Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERAKTIF

Di Susun Oleh

Nama : Rita Evalina Butar-Butar


Nim : 2020086026012
Kelompok : I (Satu)
Stase : Keperawatan Anak ( Ruang SLB)
Dosen Pembimbing : Ellen R.V Purba, S.Kep., NS., M. Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
TAHUN AJARAN
2020 / 2021
I. KONSEP TEORI PENYAKIT HIPERAKTIF

A. Defenisi
Sindrome hiperaktivitas merupakan istilah gangguan kekurngn perhatian
menandakan gangguan-ganguan sentral yang terdapat pada anak-ank, yang sampai saat
ini di cap sebagai menderita hiperaktivitas, hiperkinesis, kerusakan otak minimal atau
disfungsi serebral minimal.

Hiperaktif menunjukan adanya suatu pola prilaku yang menetap pada seorang
anak. Prilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan
bertindak sekehendak hatinya atau implunsif. Hiperaktif adalah gangguan tingkah laku
yang tidak normal, disebabkan oleh disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak
mampu memutuskan perhatian (Nelson 2014).

Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian


dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attentiondeficitandhyperactivitydisorder (ADHD).
Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering
disebut minimal braindysfunctionsyndrome. Gangguan hiperkinetik adalah gangguan
pada anak yang timbul pada masa perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun) dengan
ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsif. Ciri perilaku ini
mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa. Dr. Seto Mulyadi dalam
bukunya “Mengatasi Problem Anak Sehari-hari“ mengatakan pengertian istilah anak
hiperaktif adalah : Hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang menetap
pada seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa
berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif. ADHD adalah sebuah
kondisi yang amat kompleks; gejalanya berbeda-beda. 

B. Klasifikasi

Ada tiga tipe anak hiperaktif yaitu :

1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian (in-atensi)


Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau Impulsif.
Mereka tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini kebanyakan ada pada anak
perempuan. Anak dalam tipe ini memiliki cirri-ciri : tidak mampu memusatkan
perhatian secara utuh, tidak mampu mempertahankan konsentrasi, mudah beralih
perhatian dari satu hal ke lain hal, sering melamun dan dapat digambarkan sedang
berada “diawang-awang”, tidak bisa diajak bicara atau menerima instruksi karena
perhatiannya terus berpindah-pindah, pelupa dan kacau.

2. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive.


Mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif, tetapi bisa
memusatkan perhatian. Tipe ini seringkali ditemukan pada anak- anak kecil. Anak
dalam tipe ini memiliki ciri-ciri berikut: terlalu energik, lari ke sana kemari,
melompat seenaknya, memanjat-manjat, banyak bicara,berisik. Ia juga impulsif:
melakukan sesuatu secara tak terkendali, begitu saja bertindak tanpa pertimbangan,
tak bisa menunda respons, tidak sabaran. Tetapi yang mengherankan, sering pada
saat belajar, ia menampakkan tidak perhatian, tetapi ternyata ia bisa mengikuti
pelajaran.

3. Tipe gabungan (kombinasi)


Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif. Kebanyakan
anak-anak termasuk tipe seperti ini. Anak dalam tipe ini mempunyai ciri-ciri
berikut: kurang mampu memperhatikan aktivitas dan mengikuti permainan atau
menjalankan tugas, perhatiannya mudah terpecah, mudah berubah pendirian, selalu
aktif secara berlebihan dan impulsif. Jadi yang dimaksud dengan hiperaktif adalah
suatu pola perilaku pada seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak
terkendali, tidak menaruh perhatian dan impulsif (bertindak sekehendak hatinya).
Anak hiperaktif selalu bergerak dan tidak pernah merasakan asyiknya permainan
atau mainan yang disukai oleh anak-anak lain seusia mereka, dikarenakan perhatian
mereka suka beralih dari satu fokus ke fokus yang lain. Mereka seakan-akan tanpa
henti mencari sesuatu yang menarik dan mengasikkan namun tidak kunjung datang.

C. Etiologi

a. Faktor neurologik
Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir dengan
masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses persalinan, distresfetal,
persalinan dengan cara ekstraksi forcep, toksimiagravidarum atau eklamsia
dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan normal. Di samping itu faktor-
faktor seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah, ibu yang terlalu muda,
ibu yang merokok dan minum alkohol juga meninggikan insiden hiperaktif.
Terjadinya perkembangan otak yang lambat. Faktor etiologi dalam bidang
neuoralogi yang sampai kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi pada salah
satu neurotransmiter di otak yang bernama dopamin. Dopamin merupakan zat
aktif yang berguna untuk memelihara proses konsentrasi. Beberapa studi
menunjukkan terjadinya gangguan perfusi darah di daerah tertentu pada anak
hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah orbital-prefrontal, daerah orbital-
limbik otak, khususnya sisi sebelah kanan.

b. Faktor toksik
Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet memiliki
potensi untuk membentuk perilaku hiperaktif pada anak. Di samping itu, kadar
timah (lead) dalam serum darah anak yang meningkat, ibu yang merokok dan
mengkonsumsi alkohol, terkena sinar X pada saat hamil juga dapat melahirkan
calon anak hiperaktif.

c. Faktor genetik
Didapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pada keluarga dengan
anak hiperaktif. Kurang lebih sekitar 25-35% dari orang tua dan saudara yang
masa kecilnya hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini juga terlihat pada anak
kembar.

d. Faktor psikososial dan lingkungan


Pada anak hiperaktif sering ditemukan hubungan yang dianggap keliru antara
orang tua dengan anaknya.

