Anda di halaman 1dari 34
B BAB 2 ae = KESEJAHTERAAN SOsiA\ L, PEMB SOSIAL, DAN PEMBANGUNAN vane ‘| BERPUSAT PADA MANUSIA Two men cut wood all day long. One worked straight through, without stopping to rest, At the end of the day he had a sizable pile of logs. The other would chop for 50 minutes and then take a ten minutes break, At the end of the day he had much larger pile. “How could you chop more?” asked the man who'd worked continously. His friend replied, “when | stopped for rest, | also sharpened my axe.” (Thomas B. Welch Jr) embangunan di Indonesia merupakan amanat ue gaimana ditetapkan dalam UUD 1945, di mana tujual negara Indonesia adalah untuk melindungi segenaP Pane Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, ae ion kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bandtonal ikut melaksanakan ketertiban dunia. Pembanguna? untuk “‘bagaimana digariskan dalam GBHN; merupelat mencakup Mencapai tujuan tersebut. Pembangunan ne dapat bel “Daya Peningkatan semua segi kehidupan bangs, Dipindai dengan CamScanner Intervenst Komunitas dan Pengembangan Masyarakat 44 i i ekonomi, pembangunan aspek fisik, sosial, budaya, jomi, Petthang keamanan, dan dapat pula berupa pembangunan ideologi, Dalam kaitannya dengan pembangunan secara umum maupun pembangunan sosial (social development) secara khusus, Perkembangan pendekatan pembangunan pada dunia Interna. sional juga memengaruhi perkembangan pembangunan di Indo. nesia, baik dalam kerangka pemikiran maupun pendekatannya, Pembahasan perkembangan pendekatan pembangunan dalam Ilmu Kesejahteraan Sosial merupakan bagian dari bahasan isu-isu makro yang terkait dengan intervensi sosial pada level komunitas. Beberapa hal yang terkait dengan pendekatan pembangunan secara umum telah diuraikan pada bab terdahulu, sedangkan pada bab ini akan digambarkan secara singkat keterkaitan antara kesejahteraan sosial dan pembangunan sosial yang juga meru- pakan suatu pendekatan dalam pembangunan yang sering kali dikait-kaitkan dalam pembahasan pembangunan ekonomi, maupun pendekatan fisik. Di samping itu, pada bab ini juga akan diuraikan secara singkat, keterkaitan antara pemberdayaan, baik itu dari sisi proses maupun Program, dengan intervensi komunitas. A. Kesejahteraan Sosial ba anya di i sy ean Yi iukur Secara ekonomi dan fisik belaka, Kehidupan spiritual. Kata dilihat dari berbagai sudu aaa it Pandang, antara lain sebagai berikut- Dipindai dengan CamScanner Bab 2: Kesejahteraan Sosial, Pembangunan Sosial 45 1. Kesejahteraan Sosial sebagai suatu Keadaan (Kondisi) Sebagai suatu keadaan atau kondisi kehidupan masyarakat antara lain dapat dilihat dari rumusan Undang-Undang No. 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, Pasal 2 ayat 1: “Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan peng- hidupan sosial materiil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketenteraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jas- maniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak- hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.” Rumusan di atas menggambarkan kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan di mana tercipta tatanan atau tata kehidupan yang baik (memadai) dalam masyarakat dan bukan sekadar kemakmuran pada kehidupan materiil, tetapi juga Suatu keadaan di mana tercipta tatanan atau tata dalam kehidupan spiritual kehidupan yang baik masyarakat. Perhatian pada (memadai) dalam masya~ aspek kehidupan ini dilakukan rakat, dan bukan sekadar d ; kemakmuran pada kehi- lengan tidak menempatkan | 454m materil, tetapi iva satu aspek lebih penting dari dalam kehidupan spiritual yang lainnya, tetapi lebih masyarakat mencoba melihat pada upaya Mendapatkan titik keseimbangan. Titi dimaksud adalah keseimbangan antara rohaniah ataupun keseimbangan antara aspek ritual. k keseimbangan yang aspek jasmaniah dan materiil dan spi- Dipindai dengan CamScanner 46 Intervensi Komunitas dan Pengembangan Masyarakat in tentang kesejahteraan sosial yang melihat Definisi lai atu kondisi tergambar dari definis, kesejahteraan sosial sebagai s ’ yang dikemukakan Midgley (1975:5), yaitu: “A state or condition of human well-being that exists when social problems are managed, when human needs are met, and when social opportunities are maximized.” (Suatu keadaan atau kondisi kehidupan manusia yang tercipta ketika berbagai permasalahan sosial dapat dikelola dengan baik; ketika kebutuhan manusia dapat terpenuhi dan ketika kesempatan sosial dapat dimaksimalisasikan). 