detikcom
o Terpopuler
o Kirim Tulisan
o Live TV NEW
o Ramadan 2021
Kategori Berita
News
Finance
Teknologi
Entertaiment
Sport
Sepakbola
Otomotif
Travel
Food
Health
Wolipop
DetikX
20Detik
Foto
Edukasi NEW
Layanan
Pasang Mata
Ads Smart
Forum
detikEvent
detikPoint
CNN Indonesia
CNBC Indonesia
Hai Bunda
InsertLive
Beautynesia
Female Daily
Home
Berita
Daerah
Internasional
detikX
Kolom
Blak Blakan
Pro Kontra
Infografis
Foto
Video
Indeks
Adsmart
Terpopuler
Hoax or Not
Suara Pembaca
detikNewsBerita
11 komentar
SHARE URL telah disalin
Ilustrasi (dok.detikcom)
Jakarta - Istilah 'makar' kembali mengemuka beberapa hari terakhir. Terakhir, polisi
menerapkan pasal makar ke advokat Eggi Sudjana terkait dugaan makar. Apa itu makar?
"Menilik dari asal-usul kata aslinya, 'makar' berasal dari bahasa Arab, yaitu makron, masdar,
yang berarti menipu, memerdaya, membujuk, mengkhianati, mengelabui, perbuatan makar,"
kata guru besar hukum pidana Prof Hibnu Nugroho kepada detikcom, Kamis (9/5/2019).
Adapun dalam 'Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)' istilah 'makar' memiliki tiga arti,
yaitu akal busuk, tipu muslihat. Kedua perbuatan (usaha) dengan maksud hendak menyerang
(membunuh) orang, dan ketiga perbuatan (usaha) menjatuhkan pemerintah yang sah.
Nah, dalam istilah hukum, makar tidak didefinisikan dengan tegas dalam KUHP. Penjelasan-
penjelasan makar merupakan istilah yang dipakai oleh akademisi hukum untuk
menterjemahkan aanslag (bahasa Belanda). Kata aanslag diartikan sebagai serangan yang
bersifat kuat atau dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai violent attack, fierce attack.
Di Indonesia, makar kerap ditemui. Seperti di Kesultanan Demak oleh Aria Penangsang pada
1549 dan Pemberontakan Kuti terhadap Kerajaan Majapahit masa pemerintahan Raja
Jayanegara pada 1319.
Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno tercatat dalam sejarah pelaku makar pertama kali
ialah Daniel Maukar yang dengan mengendarai pesawat tempur sendiri menyerang Istana
Negara. Untunglah pada saat itu Presiden Soekarno tidak sedang berada di dalam istana.
Daniel Maukar diadili atas tindakan makar terhadap negara dan juga presiden. Dia dijatuhi
hukuman mati meski pada akhirnya diampuni dan hanya menjalani sekitar delapan tahun
masa pemidanaan.
Baca juga:Selain KUHP dan UU ITE, Penghasut People Power Bisa Kena UU
Pemilu
Bagaimana di KUHP? Tindak pidana makar masuk Bab tentang Kejahatan terhadap
Keamanan Negara. Pasal-pasalnya antara lain:
Pasal 87
Dikatakan ada makar untuk melakukan suatu perbuatan, apabila niat untuk itu telah
ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan, seperti dimaksud dalam pasal 53.
Pasl 104
Makar dengan maksud untuk membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau meniadakan
kemampuan Presiden atau Wakil Presiden memerintah, diancam dengan pidana mati atau
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara sementara paling lama dua puluh tahun.
Pasal 106
Makar dengan maksud supaya seluruh atau sebagian dari wilayah negara, diancam dengan
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara sementara paling lama dua puluh tahun.
Pasal 107
(1) Makar dengan maksud untuk menggulingkan pemerintah, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.
(2) Para pemimpin dan pengatur makar tersebbut dalam ayat (1), diancam dengan pidana
penjara seumur hidup atau pidana penjara sementara paling lama dua puluh tahun
Pasal 139a
Makar dengan maksud melepaskan wilayah atau daerah lain dari suatu negara sahabat
untuk seluruhnya atau sebagian dari kekuasaan pemerintah yang berkuasa di situ, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun
Pasal 139b
Makar dengan maksud meniadakan atau mengubah secara tidak sah bentuk pemerintahan
negara sahabat atau daerahnya yang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat tahun.
Pasal Makar pernah dua kali diuji ke Mahkamah Konstitusi (MK). Pemohon meminta makar
harus dimaknai sebagai 'serangan', sehingga harus dianggap sebagai delik selesai. Namun
MK menilai argumen itu tidak bisa diterima. MK berpendapat percobaan makar -- tanpa perlu
tujuan makar tercapai yaitu pemerintah yang terguling--pun sudah bisa dikenai delik.