D. Patofisiologi
Kurang konsentrasi atau gangguan hiperaktivitas ditandai dengan gangguan
konsentrasi, sifat inplusi dan hiperaktivitas. Tidak terdapat bukti yang menyakinkan
tentang sesuatu mekanisme patofisiologi ataupun gangguan biokomiawi. Anak pria
yang hiperaktif yang berusia antara 6-9 tahun serta yang mempunyai IQ yang sedang,
yang teah memberikan tanggapan yang baik terhadap pengobatan-pengobatan stimulan,
memperlihatkan drajat perangsangan yang rendah di dalam susunan syaraf pusat
mereka, sebelum pengobatan tersebut dilaksanakan, sebagaimana yang berhasil di ukur
dengan mempergunakan elektroensefalografi, potensial-potensial yang dilakukan
secara auditorik serta sifat penghantar kulit. Anak priaini mempunyai skor tinggi untuk
kegelisahan, mudahnya perhatian mereka ddialihkan, lingkup perhatian mereka yang
buruk serta impuplsivitas. Dengan 3 minggu pengobatan serta perawatan, maka angka-
angka laboratorik menjadi lebih mendekati normal serta penilaian yang di berikan oleh
para guru mereka memperlihatkan tingkah laku yang lebih baik.
E. Pathway

PATHWAY

Faktor neurologis, toksik, genetik,


psikososial dan lingkungan

Ggn pola neurotransmiter


(dopamine)

Ggn.perkembangan di
otak

Hiperaktivit
as

Perilaku Terlalu Tidak bisa Tidak mampu


impulsif banyak dinasehati,tidak mau memusatkan
bergerak, tidak mendengar perhatian
dapat diam

Bertindak tanpa Anak sulit


berpikir tidur Membangkang, Sulit
menentang, konsentrasi
Ggn. Pola cenderung
Tidur berperilaku destruktif
Kegiatan
Intelektual
yang
rendah
membahayak
anaan

Lambat dalam
Resiko Cedera
perkembangan

Harga diri
rendah
situasional
F. Manifestasi Klinis
Ciri utama anak yang menderita sindrome hiperaktivitas yaitu :

1. Tidak ada perhatian


Ketidakmampuan memusatkan perhatian atau ketidak mampuan untuk
berkonsentrasi pada beberapa hal seperti membaca, menyimak pelajaran dan sering
tidak mendengarkan perkataan orang lain.

2. Hiperaktif
Mempunyai terlalu banyak energi, misalnya berbicara terus menerus, tidak mampu
duduk diam, selalu bergerak dan sulit tidur.

3. Impulsif
Sulit untuk menunggu giliran dalam permainan, sulit mengatur pekerjaannya,
bertindak tanpa berfikir, misalnya mengejar bola yang larri kr jalan raya, menabrak
pot bunga pada waktu berlari keruangan atau berbicara tanpa dipikirkan terlebih
dahulu akibatnya.

4. Menentang
Anak dengan gangguan hiperaktivitas umumnya memiliki sikap
penantang/pembangkang atau tidak mau dinasehati, misalnnya penderita akan
marah jika dilarang berlari kesana kemari, coret-coret atau naik turun tangga tak
berhenti. Penolakannya juga bisa ditunjukan dengan sikap cuek.

5. Destruktif
Perilakkunya bersifat destruktif atau merusak. Ketika menyusun lego misalnya,
anak aktif akan menyelesaikannya dengan baik sampe lego tersusun rapi.
Sebaliknya anak hiperaktif bukan menyelesaikannya malah menghancurkan mainan
lego yang sudah tersusun rapi.

6. Tanpa Tujuan
Semua aktivitas dilakukan tanpa tujuan jelas, kalau anak aktif ketika naik ke atas
kursi punya tujuan, misalnya ingin mengambil mainan atau bermain peran sebagai
supermen. Anak hiperaktif melakukannya tanpa tujuan. Dia hanya naik dan turun
kursi saja.

7. Tidak Sabar dan Usil


Ketika bermain dia tidak mau menunggu giliran. “ketika ia ingin memainkan
mobil-mobilan yang sedangdimainkan oleh temannya, dia langsung merebutnya
tanpa ba-bi-bu”. Tak hanya itu, anak hiperaktif pun seringkali mengusili temannya
tanpa alasan yang jelas. Mislanya, tiba-tiba mmukul, mendorong, menimpuk dan
sebagainya.
8. Intelektualitas Rendah
Seringkali intektualitas anak dengan gangguan hiperaktivitas berad di bawah rata-
rataanak normal. Mungkin karena psikologis mentalnya sudah terganggu sehingga
ia tidak bisa menunukan kemampuan kreaktifnya.

Ciri-ciri khusus anak yang hiperaktif diantaranya ialah sebagai berikut :

1. Sering menggerak-geraan tangan atau kakinya ketika duduk, atau sering


menggeliat.
2. Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia duduk manis.
3. Sering berlari-lari atau memenajat secara berlebihan pada keadaan yang tidak
selayaknya.
4. Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.
5. Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin, juga tenaganya tidak
pernah habis.
6. Sering terlalu banyak bicara
7. Sering sulit menunggu giliran
8. Sering memotong atau menyela pembicaraan
9. Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya 9bersikap apatis
terhadap lawan bicaranya).

G. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada pemeriksaan labolatorium yang akan menegakan diagnosis gangguan
kekurangan perhatian. Anak yang mengalami hiperaktivitas dilaporkan memperlihatkan
jumlah gelombang-gelombang lambat yang bertambah banyak pada elektorenefalogram
mereka, tanpa disertai dengan adanya bukti tentang penyakit neurologik atau epilepsy
yang progesif, tetapi penemuan ini mempunyai makna yang tidak pasti. Suatu EEG
yang dianalis oleh komputer akan dapat membantu didalam melakukan penilaian
tentang ketidakmampuan belajar pada anak itu.