2. Kesejahteraan Sosial dalam Kaitan dengan Pembangunan Sektoral a. Dalam arti sempit, makna kesejahteraan diartikan dalam pengertian yang bersifat sektoral, yaitu salah satu sektor dalam pembangunan. Di sini luas cakupan kesejahteraa” sosial sering dikaitkan dengan kegiatan yang dilakukan oleh area Cones atau di beberapa negara lain sering ranah dari bideng pee of Health and Welfare sehingg? masalah Fee Sejahteraan sosial tidaklah mencakup , pendidikan, perumahan, dan sebagainy2- Dalam arti sosial wang Gaiden onteks Indonesia, kata kesejaheraa” ditangani oleh re 7 dengan bidang yang dikerjakan atau Ekuin (Ekonomi fs ‘© Kesejahteraan Rakyat serta Menko » Xeuangan, Industri, dan Perdagangan), yang di dalamn) a te Pendidikan ne erdapat Departemen Sosial, Departeme? sional, D, Agama, Departemen Ke ‘epartemen Keseha: tan, Departeme” ‘pendudukan dan Lingkungan Hidup, dan berbaga; ementerian t inny; Bai kementeri, erkait lai i a. Dipindai dengan CamScanner Bab 2: Kesejahteraan Sosial, Pembangunan Sosial 47 Pendefinisian kesejahteraan sosial berdasarkan sektor pem- bangunan ini, antara lain terlihat dari apa yang dikemukakan Spicker (1995:3) yang juga dikemukakan pada awal bab I dalam buku ini, di mana Spicker melihat bidang kesejahteraan sosial dalam arti sempit itulah yang terkait dengan disiplin pekerjaan sosial (social work) yang menjadi cikal bakal berkembangnya Ilmu * Kesejahteraan Sosial. Bidang ini pada berbagai negara ditangani oleh Ministry of Health and Welfare atau di Indonesia ditangani oleh Departemen Sosial. Sementara itu, untuk kasus Indonesia, Kesejahteraan Sosial dalam arti luas mempunyai pengertian yang tidak saja mencakup pada bidang yang ditangani oleh Departemen Sosial, tetapi sudah mencakup pada berbagai Departemen ataupun kementerian yang terkait dengan upaya yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, termasuk pada bidang kesejahteraan rakyat serta ekonomi, keuangan, perindustrian, dan perdagangan. Terutama bidang ekonomi yang terkait dengan upaya peningkatan usaha ekonomi mikro dan kecil, tanpa melupakan aspek peme- rataan distribusi pendapatan (income distribution) dalam rangka menanggulangi kemiskinan. 3. Kesejahteraan Sosial sebagai suatu Kegiatan Sebagai suatu kegiatan, pengertian kesejahteraan sosial dapat terlihat antara lain dari definisi yang dikembangkan oleh Friedlander (1980). Menurut Friedlander: Lf “Social welfare is the organized system of social services and insti- tutions, designed to aid individuals and group to attain satisfying standards of life and health.” j (Kesejahteraan sosial merupakan sistem yang ere | dari berbagai institusi dan usaha-usaha kesejahteraan sosia Dipindai dengan CamScanner Intervensi Komunitas dan Pengembangan Masyarakat 48 yang dirancang guna membantu individu ataupun kelom, agar dapat mencapai standar hidup dan kesehatan yang lei, memuaskan). Meskipun tidak secara eksplisit menyatakan kesejahterzay sosial sebagai suatu kegiatan, pengertian yang dikemukakay oleh Friedlander di atas sekurang-kurangnya menggambarkay kesejahteraan sosial sebagai suatu sistem pelayanan (kegiatan) yang dirancang guna meningkatkan taraf hidup masyarakat, Meskipun dalam pengertian yang dikemukakannya Friedlander secara eksplisit menyatakan bahwa target dari kegiatan tersebut adalah individu dan kelompok, tetapi dalam arti luas pengertian Friedlander juga melihat masyarakat sebagai suatu totalitas. 4. Kesejahteraan Sosial sebagai suatu IImu Ada berbagai definisi yang dapat dikembangkan dalam upaya menggambarkan kesejahteraan sosial sebagai suatu ilmu. Dua di antaranya ditampilkan dalam buku ini. a. “Ilmu Kesejahteraan Sosial adalah suatu ilmu yang men coba mengembangkan pemikiran, strategi dan teknik untuk meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat, baik di level mikro, mezzo, maupun makro” (Adi, 2003:42); “The study of agencies, Programs, personnel, and policies which focus on the delivery of socal services to individuals, groups communities” (Zastrow, 2004:5); atau “Ilmu Kesejahteraan §, mengkaj metodol kualitas Pengelol, Osial adalah ilmu terapan Y2%8 angkan kerangka pemikiran Sef dimanfaatkan untuk meningkat*” ') masyarakat antara lain melalt! Ssial; pemenuhan kebutuhan hid¥? i dan mengemb ogi yang dapat hidup. (kondis; jaan masalah ¢, Dipindai dengan