeksi Virus
hepatitis A (HAV). 5 Virus hepatitis A menyebabkan kebanyakan kasus hepatitis pada anak
dan dewasa muda.
Masa inkubasi. Masa inkubasi penyakit ini 2 – 6 minggu sejak pemaparan hingga munculnya
ikterus pada penderita. Titer HAV tertinggi di dalam tinja adalah menjelang awitan terjadinya
kenaikan bilirubin. Meskipun virus dapat dikenali di dalam tinja selama beberapa hari setelah
awitan ikterus, selama masa ini belum digambarkan tentang sifat penularan penyakit.
Penularan. Penyakit ini bersifat sangat menular. Penularan secara fecal oral dengan menelan
makanan yang sudah terkontaminasi, kontak dengan penderita melalui kontaminasi feces
pada makanan atau air minum, atau dengan memakan kerang yang mengandung virus yang
tidak dimasak dengan baik.
Diagnosis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang ditemui dan didukung oleh
pemeriksaan laboratorium. Gambaran klinis, sebelum timbulnya ikterus biasanya didahului
oleh suatu masa prodormal yang berlangsung sekitar 2 minggu dengan malaise, anoreksia,
dan sering gejala gastrointestinalis, disertai nyeri perut atas. Pada tes serologis, IgM HAV
berkembang sebelum mulainya ikterus dan sementara tes IgM anti-HAV meningkat pada
infeksi akut atau fase ikterus.
b) HEPATITIS B
Etiologi: Infeksi virus hepatitis B (HBV) sebelumnya dinamai “hepatitis serum” disebabkan
oleh virus kelompok hepadnavirus. Virus tersebut mengandung DNA.
Epidemiologi: Hepatitis B adalah penyakit infeksi virus hati yang menurut perkembangannya
apabila tidak ditangani dengan baik dapat berkembang menjadi sirosis hati, karsinoma
hepatoseluler bahkan tidak jarang menyebabkan kematian. Menurut WHO, sedikitnya 350
juta penderita carrier hepatitis B terdapat di seluruh dunia, 75%-nya berada di Asia Pasifik.
Diperkirakan setiap tahunnya terdapat 2 juta pasien meninggal karena hepatitis B. Hepatitis B
mencakup 1/3 kasus pada anak.
Masa inkubasi: Pada umumnya infeksi virus hepatitis B terjadi lebih lambat dibandingkan
dengan infeksi virus hepatitis A. Hepatitis B cencerung relatif lebih ringan pada bayi dan
anak-anak serta mungkin tidak diketahui. Beberapa penderita infeksi terutama neonatus akan
menjadi karier kronis. Masa inkubasi hepatitis B dimulai sejak pemaparan hingga awitan
ikterus selama 2 – 5 bulan. Pada penyakit ini tidak terdapat prevalensi yang berhubungan
dengan musim.
Penularan: Kontak dengan penderita melalui parenteral yang berasal dari produk-produk
darah secara intravena, kontak seksual, dan perinatal secara vertikel (dari ibu ke janin).
Diagnosis: Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang ditemui dan didukung oleh
pemeriksaan laboratorium. Riwayat ikterus pada para kontak keluarga, kawan-kawan
sekolah, pusat perawatan bayi, teman-teman atau perjalanan ke daerah endemi dapat
memberikan petunjuk tentang diagnosis.
Gambaran klinis, sebelum timbulnya ikterus biasanya didahului oleh suatu masa prodormal
seperti malaise, anoreksia, dan sering gejala gastrointestinalis, disertai nyeri perut atas.
Pemeriksaan laboratorium menunjukan hiperbilirubinemia, kenaikan kadar transaminase
serum. Pada tes serologis didapatkan HBsAg (+), Ig M Anti HBc (+).
c) HEPATITIS C
Etiologi: HCV tampaknya merupakan virus RNA kecil terbungkus lemak, diameternya
sekitar 30 – 60 nm.
Epidemiologi: Infeksi virus hepatitis C (HCV) merupakan infeksi hepatitis kronik yang
ditemukan tersering di negara-negara maju. Prevalensinya berkisar 1-2%. Di Indonesia
ternyata menurut survai pada atahun 1993 prevalensi anti HCV berkisar dari 2.5 – 3.4% (3).
Diperkirakan sekitar 5 s/d 7,5 juta penduduk Indonesia terkena infeksi kronik denan HCV,
berarti bahwa HCV penyebab penyakit hati kronik ke-2 setelah hepatitis B.
Masa inkubasi: Masa inkubasi berkisar antara 15 sampai 160 hari, rata-rata sekitar 50 hari.
Penularan: Seperti HBV, maka HCV diduga terutama ditularkan melalui jalan parenteral dan
kemungkinan melalui kontak seksual.
Diagnosis: Penyakit ini seringkali asimtomatik atau dengan keluhan terutama perasaan lelah.
Mungkin ada riwayat pernah transfusi atau penyalahgunaan obat suntik; tetapi sering pula
tidak ada riwayat yang relevan. Perjalanan penyakit berlangsung secara perlahan-lahan
ditandai dengan fluktuasi transaminase yang terjadi dalam beberapa tahunu. Setiap
peninggian enzim ini ada kaitannya dengan episode viremia. Kadar transaminase rata-rata
biasanya tiga kali nilai normal. Kadar albumin dan bilirubin mula-mula normal, secara
perlahan menjadi abnormal. Tanda-tanda hipertensi portal jarang ditemukan pada awal
berobat, spenomegali ditemukan pada 50% kasus. Perdarahan varises esofagus merupakan
gejala pada stadium lanjut.Terjadi trombositopenia sejalan dengan pembesaran limpa. Pada
tes serologis ditemukan Anti-HCV dan RNA HCV.
d) HEPATITIS D
Etiologi. Hepatitis D disebabkan oleh HDV, merupakan virus RNA yang berukuran 35 nm,
anehnya virus ini membutuhkan HBsAg untuk berperan sebagai lapisan luar partikel yang
menular. Sehingga hanya penderita yang positif terhadap HBsAg dapat tertular oleh HDV.
Epidemiologi. Hepatitis D terjadi pada hanya sebagian kecil anak.
Masa inkubasi. Masa inkubasi diduga menyerupai HBV yaitu sekitar 2 bulan.
Penularan. Penularannya terutama melalui serum, dan di AS penyakit ini terutama menyerang
orang yang memiliki kebiasaan memakai obat terlarang dan penderita hemofilia.
Diagnosis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik hepatitis yang ditemui dan
didukung oleh pemeriksaan laboratorium. Pada tes serologis ditemukan HBsAg (+) dan
ditemukan delta antigen.
e) HEPATITIS E
Etiologi. Hepatitis E disebabkan oleh HEV, merupakan virus RNA kecil, diameternya kurang
lebih 32 sampai 34 nm. Virus ini diidentifikasi oleh Bradley tahun 1990.
Epidemiologi. Hepatitis E jarang menyebabkan kasus hepatitis pada anak. Paling sering
menyerang orang dewasa muda sampai setengah umur, dan pada wanita hamil didapatkan
angka mortalitas yang sangat tinggi yaitu 20%.
Masa inkubasi. Masa inkubasi sekitar 6 minggu.
Penularan. Seperti halnya HAV, infeksi HEV ditularkan melalui jalan fekal-oral.
Diagnosis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik hepatitis yang ditemui dan
didukung oleh pemeriksaan laboratorium. Sejauh ini, usaha untuk mengembangkan suatu tes
serologis untuk virus ini masih belum berhasil.
I. Alur Penularan Hepatitis