H. Penatalaksanaan

1.      Keperawatan
1) Pengobatan serta perawatan yang harus dilaksanakan pada anak yang mengalami
gangguan hiperaktif ditujukan kepada keadaan sosial lingkungan rumah dan
ruangan kelas penderita serta kepada kebutuhan-kebutuhan akademik dan
psikososial anak yang bersangkutan, suatu penjelasan yang terang mengenai
keadaan anak tersebut haruslah diberikan kepada kedua orang tuanya dan kepada
anak itu sendiri.
2) Anak tersebut hendaklah mempunyai aturan yang berjalan secara teratur menurut
jadwal yang sudah ditetapkan dan mengikuti kegiatan rutinnya itu, dan sebaiknya
selalu diberikan kata-kata pujian.
3) Perangsangan yang berlebihan serta keletihan yang sangat hebat haruslah
dihindarakan, anak tersebut akan mempunyai saat-saat santai setelah bermain 
terutama sekali setelah ia melakukan kegiatan fisik yang kuat dan keras
4) Periode sebelum pergi tidur haruslah merupakan masa tenang, dengan cara
menghindarkan acara-acara televisi yang merangsang, permainan-permainan yang
keras dan jungkir balik.
5) Lingkungan di sekitar tempat tidur sebaiknya diatur sedemikian rupa, barang-
barang yang membahayakan dan mudah pecah dihindarkan.
6) Tehnik-tehnik perbaikan aktif yang lebih formal akan dapat membantu, dengan
memberikan hadiah kepada anak tersebut berupa bintang atau tanda sehingga
mereka dapat mencapai kemajuan dalam tingkah laku mereka.

2.      Medis
1) Terapi farmakologi :
Farmakoterapi kerap kali diberikan kepada anak-anak yang mengalami gangguan
hiperaktif. Farmakologi sering digunakan adalah dekstroamfetamin, metilfenidat,
magnesium pemolin serta fenotiazin. obat tersebut mempunyai pengaruh-
pengaruh sampingan yang lebih sedikit. Cara bekerja obat tersebut mungkin sekali
adalah dengan mengadakan modifikasi di dalam gangguan-gangguan fundamental
pada rentang perhatian, konsentrasi serta impulsivitas. Oleh karena respon yang
akan mereka berikan terhadap pengobatan tidak dapat diramalkan sebelumnya,
maka biasanya diperlukan suatu masa percobaan klinik, mungkin akan dibutuhkan
waktu 2-3 minggu dengan pemberian pengobatan setiap hari untuk menentukan
apakah akan terdapat pengaruh obat itu atau tidak.

2)      Dosis:
Obat tersebut diberikan setelah makan pagi dan makan siang, agar hanya
memberikan pengaruh yang minimal kepada nafsu makan dan tidur penderita.
 Metilfenidat : dosis yang diberikan berbeda-beda sesuai dengan usia masing-
masing anak akan tetapi berat badan tidak berpengaruh terhadap dosis.pada
awalnya mereka diberikan 5 mg pada saat makan pagi serta pada waktu makan
siang. Jika tidak ada respon yang diberikan maka dosis di naikan dengan 2,5
mg dengan selang waktu 3-5 hari. Bagi anak-anak yang berusia 8-9 tahun dosis
yang efektif adalah 15-20 mg/24 jam. Sementara itu anak yang berusia lebuh
lanjut akan memerlukan dosis sampai 40 mg/jam. Pengaruh obat ini akan
berlangsung selama 2-4 hari. Biasanya anak akan bersifat rewel dan menangis.
Jika pemakaian obat ini sudah berlangsung lama dan dosis yang diberikan lebih
dari 20 mg/jam rata-rata mereka akan mengalami pengurangan 5 cm dari tinggi
yang diharapkan.
 Dekstroamfetamin : dapat diberikan dalam bentuk yang dilepaskan
(showreleased) secara sedikit demi sedikit. Dosis awalnya adalah 10 mg
dengan masa kerja selama 8-18 jam sehingga penderita hanya membutuhkan
satu dosis saja setiap hari, pada waktu sarapan pagi. Dosisnya dalah kira
sebesar setengah dosis metilfenidat, berkisar antara 10-20 mg/jam
 Magnesium pemolin : dianjurkan untuk memberikan dosis awal sebesar 18,75
mg, untuk selanjutnya dinaikan dengan setengah tablet/minggu. Akan
dibutuhkan waktu selama 3-4 minggu untuk menetapkan keefektifan obat
tersebut. Efek samping dari obat tersebut adalah berpengaruh terhadap fungsi
hati, kegugupan serta kejutan otot yang meningkat.
 Fenotiazin : dapat menurunkan tingkah laku motorik anak yang bersangkutan,
efek samping : perasaan mengantuk, iritabilitas serta distonia.
 Secara umum efek samping dari pemakaian obat-obatan tersebut diatas adalah
anoreksia dan penurunan berat badan,  nyeri perut bagian atas serta sukar tidur,
anak akan mudah menangis serta peka terhadap celaan ataupun hukuman,
detak jantung yang meningkat serta penekanan pertumbuhan. Jika terjadi hal
demikian maka pengurangan dosis atau penghentian pengguanaan obat-obatan
perlu dihentikan.