CamScanner Bab 2: Kesejahteraan Sosial, Pembangunan Sosial 49 masyarakat, dan pemaksimalan kesempatan anggota ma- syarakat untuk berkembang” (Adi, 2005:17). Dari ketiga definisi tersebut, terlihat bahwa IImu Kesejahte- raan Sosial adalah ilmu yang bersifat terapan karena itu kajiannya sangat terkait dengan suatu intervensi sosial (perubahan sosial terencana) yang dilakukan oleh pelaku perubahan (change agents) terhadap berbagai sasaran perubahan (target of change) yang terdiri dari individu, keluarga, dan kelompok kecil (level | mikro), komunitas dan organisasi (level mezzo) dan masyarakat yang lebih luas, baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi, negara, maupun tingkat global (level makro). Terkait dengan intervensi sosial yang dikembangkan, Ilmu Kesejahteraan Sosial dituntut untuk mengembangkan metodologi (termasuk di dalamnya aspek strategi dan teknik) guna meningkatkan kualitas kehidupan dari sasaran perubahan mereka (tergantung dengan level mana mereka berinteraksi). Di samping itu, sebagai ilmu yang terkait dengan profesi yang memberikan bantuan (helping professions) terhadap berbagai sasaran perubahan (seperti, Klien, beneficiaries, kelompok sasaran ataupun komunitas sasaran), Ilmu Kesejahteraan Sosial merupakan suatu ilmu yang mencoba menyinergikan berbagai ilmu yang sudah berkembang guna meningkatkan taraf hidup (kesejahteraan) masyarakat. Ilmu Kesejahteraan Sosial, seperti pula disiplin pekerjaan sosial, merupakan ilmu yang fokus pembahasannya diarahkan pada berbagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraah Oe syarakat. Dalam perkembangannya sejak era 1980-an oe in Pekerjaan sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial Lia eae Pendekatan pembangunan sosial sebagai salah satu Pere Pembangunan yang mencoba menyinergikan pembangunan dengan pembangunan ekonomi. Dipindai dengan CamScanner rvensi Komunitas dan Pengembangan Masyarakat gunan Sosial (Social Development) sebagai salah satu pendekatan dalam erkembangannya, sering kali diperten- konomi. Hal ini terkait dengan nggunakan istilah pem- perubahan ekonomi yang 50 Inte B. Pemban: Pembangunan sosial pembangunan, pada awal p tangkan dengan pembangunan ¢! pemahaman banyak orang yang me! bangunan yang dikonotasikan sebagai diakibatkan oleh adanya industrialisasi (Midgley, 1995:2). Akan tetapi, sejak kurang lebih satu-dua dasawarsa terakhir, keberadaan pembangunan sosial sebagai pendekatan pem- bangunan yang dapat saling bekerja sama dengan pembangunan fisik dan pembangunan ekonomi sudah lebih dapat diterima. Bahkan di Indonesia, program perbaikan kampung MHT III (Mohamad Husni Thamrin II) sekitar tahun 1993 yang dilakukan di Jakarta sudah mulai mencoba mengadaptasi keterkaitan Pomb antara pembangunan fisik, embangunan sosial menurut ekonomi, dan sosial. Dalam Midgley, adalah suatu proses dunia pekerjaan sosial dan perubahan sosial yang teren- cana dan dirancang untuk Ilmu Kesejahteraan Sosial meningkatize fa hidup sendiri, Menurut Midgley sebagai suatu (1995:30) isti h istilah pem- keutuhan, di mana pem- ET ini dilakukan untuk spling melengkapi dengan populer di awal 1980-an. Proses pembangu- Hal ini terkait dengan bangunan sosial mulai nan ekonomi keterlibatan beberapa pe- Serikat yang bekerja di kerja sosial dari Amerika memputyai propre Q Derbagai Lembaga Internasional dan Kembang (developing sph nn ocTbaBal negara ic ‘a yer ini pun mulaj mati i Keterlibatan oe cesagdenng di mana salah satunys eee” Pada satui era tersebut di ia, nya adalah memperkuat peas ae organi: Dipindai dengan CamScanner Bab 2: Kesejahteraan Sosial, Pembangunan Sosal 51 nonpemerintah (nongovernment organizations) dala - bangunan sosial. m peta pem. Dalam membahas pembangunan sosial ada beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli mengenai istilah ini. Salah satunya adalah pengertian yang dikemukakan oleh Midgley (1995:25) yang mendefinisikan pembangunan sosial sebagai: “A process of planned social change designed to promote the well- being of the population as a whole in conjunction with a dynamic process of economic development.” (Suatu proses perubahan sosial yang terencana yang diran- cang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagai suatu keutuhan, di mana pembangunan ini dilakukan untuk saling melengkapi dengan dinamika proses pembangunan ekonomi). Sebagai penjelasan dari definisi ini, Midgley (1995:13; 26- 28) mengajukan sekurang-kurangnya delapan aspek yang perlu diperhatikan. 