1. Penularan hepatitis melalui fecal-oral

Rute fecal-oral adalah rute penularan hepatitis yang paling sering dijumpai pada


penderita hepatitis A dan hepatitis E. Kedua virus hepatitis ini dapat menyebar melalui sistem
pencernaan lewat makanan, atau minuman yang sudah terkontaminasi feses penderita
hepatitis.Sebagai contoh, penderita hepatitis A atau hepatitis E yang tidak mencuci tangan
setelah dari toilet, lalu menyentuh benda lain pun bisa menularkan virusnya ke orang lain.

2. Transfusi darah

Meski begitu, rute penyebaran virus ini hanya berlaku pada hepatitis B, C, dan
D.Terlebih lagi, virus hepatitis C hanya bisa menular lewat rute parenteral, yaitu kontak
langsung dengan darah yang terinfeksi. Pasalnya, baik virus hepatitis B, C, dan D hanya
terdapat di dalam darah atau cairan tubuh. Bila berlangsung dalam jangka waktu yang lama,
tentu dapat meningkatkan risiko komplikasi penyakit hati yang serius, seperti sirosis, kanker
hati, dan gagal hati. 

3. Pemakaian jarum yang tidak steril

Sebagai contoh, penggunaan jarum yang tidak steril biasa ditemukan pada jarum
untuk pembuatan tato, tindik, dan obat-obatan terlarang. Akibatnya, jarum suntik yang
digunakan kembali tanpa disterilkan dapat menginfeksi orang lain karena langsung
disuntikkan ke pembuluh darah. 