I. Komplikasi
 Diagnosis sekunder sampai gangguan konduksi, depresi dan penyakit ancietas
 Pencapaian akademik kurang gagal disekolah,sulit membaca dan mengerjakan
aritmatika (sering kali akibat abnormalitas konsentrasi.
 Hubungan dengan teman sebaya buruk (sering kali akibat perilaku agresif dan kata
kata)
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN HIPERAKTIF

A. Pengkajian
a. Identitas klien : Meliputi nama (inisial), jenis kelamin, pendidikan, alamat dan
agama.
b. Kaji riwayat keluarga melalui wawancara atu genogram
Data yang dapat diperoleh apakah anak tersebut lahir prematur, berat badan lahir
rendah, anoksia, penyulit kehamilan lainnya atau ada faktor genetik yang diduga
sebagai penyebab dari gangguan hiperaktivitas pada anak.
c. Kaji riwayat perilaku anak.
Riwayat perkembangan, dimana dulu seorang bayi yang gesit, aktif dan
banyak menuntut, yang mempunyai tanggapan – tanggapan yang mendalam dan
kuat, dengan disertai kesulitan – kesulitan makan dan tidur, kerap kali pada bulan-
bulan pertama kehidupannya, sukar untuk menjadi tenang pada waktu
akan tidur serta lambat untuk membentuk irama diurnal. Kolik dilaporkan agak
umum terjadi pada mereka. Laporan guru tentang permasalahan-permasalahan
akademis serta tingkah laku di dalam kelas.

Menurut Videbeck (2008) pengkajian anak yang mengalami Attention Deficyt


Hiperactivity Disorder (ADHD) antara lain:

1.      Pengkajian riwayat penyakit


a) Orang tua mungkin melaporkan bahwa anaknya rewel dan mengalami masalah
saat bayi atau perilaku hiperaktif hilang tanpa disadari sampai anak berusia todler
atau masuk sekolah atau daycare.
b) Anak mungkin mengalami kesulitan dalam semua bidang kehidupan yang utama,
seperti sekolah atau bermain dan menunjukkan perilaku overaktif atau bahkan
perilaku yang membahayakan di rumah.
c) Berada diluar kendali dan mereka merasa tidak mungkin mampu menghadapi
perilaku anak.
d) Orang tua mungkin melaporkan berbagai usaha mereka untuk mendisplinkan anak
atau mengubah perilaku anak dansemua itu sebagian besar tidak berhasil.

2.      Penampilan umum dan perilaku motorik


a) Anak tidak dapat duduk tenang di kursi dan mengeliat dan bergoyang-goyang saat
mencoba melakukannya.
b) Anak mungkin lari mengelilingi ruang dari satu benda ke benda lain dengan
sedikit tujuan atau tanpa tujuan yang jelas.
c) Kemampuan anak untuk berbicara terganggu, tetapi ia tidak dapat melakukan
suatu percakapan, ia menyela, menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan berakhir
dan gagal memberikan perhatian pada apa yang telah dikatakan.
d) Percakapan anak melompat-lompat secara tiba-tiba dari satu topik ke topik yang
lain. Anak dapat tampak imatur atau terlambat tingkat perkembangannya

3.      Mood dan afek


a) Mood anak mungkin labil, bahkan sampai marah-marah atau tempertantrum.
b) Ansietas, frustasi dan agitasi adalah hal biasa.
c) Anak tampak terdorng untuk terus bergerak atau berbicara dan tampak memiliki
sedikit kontrol terhadap perilaku tersebut.
d) Usaha untuk memfokuskan perhatian anak dapat menimbulkan perlawanan dan
kemarahan.

4.      Proses dan isi pikir


Secara umum tidak ada gangguan pada area ini meskipun sulit untuk mempelajari anak
berdasarkan tingkat aktivitas anak dan usia atau tingkat perkembangan.

5.      Sensorium dan proses intelektual


a) Anak waspada dan terorientasi, dan tidak ada perubahan sensori atau persepsi
seperti halusinasi.
b) Kemampuan anak untuk memberikan perhatian atau berkonsentrasi tergangguan
secara nyata.
c) Rentang perhatian anak adalah 2 atau 3 detik pada ADHD yang berat 2 atau 3
menit pada bentuk gangguan yang lebih ringan.
d) Mungkin sulit untik mengkaji memori anak, ia sering kali menjawab, saya tidak
tahu, karena ia tidak dapat memberi perhatian pada pertanyaan atau tidak dapat
berhenti memikirkan sesuati.
e) Anak yang mengalami ADHD sangat mudah terdistraksi dan jarang yang mampu
menyelesaikan tugas.

6.      Penilaian dan daya tilik diri


a) Anak yang mengalami ADHD biasanya menunjukkan penilaian yang buruk dan
sering kali tidak berpikir sebelum bertindak
b) Mereka mungkin gagal merasakan bahaya dan melakukan tindakan impulsif,
seperti berlari ke jalan atau melompat dari tempat yang tinggi.
c) Meskipun sulit untuk mempelajari penilaian dan daya tilik pada anak kecil.
d) Anak yang mengalami ADHD menunjukkan kurang mampu menilai jika
dibandingkan dengan anak seusianya.
e) Sebagian besar anak kecil yang mengalami ADHD tidak menyadari sama sekali
bahwa perilaku mereka berbeda dari perilaku orang lain.
f) Anak yang lebih besar mungkin mengatakan, "tidak ada yang menyukaiku di
sekolah", tetapi mereka tidak dapat menghubungkan kurang teman dengan
perilaku mereka sendiri.