1. Proses pembangunan sosial tidak terlepas (dipisahkan secara nyata) dari pembangunan ekonomi. Hal ini yang membuat pendekatan pembangunan sosial berbeda dengan pende- katan institusional dan residual dalam Ilmu Kesejahteraan Sosial karena dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial, pendekatan ini secara langsung menitikberatkan pada osial terhadap pembangunan itu sendiri. Aspek ini terkait dengan aspek lain dalam penjabaran Midgley, misalnya pada aspek kedua (pembangu: nan sosial pars fokus yang interdisipliner yang diambil dari con ienis ilmu sosial) dan aspek kelima (yaitu, proses pem anguna sosial adalah interventionist). intervensi st Dipindai dengan CamScanner t 52 _Intervensi Komunitas dan Pengembangan Masyarakai unan sosial mempunyai fokus yang interdisipline yang diambil dari berbagai jenis ilmu sosial. Misalnya, pandangan dari ilmu politik dan ekonomi dipadukan untuk mendapatkan gambaran permasalahan dalam masyarakat, Perpaduan pandangan ekonomi politik ini kemudian diolah agar dapat memformulasikan intervensi sosial (perubahan sosial yang terencana) untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat (people’s well being) dan bukan sekadar me- nangani permasalahan yang terdapat di masyarakat (social problems). 2. Pembang' 3. Dalam konsep pembangunan sosial tergambar adanya suatu proses yang dinamis. Dinamika dalam perubahan sosial ini menggambarkan adanya interaksi antara pelaku perubahan dan sasaran perubahan serta menggambarkan adanya inte- raksi internal dalam masyarakat. Pada aspek ini di dalamny? dinyatakan secara eksplisit tentang adanya unsur perubahan dan pertumbuhan yang terjadi dalam suatu masyarakat. Proses dinamis ini meliputi tahap pertama, pre-existing cot dition (Kondisi awal), merupakan kondisi masyarakat ya%6 mg ae eeneeen yang ingin diubah; tahap kedua, proses at i‘ ‘tu sendiri; dan tahap ketiga, kondisi akhir (tk etika proses perubahan sosial sudah diakhiri. Proses perubahan ‘an; . bangunan sosial re = terdapat dalam pendekatan peM™ secara bertahap, tr tapi jukkan perubahan be one ‘a den, . nun N ke arah yan, gan pasti akan mel 8 lebih baik. Dipindai dengan CamScanner Bab 2: Kesejahteraan Sosial, Pembangunan Sosial 53 ubahan melakukan berbagai upaya perubahan sosial ya terencana (intervensi sosial) guna meningkatkan taraf ae masyarakat tersebut. Hal ini menentang pandangan (eagssan) yang menyatakan bahwa perbaikan kehidupan sosial akan terjadi secara natural jika ekonomi pasar sudah berjalan dengan baik ataupun perubahan yang terjadi secara natural karena dorongan sejarah (historical forces). Tujuan pembangunan sosial diusahakan untuk dicapai melalui beberapa strategi. Strategi-strategi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan menghubungkan intervensi sosial dengan upaya-upaya pembangunan ekonomi, meskipun keduanya didasari oleh keyakinan dan ideologi yang berbeda. Pembangunan sosial lebih memusatkan pada populasi sebagai suatu kesatuan yang bersifat inklusif dan universalistik. Pendekatan ini tidak hanya memfokuskan pada orang- (needy individuals). Akan tetapi, | ini lebih memfokuskan pada antarkan‘ oleh pembangunan rti kelompok miskin orang yang ’membutuhkan’ pendekatan pembangunan sosia mereka (komunitas) yang ‘diterl: ekonomi yang terjadi selama ini, sepe s yang ada di perkotaan dan pedesaan, serta kelompok mino- ritas. Pembangunan sosial lebih mengadopsi pendekatan makro yang lebih memfokuskan pada komunitas en level (lokal, regional, nasional, dan internasional), ae di dalamnya juga pada pendekatan yang rE ee komunitas pedesaan (rural communities), komunitas yang tinggal di dalam kota (inner city areas), dan pembangunan di tingkat kota (cities). pangan dan Tujuan dari pembangunan sosial adalah pengemba Bi ji ; masyarakat (promotion of peningkatan kesejahteraan Dipindai dengan CamScanner kat Intervensi Komunitas dan Pengembangan Masyarakat 54 ), Kesejahteraan sosial yang dimaksud oleh Midgley welfare)- cial sebagai suatu kondisi sosial day dalah kesejahteraan $0 oon sekadar kegiatan amal ataupun bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah (1995:13). Sebagai suatu kondis, (keadaan), kesejahteraan sosial dapat dilihat dari tiga unsur utamanya, yaitu: (a) tingkatan (derajat) sampai di mana permasalahan sosial yang ada di masyarakat dapat dikelola; (b) sampai seberapa