"Sebab apabila kata 'makar' begitu saja dimaknai sebagai 'serangan', hal itu justru akan
menimbulkan ketidakpastian hukum karena penegak hukum baru dapat melakukan tindakan
hukum terhadap seseorang apabila orang yang bersangkutan telah melakukan tindakan
'serangan' dan telah nyata timbul korban," demikian bunyi putusan MK yang diketok pada 31
Januari 2018.
Lalu apakah delik makar bisa memberangus kebebasan berpendapat yang dilindungi UUD
1945? MK juga menepis anggapan itu. Sebab, negara berkewajiban melindungi kehidupan
berbangsa, termasuk melindungi hak asasi manusia. MK juga memutuskan pasal makar
adalah turunan langsung dari kedaulatan negara, sehingga MK tidak bisa menghapus pasal
tersebut.
"Hukum memegang peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Justru harus
dipahami bahwa pengaturan pasal a quo juga demi memberikan perlindungan kepada diri
pribadi, keluarga pada rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan atas perilaku
tindak pidana makar," kata MK.
Belakangan, pasal makar kembali mengemuka terkait seruan people power. Beberapa pihak
sudah diperiksa Mabes Polri terkait hal itu.
Simak Juga "Kivlan Zein dan Lieus Sungkharisma Dipolisikan atas Tuduhan Makar":
(asp/rvk)
makarpeople powereggi sudjanapasal makar
11 komentar
SHARE URL telah disalin
Baca Juga
Larangan Mudik Berakhir Hari Ini, Simak Aturan Perjalanan Hingga 24 Mei
Anggota DPRD Sumut Mara Jaksa Dipecat PKS Gegara Kasus Asusila
Dipecat PKS, Anggota DPRD Sumut Melawan dan Menang Bak Fahri Hamzah
Berita Terpopuler
#1
Habib Rizieq Dituntut 10 Bulan Penjara di Kasus Kerumunan Megamendung
#2
Pernyataan Lengkap Jokowi Tolak Pemberhentian 75 Pegawai KPK Tak Lulus TWK
#3
Jokowi Tak Setuju 75 Pegawai KPK Diberhentikan!
#4
Telur Ayam di Kediri yang Diduga Palsu Ternyata Asli
#5
Ini Pertimbangan MK yang Dipakai Jokowi 'Selamatkan' 75 Pegawai KPK
Lihat Selengkapnya
Foto
4 Foto
Foto News
Kapal Nelayan India-Pakistan 'Mati Suri' Gegara Topan Tauktae
7 Foto
Foto News
Kembali Dibuka, TPU Tanah Kusir Didatangi Peziarah
7 Foto
Snapshots
Ini Spanduk Tolak Pemudik Tanpa Swab Masuk Jakarta
8 Foto
Foto News
Balon Udara Bermuatan Petasan Meledak di Klaten
Lihat Selengkapnya
Video
01:20
detikFlash
Risma Akan Minta Arahan Jokowi Terkait BNPB Tak Masuk DIM RUU
01:40
detikFlash
13 Pemudik di Tangsel Disetop Gegara Naik Pikap, Langsung Dites Antigen!
02:44
detikFlash
Eks Pimpinan KPK Apresiasi Pernyataan Jokowi soal Polemik TWK
02:48
detikFlash
H+3 Lebaran Arus Lalin di Tol Japek Lengang, Ini Analisa Polisi
Lihat Selengkapnya
Komentar Terbanyak
570
Komentar
Dinonaktifkan Pimpinan KPK, Novel Baswedan dkk Melawan!
421
Komentar
Dendam Pribadi Firli di Balik Penonaktifan Novel Baswedan cs
415
Komentar
Tak lulus TWK, Yudi Purnomo: Kurang Merah Putih Apa Kami?
Berita Terpopuler
#1
Habib Rizieq Dituntut 10 Bulan Penjara di Kasus Kerumunan Megamendung
#2
Pernyataan Lengkap Jokowi Tolak Pemberhentian 75 Pegawai KPK Tak Lulus TWK
#3
Jokowi Tak Setuju 75 Pegawai KPK Diberhentikan!
#4
Telur Ayam di Kediri yang Diduga Palsu Ternyata Asli
#5
Ini Pertimbangan MK yang Dipakai Jokowi 'Selamatkan' 75 Pegawai KPK
Lihat Selengkapnya
part
of
Connect With Us
Copyright @ 2021 detikcom.
All right reserved
Kategori
News
Edukasi
Finance
Teknologi
Entertaiment
Sport
Sepakbola
Otomotif
Travel
Food
Health
Wolipop
DetikX
20Detik
Foto
Layanan
Pasang Mata
Adsmart
Forum
detikEvent
detikPoint
Trans Snow World
Trans Studio
Informasi
Redaksi
Pedoman Media Siber
Karir
Kotak Pos
Media Partner
Info Iklan
Privacy Policy
Disclaimer
Jaringan Media
CNN Indonesia
CNBC Indonesia
Haibunda
Insertlive
Beautynesia
Female Daily