7.      Konsep diri
a) Hal ini mungkin sulit dikaji pada anak yang masih kecil, tetapisecara umum harga
diri anak yang mengalami ADHD adalah rendah.
b) Karena mereka tidak berhasil di sekolah, tidak dapat memiliki banyak teman, dan
mengalami masalah dalam mengerjakan tugas di rumah, mereka biasanya merasa
terkucil sana merasa diri mereka buruk.
c) Reaksi negatif orang lain yangmuncul karena perilaku mereka sendiri sebagai
orang yang buruk dan bodoh

8.      Peran dan hubungan


a) Anak biasanya tidak berhasil disekolah, baik secara akademis maupun sosial.
b) Anak sering kali mengganggu dan mengacau di rumah, yang menyebabkan
perselisihan dengan saudara kandung dan orang tua.
c) Orang tua sering meyakini bahwa anaknya sengaja dan keras kepala dan
berperilaku buruk dengan maksud tertentu sampai anak yang didiagnosis dan
diterapi.
d) Secara umum tindakan untuk mendisiplinkan anak memiliki keberhasilan yang
terbatas pada beberapa kasus, anak menjadi tidak terkontrol secara fisik, bahkan
memukul orang tua atau merusak barang-barang miliki keluarga.
e) Orang tua merasa letih yang kronis baik secara mental maupun secara fisik.
f) Guru serungkali merasa frustasi yang sama seperti orang tua dan pengasuh atau
babysister mungkin menolak untuk mengasuh anak yang mengalami ADHD yang
meningkatkan penolakan anak.

9.      Pertimbangan fisiologis dan perawatan diri


Anak yang mengalami ADHD mungkin kurus jika mereka tidak meluangkan waktu
untuk makan secara tepat atau mereka tidak dapat duduk selama makan. Masalah
penenangan untuk tidur dan kesulitan tidur juga merupakan masalah yang terjadi. Jika
anak melakukan perilaku ceroboh atau berisiko, mungkin juga ada riwayat cedera fisik.
B. Diagnosis Keperawatan

Beberapa diagnosis yang mungkin muncul pada kasus anak dengan hiperaktivitas antara
lain :

1. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan koping individu tidak efektif.
2. Risiko cedera berhubungan dengan hiperaktivitas dan perilaku impulsif.
3. Ketidakefektifankoping  individu berhubungan dengankelainan fungsi darisystem
keluarga dan perkembangan ego yang terlambat, serta penganiayaan dan
penelantaran anak.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas dan hiperaktif.
5. Ansietas (sedang sampai berat) berhubungan dengan ancaman konsep diri, rasa
takut terhadap kegagalan, disfungsi system keluarga dan hubungan antara orang tua
dan anak yang tidak memuaskan.
6. Penurunan koping keluarga berhubungan dengan perasaan bersalah yang
berlebihan, marah atau saling menyalahkan diantara anggota keluarga tentang
perilaku anak, kepenatan orang tua karena menghadapi anak dengan gangguan
dalam jangka waktu yang lama.