banyak kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi; dan (¢) sampai seberapa besar kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup dapat diperluas pada berbagai lapisan masyarakat (1995:14). Dari penjelasan di Pembangunan ekonomi tidaklah atas, terlihat bahwa bermakna (meaningless), kecvali | pembangunan sosial diikuti dengan peningkatan len (1955 kesejahteraan sosial dari populasi menurut Midgley : 23) adalah pendekatan sebagai suatu kesatuan pembangunan yang se nan cara eksplisit berusaha mengintegrasikan proses pembang\ ekonomi dan sosial, seperti dua sisi koin yang saling melengkapi satu sama lain. Pembangunan sosial tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya pembangunan ekonomi, sedangkan pembang nan ekonomi tidaklah bermakna (meaningless) kecuali diikuti dengan peningkat : : an kesejahteraan sosi ‘ + sebagai sosi ba suatu kesatuan, ial dari populasi seb26' Dalam kai / a quanye dengan strategi pembangunan .gosial ‘apkan dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat, Midgley : 1995: d strategi besar, vain, ( 995:103-138) mengemukakan ada cig? 1. Pemban, gunan Sosi; . Individuals), di en Alt Individu (Social Development mana individu-j dividu-individu dalam masyar@®* Dipindai dengan CamScanner Bab 2: Kesejahteraan Sosial, Pembangunan Sosial 55 secara swadaya membentuk usaha pelayanan masyarakat guna memberdayakan masyarakat. Pendekatan ini lebih mengarah pada pendekatan individualis atau perusahaan (individualist or enterprise approach); 2, Pembangunan Sosial melalui Komunitas (Social Development by Communities), di mana kelompok masyarakat secara ber- sama-sama berupaya mengembangkan komunitas lokalnya. Pendekatan ini lebih dikenal dengan nama pendekatan komunitarian (communitarian approach); 3. Pembangunan Sosial melalui Pemerintah (Social Development by Governments), di mana pembangunan sosial dilakukan oleh lembaga-lembaga di dalam organisasi pemerintah (govern- ment agencies). Pendekatan ini lebih dikenal dengan nama pendekatan statis (statist approach). Tiga, strategi besar yang dikemukakan Midgley di atas, sebenarnya juga dapat dilihat sebagai tiga level intervensi sosial yang dapat dikembangkan oleh pelaku perubahan (change agents). Terkait dengan hal itu, Cox dalam materi lokakarya “Pengem- bangan Materi Pembangunan Sosial dalam Kurikulum Pendidikan Ilmu Kesejahteraan Sosial” (2001:23) menggambarkan bahwa ketiga strategi di atas dalam bentuk tiga level pembangunan, yaitu pembangunan di tingkat makro, mezzo, dan mikro. 1. Pembangunan di tingkat makro, pada dasarnya merupakan pembangunan di level normatif di mana Praktisi Kesejahte- raan Sosial dalam arti luas terlibat dalam berbagai pembuatan kebijakan sosial. embangunan dilakukan di level komu- mencoba mengembang- f, proaktif, dan kreatif bangan masyarakat 2. Pada tingkat mezzo, Pp nitas di mana pelaku perubahan kan program yang bersifat preventil bersama masyarakat melalui penge™ Dipindai dengan CamScanner 56 Intervensi Komunitas dan Pengembangan Masyarakat velopment) Di samping itu, pada tingkat metry dilakukan pada tingkat organisasiona di tingkat organisasional. (community de ini, pembangunan melalui perubahan n di tingkat mikro lebih bersifat rehabilitatis ). Fungsi ini diperlukan, terutama patkan bantuan dengan ‘a membutuhkan 3, Pembanguna dan remedial (penyembuhan untuk mereka yang perlu mendaj segera, misalnya para pengungsi yang seger pangan, dan tempat berteduh. Sementara itu, Cox, mengutip dari Gray (1997:361) sebagai perbandingan, menggambarkan pandangan Gray tentang level pembangunan (levels of development) dalam pembangunan sosial menjadi empat level. Keempat level pembangunan tersebut adalah: , 1. Pembangunan sosial di level mikro (individual level), yané menitikberatkan pada pembangunan melalui intervensi sosial (perubahan sosial yang terencana) yang dilakukan di tingkat individual untuk masalah-masalah personal yang biasanya juga terkait dengan masalah sosial yang lebih luas- Misalnya, konseling trauma dari korban tindak kekerasan- bantuan sandang, 2. Pembangunan sosial di level mezzo (community level), yar8 sn an org be a vena Mi berbagai medium kelompok) guna meng Serie ne ada di tingkat komunitas. Biasany* pengembangan va akukan adalah melalui pendekat#? (ihat = ae ataupun intervensi komunitas tervensi komunitas dalam buke Pemberda: yaan, Pen, Komunitas), igembangan Masyarakat, dan