4. Berhubungan seks

Akibatnya, jarum suntik yang digunakan kembali tanpa disterilkan dapat menginfeksi
orang lain karena langsung disuntikkan ke pembuluh darah. Berhubungan seks ternyata
menjadi salah satu penyebaran virus hepatitis A dan B yang paling sering terjadi. Risiko
penularan akan semakin tinggi ketika aktivitas seksual dilakukan bersama dengan injeksi
obat-obatan terlarang. 

5. Penularan hepatitis secara vertikal saat melahirkan

Penyebaran virus terjadi akibat adanya membran darah yang pecah sebelum
melahirkan. Hal ini juga berlaku saat bayi terpapar darah ibu yang terinfeksi ketika proses
persalinan. Virus hepatitis C juga bisa menular saat proses persalinan, tetapi masih cukup
jarang terjadi. Namun, risiko penyebaran hepatitis C dapat meningkat ketika ibu hamil yang
terinfeksi hepatitis juga terjangkit HIV. 
J. Pencegahan Hepatitis
1. Terapkan Kebiasaan Mencuci Tangan
Biasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, serta saat pulang dari
beraktivitas. Terapkan kebiasaan ini kepada seluruh anggota keluarga di rumah. Mencuci
tangan dapat membantu menghilangkan kotoran yang mengandung virus hepatitis A dan E
serta menempel pada tangan.
2. Perhatikan Konsumsi Makanan dan Minuman
Kebiasaan mencuci tangan yang benar saja belum cukup. Anda perlu memperhatikan
kebersihan makanan serta minuman yang dikonsumsi. Sebisa mungkin, hindari makanan
mentah karena memiliki risiko lebih tinggi menyebarkan virus hepatitis.
3. Segera Lakukan Vaksinasi
Penularan virus Hepatitis A dan B dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi. Bila
terdapat orang yang menderita hepatitis di rumah, maka sebaiknya Anda dan keluarga segera
divaksin untuk mengurangi risiko tertular virus hepatitis.
4. Kenakan Pelindung Tubuh
Apabila Anda ingin melakukan bersih-bersih atau membereskan sesuatu di rumah
yang memiliki kemungkinan terkontaminasi cairan tubuh oleh penderita hepatitis, maka Anda
disarankan menggunakan pelindung seperti sarung tangan dan masker. Benda-benda di
rumah yang berpotensi terkontaminasi antara lain popok, sprei dan perlengkapan tidur, serta
peralatan di kamar mandi.

5. Hindari Berbagi Barang Pribadi


Anda perlu membatasi penggunaan barang pribadi, baik milik Anda maupun milik
penderita. Peralatan pribadi seperti sikat gigi, sisir, anting, pemotong, celana dalam, dan
sebagainya berpotensi terkontaminasi oleh cairan tubuh penderita, sehingga Anda disarankan
untuk tidak menggunakan peralatan tersebut bersama-sama.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Diare adalah gejala buang air besar dengan konsistensi feses (tinja) lembek, ataou cair,
bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya bisa terjadi lebih dari dua kali sehari dan
berlangsung dalam jangka waktu lama tapi kurang dari 14hari.
Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang dapat disebabkan oleh berbagai kausa,
termasuk infeksi virus atau pajana ke bahan – bahan toksik.
1. Penyebab penyakit

a. Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu makanan. Faktor

lingkungan dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus penyebab

diare. Makanan yang tidak cocok atau belum dapat dicerna dan diterima dengan

baik oleh anak dan keracunan makanan juga dapat menyebabkan diare.

b. Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang dapat disebabkan oleh berbagai

kausa, termasuk infeksi virus atau pajana ke bahan – bahan toksik.

2. Alur penularan
a. Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara

langsung.

b. Penularan penyakit hepatitis umumnya melalui kontak dengan penderita melalui

parenteral yang berasal dari produk-produk darah secara intravena, kontak

seksual, dan perinatal secara vertikel (dari ibu ke janin), oral, urin dan feses.

3. Pencegahan dan penanggulangan

a. Diare : menggunakan air bersih, memasak air sampai mendidih sebelum


diminum untuk mematikan sebagian besar kuman penyakit, membuang tinja
bayi dan anak-anak dengan benar.
b. Hepatitis : meningkatkan kebersihan lingkungan, menjaga higiene dan
sanitasi, menghindari kontak badan dengan penderita seperti alat makan
harus dicuci dan dipakai dengan terpisah, wc sehabis digunakan penderita
dibersihkan dengan antiseptik serta tidak gonta ganti pasangan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.cigna.co.id/health-wellness/mencegah-penularan-hepatitis-lebih-lanjut
https://www.academia.edu/18658316/MAKALAH_HEPATITIS
https://www.academia.edu/35076598/Makalah_diare

Anda mungkin juga menyukai