C. Intervensi Keperawatan

No Diagnosis Tujuan Kritria Hasil Intervensi Rasional


keperawatan
1 Harga diri Tujuan : Mandiri : Mandiri
rendah Anak memperlihatkan 1.  Pastikan bahwa 1.  Hal ini penting untuk
situasional perasaan-perasaan sasaran-sasaran pasien untuk
berhubungan nilai diri yang yang akan dicapai mencapai sesuatu,
dengan meningkat saat adalah realistis. maka rencana untuk
koping pulang, dengan aktivitas-aktivitas di
individu tidak Kriteria hasil : 2. Sampaikan mana kemungkinan
efektif  Ekspresi verbal perhatian tanpa untuk sukse adalah
dari aspek-aspek persyaratan untuk mungkin dan
positif tentang diri, pasien. kesuksesan ini dapat
pencapaian meningkatkan harga
masalalu dan 3.  Sediakan waktu diri anak.
prospek-prospek bersama anak,
masa depan keduanya pada satu 2. Komunikasi dari pada
 Mampu ke satu basis dan penerimaan Anda
mengungkapkan pada aktivitas- terhadap anak sebagai
persepsi yang aktivitas kelompok. makhluk hidup yang
positif tentang diri berguna dapat
   Anak 4.   Menemani anak meningkatkan harga
berpartisipasi dalam diri.
dalam aktivitas- mengidentifikasi
aktivitas baru aspek-aspek positif 3. Hal ini untuk
tanpa dari diri anak. menyampaikan pada
memperlihatkan anak bahwa Anda
rasa takut yang 5.   Bantu anak merasa bahwa dia
ektrim terhadap mengurangi berharga untuk waktu
kegagalan. penggunaan Anda.
penyangkalan
sebagai suatu 4. Aspek positif yang
mekanisme bersikap dimiliki anak dapat
membela. mengembangkan
rencana-rencana
6. memberikan untuk merubah
dorongan dan karakteristik yang
dukungan kepada dilihatnya sebagai hal
pasien dalam yang negatif.
mengalami rasa
takut terhadap 5.  Memberikan bantuan
kegagalan dengan yang positif untuk
mengikuti aktivitas- identifikasi amsalah
aktivitas terapi dan dan pengembangan
melaksanakan dari perilaku-perilaku
tugas-tugas baru dan koping yang lebih
berikan pengakuan adaptif. Penguatan
tentang kerja keras positif membantu
yang berhasil meningkatkan harga
dengan penguatan diri dan
positif untuk usaha- meningkatkan
usaha yang penggunaan perilaku-
dilakukan. perilaku yang dapat
diterima oleh pasien.
7. Beri umpan balik
positif kepada klien 6. pengakuan dan
jika melakukan pengyatan positif
perilaku yang meningkatkan harga
mendekati diri.
pencapaian tugas.
7. Pendekatan ini yang
disebut shaping
adalah prosedur
perilaku ketika
pendekatan yang
beturut-turut akan
perilaku yang
diinginkan, dikuatkan
secara positid. Hal ini
memungkinkan untuk
memberikan
penghargaan kepada
klien saat ia
menunjukkan harapan
yang sebenarnya
secara bertahap.
2 Risiko cedera Tujuan : Mandiri : Mandiri :
berhubungan Anak tidak akan 1. Anak – anak pada
dengan melukai diri sendiri 1. Observasi perilaku resiko tinggi untuk
hiperaktivitas atau orang lain dengan melakukan
anak secara sering.
dan perilaku kriteria hasil : pelanggaran
Lakukan hal ini
impulsif.  Darurat melalui aktivitas memerlukan
dipertahankan pada pengamatan yang
sehari – hari dan
tingkat di mana seksama untuk
interaksi untuk
pasien merasa tidak mecegahtndiak yang
menghindari
perlu melakukan membahayakan bagi
timbulnya rasa
regresi. diri sendiri atau orang
waspada dan
 Anak mencari staf lain.
kecugiaan.
untuk
mendiskusikan 2. Pernyataan–
2. Observasi perilaku–
perasaan – perasaan pernyataan verbal
perilaku yang
yang sebenarnya. seperti “Saya akan
mengarah pada
 Anak mengetahui, bunuh diri,” atau “Tak
tindakan bunuh diri.
mengungkapkan dan lama ibu saya tidak
menerima perlu lagi
3. Tentukan maksud
kemungkinan menyusahkan diri
dan alat – alat yang
konsekuensi dari karena saya” atau
memungkinkan
perilaku maladaptif perilaku – perilaku
untuk bunuh diri.
diri sendiri. non verbal seperti
Tanyakan “apakah
membagi – bagikan
anda memiliki
barang – barang yang
rencana untuk
disenangi, alam
bunuh diri?” dan
perasaan
“bagaimana rencana
berubah.Kebanyakan
anda untuk
anak yang mencoba
melakukannya?”
untuk bunuh diri telah
4.   Dapatkan kontrak menyampikan
verbal atau tertulis maksudnya baik
dari anak yang secara verbal atau
menyatakan nonverbal.
persetujuannya
untuk tidak 3. Pertanyaan-
mencelakakan diri pertanyaan yang
sendiri dan langsung menyeluruh
menyetujui untuk dan mendekati adalah
menemukan staf cocok untuk hal
pada kondisi dimana seperti ini. Anak yang
pemikiran kearah memiliki rencana
tersebut muncul. yang dapat digunakan
adalah beresiko lebih
5. Bantu anak tinggi dari pada yang
mengenali kapan tidak.
kemarahan terjadi
dan untuk menerima 4. Diskusi tentang
perasaan-perasaan perasaan-perasaan
tersebut sebagai untuk bunuh diri
miliknya sendiri. dengan seseorang
Apakah anak telah yang dipercaya
menyimpan suatu: memberikan suatu
buku catatan derajat perasaan lega
kemarahan “dimana pada anak. Suatu
catatan yang dialami perjanjian membuat
dalam 24 jam permasalahan menjadi
disimpan. terbuka dan
menempatkan
6.   Bertindak sebagai beberpa tanggung
model peran untuk jawab untuk
ekspresi yang sesuai keamanan dengan
dari percobaan. anal. Suatu sikap
menerima anak
7. Singkirkan semua sebagai seseorang
benda-benda yang yang patut
berbahaya dari diperhatikan telah
lingkungan anak. disampaikan.

8.  Coba untuk 5. Informasi tentang


mengarahkan sumber tambahan dari
perilaku kekerasan merahan, respon
fisik untuk ansietas perilaku dan persepsia
anak (mis. Kantung anak terhadapa situasi
pasien untuk latihan ini harus dicatat.
tinju, jogging, bola Diskusikan apapun
voli). data dengan anak
anjurkan juga respon
9. Usahakan untuk bisa – respon perilaku
tetap bersama anak alternatif yang
jika tingkat diidentifikasi sebagai
kegelisahan dan maladaptif.
tegangan mulai
meningkat. 6.  Hal ini vital bahwa
anak
mengekspresikan
perasaan – perasaan
marah, karena bunuh
diri dan perilaku
merusak diri sendiri
lainnya seringkali
terlihat sebagai suatu
akibat dari kemarahan
diarahkan pada diri
sendiri.

7. Keamana fisik anak


adalah prioritas dari
keperawatan.

8. Ansietas dan tegangan


dapat diredakan
dengan aman dan
dengan adanya
manfaat untuk anak
dengan cara ini.

9. Hadirnya
seseorang yang dapat
dipercaya
memberikan rasa
aman.

3 Ketidakefekti Tujuan: 1. Pastikan bahwa 1. Penting untuk anak


fan koping  Anak sasaran-sasarannya untuk nmencapai
individu mengembangkan dan adalah realistis. sesuatu, maka rencana
berhubungan menggunakan untuk aktivitas-
dengankelain keterampilan koping 2.  Sampaikan perhatian aktivitas di mana
an fungsi dari yang sesuai dengan tanpa syarat pada kemungkinan untuk
sistem umur dan dapat anak. sukses adalah
keluarga dan diterima sosial dengan mungkin. Sukses
perkembanga kriteria hasil: 3. Sediakan waktu meningkatkan harga
n ego yang  Anak mampu bersama anak, diri.
terlambat, penundaan keduanya pada saty
serta pemuasan ke satu basis dan 2.  Komunikasi dari pada
penganiayaan terhadap pada aktivitas- penerimaan Anda
dan keinginannya, aktivitas kelompok. terhadapnya sebagai
penelantaran tanpa terpaksa makhluk hidup yang
anak. untuk menipulasi 4.  Menemani anak berguna dapat
orang lain. dalam meningkatkan harga
 Anak mampu mengidentifikasi diri.
mengekspresikan aspek-aspek positif
kemarahan dengan dari dan dalam 3. Hal ini untuk
cara yang dapat mengembangkan menyampaikan pada
diterima secara rencana-rencana anak bahwa Anda
sosial untuk merubah merasa bahwa dia
 Anak mampu karakteristik yang berharga untuk waktu
mengungkapkan melihatnya sebagai Anda.
kemampuan- negatif.
kemampuan 4.   Identifikasi aspek-
koping alternatif 5. Bantu anak aspek positif anak
yang dapat mengurangi dapat membantu
diterima secara penggunaan mengembangkan
sosial sesuai penyangkalan sebagai aspek positif sehingga
dengan gaya hidup suatu mekanisme memiliki koping
dari yang ia bersikap individu yang efektif.
rencanakan untuk membela. Memberika
menggunakannya n bantuan yang 5.  Penguatan positif
sebagai respons positif untuk membantu
terhadap rasa identifikasi masalah meningkatkan harga
frustasi dan pengembangan diri dan meningkatkan
dari perilaku-perilaku penggunaan perilaku-
koping yang lebih perilaku yang dapat
adaptif. diterima oleh anak.