Intervens! » Pembangunan sosial di I ‘menitikberatkan pada pe; level makro (national level), biasany* ‘mbuatan kebijakan sosial penyediaa™ Dipindai dengan CamScanner Bab 2: Kesejahteraan Sosial, Pembangunan Sosial 57 bantuan sosial di tingkat nasional dan } an. politik bagi warga negara. INES Pemberdayaan 4, Pembangunan sosial di level global (international level) misalnya keikutsertaan dalam forum-forum atau al konferensi di tingkat internasional guna mengembangkan kawasan (wilayah) tertentu yang melewati batasan suatu negara. Berdasarkan pandangan dari Midgley, Cox, dan Gray di atas, level pembangunan sosial yang dibahas dalam buku ini pada dasarnya dapat dikemukakan menjadi empat tingkat (level) pembangunan. Hal ini dikembangkan dengan mempertimbangkan pada kelebihan dari masing-masing pandangan yang dikemukakan oleh ketiga tokoh di atas. Keempat level pembangunan sosial itu adalah: 1. Pembangunan di level individu dan keluarga (level mikro), biasanya lebih mengarah pada fungsi rehabilitatif dan remedial di mana fokus penanganan pada individu ataupun keluarga yang bermasalah. Misalnya, penanganan anak-anak korban kekerasan ataupun penyalahgunaan NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya). Pelaksana dan penggagas dari penanganan masalah sosial secara rehabilitatif ini bisa dilakukan oleh individu (tokoh) yang menonjol di suatu masyarakat ataupun sekelompok individu yang saling bergabung dan mengupayakan usaha kesejahteraan sosial yang sering kali bersifat remedial atau- pun rehabilitatif. Jadi, di sini usaha kesejahteraan sosial yang dilakukan sebut bisa berasal dari organisas! non- kan pada intervensi terhadap in kelompok kecil yang berada di masyarakat te! pemerintah yang memfokus! individu dan keluarga ataupw Dipindai dengan CamScanner 5g _Intervenst Komunitas dan Pengembangan Masyarakat di lingkungan tersebut. Akan tetapi, bisa juga berasa| dari individu-individu di masyarakat tersebut yang secara bersama-sama membentuk organisasi sosial guna menanganj permasalahan di tingkat mikro yang ada di masyarakatnya, Pembangunan di level organisasi dan komunitas (level mezzo). Pembangunan pada level ini lebih mengarah pada program yang bersifat kreatif, proaktif, dan preventif yang biasanya dilakukan melalui intervensi komunitas, seperti pengembangan masyarakat (community development), pendekatan layanan masyarakat (community services approach), perencanaan komunitas (community planning), pendidikan masyarakat (community education), pemasaran sosial (social marketing), serta administrasi dan manajemen (administration and management) pada berbagai jenis organisasi layanan masyarakat (human service organizations) . Pembangunan di level organisasional bisa mengarah pada peran sebagai entrepreneur, yaitu peran pelaku perubahan dalam menyediakan beberapa bentuk layanan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada masyarakat dunia kesatu, penyediaan layanan ini dikaitkan juga dengan biaya yang harus dibayar masyarakat untuk men- oe ini. Misalnya, suatu Organisasi Pelayana (bey Gwe see jasa layanan Tempat Penitipan Anak di Tempat Penitipan rane Ying akan menitipkan, aes tertentu untuk mendapathan Ince ‘aie memibeysr Pe ‘ayanan tersebut. Tidak jarang dalam memberik: an lay yang beradarelain yanan tersebut, beberapa day-care (TPA) yang berbeda, layanan sehing, yang cocok den, erdekatan gan keuangan Dipindai dengan CamScanner Bab 2: Kesejahteraan Sosial, Pembangunan Sosial 59 konsekuensi logis yang muncul adalah timbulnya persaingan pasar untuk meraih klien. Hal ini tentunya berbeda dengan diskursus komunitas (community discourse) yang lebih terkait dengan pendekatan pengembangan masyarakat, di mana penekanan peran lebih pada peran mempercepat perubahan di komunitas (community enabler) aspek partisipasi dan pengambilan keputusan secara demokratis menempati peran yang sentral dalam diskursus komunitas. Salah satu contoh dalam pendekatan ini adalah di mana komunitas di tingkat lokal di Bangalore, salah satu kota di India, memutuskan untuk membangun taman pada suatu areal kosong yang kurang terpelihara. Taman seperti gambar di bawah ini (Gambar 2.1) merupakan inisiatif dari citizen neighbourhood (perkumpulan warga di tingkat kelurahan), sedangkan untuk pembangunan dan pendanaan, pihak citizen neighbourhood bekerja sama dengan pihak donor dari lembaga pemerintah dan swasta. Taman ini menjadi salah satu paru-paru areal tersebut dan relatif dipadati Pengunjung pada sore hari, baik oleh mereka yang ingin berolahraga, bermain, maupun bersantai_ber- sama keluarga. Sementara itu, untuk biaya pe- ngelolaan taman itu, para pengun- Jung dikenakan biaya masuk se- besar —kurang GAMBAR 2.1. Taman dan Tempat Bermain Hasil Partisipasi Warga Masyarakat Le b i bh — (Sumber: Dokumentasi Pribodi) Dipindai dengan CamScanner svensi Komunitas dan Pengembangan Masyarakat 60 Inter Rp500,00. Dari hasil pemasukan ini dan sumbangan », , 1 donatorlah, taman ini tetap berdiri dan dapat dimanteat, oleh masyarakat sekitar. Hal yang menarik di sini adalah partisipasi masyarakar ¢; daerah tersebut telah menghasilkan suatu taman yang dapa dirasakan manfaatnya oleh warga seperti terlihat pad; Gambar 2.1. 3. Pembangunan di tingkat provinsi, regional, antardaerah, ataupun nasional (level makro), merupakan pembangunan pada level normatif di mana agen perubahan berusaha melibatkan diri pada upaya perencanaan dan pembuatan kebijakan sosial. Pembangunan sosial pada level ini antare lain lebih diarahkan pada bagaimana seorang pakar kese- jahteraan sosial berusaha memengaruhi proses pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan di level yang lebih makro dari komunitas lokal sehingga warna proses peren- canaan dan pembuatan kebijakan yang dilahirkan tidak bersifat instruktif, sentralistik, dan otoriter. Akan tetapi, lebih mengerahkan pada pembuatan kebijakan yang lebih memerhatikan unsur partisipasi publik, desentralistik, dan demokratis. a haya pengembangan pemerintahan yang bets!" nggung jawab (good governance) serta pengembang” warga yang bai yang baik dan bertanggung jawab (good citizenship) PU” perlu menday ; rnya juga dan adanya usaha 'ya juga menuntut adanya transparans! saling : ki (rtd lationship) oe emereaya dan sling melenskoy p) antara pi untuk menjalankan rev pihak yang diberi tanggung i" Oda pemerintahan beserta jaja" birokrasi, asinya se rea “nsur-unsur masyarakat yang rerka! Dipindai dengan CamScanner Bab 2: Kesejahteraan Sosial, Pembangunan Sosial 61 dengan proses pembangunan tersebut. Pembuatan kebijakan pada tingkat provinsi, regional, dan nasional haruslah juga memerhatikan unsur ini sehingga tidak memunculkan kebijakan-kebijakan yang kaku yang hanya menempatkan masyarakat banyak sebagai objek dari pembangunan itu sendiri. Sebagai contoh, bila pada bagian intervensi (pem- bangunan) di tingkat komunitas di atas, (lihat uraian di atas, tentang taman yang dibangun atas perencanaan warga di Bangalore) pembangunan taman tadi merupakan inisiatif warga. Dalam kaitannya dengan kebijakan di negara yang berkembang (developed countries), seperti Australia, kebijakan lingkungan di tingkat negara bagian mereka sudah mengarah pada penyediaan fasilitas sosial dalam bentuk taman yang dikelola oleh pemerintah kota sehingga taman menjadi fasilitas publik yang harus disediakan oleh pemerintah kota. kota ini dapat diakses (dikun- Taman-taman di tingkat ut bayaran. Kesadaran akan jungi) warga tanpa perlu dipung' . pentingnya lingkungan yang asri dan taman sebagai paru- paru kota dan sarana rekreasional ini, diwajudkan dalam kebijakan operasional dalam bentuk taman-taman kota yang asri dan dikelola oleh pemerintah kota. Hal ini tentu saja_dimungkinkan gpa 2.2. Tamon bukan saja karen@ yinjatur Perkompungon adanya teknologi dan gages keuangan yang men- dukung, tetapi jug@ karena adanya visi pada pembuat ke- bijakan di tingkat negara bagian dan kota akan pentingny2 ( Kota dengan Tradisional Dipindai dengan CamScanner 62 _Intervensi Komunitas dan Pengembangan Masyarakat keberadaan taman sebagai paru-paru kota serta sarang rekreasional yang gratis dan menyenangkan di mang masyarakat dapat melakukan kegiatan yang santai bersama aserta teman mereka. Taman-taman ini biasanya jug, | keluarg: tertata rapi dan berada di sudut yang strategis serta sudah direncanakan secara saksama. Salah satu taman yang dapat dimanfaatkan warga antara lain taman pada Gambar 2.2., yang menjadi tempat rekreasional dan menghirup udara segar warga masya- rakat. Taman yang indah tidak saja bermanfaat bagi warge sekitar, tetapi juga bagi para turis, baik turis domestik maupun turis mancanegara. Berbagai model intervensi yang terkait dalam proses intervensi sosial di level makro antara lain melalui: proses perencanaan sosial, pembuatan kebijakan sosial, perundang- undangan sosial, serta pemasaran sosial dapat diterapkan untuk memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat dalam arti luas ini. Seperti contoh di atas, kebijakan di tingkat kota untuk menyediakan “paru-paru” kota yang dapat dan mah Wakes oleh masyarakat menjadi bagian yang tidak i ‘ ‘an dalam pembangunan kota di berbagai nega!