6. Memberi dorongan 6. Pengakuan dan


dan dukungan kepada penguatan positif
anak dalam meningkatkan harga
menghadapi rasa diri.
takut terhadap
kegagalan dengan
mengikuti aktivitas-
aktivitas terapi dan
melaksanakan tugas-
tugas baru. Beri
pangakuan tentang
kerja keras yang
berhasil dan
penguatan positif
untuk usaha-usaha
yang dilakukan

4 Gangguan Tujuan: 1. Observasi pola tidur 1. Masalah harus


pola tidur Anak mampu untuk anak, catat kondisi- diidentifikasi sebelum
berhubungan mencapai tidur tidak kondisi yang bantuan dapat
dengan terganggu selama 6 menganggu tidur. diberikan.
ansietas dan sampai 7 jam setiap
hiperaktif. malam dengan kriteria 2. Kaji gangguan- 2. Ansietas yang
hasil: gangguan pola tidur dirasakan oleh anak
 Anak yang berlangsung dapat mengganggu
mengungkapkan berhubungan dengan pola tidur anak
tidak adanya rasa takut dan sehingfga perlu
gangguan- ansietas-ansietas diidentifikasi
gangguan pada tertentu. penyebabnya.
waktu tidur.
 Tidak ada 3. Duduk dengan anak 3. Kehadiran seseorang
gangguan- sampai dia tertidur. yang dipercaya
gangguan yang memberikan rasa
dialamti oleh 4. Pastikan bahwa aman.
perawat. makanan dan
 Anak mampu minuman yang 4.    Kafein adalah
untuk mulai tidur mengandung kafein stimulan SSP yang
dalam 30 menit dihilangkan dari diet dapat mengganggu
dan tidur selama 6 anak. tidur.
sampai 7 jam
tanpa terbangun. 5.  Berikan sarana 5.  Sarana-sarana ini
perawatan yang meningkatkan
membantu tidur relaksasi dan membuat
(misalnya: gosok bisa tidur.
punggung, latihan
gerak relaksasi 6.  Tubuh memberikan
dengan musik reaksi menyesuaikan
lembut, susu hangat kepada suatu siklus
dan mandi air rutin dari istirahat dan
hangat). aktivitas.

6. Buat jam-jam tidur 7.  Kehadiran seseorang


yang rutin, hindari yang dipercaya
terjadinya deviasi memberikan rasa
dari jadwal ini. aman.

7.   Beri jaminan
ketersediaan pada
anak jika dia
terbangun pada
malam hari dan
dalam kondisi
ketakutan
5 Ansietas Tujuan: 1. Bentuk hubungan
(sedang Anak mampu kepercayaan dengan 1. Kejujuran,
sampai berat) mempertahankan anak. Bersikap ketersediaan dan
berhubungan ansietas di bawah jujur, konsisten di penerimaan
dengan tingkat sedang, dalam berespons meningkatkan
ancaman sebagaimana yang dan siap. Tunjukkan kepercayaan pada
konsep diri, ditandai oleh tidak rasa hormat yang hubungan anak
rasa takut adanya perilaku- positif dan tulus. dengan staf atau
terhadap perilaku yang yang perawat.
kegagalan, tidak mampu dalam 2. Sediakan aktivitas-
disfungsi menanggapi terhadap aktivitas yang 2. Tegangan dan
system stres. diarahkan pada ansietas dilepaskan
keluarga dan penurunan tegangan dengan aman dan
hubungan dan pengurangan dengan manfaat untuk
antara orang ansietas(misalnya anak melalui
tua dan anak berjalan atau joging, aktivitas-aktivitas
yang tidak bola voli, latihan fisik.
memuaskan. dengan musik,
pekerjaan rumah 3. Anak-anak cemas
tangga, permainan- sering menolak
permainan hubungan antara
kelompok. masalah-masalah
emosi dengan ansietas
3. Anjurkan anak mereka.Gunakan
untuk mekanisme-
mengidentifikasi mekanisme
perasaan-perasaan pertahanan projeksi
yang sebenarnya dan pemibdahan yang
dan untuk dilebih-lebihkan.
mengenali sendiri
perasaan-perasaan 4. Ansietas dengan
tersebut padanya. mudah dapat menular
pada orang lain.
4.  Perawat harus
mempertahankan 5. Keamanan anak
suasana nyaman adalah prioritas
pada pasien. keperawatan.

5.    Tawarkan bantuan 6.  Sebagaimana ansietas


pada waktu-waktu dapat membantu
terjadi peningkatan mengembangkan
ansietas. Pastikan kecurigaan pada
kembali akan beberapa individu
keselamatan fisik yang dapat salah
dan fisiologis. menafsirkan sentuhan
sebagai suatu agresi.
6.  Penggunaan
sentuhan 7. Rencana tindakan
menyenangkan memberikan anak
untuk beberapa perasaan aman untuk
anak. Bagaimanapu penanganan yang
n juga anak harus lebih berhasil
berhati-hati terhadap kondisi yang
terhadap sulit jika terjadi lagi.
penggunaan.
8. Obat-obatan terhadap
7. Dengan ansietas (misalnya
berkurangntaansieta diazepam,
s, temani anak untuk klordiasepoksid,alpra
mengetahui zolam) memberikan
peristiwa-peristiwa perasaan lega
tertentu yang terhadap efek-efek
mendahului yang tidak berjalan
serangannya. Berhas dari ansietas dan
il pada respons- mempermudah
respons alternatif kerjasama anak
pada kejadian dengan terapi.
selanjutnya.

8. Lakukan kolaborasi
dengan dokter
dalam pemberian
obat penenang
sesuai dengan yang
diperintahkan. Kaji
untuk
keefektifitasannya,
dan beri
petunjukkepada
anak mengenai
kemungkinan efek-
efek samping yang
memberi penharuh
berlawanan.

6 Penurunan Tujuan: 1. Berikan informasi 1. Pengetahuan dan


koping Orang tua dan material yang ketrampilan yang
keluarga mendemonstrasikan berhubungan tepat dapat
berhubungan metode intervensi dengan gangguan meningkatkan
dengan yang lebih konsisten anak dan teknik keefektifan peran
perasaan dan efektif dalam menjadi orang tua orang tua.
bersalah yang berespons perilaku yang efektif.
berlebihan, anak dengan kriteria 2. Konseling suportif
marah atau hasil: 2.   Dorong individu dapat membantu
saling  Mengungkatkan untuk keluarga dalam
menyalahkan dan mengatasi mengungkapkan mengembangkan
diantara perilaku negatif perasaan secara strategi koping.
anggota pada anak. verbal dan menggali
keluarga  Mengidentifikasi alternatif cara 3. Penguatan positif
tentang dan menggunakan berhubungan dapat meningkatkan
perilaku sistem pendukung dengan anak harga diri dan
anak, yang dibutuhkan. mendorong
kepenatan 3. Beri umpan balik kontinuitas upaya.
orang tua positif dan dorong
karena metode menjadi 4. Masalah keluarga
menghadapi orang tua yang mempengaruhi semua
anak dengan efektif. anggota keluarga dan
gangguan tindakan lebih efektif
dalam jangka 4.   Libatkan saudara bila setiap orang
waktu yang kandung dalam terlibat dalam terapi
lama. diskusi keluarga dan tersebut.
perencanaan
interaksi keluarga 5. Terapi keluarga dapat
yang lebih efektif. membantu mengatasi
masalah global yang
5. Libatkan dalam mempengaruhi
konseling keluarga. seluruh struktur
keluarga. Gangguan
6. Rujuk pada sumber pada salah satu
komunitas esuai anggota keluarga akan
indikasi, termasuk mempengaruhi
kelompok seluruh anggota
pendukung orang keluarga.
tua, kelas menjadi
orang tua. 6.  Mengembangkan
sistem pendukung
dapat meningkatkan
kepercayaan diri dan
keefektifan orang
tua.Pemberian model
peran atau harapan
untuk masa depan.

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan


yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995 dalam Risma, 2017).
Jenis tindakan pada implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri, saling
ketergantungan / kolaborasi, dan tindakan rujukan/ketergantungan. Implementasi
tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan.

E. Evaluasi Keperawatan

Hasil yang diharapkan dari pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan
hiperaktif antara lain:
a. Anak mampu memperlihatkan perasaan-perasaan nilai diri yang meningkat saat
pulang.
b. Anak tidak akan melukai diri sendiri atau orang lain.
c. Anak mampu mengembangkan dan menggunakan keterampilan koping yang
sesuai dengan umur dan dapat diterima sosial.
d. Anak mampu untuk mencapai tidur tidak terganggu selama 6 sampai 7 jam setiap
malam.
e. Anak mampu mempertahankan ansietas di bawah tingkat sedang, sebagaimana
yang ditandai oleh tidak adanya perilaku-perilaku yang tidak perilaku yang tidak
mampu dalam menanggapi terhadap stres.
f. Anak mampu mendemonstrasikan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang
lain tanpa menjadi defensif, perilaku merasionalisasi atau mengekspresikan
pikiran waham kebesaran.
g. Orang tua dapamendemonstrasikan metode intervensi yang lebih konsisten dan
efektif dalam berespons perilaku anak.
h. Dapat mengungkapkan secara verbal pemahaman tentang penyebab masalah
perilaku, perlunya terapi dalam kemampuan perkembangan.
Daftar Pustaka

Baniah Sri Handayani. 2011. Penyebab Anak Hiperaktif.


From :http://www.ibudanbalita. com/diskusi/pertanyaan/59679/penyebab-anak-
hiperaktif. [diakses 20 april 2021]

Nelson.  Ilmu Kesehatan Anak . Bagian 1. Alih Bahasa Hunardja S.


Jakarta, Widya Medika, 2014

 Nelson, Ilmu Pediatri Perkembangan. Alih Bahasa Moelia Radja


Siregar. Jakarta, EGC, 2015

Pilliteri, Adelle, Child Health Nursing Care of The Child and


Family. Philadelphia, Lippincott, 2010

  Penanganan Anak Hiperaktif . 2004. http://www.republika,co.id

Anda mungkin juga menyukai