* yang sudah berkembang (developed countries). 4. Pembangunan di ti i desiraye mani pee internasional (level global), p24 (change agent) dalam cen Pde Peran agen perubahat antarnegara. Misaling nen SerUhi Kebijakan di tingket sipasi masyaraker aoe ola #Benda pengembangan patti (good and clean ee " Pemerintahan yang baik dan bersih otganisasi pene gener)» Baik pelaku perubahan pad# keduanya cease dan organisasi non rintab, aktif terlibat dalam b. Rems) erbagai pertemua” Dipindai dengan CamScanner Bab 2: Kesejahteraan Sosial, Pembangunan Sosial 63 dan studi perbandingan antarnegara. Masing-masing agen perubahan tidak hanya berusaha untuk dapat memengaruhi kebijakan di tingkat nasional, tetapi juga memengaruhi perubahan di tingkat internasional. Dalam kaitannya dengan pembangunan sosial di tingkat internasional, negara-negara berkembang seperti Indonesia pada dasarnya lebih berperan sebagai penerima dibanding- kan dengan negara-negara yang relatif sudah maju di bidang ekonominya karena mereka biasanya juga menjadi negara donor. Negara-negara pendonor ini sering kali lebih memainkan peranan dalam pembangunan sosial di tingkat internasional. Tidak jarang mereka (negara pendonor) pula yang menentukan kriteria keberhasilan suatu program. Suara-suara dari negara-negara industri cenderung lebih keras dan didengarkan dalam pertemuan-petemuan di tingkat internasional, sedangkan negara-negara yang masih relatif sedang berkembang tampaknya belum dapat memberikan pengaruh yang sangat berarti dalam proses pengambilan keputusan. ; Untuk dapat memperbaiki kondisi pada berbagal negara yang belum berkembang serta negara yang sedang berkembang, proses negosiasi dengan berbagai lembaga donor di tingkat global memainkan peranan yang —- penting. Proses negosiasi yang panjang, tidak jarang Bae terjadi bila terdapat perbedaan pandangan ant ca Pemerintah dan lembaga swaday@ masyarakat ae lembaga donor tersebut. Sementara itu, untuk program fae terkait dengan program yang menjadi priori eka donor, proses negosiasi ini akan menjadi relatl a ‘kuti Akan tetapi, dalam hal ini kita akan lebih banyak e kebijakan dari lembaga donor tersebut. Hal yan Dipindai dengan CamScanner , 64 _Intervensi Komunitas dan Pengembangan Masyarakat kalau kita mengajukan proposal yang berbeda dengan prioritas lembaga donor, diperlukan upaya negosiasi day meyakinkan lembaga donor yang lebih intensif agar merely dapat memahami bahwa program yang akan kita kembangkan benar-benar merupakan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Terkait dengan pemikiran bahwa pendekatan pembangunan ] sebagai koreksi terhadap kecenderungan kus pada sektor ekonomi dan fisik saja kasus yang menunjukkan “kegagalan” Jam meningkatkan kesejahte- hwa proses pembangunan sosial muncu pembangunan yang berfol serta terjadinya berbagai pendekatan ekonomi dan fisik dal raan masyarakat. Hal itu tidak berarti bal sosial akan meninggalkan proses pembangunan ekonomi dan pembangunan fisik. Justru upaya pembangunan sosial, baik secara langsung maupun tidak langsung, haruslah tetap memerhatikan dan melibatkan aspek pembangunan fisik dan ekonomi. Misalnya untuk mengembangkan pola hidup sehat pada masyarakat, sekurang-kurangnya harus tersedia sarana dan prasarana yang terkait dengan aspek fisik, seperti penyediaan air bersih, salura? pembuangan, tempat-tempat sampah yang mema: MCK (Mandi Cuci Kakus), perangkat pembersih yan: dengan personal hygiene (seperti sabun, odol, dan handuk), sert@ perumahan yang memadai. Meskipun demikian, pengembanga” fasilitas fisik tanpa disertai upaya memasyarakatkan pola hidup sehat, tidaklah berarti sama sekali bagi masyarakat sehingg* tidak jarang dapat kita jumpai beberapa MCK yang berada di daerah kumuh yang pada akhirnya terbengkalai tidak digunaka? oleh masyarakat karena tidak disertai proses penyadaran ter hadap pentingnya menggunakan fasilitas MCK yang sehat. dai, fasilitas g terkait : Intervensi yang dilakukan dalam kaitannya dengan pe™ angunan sosial pada contoh di atas, antara lain merup® a Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai